Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2020/2021


DI GEREJAH KEMAH INJIL INDONESIA KLASIS GRIME NAWA
JAYAPUYA

Diserahkan Kepada:

Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara


Untuk Melengkapi Persyaratan Penyelesaian Praktik
Pengalaman Lapangan Satu Semester

Disusun oleh:

BERNABAS MAKALMAI
NIM: 161704. S1. TEO

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KANAAN NUSANTARA


UNGARAN
2021
HALAMAN TIM PLL 1 SEMESTER

Mahasiswa yang ditugaskan dalam Praktik Pengalaman Lapangan satu

Semester Pada Semester Gasal Tahun Akademik 2020-2021 adalah:

No Nama Jenis Kelamin Prodi Tempat PPL Dosen DPL


. (L/P)
1 Friskila Hartono P TEO/VII GKII Efata Doyo
Lama Sentani Eryani Mendrofa, M.Th
Jayapura
2 Befly Harly Dompas L TEO/VII GKII Efata Doyo
Lama Sentani Julian Frank Rouw, M.Th
Jayapura
3 Bernabas Makalmai L TEO/VII Klasis Grime Nawa
GKII Efata Doyo Sugiono, M.Th
Lama Sentani
Jayapura dan di
4 Yeryanto Nobrihas L TEO/VII GKII Golgota
Bambar Sentani Julian Frank Rouw, M.Th
Jayapura
5 Destriani Mendrofa P TEO/VII GKII Gilgal
Dekening Klaisu Sumiyati, M.Th
Grime Nawa
6 Kharisda Mueleni P TEO/VII GKII Kalvari Iwon Sumiyati, M.Th
Waruwu Grime Nawa

Ungaran,
Waka III Bid. Kemahasiswaan STTKN

Sugiono, M.Th
NIDN:2311118501
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan Satu Semester di GKII Klasis Grime

Nawa disetujui dan diketahui oleh Ketua Klasis Grime Nawa dan Dosen pembimbing

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara.

Dengan selesainya pembuatan laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

ini, Mahasiswa yang bernama Bernabas Makalmai, yang telah dinyatakan

menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dimulai sejak 10 Juli

2020 sampai dengan berakhirnya 11 januari 2021.

Ungaran, Januari 2021

Mengetahui,

Mahasiswa

Bernabas Makalmai
NIM: 161704

Dosen Pembimbing PPL

Sugiono, M.Th
NIDN: 2311118501
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2020-2021 DI GEREJA KEMAH
INJIL INDONESIA KLASIS GRIME NAWA

Disusun oleh:

Bernabas Makalmai
NIM: 161704. S1 TEO

Dinyatakan Diterima dan Disahkan Oleh WAKA III Bidang Kemahasiswaan


Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Ungaran, Januari 2021


Mengesahkan:
WAKA III Bidang Kemahasiswaan STTKN

Sugiono, M.Th
NIDN: 2311118501
KATA PENGANTAR

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang mempunyai hidup dan

pelayanan. Penulis sangat bersyukur atas penyertaan Tuhan dan perkenananNya saja

penulis dapat menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan baik, di

samping itu penulis juga dapat mebukukan semua kegiatan yang ada dalam bentuk

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan satu Semester sebagai bagian dari salah satu

kritria penilaain dalam masa PPL.

Secara khusus Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada

Dosen Pembimbing PPL Bapak Sugiono, M.Th, yang senantiasa meluangkan waktu

untuk mengontrol dan membimbing penulis dalam PPL serta penyusunan laporan

PPL, walaupun secara daring namun beliau tetap antusias dan bersemangat. Selain itu

penulis juga berterima kasih kepada dosen-doesn yang telah memberi pembekalan

dan nasihat. Penulis juga sangat berterima kasih kepada Pdt. Otniel Kaway, M.Th,

selaku ketua Klasis Grime Nawa Gereja Kemah Injil Indonesia Sinode Satu Papua

dan Gembala Sidang Gereja Kemah Injil Indonesia Efata Doyo Lama yang senantiasa

setia membekali penulis dengan berbagai nasihat-nasihat praktis juga sekolah

pelayanan selama masa praktek yang ada. Besar harapan penulis kiranya laporan PPL

ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Tuhan Yesus Memberkati.

Ungaran, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan bagian yang sangat

penting dan tidak dapat dipisahkan dari seluruh rangkaian pembelajaran yang

diterima oleh seorang mahasiswa selama ia berada di kampus. Orientasi dari PPL

ialah menghendaki agar setiap pembelajaran teoritis di ruang belajar dapat didaya

gunakan di ruang kehidupan di mana seorang mahasiswa hadir dan menyelesaikan

masa PPLnya. Dengan demikian akan terjadi integrasi antara teori dan praktik yang

tentunya akan semakin memperlengkapi dan memperkaya seorang mahasiswa dalam

mempersiapkan dirinya menghadapi sekolah kehidupan sebenarnya seusai ia

menyelesaikan studinya.

Secara khusus bagi seorang mahasiswa teologi, hal ini sangat menentukan

arah pelayanan serta untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang ia miliki dan

kompetensi mana saja yang dapat menjadi fokusnya dalam melayani nantiya.

Berbicara tentang mahasiswa teologi maka tentunya tidak dapat lepas dari lingkungan

gereja. Gereja dan Sekolah Tinggi Teologi (STT) merupakan mitra, selain itu

merupakan sarana yang dipakai Allah untuk mempersiapkan dan memperlengkapi

pekerja guna menuai dan memultiplikasi.

Gereja merupakan sebuah organisasi. Namun, di sisi lain gereja juga

merupakan organisme. Organisasi berbicara tentang keberadaan gereja yang terus

hidup, bertumuh dan berbuah. Sedangkan organisme berbicara tentang manusia


(person) atau pribadi. Dalam menumbuh kembangkan gereja, setiap pribadi yang ada

dalam gereja berperan untuk menyiram, memupuk, dan memelihara sehingga dapat

bertumbuh secara optimal. Pertumbuhan gereja tidak terjadi dengan sendirinya tetapi

diupayakan dengan proses pertumbuhan terarah yang perlu dipikirkan dan diorganisir

oleh setiap warga gereja dalam sebuah organisasi gereja, dalam hal inilah STT

berperan aktif. Gereja merekrut pekerja dan STT merelngkapi serta mengutus.

Cakupan wilayah pelayanan penulis melingkupi dua klasis yaitu Klasis

Dafonsor dimana terdapat GKII Efata Doyo Lama sebagai Home Base dan Klasis

Grime Nawa yang terdiri dari 4 Jemaat mandiri dan 3 Pos PI. 4 Jemaat mandiri yaitu

GKII Getsemani Suna, GKII Gilgal Dekening, GKII Kalvari Iwon, GKII Sinagoge

SP V. 3 Pos PI yaitu GKII Anugerah Skori, GKII Sardis Genyem Kota dan GKII

Kristus Raja SP II. Bidang pelayanan penulis pada Klasis Dafonsor lebih mengacu

pada pelayanan kategorial dan administrasi sedangkan di Klasis Grime Nawa lebih

mengacu pada bidang administrasi (sekretaris klasis).


A. Latar Belakang

Pentingnya penyeimbangan antara teori dan praktik. Teori merupakan alat

untuk mengorganisasikan pemahaman kita mengenai dunia, khususnya dalam

memimpin jemaat. Dengan berbagai teori kita mampu untuk menemukan pola dan

merumuskan hubungan antara setiap teori yang kita terima. Teori menjadi suatu pola

dan panduan bagi kita untuk bisa menginterpretasi, menjelaskan dan memahami

kopleksitas dan hubungan manusia dari berbagai peristiwa yang terjadi.

Praktik Kerja Lapangan menjadi media pengaplikasian dari teori yang

diperoleh dan dari materi yang di terima dalam kuliah dan melaksanakan ke tempat

kerja. Praktik tidak terlepas dari teori, dalam teori setiap pembelajaran yang kita

terima akan dipraktekkan di dunia lapangan kerja.

1. Pentingnya penyeimbangan antara teori dan praktik

Teori merupakan alat untuk mengorganisasikan

pemahaman kira mengenai dunia, khususnya dalam dunia pendidikan.

Hal tersebut kita dapat memahaminya pendidikan, namun dalam

bentuk tulisan, lisan dan informasi yang telah tersusun dan tersintesis.

Dengan teori-teori, kita mampu untuk menemukan pola dan

merumuskan hubungan antara setiap teori yang kita terima. Teori

menjadi memahami kompleksitas dari hubungan manusia dengan

berbagai peristiwa yang terjadi.


Praktik Kerja Lapangan menjadi media pengaplikasian dari

teori yang diperoleh dari materi yang di terima dalam kuliah dan

melaksanakan ke tempat kerja. Praktek tidak terlepas dari teori, dalam

teori setiap pembelajaran yang kita terima akan dipraktekkan di dunia

lapangan.

2. PPL Menjadi Media untuk Pencapaian Kompetensi

a. Kompetensi Biblikal

Dalam kompetemsi Biblikal ada tiga kemampuan yang

harus dimiliki oleh praktikan, yaitu yang pertama kemampuan

untuk mengobservasi Alkitab, kedua kemampuan untuk

menafsirkan Alkitab secara literal, kontekstual gramatikal,

historical, dan teologikal, dan ketiga kemampuan untuk

menerapkan prinsip Alkitab kedalam konteks kehidupan masa kini.

b. Kompetensi pengembalaan

Dalam kompetensi pengembalaan ada enam

kemampuan yang harus dimiliki seorang praktikan, yaitu; pertama,

kemampuan untuk menyampaikan khotbah dengan baik dan benar;

kedua, kemampuan untuk melakukan bimbingan konseling jemaat;

ketika, kemampuan untuk melakukan kunjungan jemaat secara

konstuktif; keempat, kemampuan untuk mengorganisir pelayanan

diakonia, koinonia, dan marturia; kelima, kemampuan untuk


menginjili dan memuridkan; dan yang keenam, kemampuan untuk

menjalankan managemen organisasi dan keuangan.


B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan

1. Salah satu syarat untuk memenuhi tugas PPL

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu

kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk mencapai gelar

serjana kependetaan.

Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan adalah meningkatkan

dan memperdalam keterampilan mahasiswa yang terkait dengan praktik

Pastoral dan Gereja.

2. Membentuk calon pemimpin jemaat professional

Membentuk pemimpin jemaat, baik yang berkenaan dengan

latihan memberitakan Firman Tuhan di Gereja, pengelolaan administrasi

Gereja maupun dalam memecahkan persoalan Gereja melalui pengalaman

mahasiswa di lapangan dapat juga membekali mahasiswa menjadi

pemimpin yang professional.

C. Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan

1. Bagi Mahasiswa

a. Memperdalam pemahaman mahasiswa tentang proses pelayanan di

Gereja dengan segala permasalahannya.


b. Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa tentang proses

pelayanan, pembelajaran, dan kegiatanadministrasi di Gereja.

2. Bagi Gereja

a. Memperoleh kesempatan untuk berperan serta menyiapkan dan

membentuk calon hamba Tuhan dan calon tenaga pelayanan yang

kompeten.

b. Memperoleh bantuan tenaga, ilmu dan pemikiran untuk

pengembangan Gereja.

3. Bagi STT Kanaan Nusantara

a. Memperoleh umpan balik (feed back) dari pengalaman mahasiswa

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1 semester terhadap

perkembangan kependidikan di lapangan bagi penyesuaian dan

pengembangan program akademik STT Kanaan Nusantara Prodi

Teologi dan PAK.

b. Meningkatkan kerjasama dengan gereja latihan untuk pengembangan

Tri Dharma Perguruan Tinggi.


BAB II

OBSEVASI LINGKUNGAN GEREJA

A. Deskripsi Umum Klasis

Dalam penulisan latar belakang Klasis Persiapan Grime Nawa Jayapura,

penulis akan memaparkan tentang sejarah dan berdirinya Klasis Persiapan Grime

Nawa Jayapura, serta perkembangan gereja yang terjadi sampai saat ini.

1. Sejarah Berdirinya Klasis Grime Nawa

Berbicara tentang Klasis persiapan Grime Nawa sudah dimulai dan

dideklarasikan pada tahun 2003 oleh Ketua Daerah Dafonsoro Pdt.

Onesimus Damimetouw, S. Th menunjuk Pdt. Jhoni Marweri, MA dan

dilanjutkan oleh Ketua Klasis Dafonsoro periode 2006-2011 Pdt. Orgenes

Kaway, S. Th Pdt. Jhoni Marweri, MA melanjutkan. Pada akhir masa

jabatan Pdt. Orgenes Kaway, S. Th Klasis Persiapan Grime Nawa

direkomendasikan ke Wilayah I Papua dan pada tahun 2011 konperensi

wilayah I Papua di Klasis Kepala Burung Sorong pada bidang organisasi

telah memutuskan bahwa Klasis Persiapan Grime Nawa diterima dan akan

di definitifkan pada raker I Sinode I Papua di Biak tahun 2012. Keputusan

Rakerwil II Papua di Biak terjadi perubahan karena ada dualisme

kepemimpinan akhirnya Rakerwil di Biak menunjuk Klasis Dafonsoro atas


mandat Rakerwil ((BPW) untuk kembali melengkapi hal-hal yang masih

belum lengkap. dibawa kepemimpinan Ketua Klasis Dafonsoro Pdt. Jemmi

Felle, M. Th dan melaporkan pada Rakerwil III.

BPK Dafonsoro bertanggungjawab untuk mengurus ulang tentang

kepengurusan yang baru dan secara berkesinambungan melaporkan kepada

Sinode tentang perkembangan Klasis persiapan. Ketua Klasis Dafonsoro

menunjuk ketua Klasis persiapan Kedua Ev. Yulianus Yaung dan belum

memberikan hal-hal yang menjadi acuan dalam melihat kemajuan (tidak

berjalan dengan baik). Selanjutnya menunjuk Ev. Yusuf Iwanembut, S.

PAK statusnya sebagai kordinator artinya mengalami kemunduran yang

sangat signifikan sampai masuk Konferensi Klasis Dafonsoro 2016

keputusan organisasi memutuskan bahwa status klasis persiapan Grime

Nawa dikembalikan bergabung dengan Dafonsoro dengan catatan BPK

menyurat ke Sinode untuk mengembalikan Klasis Persiapan Grime Nawa

ke Klasis Dafonsoro.

Pada Raker I Klasis Dafonsoro tahun 2017 di jemaat Efata Doyo

Lama, ketua Klasis Dafonsoro menyampaikan bahwa masa kerjanya dalam

mempersiapkan Klasis persiapan Grime Nawa sudah berakhir/lewat dari

waktu yang ditentukan oleh Sinode dan memberikan rekomendasi secara

langsung kepada ketua Sinode dan anggota komisi organisasi agar

membentuk Badan Pengurus Klasis Persiapan Grime Nawa dan

komposisinya mulai dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara didoakan oleh

Ketua Sinode I Papua pada Raker I Klasis Dafonsoro di jemaat Efata Doyo
Lama Sentani, antara lain: Ketua Pdt. Otniel Kaway, M. Th, Sekretaris Pdt.

Agus B. Felle dan Bendahara Kostantina Waricu. Badan Pengurus Harian

Klasis Persiapan Grime Nawa didoakan pada Raker I Dafonsoro oleh Ketua

Sinode I Papua.

Dengan komposis kepengurusan yang ada, BPK terus bekerja dengan

giatnya berdasarkan pengamatan penulisa dan wawancara langsung dengan

ketua klasis bahwa ia memulai pelayanan ini dengan membangun

mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan berbagai evaluasi yang

dibarengi dengan doa. Hasilnya, sejarah mencatat perkembangan klasis

untuk menjadi klasis defenitip sudang diambang pintu. Pada Rapat Kerja IV

Sinode Satu Papua di GKII Bethesda Abepura Jayapura diputuskan Pdt.

Petrus Bonyadone,M.Th selaku ketua sinode bahwa “Klasis Persiapan

Grime Nawa bukan lagi klasis persiapan melainkan sudah menjadi klasis

mandiri”. Pada rapat kerja itu juga diputuskan bahwa sinode 1 menerima

dan mengakomodir Klasis Persiapan Grime Nawa sebagai klasis defenitip

tahun 2021 lewat komisi organisasi dan akan disampaikan pada Rapat Kerja

Nasional GKII tahun depan, dengan demikian Klasis Grime Nawa saat ini

tinggal menunggu pengetukan palu sebagai tanda pengesahannya sebagai

klasis defenitip.

2. Adapun Visi, Misi, dan Tujuan dari pada Klasis Persiapan Grime Nawa

Gereja Kemah Injil Indonesia Jayapura yaitu:

a. Visi :
GKII KLASIS GRIME-NAWA BANGKT.

b. MISI :

GKII KLASIS GRIME NAWA BANGKIT DALAM DOA, IMAN

DAN KASIH MENUJU KEMANDIRIAN.

c. Tujuan :

GKII KLASIS GRIME-NAWA MENUJU DEVENITIF 2021.

B. Observasi Program dan Denominasi

1. Denominasi

Geraj Kemah Injil Indonesia merupakan denominasi memiliki sitem

pemerintahan presbiterian sinodal dimana kepenuhan dalam kesatuan. Tiap-tiap

jemaat yang dipimpin oleh majelis jemaat mempunyai kemandirian penuh, tetapi

pada saat yang sama tiap-tiap jemaat yang ada berada dalam kesatuan dengan jemaat

lain dalam satu sinode sebagai wujud nayta berjalan bersama para presbiter dalam

memimpin gereja yang Tuhan percayakan kepada mereka. Hal ini mempunyai

implikasi positif bahwa jemaat mempunyai otonomi atau kemandirian tetapi terbatas,

yang membatasinya ialah sinode. Sebaliknya sinode mempunyai kekuasaan tetapi

terbatas, yang membatasinya ialah jemaat-jemaat. Dalam system Presbiterial Sinodal

semua keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama bukan berdasarkan

wewenang yang ada pada satu pihak. Klasis Grime Nawa merupakan bagian dari
denominasi Gereja Kemah Injil Indonesia wilayah I Sinode Papua sehingga ia juga

mengadopsi system yang sama.

2. Kegiatan Klasis

Kegiatan yang dilaksanakan Klasis Grime Nawa adalah sesuai dengan

kebutuhan pelayanan yang ada dilapangan, tidak ada jadwal tetap dalam

pelayanan sebab berbicara tentang klasis maka orintasi utanya lebih mengacu

pada organisasi meski tedak terlepas dari pelayanan jemaat. Karena berbicara

klasis maka tidak berbicara tentang satu gereja/jemaat lokal saja. Secara

prinsip berdasarkan rapat kerja IV Klasis Grime Nawa maka kegiatan yang

menjadi agenda khsus klasis yang dieksekusi oleh BPK ialah dalah hal

upacara gerejawi seperti penyerahan anak, baptisan, perjamuan dan

pernikahan kudus (dikarenakan pada umumnya gembala jemaat adalah

gembala muda dam belum berjabatan Pendeta sehingga BPK harus

mengambil alih pelayanan yang ada). Selain itu BPK juga sedang

mengadakan surver pada 6 titik baru lokasi pos PI. BPK juga sedang

mengurus tanah untuk lokasi kantor klasis dan juga pembangunan kantor

klasis serta fasilitas penunjang pelayanan. BPK juga giat mengadakan

evaluasi pelayanan per triwulan serta memberdayakan setiap komisi yang ada

di klasis untuk membentuk dan menghidupkan seksi-seksi kategorial pada

setiap gereja lokal. Salah satu contoh ibadah seksi yang menjadi kegiatan rutin

yaitu, sebagai berikut:

NO Kegiatan Hari Waktu Pelayan


1 Ibadah Perkawan Senin 15:00-17:00 WIT Majelis dan Mahasiswa

2 Ibadah Pemuda Selasa 16:00-18:00 WIT Mahasiswa Praktek

3 Ibadah Perkarya Rabu 17:00-19:00 WIT Majelis dan Mahasiswa

4 Ibadah Tunas SM Kamis 15:00-17:00 WIT Majelis dan Mahasiswa

5 Ibadah Keluarga Jumat !7:00-19:00 WIT Majelis dan Mahasiswa

6 Doa Pelayanan Sabtu 05:00-07:00 WIT Majelis dan Mahasiswa

7 Ibadah Raya Minggu 09:00-11:00 WIT Majelis dan Mahasiswa

8 Ibadah SM Minggu Pertengahan Ibadah Raya Majelis dan Mahasiswa

9 Safari Natal Selasa 22 Desember 2020 Mahasiswa dan Majelis

**) Kegiatan ibadah katrgorial GKII Efata Doyo Lama satu pekan.

Kagiatan pelayanan klasis sesuai uraian di atas memiliki jangkauan wilayah

pelayanan yang cukup luas di Kabupaten Jayapura, terdiri dari 3 Distrik, yaitu Distrik

Kentuk, Gresi Selatan dan Distrik Nimboran. Dalam pelayanannya Klaisis Grime-

Nawa membawahi 7 Jemaat yang terdiri dari 4 Jemaat Mandiri dan 3 Pos PI, dan 1

Jemaat sebaia Homebase. Jemaat-jemaat tersebut sebagai berikut :

1. GKII Pos PI Anugerah – Sekori, Disrtik Kentuk.

2. GKII Getsemani – Suna, Distrik Gresi Selatan.

3. GKII Gilgal – Klaisu, Distrik Gresi Selatan.

4. GKII Pos PI Sardis – Genyem, Distrik Nimboran.

5. GKII Pos PI Kristus Raja – Sp 2, Distrik Gresi Selatan

6. GKII Kalvari – Iwon, Distrik Gresi Selatan.


7. GKII Sinagoge – Sp 5, Distrik Gresi Selatan.

8. GKII Eefata – Doyo Lama, Distrik Waibu (Sebagai Homebase).

3. Sarana Prasarana Klasis

Klasis Grime Nawa memiliki aset berupa sarana dan pera sarana yang cukup

memadai. Sarana dan prasaran itu ilaah setiap tanah dan rumah ibadah beserta

vasilitas penunjang pelayanan di 4 Jemaat mandiri dan 3 Pos PI serta 1 jemaat

homebase. Selain itu klasis juga memiliki tanah klasis berukuran 2 hektar (saat ini

sedang diurus proses balik nama dan pelepasan tanah oleh perintah kampong).

Untuk alat transportasi, Klasis Grime-Nawa mempunyai 2 Unit kendaraan

roda 2 (Sepeda Motor Honda CRF 150) dan 1 unit kendaraan roda 4 (Toyota Innova)

yang digunakan pada saat pelayanan lapangan dan kegiatan-kegiatan yang

menyangkut tingkat Klasis.

4. Kekuatan dan Kelemahan Klasis Grime Nawa

Berbicara tetang organisasi tentunya tidak terlepas dari unsur kuat dan lemah.

Ini merpakan bagian yang cukup penting juga, sebab dengan demikian akan kelihatan

kekhususan tindakan pelayanan yang evektif dan evisien dalam melihat dan

menanggapi realita situasi pelayanan yang dihadapi seorang pelayan Tuhan di

lapangan.
a. Kekuatan

Kekuatan dari Klasis grime nama terlihat dari dua aspek utama yaitu Figur

pemimpin dan akomodasi atau Fasilitas transportasi. Figur pemimpin menjadi

kekuatan utama dari klasis Grime nama hal ini ditokohkan oleh Pdt. Otniel Kaway,

M.Th sebagai ketua klasis dan Pdt. Agus B. Felle sebagai Sekretaris klasis. Moto

pelayanan yang mereka miliki ialah “Melayani dan bekeja dengan tangan sendiri”, ini

terinspirasi dari konsep pelayanan rasul Paulus. Dua tokoh ini menjadi sumbu utama

perkembangan pelayanan di klasis Grime Nawa. Jarak mereka yang cukup jauh dari

lokasi pelayanan tik membuat semangat ereka surut untuk hadir dan ada di lapangan

setiap dibutuhkan dan mengadakan survei-survei dalam pengenbangan klasis yang

ada. Belum lagi dengan kesibukan masing-masing mereka sebagai gembala di jemaat

mereka. Namun, komitmen dalam melihat pekerjaan Tuhan di tanah Grime dan Nawa

yang sudah ditinggalkan bahkan dilupakan serta diabaikan oleh banyak hamba Tuhan

lain itu diambil mereka. Mereka berkerja dengan dedikasi dan cinta istilah yang

sering mereka pakai ialah “bayi, klasis ini seumpama upaya membesarkaan seorang

bayi” maka kita butuh hati yang penuh dengan cinta dan belaskasihan serta perhatian

penuh. Hasilnya pada tahun 2021 nanti klasis Grime Nawa akan didefenitipkan.

Lewat dua tokoh ini, saat ini setiap jemaat sudah memiliki gembala yang berlatar

belakang teologi serta punya komitmen pelayanan yang kuat. Merka adalah

mahasiswa yang menamat di STT Kanaan Nusantara. Pdt. Otniel juga sedang

membangun dan mempersiapkan SDM bagi pelayanan ini dengan menyekolahkan 5


anak ke STT Kanaan Nusantara untuk menempuh sekolah teologi yang merupakan

putra dan putri negeri Papua.

Kekuatan figur pemimpin ini sekali lagi muncul dalam tindakan Pdt. Otniel

untuk melepaskan jemaatnya dari klasis induk untuk bergabung dengan klasis Grime

Nawa sebagai upaya dukungan penuh jemaat yang nota banenaya sebagai homebase

Grime Nawa. Meskipun saat di forum raker IV klasis Dafonsoro sempat mendapat

penolakan dan berdebatan yang panjang sosok Pdt. Otniel tetap menyatakan

dukungan penuh bagi Grime Nawa dalam komisi organisasi dan akhirnya diakomodir

oleh komisi.

Kekuatan berikut ialah akomodasi atau fasilitas transportasi penunjang

pelayanan yang cukup menunjang pelayanan. Dengan dua kendaraan roda dua yaitu

motor CRF 150 CC, cukup bagi mereka untuk berpacu dengan medan yang

menakutkan bagi sebagian orang namun menyenangkan bagi mereka. Tersedia juga

satu unit mobil Toyota inova semakin menunjang mereka jika situasi tidak

bersahabat, menggunakan mobil merupakan solusi yang baik. Selain itu Pdt. Otniel

secara pribadi juga memnggunakan seluruh fasilitas yang ia miliki seperti sound

system, 2 mobil pick up, satu mobil truck dan satu mobil Toyota avansa untuk

mendukung penuh kebutuhan pelayaan di Klasis Grime Nawa. Beliau juga

mengerahkan seluruh jemaatnya yaitu GKII Efata Doyo lama untuk sepenuhnya ikut

berpartisipasi dalam menopang pekerjaan Tuhan di Grime Nawa.


b. Kelemahan

Kelemahan pelayanan di Klasis Grime Nawa telihat dari dua aspek yaitu

kondisi geografis dan Sumber daya Manusia (SDM). Karena letak geografis yang

didominasi oleh pegunungan yang curam dan kondisi fisik jalan yang belum

dibangun secara baik, membuat akses kesana cukup menantang sehingga dalam

beberapa kepemimpinan sebelumnya klasis ini tampaknya seperti tak beribu dan tak

terurus. Yang berikut ialah SDM, ini merupakan fokus utama dalam membangun

klasis ini sebagai klasis defenitif. Sampai sekarang beberapa pos PI belum terisi oleh

pekerja sehingga tercatat ada beberapa pos pi yang sempat tidak berjalan lagi. Ada

peluang-peluang pos PI baru. Namun, kekurangan tenaga hamba tuhan membuat

perkembangan pelayanan di Klasis Grime Nawa ini mengalami sedikit perlambatan.

Anda mungkin juga menyukai