Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Nelayan asing jarang ditemukan didapat di perairan Indonesia merupakan
kejadian yang terjadi akhir-akhir ini diperairan Indonesia. Catatan Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia (WALHI) mengatakan, Indonesia merupakan kepulauan terbesar di
dunia, kepulauan di Indonesia terdiri dari 17.480 pulau, dengan garis pantai sepanjang
95.181 Km. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut United Nations Convention on the Law
of the Sea (UNCLOS) mengatakan, Indonesia memiliki kedaulatan atas wilayah
perairan seluas 3,2 juta Km2 yang terdiri atas perairan kepulauan seluas 2,9 juta Km2
dan laut territorial seluas 0,3 juta Km2. Selain itu, Indonesia juga mempunyai hak
eksklusif untuk memanfaatkan sumber daya kelautan seluas 2,7 Km2 pada perairan
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Dengan begitu luas wilayah kelautan Indonesia maka
tidaklah mudah menjaga dan mengawasi kedaulatan NKRI. Hal ini membuat banyak
kapal-kapal asing mencoba memanfaatkan sebagai potensi yang menjadi celah untuk
mencuri, merusak dan membuat masalah
Sumber daya kelautan ditinjau dari segi ekonomi, memberikan kontribusi
terhadap nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar 22% yang dapat dilihat
dari sektor perikanan. Kekayaan laut terbesar di Indonesia adalah perikanan. Namun,
Indonesia belum sepenuhnya mendapatkan manfaat secara ekonomi atas melimpahnya
sumber daya laut yang dimiliki. Hal ini dikarenakan maraknya pencurian ikan (illegal
fishing) di perairan laut Indonesia yang disebabkan oleh kurangnya sarana dan
prasarana menjadi sumber lemahnya pengawasan dan keamanan dalam menjaga
kedaulatan laut Indonesia. Sejauh ini, yang diduga menjadi pelaku illegal fishing adalah
nelayan asing yang menggunakan kapal kenegaraanny a dan berlayar di
Indonesia dengan menyalahi peraturan yang berlaku yaitu beroperasi di wilayah
perairan perikanan Indonesia dengan menggunakan peralatan tangkap yang tidak sesuai,
serta tidak memiliki izin memasuki perairan Indonesia, sehingga mengakibatkan turut
campur tangan pemerintah antar negara yang bersangkutan. Selain itu juga terdapat
investor asing atau perusahaan asing di Indonesia sebagai pemasok hasil ikan tangkap
yang didapatkan dari ilegal fishing tersebut.
Permasalahan illegal fishing atau lebih dikenal dengan istilah illegal,
unreported, and unregulated fishing (IUU-Fishing), merupakan permasalahan yang

1
telah lama mengakar di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki wilayah laut
yang mencapai 2/3 dari seluruh wilayahnya dengan hasil laut yang cukup potensial.
Potensi dari laut Indonesia juga didominasi oleh hasil ikannya, dengan lebih dari 45%
spesies ikan di dunia berada di Indonesia. Indonesia juga menjadi salah satu dari
beberapa zona fishing ground yang masih potensial di dunia. Beberapa alasan tersebut
dapat dijadikan alasan kuat mengapa Indonesia menjadi salah satu wilayah yang sering
mengalami permasalahan illegal fishing. Illegal fishing merupakan kegiatan
penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara (nelayan asing) atau kapal asing di
perairan yang bukan merupakan yurisdiksinya tanpa izin dari negara yang memiliki
yurisdiksi tersebut. Kegiatan penangkapan ikan seperti ini bertentangan dengan hukum
dan peraturan setiap negara yang berdaulat. Kasus illegal fishing tentu menjadi kasus
yang cukup berat bagi Indonesia karena menimbulkan banyak kerugian diberbagai
bidang. Kerugian Indonesia mencapai angka Rp 30 triliun per tahunnya, dimana
kerugian tersebut belum termasuk kerugian dari berkurangnya pasokan ikan di Unit
Pasokan Ikan (UPI). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mencoba melakukan
berbagai kebijakan baru untuk mengurangi terjadinya kasus illegal fishing di Indonesia.
Pada Era kepemimpinan Presiden RI yang ke 16 munculah seorang sosok yang
cukup menjadi bahan perbincangan masyarakat indonesia. Beliau adalahDr. (HC) Susi
Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam kabinet kerja 2014-2019.
Menteri Susi lahir pada tanggal 15 Januari 1965 di Pangadaran. Dengan latar belakang
pendidikan yang ditempa bukan hanya dari pendidikan formal melainkan dengan
kehidupan nyata, sosok beliau begitu tegas, keras dan cepat dalam memutuskan segala
sesuatu masalah diperairan Indonesia dengan kebijakan-kebijakan yang tepat dan
strategis. Bukan atas dasar ucapan belaka dalam mengeluarkan kebijakan di
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), tetapi dengan dasar yang kuat. Dasar
kebijakan yang digunakan Menteri Susi tercantum dalam Pasal 69 Ayat (1) UU Nomor
45/2009 dan Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2015. Maka timbulah kebijakan-
kebijakan KKP yang dikeluarkan Mentari Susi tentang penegakan tegas hukum illegal
fishing diperairan Indonesia. Dengan banyaknya penenggelaman kapal asing sebagai
bukti ketegasan dan penegakan hukum diperairan Indonesia, maka mulailah nelayan
asing jarang ditemukan di perairan Indonesia.

2
1.2 Rumusan masalah
1. Mengapa menteri Susi Pudjiastuti memiliki karakter yang tegas dan keras?
2. Bagaimana hubungan antara karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
dengan poros maritim negara Indonesia di era presiden Joko Widodo?
3. Bagaimana hubungan antara karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
dengan nelayan asing yang jarang ditemukan di perairan Indonesia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan nelayan asing yang jarang ditemukan didapat di perairan Indonesia.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Menjelaskan karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
2. Menjelaskan hubungan karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
dengan poros maritim negara Indonesia di era presiden Joko Widodo
3. Menjelaskan hubungan karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
dengan nelayanasing yang jarang ditemukan di Perairan Indonesia

1.4 Manfaat
1. Mengetahui karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
2. Mengetahui hubungan karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
dengan poros maritim negara Indonesia di era presiden Joko Widodo
3. Mengetahui hubungan karakter menteri Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras
dengan nelayanasing yang jarang ditemukan di perairan Indonesia

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Susi Pudjiastuti


Susi Pudjiastuti merupakan salah satu dari 34 Menteri yang terpilih di Kabinet
Kerja Jokowi JK periode 2014 – 2019. Ia resmi menjabat sebagai Menteri Perikanan
dan kelautan semenjak tanggal dilantik pada 27 oktober 2014. (Sukirno, 2014)
Sebelum dilantik, Susi melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan
Susi Air dan beberapa posisi lainnya, termasuk Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti
yang bergerak di bidang perikanan serta PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak di
bidang penerbangan untuk menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai
menteri dan sebagai pemimpin bisnis. Selain itu, alasan lain Susi melepas semua
jabatannya adalah agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya
di bidang kelautan dan perikanan. (Amin, 2017)
Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran.Ayahnya bernama Haji Ahmad
Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa
Tengah, namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran.Keluarga Susi memiliki
usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk
diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai
tuan tanah di daerahnya.Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi
melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2
karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput. (Sukirno,
2014)
Putus sekolah tidak membuatnya rendah diri.  Menteri Susi justru termotivasi untuk
hidup mandiri. Pada tahun 1983, dalam usia 18 tahun, Susi belajar berdagang. Dia
berjualan bed cover keliling Pangandaran dan menjadi pengepul ikan. Modal bisnis
diperoleh  dari menjual perhiasannya yang terkumpul sebesar Rp750.000. Pada usia 20
tahun, Susi mengambil keputusan berani, yakni pindah ke Cirebon untuk
mengembangkan bisnisnya sebagai pengepul ikan, membeli udang dan kodok lalu
menjualnya ke Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bisnisnya mulai berkembang setelah
ditekuni selama 13 tahun. Puncaknya, pada 1996, dalam usia 31 tahun, Susi mendirikan
pabrik pengolahan ikan dengan nama PT ASI Pudjiastuti Marine Product. Produk
unggulan dari perusahaannya ini berupa udang lobster dengan merek "Susi Brand".
Bisnis lobtersnya meluas hingga Asia dan Amerika. Tuntutan pasar yang menginginkan

4
produk tangkapan laut tetap segar, sehingga Susi memerlukan trasnportasi pesawat.
Pada tahun 2004, Susi memutuskan membeli sebuah pesawat jenis Cessna Caravan
seharga Rp 20 miliar dengan menggunakan pinjaman bank.(Sukirno, 2014).
Susi Pudjiastuti memiliki pemikiran jenius. Sekali dayung, dua pulau teraih.
Dia melihat peluang bagus di bidang transportasi penerbangan. Awalnya hanya untuk
mengangkut barang jualannya. Tapi kemudian bisa digunakan sebagai bisnis persewaan
pesawat. Untuk lebih fokus, dia mendirikan  PT ASI Pudjiastuti Aviation. Keputusan
Susi tepat. Bisnis sewa pesawat miliknya mulai dilirik banyak orang. Apalagi pesawat
miliknya yang pertama berhasil ke lokasi bencana Tsunami Aceh untuk
mendistribusikan bantuan kemanusian kepada para korban yang daearahnya tidak bisa
dikunjungi transportasi lain. Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan
penerbangannya yang bernama Susi Air semakin berkembang hingga memiliki 50
pesawat terbang beragam jenis. Susi yang tidak tamat SMA ini, mempekerjakan 175
pilot asing dari 180 pilot yang dia miliki. (Putri, 2016)
Atas prestasinya, Menteri Susi Pudjiastuti mendapat beberapa penghargaan
yangbergengsiyaitu sebagai berikut :
 Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
 Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
 Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari
Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006
 Metro TV Award for Economics 2006
 Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
 Berprestasi Award dari PT Exelcomindo
 Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009
 Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB, 2011
 Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant
Contributions to the Economy, APEC, 2011
 Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur Jawa Barat, 2008
 Kanjeng Ratu Ayu (KRAY) Susi Pudjiastutiningrat, dari Keraton Surakarta
Hadiningrat, 2015
 Leaders for a Living Planet Award dari WWF, 16 September 2016, sebagai
penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang
berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan.
 DoktorHonoris Causa oleh Universitas Diponegoro pada 3 Desember 2016.

5
 Seafood Champion Award dalam acara Seaweb Seafood Summit yang
diselenggarakan di Seattle, Washington, Amerika Serikat 5 Juni 2017.
Susi Pudjiastsuti sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan
Christian von Strombeck. Ia memiliki tiga orang anak, Panji Hilmansyah (dari
pernikahannya dengan Yoyok Yudi Suharyo), Nadine Kaiser (dari pernikahannya
dengan Daniel Kaiser), dan Alvy Xavier.

2.2 Karakter Susi Pudjiastuti


Sosok Susi Pudjiastuti memang tidak akan pernah habis untuk ditelisik kisah dan
karakter yang menarik. Sosok yang penuh kontroversi ini memang memiliki sejuta kisah
menarik. Susi mematahkan stigma masyarakat Indonesia dari berbagai persoalan.
Seseorang yang pendidikannya tidak sampai lulus SMA kemudian bisa menjadi
menteri, kebiasaan yang suka merokok dan minum kopi didepan umum, yang bagi
masyarakat Indonesia menjadi pemandangan yang tidak biasa dan tato yang terdapat
ditubuhnya sempat ramai diperbincangkan masyarakat. (Amin, 2017)
Susi Pudjiastuti dengan sikapnya yang “nyentrik” tersebut juga memiliki
beberapa karakter yang patut ditiru oleh perempuan Indonesia dan perwujudan dari
emansipasi wanita saat ini. Jika kita baca kembali tentang biografi Susi Pudjiastuti, ia
merupakan satu-satunya menteri yang yang tidak bergelar akademisi bergengsi, bahkan
ia hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama. Meskipun pernah mengenyam pendidikan
SMA, namun tidak sampai mendapatkan ijazah. Susi beranjak ke istana berasal dari
seorang pebisnis yang sukses. Berbagai bisnis yang ia geluti. Namun layaknya pebisnis
manapun Susi pernah mengalami pasang surut dalam menjalankan bisnisnya. Ia
menggeluti bisnis tersebut dengan kerja keras yang patut diacungi jempol.
Menteri Susi Pudjiastuti juga memiliki rasa percaya diri yang kuat. Terbukti dari
sikapnya yang tetap percaya diri ketika berada dalam forum para akademisi dan politisi,
meskipun pendidikannya tidak begitu tinggi. Bahkan beberapa kali ia mengisi acara
didepan jutaan audiens yang berlatar belakang akademisi, baik di dalam dan di luar
negeri.
Seperti yang sudah disinggung diatas, perjuangan Susi dalam membesarkan
bisnisnya begitu luar biasa. Beliau tidak segan untuk turun tangan sendiri menjual ikan
di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Beliau juga tidak canggung untuk terjun ke nelayan
langsung untuk membeli ikan. Beliau mengirim sendiri barang-barang jualan ke
restoran-restoran yang ada di berbagai daerah di Jawa Barat. Bahkan beliau juga sering

6
berhari-hari berada di atas truk bersama seorang supir untuk mengirim lobster dan ikan
dari satu kota ke kota lainnya. Dari sepenggal cerita tersebut, jelas terlihat betapa kuat
dan mandirinya sosok seorang Susi Pudjiastuti. Tempaan dan kerasanya hidup beliau
sehingga membuat sosok ibu Susi Pudjiastuti memiliki karakter yang tegas dan keras.
Tidak seperti wanita-wanita pada umumnya, menteri Susi tidak begitu
mempersoalkan penampilan, tetapi cakap dalam prestasi. Dalam beberapa kesempatan
yang direkam media massa saat bekerja sebagai menteri di lapangan ia meninggalkan
pakaian formal dan memilih pakaian yang terlihat lebih santai dan sederhana.
Terkecuali dalam acara resmi kenegaraan Susi tampil lebih formal. Susi memang unik,
energik, dan “nyentrik”. Karakter menarik yang patut dicontoh adalah meskipun
memiliki jabatan yang dan harta, ia tetap tampil apa adanya. Berbeda dengan menteri
lainya yang terhormat dengan pengawalan yang ketat.

2.3 Tipe dan Gaya Kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti


Berikut ini tujuh sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif,
(Robbins P Stephen, 2010):
a) Penggerak (drive)
Susi mampu menunjukkan kerja kerasnya kepada masyarakat Indonesia, walaupun
adanya kebijakan larangan penangkapan yang tidak ramah lingkungan mendapatkan
protes dari nelayan, tetapi kerja keras Susi tidak mengenal kata lelah dalam
memperjuangkan nasib nelayan dan maritim Indonesia. Seperti melalui inisiatif
pengemboman kapal, merupakan hal yang sangat frontal kepada kapal asing yang
mencuri ikan di Indonesia.
b) Hasrat untuk memimpin (desire to lead)
Ketika menjadi seorang menteri, bu Susi tidak tertarik dengan jabatan sebagai menteri
yang diberikan oleh Jokowi, melainkan peranan Bu Susi dalam mensejahterakan
nelayan dan memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada kenyataannya Bu Susi
mampu menjadi abdi negara dengan adanya berbagai kebijakan yang telah
dikeluarkannya. Bahkan gajinya diberikan kepada nelayan yang tidak mampu.
c) Kepercayaan diri (self confidence)
Pengikut mencari pemimpin yang tidak ragu-ragu. Dengan demikian, para pemimpim
harus dapat menunjukkan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan pengikutnya
terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
d) Kecerdasan (intelligence)

7
Latar belakang pendidikan Bu Susi hanya SMP, tetapi kemampuan analisis,
pengambilan keputusan, dan cara berkomunikasinya patut menjadi pemimpin yang
cerdas. Pengalaman menjadi exportir dan memperjuangkan kesejahteraan nelayan
selama bertahun-tahun membuatnya peka terhadap permasalahan maritim.
e) Pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaan (job-relevant knowledge)
Selama ini Bu Susi mengeluarkan kebijakan yang sangat tegas terhadap kemaritiman
Indonesia. Pengalaman di dunia kelautan dan perikanan sudah tidak diragukan.
Sehingga berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan membawa suatu kemajuan bagi
bangsa Indonesia.
f) Extraversion
Dalam berkomunikasi dengan orang lain bahkan wartawan, Bu Susi sangat tegas,
enerjik dan penuh semangat. Bu Susi dapat memberikan argumen yang masuk akal,
ketika ada yang tidak suka dengan keputusannya.

2.4 Poros Maritim Era Presiden Joko Widodo


Semangat negara maritim dituangkan oleh pendiri Republik Indonesia di dalam
Pancasila dan UUD 1945. Pemerintahan Soekarno pun berusaha membuat Indonesia
sebagai poros maritim. Banyak perusahaan pelayaran Indonesia pun tumbuh. Salah
satunya yakni Jakarta Lloyd yang didirikan oleh beberapa orang TNI dari angkatan laut
pada 1950.Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan diterima negara lain
dan menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas teritorial. Konsep ini
pun disetujui dalam PBB lewat UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB) 1982 yang
diratifikasi dalam UU 17 tahun 1985. Akhirnya luas laut Indonesia bertambah hingga
2,5 kali. (Surya, 2015)
Pada waktu pemerintahan presiden Soeharto terjadi kemunduran dalam bidang
maritim Indonesia dengan dikeluarkannya kebijakan membesituakan (scrapping) kapal
berusia di atas 25 tahun. Kebijakan ini membuat kapal Indonesia terpaksa dipensiunkan.
Kebijakan yang menampar keras perusahaan pelayaran ini pun akhirnya membuat
industri maritim Indonesia semakin mundur. Cita-cita membuat poros maritim ini pun
jadi semakin jauh dari kenyataan. (Surya, 2015)
Namun akhirnya pada masa ini Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf
Kala kembali mengusung semangat Indonesia sebagai Poros Maritim dunia. Indonesia
memiliki wilayah perairan yang sangat luas dengan potensi sumber daya kelautan yang
melimpah sehingga perlu dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Pengelolaan

8
sumber daya kelautan sebagaimana dimaksud dilakukan dalam rangka mewujudkan
cita-cita Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, dan dalam upaya memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. (Humas, 2017)
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud, pada 20 Februari 2017,
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia.“Kebijakan Kelautan Indonesia
adalah pedoman umum kebijakan kelautan dan langkah pelaksanaannya melalui
program dan kegiatan kementerian/lembaga di bidang kelautan yang disusun dalam
rangka percepatan implementasi Poros Maritim Dunia,” bunyi Pasal 1 ayat (1) Perpres
tersebut. (Humas, 2017)
Sedangkan Poros Maritim Dunia adalah suatu visi Indonesia untuk menjadi
sebuah negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, kuat, serta mampu memberikan
kontribusi positif bagi keamanan dan perdamaian kawasan dan dunia sesuai dengan
kepentingan nasional. (Humas, 2017)
Menurut Perpres ini, Kebijakan Kelautan Indonesia terdiri atas: a. Dokumen
Nasional Kebijakan Kelautan Indonesia; dan b. Rencana Aksi Kebijakan Kelautan
Indonesia.Dokumen Nasional Kebijakan Kelautan Indonesia sebagaimana dimaksud
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.Sedangkan Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia sebagaimana
dimaksud ditetapkan untuk periode 5 (lima) tahun, dan untuk pertama kali Rencana
Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia ditetapkan untuk periode tahun 2016-2019 dengan
Peraturan Presiden ini.“Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2016-2019
sebagaimana dimaksud tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Presiden ini,” bunyi Pasal 4 ayat (4) Perpres ini. (Humas,
2017)
Ditegaskan dalam Perpres ini, bahwa Kebijakan Kelautan Indonesia berfungsi
sebagai: a. pedoman bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk
melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi pembangunan
sektor kelautan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia; dan b. acuan bagi masyarakat
dan pelaku usaha dalam ikut serta melaksanakan pembangunan sektor kelautan untuk
mewujudkan Poros Maritim Dunia. (Humas, 2017)
Pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi Kebijakan Kelautan Indonesia
sebagaimana dimaksud dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Sedangkan pelaksanaan Kebijakan Kelautan Indonesia pada masing-masing

9
kementerian/lembaga diatur lebih lanjut oleh menteri/pimpinan lembaga, sesuai dengan
tugas dan kewenangannya masing-masing. (Humas, 2017)

2.5 Kebijakan Penenggelaman Kapal


Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai
garis pantai dan zona terestrial yang luas. Sebagai suatu negara kepulauan, Indonesia
mempunyai wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratan. Sehingga,
keanekaragaman hayati lautnya sangat melimpah dan bervariasi. Keanekaragaman flora
dan fauna di dalam laut Indonesia menjadi sumber kehidupan dan mata pencaharian
bagi masyarakat Indonesia khususnya yang bermukim di pesisir pantai. Sebagian besar
atau dapat dikatakan semua masyarakat yang hidup di pesisir pantai hanya
mengandalkan laut yang digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. (Kaida,
2015)
Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan ini sering menangkap ikan dan
sejenisnya. Bahkan tak hanya nelayan lokal yang memanfaatkan kekayaan laut
Indonesia ini. Nelayan asing bahkan sering mencuri ikan-ikan di laut perbatasan atau
laut terluar Indonesia. Nelayan asing yang melakukan Illegal Fishing ini menangkap
ikan di laut Indonesia secara besar-besaran dan dengan cara yang dapat merusak habitat
ikan di dalam laut seperti menangkap ikan menggunakan bom. Hal ini menyebabkan
kerugian besar bagi Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Indonesia
khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan kebijakan berupa sanksi
peledakan dan penenggelaman kapal nelayan asing yang masuk ke Indonesia untuk
melakukan Illegal Fishing. (Kaida, 2015)
Tindakan penenggelaman terhadap kapal pelaku Illegal Fishing yang tidak
memiliki dokumen resmi atau melanggar ketentuan hukum RI didasarkan pada
ketentuan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan (UU
Perikanan). Pasal 69 ayat (1) UU Perikanan menentukan bahwa kapal pengawas
perikanan berfungsi melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang
perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Sedangkan
Pasal 69 ayat (4) berbunyi, dalam melaksanakan fungsi sebagaimana ayat (1) penyidik
dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan
atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan
yang cukup. Selanjutnya tindakan pemusnahan merujuk pada ketentuan Pasal 76 Huruf

10
A UU Perikanan, bahwa benda atau alat yang digunakan atau dihasilkan dari pidana
perikanan dapat dirampas atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan pengadilan.
Upaya nyata pemberantasan praktik Illegal Fishing tersebut, Presiden Joko
Widodo telah memerintahkan aparat keamanan dilapangan dapat bertindak tegas,
apabila diperlukan laksanakan menenggelamkan kapal asing yang mencuri ikan di
perairan Indonesia. Hal ini tentunya dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku,
seperti mengamankan kru kapal terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan
penenggelaman terhadap kapal. Akibat perbuatan pelaku Illegal Fishing setiap tahunnya
Indonesia mengalami kerugian ratusan triliun rupiah. (Kaida, 2015)
Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto
Juwana, terdapat lima alasan kenapa kebijakan tersebut justru layak didukung dan tidak
akan memperburuk hubungan antarnegara.
1. Tidak ada negara di dunia ini yang membenarkan tindakan warganya yang
melakukan kejahatan di negara lain. Kapal asing yang ditenggelamkan merupakan
kapal yang tidak berizin untuk menangkap ikan di wilayah Indonesia, sehingga
disebut tindakan kriminal.
2. Tindakan penenggelaman dilakukan di wilayah kedaulatan dan hak berdaulat
Indonesia (zona ekonomi eksklusif).
3. Tindakan penenggelaman dilakukan atas dasar ketentuan hukum yang sah, yaitu
Pasal 69 ayat (4) UU Perikanan.
4. Negara lain harus memahami bahwa Indonesia dirugikan dengan tindakan kriminal
tersebut. Jika terus dibiarkan maka kerugian yang dialami akan semakin besar.
5. Proses penenggelaman telah memperhatikan keselamatan para awak kapal.
Namun demikian, pemerintah harus terus mensosialisasikan kebijakan
penenggelaman kapal pelaku Illegal Fishing tersebut kepada negara lain. Hikmahanto
Juwana menegaskan mekanisme yang dapat dilakukan pemerintah adalah
menginformasikan kebijakan tersebut kepada para duta besar yang bertugas di Indonesia
untuk meneruskannya kepada pemerintah masing-masing, terutama kepada negara-
negara yang kapal nelayannya kerap memasuki wilayah Indonesia secara ilegal, seperti
Thailand, Filipina, Malaysia, Tiongkok, dan juga perwakilan Taiwan. Langkah
selanjutnya, Pemerintah berkoordinasi dengan perwakilan negara yang kapal
nelayannya ditenggelamkan. Dengan demikian, hubungan baik antarnegara diharapkan
tetap terjaga.

11
Berikut ini adalah prestasi yang telah dilakukan Susi sebagai menteri Kelautan
dan Perikanan diantaranya: 1) Illegal Fisihing yang yang menyebabkan Indonesia
merugi nyaris Rp 11 triliun per tahun. Susi mampu bertindak tegas terhadap siapa pun
yang melanggarnya. 2) kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan. 3) moratorium
perizinan usaha perikanan tangkap (Permen-KP Nomor 56/2014). 4) pengelolaan dan
zonasi taman wisata perairan (Permen-KP Nomor 28/2014). 5) kebijakan larangan
penangkapan lobster (Panulirus spp), kepiting (Scylla spp), dan rajungan (Portunus
pelagicus sp) yang tertuang dalam Permen-KP Nomor 1/2015. 6) larangan penggunaan
alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets) yang dituangkan
dalam Permen-KP Nomor 2/2015. (Kaida, 2015)

2.6 Dampak Positif dan Negatif


Kebijakan penenggelaman kapal asing yang melakukan Illegal Fishing ini
memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi Indonesia. Dampak positif yang
diperoleh dari kebijakan ini adalah pemerintah Indonesia dapat menghentikan aktivitas
pencurian ikan serta menyelamatkan habitat perairan di dalam laut dari bahaya bom
nelayan asing. Selain itu, kebijakan ini juga memberikan keuntungan bagi nelayan lokal
Indonesia. Dengan kebijakan ini, kapal nelayan asing yang akan melakukan pencurian
di laut Indonesia akan berpikir dua kali untuk melakukan pencurian. (Agustinus, Idris.,
2015)
Stok ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang dahulu kerap dijarah
oleh kapal-kapal asing kini melonjak signifikan, sehingga stok ikan melimpah di daerah
yang sering terjadi illegal fishing yang meningkatkan penghasilan kesejahteraan nelayan
lokal. Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Nelayan per
November 2015 adalah 106,12%, naik dibanding November 2014 yang sebesar 104,2%.
Ekspor ikan Thailand dan Filipina menurun, sebab selama ini nelayan dari kedua negara
tersebut banyak mencuri ikan dari Indonesia. Penurunan ekspor ikan Thailand dan
Filipina dibarengi dengan meningkatnya ekspor ikan Indonesia. Ekspor ikan tuna
Indonesia ke Amerika Serikat (AS) selama Januari-September 2015 misalnya, naik
7,73%. Pada saat yang sama ekspor Tuna Thailand dan Filipina ke AS anjlok masing-
masing 17,36% dan 32,59%. Melimpahnya pasokan ikan di dalam negeri juga membuat
konsumsi ikan masyarakat Indonesia meningkat, rata-rata tahun ini 40,9 kg/kapita, naik
dibanding 2014 sebesar 37,89 kg/kapita. (Aziza, 2017)

12
Nelayan merasa bahwa dengan adanya kebijakan dari Bu Susi akan merugikan
nasib nelayan, pada kenyataannya Bu Susi juga memperjuangkan nasib nelayan lokal
dan tentu ada alasan logis mengapa ada larangan. Sehingga hal ini mengakibatkan suatu
konflik antara menteri Susi dengan nelayan lokal. Sebaliknya dengan nelayan asing
yang mencuri ikan di perairan Indonesia, Susi sangat tegas dalam menyampaikan pesan-
pesan penting sebelum terjadi pengeboman terhadap kapal nelayan asing, walaupun
beberapa negara menganggap bahwa tindakan Susi tidak dapat dinegosiasikan dan
terkesan arogan, tetapi penerapan bottom-up ternyata sesuai dalam kasus ini. (Aziza,
2017)
Kebijakan ini juga menimbulkan dampak negatif akibat banyaknya
penenggelaman kapal asing sebagai bukti ketegasan dan penegakan hukum diperairan
Indonesia antara lain nelayan asing yang jarang ditemukan di perairan Indonesia.
Pemerintah Indonesia harus memberikan sanksi serta memulangkan nelayan-nelayan
asing ke negara mereka masing-masing. Pemerintah juga harus mengeluarkan biaya
yang tidak sedikit untuk memulangkan para nelayan asing. Dampak negatif ialah Stok
ikan yang berlimpah diwilayah perikanan Indonesia tidak diiringi dengan peningkatan
sumber daya, baik dari segi alat dan bahan untuk berlayar menangkap ikan,
keterampilan individu untuk mengelola dan mengoptimalkan hasil tangkapan, serta
mental dari nelayan itu sendiri yang sudah terbiasa mendapatkan ikan-ikan yang didapat
dari nelayan asing, yang barangkali ikan yang didapat tersebut merupakan ikan sisa-sisa
ataupun ikan dengan kelas rendah, sedangkan ikan dengan kualitas baik diekspor keluar
negeri. Penenggelaman kapal juga dapat berdampak pada polusi hasil peledakan dan
pembakaran kapal nelayan asing yang dapat mencemari udara. (Aziza, 2017)

13
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Menteri Susi Pudjiastuti

Pendidikan kehidupan yang mengajarkan Yes/No

Karakter yang Tegas dan Keras

Pasal 69 Ayat (1) UU Nomor 45/2009 Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun
2015

Kapal pengawas perikanan berfungsi


melakukan pengawasan dan penegakan Satuan Tugas Pemberantasan
hukum di bidang perikanan dalam Penangkapan ikan secara Illegal
wilayah pengelolaan perikanan
Indonesia

Kebijakan menindak tegas pelanggaran di perairan Indonesia

Penenggelaman kapal asing yang melakukan Illegal Fishing di Perairan Indonesia

Nelayan asing jarang ditemukan didapat di perairan Indonesia

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai


garis pantai dan zona terestrial yang luas. Sebagai suatu negara kepulauan, Indonesia
mempunyai wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratan, sehingga,
keanekaragaman hayati lautnya sangat melimpah dan bervariasi. Masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan ini sering menangkap ikan dan sejenisnya. Tak hanya
nelayan lokal yang memanfaatkan kekayaan laut Indonesia ini. Bahkan nelayan asing
sering mencuri ikan-ikan di laut perbatasan atau laut terluar Indonesia. Nelayan asing
yang melakukan Illegal Fishing ini menangkap ikan di laut Indonesia secara besar-
besaran dengan cara yang dapat merusak habitat ikan di dalam laut seperti menangkap
ikan menggunakan bom. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi Indonesia dan perlu
penanganan yang serius.
Pada Era kepemimpinan Presiden RI yang ke 16 munculah seorang sosok yang
cukup menjadi bahan perbincangan masyarakat indonesia. Beliau adalah Dr. (HC) Susi
Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam kabinet kerja 2014-2019.
Menteri Susi lahir pada tanggal 15 Januari 1965 di Pangadaran. Beliau merupakan satu-
satunya menteri yang hanya mengenyam pendidikan formal hingga tingkat SMP. Tetapi
hal tersebut tidak membuat beliau putus asa. Beliau justru termotivasi untuk bekerja
lebih keras untuk meningkatkan kemampuannya. Ibu Susi Pudjiastuti memiliki
kebiasaan membaca buku di manapun beliau berada. Beliau juga sudah mulai belajar
berdagang dan merintis bisnis dari usia 18 tahun dan sering mengalami pasang surut
dalam menjalankan bisnisnya. Beliau tidak segan untuk turun tangan sendiri menjual
ikan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Beliau juga tidak canggung untuk terjun ke
nelayan langsung untuk membeli ikan dan mengirimnya sendiri. Bahkan beliau juga
sering berhari-hari berada di atas truk bersama seorang supir untuk mengirim ikan dari
satu kota ke kota lainnya. Tempaan dan kerasanya hidup beliau sehingga membuat
sosok ibu Susi Pudjiastuti memiliki karakter yang tegas dan keras.
Karakter ibu Susi Pudjiastuti yang tegas dan keras ini terus dibawa sampai saat
ini. Karakter beliau menjadi sangat berpengaruh terhadap poros maritim di era
kepemimpinan presiden Joko Widodo saat ini. Seperti yang telah diketahui bahwa sejak
era presiden Soekarno sudah berusaha membuat Indonesia sebagai poros maritime
dunia. Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan diterima negara lain dan

15
menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas teritorial. Namun sejak
pemerintahan presiden Soeharto, Indonesia mengalami kemunduran dalam bidang
maritim. Kebijakan scrapping kapal berusia diatas 25 tahun menampar keras
perusahaan pelayaran yang berakibat mundurnya industri maritim Indonesia. Pada era
pemerintahan presiden Joko Widodo mulai diusung kembali semangat untuk
menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Joko Widodo mengajak menteri
bidang kemaritiman serta menteri kelautan dan perikanan untuk mendampingi beliau
mewujudkan cita-cita tersebut. Ibu Susi Pudjiastuti sebagai menteri kelautan dan
perikanan sudah menunjukkan ketegasannya dalam mengelola kelautan dan perikanan
Indonesia. Karakter beliau yang tegas dan keras, dengan berani menjalankan setiap
peraturan yang sudah ada dalam undang-undang. Salah satunya adalah Pasal 69 Ayat
(1) UU Nomor 45/2009 dan Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2015. Sejak dipimpin
oleh ibu Susi Pudjiastuti, sudah banyak kapal asing yang melakukan illegal fishing
ditenggelamkan di perairan Indonesia. Hal ini dilakukan beliau untuk memberikan efek
jera kepada kapal asing tersebut.
Banyak sekali dampak yang muncul dari penenggelaman kapal asing tersebut
bagi Indonesia. Dampak positif yang diperoleh dari kebijakan ini adalah pemerintah
Indonesia dapat menghentikan aktivitas pencurian ikan serta menyelamatkan habitat
perairan di dalam laut dari bahaya bom nelayan asing. Selain itu, kebijakan ini juga
memberikan keuntungan bagi nelayan lokal Indonesia. Dengan kebijakan ini, kapal
nelayan asing yang akan melakukan pencurian di laut Indonesia akan berpikir dua kali
untuk melakukan pencurian Sedangkan dampak negatif yang muncul akibat banyaknya
penenggelaman kapal asing di perairan Indonesia antara lain nelayan asing yang jarang
ditemukan di perairan Indonesia. Nelayan asing yang jarang tampak di perairan
Indonesia menyebabkan stok ikan yang melimpah diwilayah perikanan Indonesia.
Tetapi hal ini tidak diiringi dengan peningkatan sumber daya, baik dari segi alat dan
bahan untuk berlayar menangkap ikan, keterampilan individu untuk mengelola dan
mengoptimalkan hasil tangkapan, serta mental dari nelayan itu sendiri yang sudah
terbiasa mendapatkan ikan-ikan yang didapat dari nelayan asing. Dampak negatif
tersebut menunjukkan masih banyak sekali tugas dari pemerintah untuk memperbaiki
sumber daya yang ada di Indonesia, sehingga diharapkan dengan kebijakan
penenggelaman kapan asing akan meningkat juga kualitas sumber daya untuk
mengelola hasil perikanan dan kelautan tersebut yang dapat menjadi salah satu kunci
mewujudkan Indonesia sebagai poros maritin Dunia.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Nelayan asing yang jarang ditemukan didapat di perairan Indonesia
disebabkan oleh adanya peraturan penenggelaman kapal asing yang melakukan
illegal fishing di perairan Indonesia yaitu Peraturan Presiden nomor 115 Tahun
2015 yang mengacu pada UU nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan pasal 69
ayat 1-4 . Peraturan tersebut merupakan hasil dari kinerja Susi Pudjiastuti sebagai
menteri kelautan dan perikanan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Penenggelaman kapal asing pelaku illegal fishing diperairan Indonesia membawa
dampak positif dan negatif yang harus dibahas lebih lanjut pada lintas sektor untuk
menanggulangi masalah dan mengoptimalkan peluang yang ada.

5.2 Saran
1. Indonesia memerlukan lebih banyak lagi sosok pemimpin seperti ibu Susi
Pudjiastuti yang memiliki karakter keras dan tegas dalam menegakkan
peraturan demi kepentingan bersama bangsa Indonesia.
2. Perlunya dibentuk Forum Koordinasi Aparat Penegak Hukum dibidang
Perikanan dan penguatan kerjasama antar Negara di sekitar perairan
Indonesia sehingga dalam penanganan kasus tindak pidana illegal fishing
dapat dilaksanakan bersama-sama lintas sektor dan dapat meminilalisir
ketegangan hubungan diplomatik antar negara.
3. Pemerintah harus menambah armada kapal ikan di perairan Indonesia
dengan menambah kapal nelayan yang sekaligus digunakan sebagai tim
pemantau dan fokus pada penguatan modernisasi infrastruktur industri
perikanan kapal dan alat tangkap serta perbaikan tata niaga perikanan
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan usaha kelautan dan
perikanan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amin Aulawi. 2017. Menteri Susi Kartini Masa Kini : 5 karakter menteri Susi yang
“nyentrik” ini patut ditiru perempuan manapun.https://www.inovasee.com/
karakter-nyentrik-menteri-susi-21150/. Diakses pada 8 Maret 2018
Aziza Kurnia Sari. 2017. Dampak positif dari kebijakan pemberantasan illegal
fishing.http://ekonomi.kompas.com/read/2017/06/17/153558326/ini.rangkaian.d
ampak.positif.dari.kebijakan.pemberantasan.illegal.fishing. Diakses pada 8
Maret 2018
Michael Agustinus, Muhammad Idris. 2015. Sekjen Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP). http://finance.detik.com/read/2015/12/12/29/ini-dampak-
kebijakan-men teri-susi-perangi-illegal-fishing. Diakses pada 7 Maret 2018
Putri Puri K D. 2016. Kepemimpinan perempuan dalam ruang publik : Refleksi gaya
kepemimpinan menteri Susi Pudjiastuti. Jurnal Perempuan.
Robbins P Stephen, Mary Coulter. 2010. Manajemen, Edisi kesepuluh, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Romadoni Kaida. 2015. Menteri Susi : Indonesia juara 1 pemberantasan illegal fishing,
http://news.liputan6.com/read/2344777/menteri-susi-indonesia-juara-1-
pemberantasan-illegal-fishing. Diakses pada 28 Februari 2018
Sukirno. 2014. Kabinet kerja : tak lulus SMA, ini biografi menteri kelautan Susi
Pudjiastuti. http://www.google.com/amp/m.bisnis.com/amp/read/20141026/99/2
67934/kabinet-kerja-tak-lulus-sma-ini-biografi-menteri-kelautan-susi-
pudjiastuti. Diakses pada 7 Maret 201.
Surya Perkasa. 2015. Riwayat Maritim Indonesia.http://telusur.metrotvnews.com/news-
telusur/ybJzy28b-riwayat-maritim-indonesia. Diakses pada 7 Maret 2018.

18

Anda mungkin juga menyukai