PERTEMUAN 4
OBJEK PERIKATAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari materi pada pertemuan keempat ini mahasiswa
mampu menjelaskan objek perikatan.
B. URAIAN MATERI
Dalam suatu perikatan pasti terdapat hak dan kewajiban, namun tidak semua
hak dan kewajiban merupakan perikatan dalam arti hukum. Perikatan adalah suatu
hubungan hukum yang diatur dan diakui hukum (dalam Buku II) yang berkaitan
dengan lingkup hukum kekayaan (vermogenrecht). Hubungan hukum yang bersifat
hukum keluarga (familierecht) seperti kewajiban suami isteri, tidak termasuk dalam
perikatan. Namun ada beberapa hubungan hukum dalam hukum keluarga yang
mempunyai sifat hukum harta kekayaan, misalnya wasiat, sehingga memungkinkan
penerapan ketentuan umum hukum perikatan (verbintenissen recht).
Untuk menentukan apakah hubungan hukum itu masuk dalam hukum
perikatan atau tidak, pada umumnya para sarjana menggunakan ukuran apakah
hubungan hukum itu dapat dinilai dengan sejumlah uang, yakni apakah kerugian
yang diakibatkan wanprestasi atau akibat suatu perbuatan melawan hukum itu
dapat diukur dengan sejumlah uang atau tidak, (bernilai ekonomis atau tidak).
Namun demikian dalam perikatan ada hubungan hukum yang tidak dapat dinilai
dengan uang, dan hal ini dianggap sebagai suatu pengecualian.
Pengertian prestasi adalah sesuatu yang wajib dipenuhi oleh debitur dalam
setiap perikatan. Prestasi sama dengan objek perikatan. Dalam hukum perdata
kewajiban memenuhi prestasi selalu disertai jaminan harta kekayaan debitur. Dalam
pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata dinyatakan bahwa semua harta kekayaan debitur
baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang aka nada,
menjadi jaminan pemenuhan hutangnya terhadap kreditur. Tetapi jaminan umum ini
dapat dibatasi dengan jaminan khusus berupa benda tertentu yang ditetapkan
dalam perjanjian antara pihak-pihak.
Hukum Perikatan 1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
Hukum Perikatan 2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
1. Memberikan sesuatu
Hukum Perikatan 3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
b. Pasal 1236. Debitur wajib memberi ganti biaya, kerugian dan bunga kepada
kreditur bila ia menjadikan dirinya tidak mampu untuk menyerahkan barang itu
atau tidak merawatnya dengan sebaik-baiknya untuk menyeIamatkannya.
c. Pasal 1237. Pada suatu perikatan untuk memberikan barang tertentu, barang
itu menjadi tanggungan kreditur sejak perikatan lahir. Jika debitur lalai untuk
menyerahkan barang yang bersangkutan, maka barang itu semenjak
perikatan dilakukan, menjadi tanggungannya.
d. Pasal 1238. Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta
sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila
perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya
waktu yang ditentukan.
1
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Perdata Di Indonesia, Jakarta, Prestasi Pustaka,2006, hal. 231
2
R.Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bandung, Putra Bardin 1978, hal.4
3
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Hukum Perikatan 4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
4
R.Setiawan,Op.Cit, hal. 232
Hukum Perikatan 5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
a. Pasal 1239. Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat
sesuatu, wajib diselesaikan dengan memberikan penggantian biaya, kerugian
dan bunga, bila debitur tidak memenuhi kewajibannya.
5
Ibid, hal 233
Hukum Perikatan 6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
b. Harus mungkin;
Hukum Perikatan 7
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
Jika prestasi terdiri dari satu perbuatan dilakukan lebih dari satu,
mengakibatkan pembatalan perikatan
Dalam melaksanakan suatu perikatan maka harus ada objek
perikatannya dimana objek tersebut harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu :
6
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Hukum Perikatan 8
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
Sebab yang halal diatur dalam Pasal 1335 hingga Pasal 1337 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa: Suatu perjanjian
tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu sebab yang palsu atau
yang terlarang, tidaklah mempunyai kekuatan. Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata tidak memberikan pengertian sebab yang dimaksud dalam
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hanya saja dalam
Pasal 1335 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dijelaskan bahwa yang
disebut dengan sebab yang halal adalah :
7
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaya, Perikatan yang lahir dari perjanjian, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008, hal.
155
Hukum Perikatan 9
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
Hukum Perikatan 10
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
C. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan yang dimaksud dengan objek perikatan memberikan sesuatu dan
berilah contohnya !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan objek perikatan berbuat sesuatu atau
melakukan perbuatan dan berilah contohnya !
3. Jelaskan yang dimaksud dengan objek perikatan tidak berbuat sesuatu atau tidak
melakukan perbuatan dan erilah contohnya !
D. REFERENSI
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaya, Perikatan yang lahir dari perjanjian, Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 200
Hukum Perikatan 11