Anda di halaman 1dari 10

PAKET PENYULUHAN

HIDROSEFALUS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD. DR. SAIFUL ANWAR
MALANG
2016

Satuan Acara Penyuluhan


Topik

: Hidrosefalus

Pokok Bahasan: Mengenal Penyakit Hidrosefalus


Sasaran

: Keluarga, pengunjung, dan petugas di Ruang 15 RSUD Dr.Syaiful Anwar


Malang

Tempat

: Di Ruang Inap 15

Hari/Tanggal

: Rabu, 3 Agustus 2016

Alokasi Waktu : 30 menit

1. Latar Belakang:
Hidrosefalus adalah penumpukan CSS sehingga menekan jaringan otak.
Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan
intrakranial sangat tinggi. Hidrosefalus sering di jumpai sebagai kelainan konginetal
namun bisa pula oleh sebab postnatal. Angka kejadian hidrosefalus kira-kira 30 %
yang di temui sejak lahir, dan 50% pada 3 bulan pertama. Frekuensi hidrosefalus ini
utero 2:2000 bayi, dan kira-kira 12% dari semua kelainan konginetal. Hidrosefalus
sering menyebabkan distosia persalinan. Apabila hidrosefalus berlanjut setelah lahir
dan tetap hidup akan menjadi masalah pediatri sosial.
Pasien hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada
anak yang mengalami hidrosefalus ada kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan
neurologis berupa gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan
resiko terjadi dekubitus.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran mengetahui tentang
hidrosefalus
3. Tujuan Khusus
3.1 Mengetahui pengertian hidrosefalus
3.2 Mengetahui penyebab dan mekanisme terjadinya hidrosefalus
3.3 Mengetahui tanda dan gejala hidrosefalus
3.4 Mengetahui penatalaksanaan hidrosefalus
4. Materi Terlampir
a. Pengertian hidrosefalus
b. Penyebab dan mekanisme terjadinya hidrosefalus
c. Tanda dan gejala hidrosefalus
d. Penatalaksanaan hidrosefalus
5. Strategi Pelaksanaan
a. Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
b. Media
: LCD PPT, dan Leaflet
c. Sasaran
: Pasien, Keluarga, Dan Pengunjung

6. Lokasi
Di Ruang Inap 15
7. Rencana Pelaksanaan
a. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
i. Penyaji
: Stikes Mataram
ii. Moderator
: Universitas Brawijaya
iii. Observer
: Stikes Lombok
b. Waktu
10.00 10.30 (30 Menit)
c. Denah

Ket:
Peserta
Penyaji

Moderator
Observer
Layar LCD

d. Strategi
Tahap
Pendahulua
n

Waktu
5

Kegiatan Penyuluh
Kegiatan peserta
Pembukaan:
Menjawab

Membuka
kegiatan
dengan
menit
salam
mengucapkan salam
Medengarkan
Meperkenalkan diri
dan menyimak
Menjelaskan tujuan dari

Penyajian

Metode
Ceramah

Media

Ceramah
Tanya

Leaflet

penyuluhan
Menyebutkan materi yang

akan diberikan
15 1. Penyampaian materi

Pengertian
hidrosefalus
menit
Penyebab
dan

mekanisme
terjadinya

hidrosefalus
Tanda
dan

hidrosefalus
Penatalaksanaan

Mendengarkan
dan menyimak
Bertanya

jawab

mengenai hal-

dan
Power
Point

hal yang belum

gejala

jelas dan
belum
dimengerti

hidrosefalus
2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
Penutup

10

bertanya
1. Evaluasi :

Mendengarkan

Ceramah

Leaflet

menit

Menanyakan pada sasaran


tentang materi yang telah
diberikan
2. Menyampaikan kesimpulan

materi
3. Mengakhiri pertemuan dan

dan menyimak
Menjawab

Tanya

dan

jawab

Power

pertanyaan

Point

yang diajukan
Mengucapkan
salam

mengucapkan salam
8. Evaluasi
Kriteria Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan
b. Menyiapkan materi dan media untuk penyuluhan
c. Menyiapkan tim penyuluh
d. Melakukan kontrak waktu dengan sasaran
e. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
Kriteria Evaluasi Proses
Penyuluh :
1. Diharapkan penyuluh mampu menjelaskan materi secara komunikatif dan
jelas
2. Diharapkan penyuluh mampu mengajak sasaran untuk memperhatikan dan
mendengarkan penyuluh saat menjelaskan
3. Diharapkan penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
sasaran
Sasaran :
1. Diharapkan

sasaran

memperhatikan

dengan

cermat

pada

saat

berlangsungnya penyuluhan,
2. Diharapkan sasaran aktif bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti saat
dijelaskan
3. Diharapkan sasaran mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh
Kriteria Evaluasi Hasil
1. Sebelum pelaksanaan penyuluhan klien diberi pertanyaan pembuka yang
selanjutnya pertanyaan tersebut terurai dalam penyuluhan
2. Setelah penyuluhan diharapkan seluruh sasaran mampu

menjawab

pertanyaan yang diberikan sebelum penyuluhan


9. Materi (Terlampir)
10. Daftar Pustaka (Terlampir)

MATERI SAP
1. Pengertian Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan keadaan yang disebabkan gangguan keseimbangan antara
produksi dan absorpsi cairan serebrospinal dalam sistem ventrikel otak. Jika produksi

CSS lebih besar daripada absorpsi, CSS akan terakumulasi dalam sistem ventrikel, dan
biasanya peningkatan tekanan akan menghasilkan dilatasi pasif ventrikel (Wong,2009).
Hidrocephalus adalah kelainan dimana terjadi peningkatan jumlah cairan cerebrospinal
dalam rongga otak dan atau spinal (Mansjoer, 2008).
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif
pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan
serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh
vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan
intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor
(Mualim, 2010).

2. Penyebab dan Mekanisme Terjadinya Hidrosefalus


Penyebab pasti terjadinya kelainan bawaan sampai sekarang masih belum
jelas. Biasanya terjadi pada kehamilan yang si ibu masih muda usianya, dan
disebabkan oleh:
1. Kekurangan oksigen (hipoksia)
2. Radiasi
3. Kekurangan nutrisi
4. Radang atau infeksi
5. Cedera atau trauma
6. Obat-obatan
7. Hormonal
Pada hidrosefalus, pengumpulan cairan otak yang berlebihan dalam ruangan
otak dapat terjadi karena:
1. Produksi cairan otak yang berlebihan
2. Gangguan aliran cairan otak
3. Gangguan proses penyerapan (absorbsi) cairan otak
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak
ialah:
1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Sumbatan akuaduktus Sylvii
b. Turunnya bagian otak
c. Sindrom Dandy-Walker/ kelainan organ
d. Kista araknoid

e. Anomali pembuluh darah


2. Infeksi
3. Neoplasma/tumor
4. Perdarahan
3. Tanda dan Gejala Hidrosefalus
Masa bayi, tahap awal :
1. Pertumbuhan kepala cepat dan abnormal
2. Fontanela menonjol (terutama fontanela anterior) kadang-kadang tanpa
pembesaran kepala: tegang,tidak berdenyut
3. Dilatasi vena-vena kulit kepala
4. Sutura terpisah
5. Tanda macewen (bunyi perkusi seperti pot retak)
6. Penipisan tulang tengkorak
Masa bayi, tahap lanjut;
1. Pembesaran frontal atau penonjolan dahi
2. Mata yang masuk ke dalam
3. Tanda setting sun sklera terlihat di atas iris
4. Refleks pupil lamban, respon terhadap cahaya tidak sama
5. Mengalami kesulitan pergerakan
6. Kerusakan saraf yang memberikan gejala kelainan neurologis berupa gangguan
kesadaran, motoris atau kejang, kadang kadang gangguan pusat vital,
bergantung pada kemampuan kepala untuk membesar dalam mengatasi
tekanan intrakranial yang meninggi.
Masa bayi, Umum :
1. Rewel
2. Lemah

3. Bayi menangis ketika digendong atau ditimang dan diam ketika dibiarkan
berbaring tenang
4. Refleks infantil awal mungkin masih ada
5. Respons yang normalnya terjadi tidak muncul, dapat memperlihatkan : perubahan
tingkat kesadaran, opistotonos (sering berlebihan), spastisitas ekstremitas
bawah, muntah
6. Kesulitan menghisap dan minum susu, tangisan yang melengking, singkat, dan
bernada tinggi, serta gangguan kardiopulmonal.

4. Penatalaksanaan Hidrosefalus :
1. Pencegahan
Belum ditemukan cara tepat untuk mencegah hidrosefalus. Namun pencegahan
secara umum adalah:
Periksa kehamilan secara rutin
Vaksinasi anak Anda
Lindungi diri dan anak Anda dari cedera kepala.
Infeksi tertentu selama kehamilan dapat menyebabkan hidrosefalus pada bayi
yang akan dilahirkan.
Beberapa contoh infeksi yang dapat menyebabkan masalah selama kehamilan
antara lain:
Toxoplasmosis, yang dapat dicegah dengan:
Masak daging dan sayuran dengan benar
Menjaga kebersihan alat-alat makan, termasuk pisau
Hindari kontak dengan kotoran kucing, pakai selalu sarung tangan saat
membersihkan sampah.
Cytomegalovirus (CMV) - tanyakan pada dokter bagaiamana mengidentifikasi CMV
saat kehamilan
Lymphocytic choriomeningitis virus (LCV) dari hewan pengerat (tikus, hamster) hindari kontak dengan hewan pengerat selama kehamilan.
Virus yang menyebabkan cacar air atau gondong - dapat dicegah dengan
vaksinasi.
2. Terapi

Terapi medikamentosa

Ditujukan

untuk

membatasi

evolusi

hidrosefalus

melalui

upaya

mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan


resorbsinya. Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat
kesehatan dimana sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan
adalah:
Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat
ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari
Furosemid
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi
iv 0,6 mg/kgBB/hari Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien
diprogramkan untuk operasi.

Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)


Mekanisme

pungsi

lumbal

berulang

dalam

hal

menghentikan

progresivitas hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal


berulang akan terjadi penurunan tekanan CSS secara intermiten yang
memungkinkan absorpsi CSS oleh vili arakhnoidalis akan lebih mudah.
Indikasi : umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada
hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, periventricular
intraventrikular dan meningitis TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus
komunikan dimana shunt tidak bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi
herniasi (impending herniation)

Cara:
a. LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-3 atau
L3-4 dan CSS dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gaya gravitasi.
b. LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang memakai cara
setiap LP CSS dikeluarkan 3-5 ml.
c. Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar kurang dari 5 ml,
LP diperjarang (2-3 hari).Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan
kepala setiap minggu.
d. LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT scan 3
minggu berturut-turut.
e. Tindakan ini dianggap gagal jika :
Dilatasi ventrikel menetap

Cortical mantel makin tipis


Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriks
Dilatasi ventrikel yang progresif
Komplikasi : herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi, hipoproteinemia dan
gangguan elektrolit.

Terapi Operasi
Ada 3 prinsip pengobatan hidrosefalus:
o

Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak sebagian


pleksus khoroideus dengan tindakan reseksi (pembedahan) atau

koagulasi.
Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal
dengan tempat absorbsi yakni menghubungkan ventrikel dengan

subarakhnoid.
Pengeluaran CSS ke dalam rongga ekstra kranial dengan operasi
pemasangan shunt. Operasi pemasangan shunt dilakukan sedini
mungkin, tetapi biasanya dipasang pada usia 3-4 bulan, sedangkan revisi
pada usia 18-24 bulan, 1-6 tahun, 10-12 tahun.
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada

penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus
0,5-2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
8. Third Ventrikulostomi/Ventrikel III
Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum,
dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari
ventrikel III dapat mengalir keluar.
9. Operasi pintas/Shunting
Ada 2 macam :
Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi
hidrosefalus tekanan normal.
Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
-

Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna


(ThorKjeldsen)

Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.

Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior

Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus

Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum

Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum

b. Lumbo Peritoneal Shunt


CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga
peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara
perkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito. 2000. Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8, EGC, Jakarta
Mansjoer, A. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculopius
Meddoy, R, and Newell,S. 2007. Lecture Note Pediatrik. Jakarta: EMS
Soetomenggolo,T.S . Imael .S. 1999. Neorologi anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta
Wong, D. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6 Vol 2. Jakarta: EGC
Behrman,Richard E,dkk. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 2. Ed 15. Jakarta : EGC.
Berman et al. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & ERB, Ed 5. Jakarta:
EGC.
Carpenito. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC.
Johnson, M., et all. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. New Jersey:
Upper Saddle River.
Mansjoer, Arif dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
FKUI.

Anda mungkin juga menyukai