Anda di halaman 1dari 7

Hidrosefalus adalah kondisi saat terjadinya penumpukan cairan berlebihan di dalam

otak. Pada keadaan normal, terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan
(ventrikel) di dalam otak dalam jumlah tertentu. Namun, pada hidrosefalus, jumlah
cairan otak tersebut berlebihan, sehingga menimbulkan penekanan sel-sel otak dan
gangguan saraf. Beberapa jenis hidrosefalus, antara lain

 Hidrosefalus kongenital, yaitu kelainan bawaan yang terjadi akibat gangguan


di dalam kandungan ibu saat hamil, seperti infeksi toksoplasma, kekurangan
asam folat, atau penyebab lainnya.
 Hidrosefalus yang didapat (acquired hydrocephalus), terjadi karena gangguan
di dalam otak, seperti misalnya stroke, infeksi atau radang selaput otak, atau
tumor otak. Kemudian, kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi cairan otak
tersumbat, sehingga terjadi hidrosefalus.

Penyebab hidrosefalus kongenital umumnya adalah infeksi pada masa kehamilan,


seperti cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma.
Sementara itu, pada hidrosefalus yang terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus)
umumnya disebabkan oleh penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi
cairan otak, seperti stroke perdarahan, tumor otak, cedera otak yang parah, radang
otak, atau radang selaput otak.

Beberapa gejala hidrosefalus kongenital yang terjadi saat bayi baru lahir, antara lain:

 Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap lingkungan


sekitarnya.
 Kaki dan tangan berkontraksi terus, sehingga terlihat kaku dan sulit
digerakkan.
 Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum
bisa tengkurap, atau umur 9 bulan belum bisa duduk. 
 Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar jika dibandingkan
dengan anak seusianya.
 Kulit kepala bayi tipis dan pembuluh darahnya dapat terlihat dengan jelas.
 Napas tidak teratur.
 Mengalami kejang berulang.

Beberapa gejala hidrosefalus didapat (acquired hydrocephalus), antara lain:

 Pengidap tampak lemas.


 Keluhan sakit kepala hebat.
 Muntah menyemprot.
 Terlihat mengantuk, bingung, atau mengalami disorientasi.
 Kejang berulang.
 Mengalami gangguan penglihatan, berupa penglihatan kabur atau
penglihatan ganda.
 Mengompol.

Pengobatan dalam menangani hidrosefalus adalah dengan melakukan tindakan


operasi, yang bertujuan untuk membuang kelebihan cairan serebrospinal di dalam
otak. Beberapa jenis operasi yang biasa dilakukan untuk menangani hidrosefalus,
antara lain:
 Operasi pemasangan shunt. Shunt merupakan alat khusus berbentuk selang
yang dipasangkan oleh ahli bedah ke dalam kepala guna mengalirkan cairan
otak ke bagian tubuh lain dan diserap oleh pembuluh darah. Bagian tubuh
yang paling sering dipilih sebagai rute aliran cairan serebrospinal ini adalah
rongga perut. Shunt akan dilengkapi dengan katup yang berfungsi
mengendalikan aliran cairan, sehingga keberadaan serebrospinal di dalam
otak tidak surut terlalu cepat.
 Operasi endoscopic third ventriculostomy (ETV). Pada prosedur ini, cairan
serebrospinal dibuang dengan cara menciptakan lubang penyerapan baru di
permukaan otak. Prosedur ini sering diterapkan pada kasus hidrosefalus yang
dipicu oleh penyumbatan ventrikel otak. ETV bertujuan agar cairan otak dapat
tersebar merata di seluruh bagian otak dan tidak menumpuk di satu lokasi
tertentu.
ts · In  Uncategorized @id

Hidrosefalus adalah kondisi saat terjadinya penumpukan cairan berlebihan di dalam


otak. Hidrosefalus adalah masalah di bidang bedah saraf yang paling sering ditemukan, dan tidak
terkait dengan jenis kelamin.  Pada keadaan normal, terdapat cairan otak yang mengisi rongga
rongga (ventrikel) di dalam otak dalam jumlah tertentu. Namun, pada hidrosefalus, jumlah cairan otak
tersebut berlebihan, sehingga menimbulkan penekanan sel-sel otak dan gangguan saraf. Beberapa
jenis hidrosefalus, antara lain:

 Hidrosefalus kongenital, yaitu kelainan bawaan yang terjadi akibat gangguan di dalam
kandungan ibu saat hamil, seperti infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau
penyebab lainnya.
 Hidrosefalus yang didapat (acquired hydrocephalus), yaitu terjadi karena gangguan di
dalam otak, misalnya stroke, infeksi atau radang selaput otak, atau tumor otak. Kemudian,
kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi cairan otak terhambat, sehingga terjadi penumpukan
cairan otak.

Penyebab hidrosefalus kongenital umumnya adalah infeksi pada masa kehamilan,


seperti cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma. Sementara itu, pada
hidrosefalus yang terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan oleh penyakit
di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak, seperti stroke perdarahan, tumor otak,
cedera otak yang parah, infeksi otak, atau infeksi selaput otak.

Gejala hidrosefalus kongenital (55% dari seluruh hidrosefalus) yang terjadi saat bayi baru lahir, antara
lain:

 Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar jika dibandingkan dengan anak
seusianya.
 Kulit kepala bayi tipis dan pembuluh darah kebiruan dapat terlihat dengan jelas.
 Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap lingkungan sekitarnya.
 Kaki dan tangan berkontraksi terus, sehingga terlihat kaku dan sulit digerakkan.
 Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum bisa tengkurap,
atau umur 9 bulan belum bisa duduk. 
 Napas tidak teratur.
 Mengalami kejang berulang.

Beberapa gejala hidrosefalus didapat (acquired hydrocephalus), antara lain:

 Anak tampak rewel, sulit minum dan mudah mengantuk


 Nyeri kepala 
 Muntah menyemprot.
 Terlihat mengantuk, bingung, atau mengalami disorientasi.
 Kejang 
 Pertumbuhan terhambat
 Mengalami gangguan penglihatan, berupa penglihatan kabur atau penglihatan ganda.
 Demam tinggi
 Kaku leher
Atas: kondisi kepala membesar pada pasien
hidrosefalus. Bawah: gambaran CT Scan kepala pasien hidrosefalus. Bagian hitam adalah cairan
otak, bagian abu abu adalah otak pasien. Tampak penumpukan cairan memenuhi otak pasien.

Bagan Standar Lingkar


Kepala Anak usia 0-5 tahun berdasarkan WHO
(https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/head-circumference-for-age)

Kapan Harus ke dokter?


Pemeriksaan medis harus segera dilakukan pada anak-anak dan orang dewasa yang mengalami
beberapa gejala di atas. Segera cari pertolongan medis bila bayi menunjukkan sejumlah gejala
berikut:

 Kesulitan saat menyusu atau makan


 Sering muntah tanpa diketahui sebabnya
 Menangis dengan suara melengking
 Berbaring terus dan enggan menggerakkan kepala
 Sesak napas
 Kejang

Pemeriksaan penunjang yang dikerjakan untuk menegakkan suatu hidrosefaus yaitu:

 USG kehamilan dapat mendeteksi pembesaran dari kepala dan penumpukan cairan otak
pada janin saat kehamilan
 CT Scan kepala
 MRI Kepala

Pengobatan dalam menangani hidrosefalus adalah dengan melakukan tindakan operasi, yang
bertujuan untuk mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal yang menumpuk di dalam otak.
Beberapa jenis operasi yang biasa dilakukan untuk menangani hidrosefalus, antara lain:

 Operasi pemasangan selang otak (shunt). Shunt merupakan alat khusus berbentuk selang
yang dipasangkan oleh ahli bedah saraf ke dalam kepala guna mengalirkan cairan otak ke
bagian tubuh lain dan diserap oleh pembuluh darah. Bagian tubuh yang paling sering dipilih
sebagai rute aliran cairan serebrospinal ini adalah rongga perut. Shunt akan dilengkapi
dengan katup yang berfungsi mengendalikan aliran cairan, sehingga keberadaan
serebrospinal di dalam otak tidak surut terlalu cepat. Selain dialirkan ke rongga perut, selang
juga bisa dialirkan ke jantung.
 Operasi endoscopic third ventriculostomy (ETV). Pada prosedur ini, cairan
serebrospinal dialirkan dengan cara menciptakan saluran baru untuk membantu penyerapan
di permukaan otak. Prosedur ini sering diterapkan pada kasus hidrosefalus yang dipicu oleh
penyumbatan ventrikel otak. ETV bertujuan agar cairan otak dapat tersebar merata di seluruh
bagian otak dan tidak menumpuk di satu lokasi tertentu.

Pencegahan Hidrosefalus

Hidrosefalus merupakan kondisi yang sulit dicegah. Namun, risiko hidrosefalus dapat dihindari
dengan beberapa langkah berikut:

 Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin saat hamil


 Konsumsi makanan dan vitamin serta suplemen yang cukup
 Kontrol rutin anak ke posyandu serta imunisasi

Ilustrasi pemasangan selang otak, dari rongga
cairan otak ke arah rongga perut
Ilustrasi Endoscopic Third
Ventriculostomy

Sumber:

1. Shakeri M, Vahedi P, dan Lotfinia I. 2008. A Review of Hydrocephalus History, Etiologies,


Diagnosis, and Treatment.  Neurosurg Q.
2. https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/head-circumference-for-age
3. Lie J, Kirnamurthy S, New concepts in the pathogenesis of hydrocephalus,
10.3978/j.issn.2224-4336.2014.07.02, 2014
4. A Leland, et al; Hidrocephalus, Principles and Practice of Pediatric Surgery ed 3, 2014

Anda mungkin juga menyukai