Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan Tyas

Apakah bisa kepala hidrosefalus pada bayi kembali normal?

dan anak yang menderita hidrosefalus jalan keluarnya harus melalui operasi dan tidak ada alternatif
lain?

Jawabannya adalah, bisa saja. Pada bayi, tulang tengkorak masih belum tertutup sempurna. Secara
anatomis, masih terdapat ruang kosong yang terbuka di antara tulang tengkorak, sehingga kepala akan
membesar seiring dengan penumpukan cairan yang terjadi.

Jika sudah dipastikan hidrosefalus, maka harus dilakukan operasi untuk pemasangan selang/Shunt,
sehingga cairan otak yang tersumbat dapat dialirkan. Kalau tidak, dikhawatirkan perkembangan motorik
dan kecerdasannya akan terhambat, karena jaringan otak tidak dapat berkembang dengan baik.

Tindakan lain jika anak menderita hidrosefalus bisa dilakukan dengan Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis untuk pasien hydrocephalus hanya diberikan sementara, misalnya untuk
hydrocephalus pasca perdarahan pada neonatus, normal pressure hydrocephalus (NPH), atau pada
pasien yang tidak mungkin dilakukan tindakan operasi. Tujuan terapi untuk mencegah komplikasi
sensorik / intelektual. Obat-obatan yang dapat digunakan meliputi agen osmotik, carbonic anhydrase
inhibitors (CAI) / acetazolamide, glukokortikoid, dan digoxin.

Amalia Aditiara Putri_05_ izin bertanya Apakah operasi pemasangan shunting tadi bersifat
menyembuhkan? Dan apa resiko apabila melakukan operasi tersebut?

Jawaban :

Menurut jurnal yang saya baca dari jurnal panafrican med journal .com
Tindakan operasi shunting ini bukan untuk menyembuhkan, namun untuk mengontrol gejala akibat
peningkatan tekanan intrakranial. Pada kongenital, pembedahan pada bayi berpotensi komplikasi.

Terdapat beberapa komplikasi dari pemasangan Shunt. Pada neonatus, nekrosis kulit kepala sebenarnya
merupakan komplikasi umum yang terkait dengan VP shunt yang disebabkan oleh kerapuhan kulit yang
melekat dan sifat superfisial shunt. Infeksi shunt bisa ditemukan bersamaan dengan penyumbatan di
sebagian besar kasus yang menunjukkan bahwa kerusakan shunt bisa disebabkan oleh infeksi.
Komplikasi lain yakni resiko terjadinya perdarahan ataupun pembengkakan serta adanya kerusakan
otak. Komplikasi yang jarang terjadi adalah diskoneksi yang didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas
shunt pada titik penghubung normal antara kateter, katup, dan / atau konektor.

Tambahan :

*Infeksi shunt :*

mual, sakit kepala, leher kaku, demam, dan

nyeri di sekitar jalur shunt. Pada anak-anak, mereka akan

sering mengantuk atau rewel. Jika infeksi tidak terlalu parah,

dokter biasanya hanya akan meresepkan antibiotik. Namun

jika mengkhawatirkan, operasi penggantian shunt

kemungkinan akan diperlukan.

*Penyumbatan shunt :*

cairan serebrospinal dapat


menumpuk kembali di dalam otak. Pada bayi, efek samping

akan mudah dikenali dari ciri fisik berupa kepala yang kembali

membesar. gejala penyumbatan lainnya adalah mual, sakit

kepala, mengantuk, bingung, dan yang terburuk adalah koma.

Operasi penggantian shunt yang rusak biasanya akan

dilakukan sebagai solusi.

76_Yohana NA

ijin bertanya, dikatakan bahwa cairan pada otak yang menumpuk akan menekan otak. Pertanyaannya
apakah cairan ini akan menumpuk diseluruh bagian otak atau hanya di bagian otak tertentu? apabila
hanya di bagian tertentu apa dampak dari tekanan pada bagian otak tersebut? teriima kasih🙏

Jawaban :

Setiap harinya, sekitar 0,5 liter cairan otak diproduksi. Bila sirkulasi dan atau penyerapan cairan ini
terganggu, maka jumlahnya akan meningkat dan mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam otak, hal
ini merupakan kondisi dimana seseorang menderita hidrosefalus.

Cairan serebrospinal (CSS) biasanya mengalir melalui ventrikel dan menggenangi otak dan tulang
belakang. Jika tekanan cairan serebrospinal terlalu banyak, maka jaringan otak akan rusak dan
menyebabkan gangguan dalam fungsi otak. Dengan kata lain, cairan akan menyebar keseluruh otak dan
tentunya berdampak pada kinerja otak dan kinerja tubuh lainnya.

70_Tifla Maulida_Izin bertanya apakah hidrosefalus bisa terjadi ketika usia dewasa? apa gejalanya dan
apa pengobatan yang tepat?

Kelainan pada otak akibat penumpukan cairan ini dapat menyerang semua orang pada usia berapa pun,
walaupun lebih umum terjadi pada bayi dan orang dewasa dengan usia 60 tahun ke atas. Maka dari itu,
tidak menutup kemungkinan penyakit pada otak ini terjadi pada seseorang di usia muda yang produktif.

Pada orang dewasa, rata-rata tubuh menghasilkan cairan di otak sekitar satu liter setiap harinya. Ketika
seseorang mengalami cedera atau gangguan pada sirkulasi cairan pada otak, maka penumpukan
mungkin saja terjadi. Orang yang telah dewasa memiliki tengkorak yang kaku sehingga tidak dapat
berkembang, tetapi tekanannya mampu meningkat dengan drastis.

Ketika tekanan yang terjadi sudah tidak tertahankan, mungkin saja beberapa fungsi otak akan terganggu
sehingga menimbulkan dampak yang buruk. Beberapa risiko yang dapat terjadi berhubungan dengan
hidrosefalus pada orang dewasa adalah infeksi atau tumor otak, cedera kepala, perdarahan otak, hingga
membutuhkan operasi pada otak.

Hidrosefalus ex-vacuo juga mungkin saja terjadi ketika seseorang yang mengalami stroke atau cedera
pada otak serta materi otak yang mengalami penyusutan. Otak yang menyusut umumnya terjadi pada
seseorang yang lebih tua atau pengidap penyakit Alzheimer. Hal ini menyebabkan ventrikel membesar,
tetapi tekanannya tetap normal.

Atau singkatnya Hidrosefalus pada orang dewasa disebut dengan hidrosefalus tekanan normal (NPH),
kondisi yang terjadi ketika cairan serebrospinal di rongga otak mengalami peningkatan, sedangkan
tekanan kepalanya cenderung normal.

Gejala ini dapat menjadi lebih parah ketika kondisi yang terjadi tidak segera mendapat pengobatan.

Pengobatan yang tepat bagi penderita hidrosefalus dewasa adalah dengan segera berkonsultasi dengan
dokter untuk mendapatkan tindak lanjutan. Hidrosefalus pada orang dewasa umumnya ditangani
dengan operasi penyedotan cairan serebrospinal di kepala untuk menurunkan tekanan pada otak.
Namun, hal ini disesuaikan lagi dengan tingkat keparahan hidrosefalus dan kondisi kesehatan masing-
masing pasien.

23_Widya_diketahui jika penyakit hidrosefalus itu tidak bisa sembuh. Tetapi tadi sudah dijelaskan
terdapat beberapa penanganan yang dilakukan untuk pengidap hidrosefalus. Nah fungsi dari terapi,
operasi, dll itu apa untuk penyakit hidrosefalus?

Jawaban : Penanganan ini berguna untuk penderita hidrohidrosefalus untuk menjalani kehidupan lebih
baik. Tindakan operasi dilakukan untuk membuang kelebihan cairan serebrosponal didalam otak
sehingga cairan tidak akan menumpuk dalam otak dan dapat meningkatkan daya tahan hidup yang
lama.

Jika tidak dioperasi 50-60% bayi akan meniggal karena hidrosefalus sendiri ataupun penyakit
penyerta. Skitar 40% bayi yang bertahan memiliki kecerdasan hampir normal. Dengan bedah
saraf dan penatalaksanaan medis yang baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui masa bayi,
sekitar 40% dengan intelek normal, dan sektar 60% dengan cacat intelek dan motorik
bermakna. Prognosis bayi hidrosefalus dengan meningomilokel lebih buruk.
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis
serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena
penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia.
Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai
kecerdasan yang normal.
Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51%
kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan. Adalah
penting sekali anak hidrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok
multidisipliner.

Keputusan untuk menentukan terapi pada kasus-kasus dengan gejala dan

tanda yang jelas dengan tebal kortek yang cukup, bukan merupakan masalah, namun

keputusan akan menjadi sulit jika kasusnya sudah merupakan hidrosefalus advance.

Hidrosefalus advance adalah keadaan kepala sangat besar dan pada foto CT scan tampak ketebalan
kortek sangat tipis. Dengan demikian, tindakan seperti terapi maupun operasi perlu dilakukan sejak dini
guna mengurangi resiko-resiko yang fatal kedepannya.

06_Anifatur Rosyidah izin bertanya, apabila bayi didalam kandungan sudah didiagnosa mengalami
hidrosefalus maka penanganan apa yg lebih tepat untuk dilakukan?

Selama menjalani kehamilan, ibu perlu melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan secara rutin
untuk memantau ukuran ventrikel. Jika ukuran ventrikel terus berada dalam kondisi yang stabil, maka
ibu bisa terus merawat bayi dalam kandungan hingga mencukupi usia untuk dilahirkan.

Jika ventrikel terus membesar, dokter kandungan akan melakukan tindakan sesuai dengan usia
kehamilan, penilaian viabilitas, dan juga kondisi bayi.

Jika usia janin telah memasuki usia di atas 35 minggu, bayi akan dilahirkan secara prematur dan
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan shunt setelah bayi dilahirkan. Sedangkan, untuk janin yang
memiliki usia lebih muda dari 32 minggu, persalinan terlalu dini dapat meningkatkan risiko kondisi paru-
paru yang belum optimal.

Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hidrosefalus pada janin
atau bayi, seperti:

Ibu hamil melakukan kontrol berkala untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi yang menyerang ibu
atau janin.

Ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai arahan dokter atau program
pemerintah.

Melakukan perencanaan kehamilan dengan dokter spesialis dan melakukan pemeriksaan kesehatan
yang dianjurkan sebelum merencanakan kehamilan. 

Anda mungkin juga menyukai