Anda di halaman 1dari 5

TUGAS HUKUM PERIKATAN

Dosen Pengampu :

Dr. SANG AYU PUTU RAHAYU, SH., MH.

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Iqbal Wiranugraha

NIM : 8111418366

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
Pertanyaan

Dari buku yang dimiliki :

1. Cari unsur perikatan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam BW!

2. Pasal 1234 BW mengatur tentang apa? Jelaskan

3. Berikan contoh perikatan yang lahir dari perjanjian dan yang lahir/bersumber dari undang-
undang berdasarkan buku yang anda miliki.

4. Dari buku yang anda miliki, cari definisi perikatan, perjanjian, kontrak, perjanjian!

Jawaban

1. Perikatan memiliki beberapa unsur di dalamnya yaitu :

a. Hubungan Hukum

Merupakan hubungan dimana melekat hak dan kewajiban pada satu pihak dengan
pihak lainnya. Perikatan merupakan suatu hubungan hukum yang di dalamnya diatur
dan diakui oleh hukum.

b. Kekayaan

Perikatan merupakan bagian dari Hukum Harta Kekayaan dan bagian lain dari
Hukum Harta Kekayaan adalah Hukum Benda. Pada mulanya kekayaan atau uang
adalah penentu apakah suatu hubungan merupakan perikatan atau bukan. Namun
adakalanya jika bicara mengenai kerugian ada beberapa kerugian yang tidak bisa dinilai
oleh uang. Walaupun tolak ukur kekayaan berangsur ditinggalkan, kekayaan masih
dianggap relevan mengingat setiap perbuatan hukum yang dapat dinilai dengan uang
selalu merupakan perikatan.

c. Pihak-pihak

Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara kreditur dan debitur. Kreditur dan
debitur dapat disebut sebagai subjek-subjek perikatan dimana kreditur yang berhak atas
sesuatu dan debitur yang berkewajiban atas prestasinya. Kreditur merupakan pihak
aktif dan debitur biasanya pihak pasif. Sebagai pihak aktif, kreditur berhak melakukan
peringatan seperti gugatan dimuka pengadilan dan sebagainya. Debitur wajib diketahui
identitasnya oleh pihak kreditur berkaitan dengan tuntutan pemenuhan prestasi.

d. Objek Hukum (Prestasi)

Objek perikatan adalah apa yang harus dipenuhi oleh si berutang dan merupakan
hak si berpiutang yang berupa prestasi tertentu. Sesuai dengan BW Pasal 1234 wujud
dari sebuah prestasi adalah memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu.
Dalam praktiknya objek perikatan harus memenuhi beberapa syarat tertentu yakni :

 Objeknya harus tertentu.


Perikatan tidak sah apabila objeknya tidak tertentu atau tidak dapat
ditentukan.
 Objeknya harus diperbolehkan.
Menurut Pasal 1335 dan 1337 BW, persetujuan tidak akan menimbulkan
perikatan jika objeknya bertentangan dengan ketertiban umum atau
melanggar undang-undang.
 Objeknya dapat dinilai dengan uang.
 Objeknya harus mungkin.
Dalam perikatan, prestasinya harus mungkin dilaksanakan. Selain itu
terdapat ketidakmungkinan subjektif dan ketidakmungkinan objektif.
Ketidakmungkinan subjektif tidak menghalangi terjadinya perikatan
sedangkan ketidakmungkinan objektif tidak akan timbul perikatan.

2. Pada BW Pasal 1234 mengatur tentang perikatan. Dimana tiap-tiap perikatan adalah untuk
memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, dan untuk tidak berbuat sesuatu.
 Untuk memberikan sesuatu bermaskud untuk memberikan prestasinya
berupa barang atau jasa.
 Untuk melakukan sesuatu adalah tiap prestasi untuk melakukan sesuatu
yang bukan berupa pemberian sesuatu.
 Untuk tidak berbuat sesuatu adalah perikatan untuk tidak melakukan suatu
perbuatan tertentu yang telah dijanjikan.
3. Perikatan yang lahir dari perjanjian merupakan perikatan yang berupa sewa-menyewa,
pinjam-meminjam, dan tukar-menukar.
 Perikatan yang sederhana
 Perikatan yang berlipat ganda
 Perikatan berlanjut

Perikatan yang lahir atau bersumber dari undang-undang misalnya kewajiban orangtua
untuk memberikan nafkah bagi anak-anaknya sesuai dengan Pasal 26 ayat (1) UU 35/2014.

4. Perikatan menurut Prof. Purwahid Patrik, SH.


Suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara 2 (dua) orang atau
lebih di mana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak yang lain berkewajiban
atas sesuatu.

Kontrak menurut Mariam Darus Badzrulaman

Kontrak dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi diantara dua orang atau
lebih, yang terletak di dalam lapangan harta kekayaan di mana pihak yang satu
berhak atas prestasi dan pihak yang lainnya wajib memenuhi prestasi itu.

Perjanjian secara etimologis didefinisikan sebagai suatu peristiwa di mana seorang berjanji
kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
Daftar Pustaka

Bahan ajar Hukum Perikatan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Lukman Santoso, 2016, Hukum Perikatan, Malang: SETARA PERS.

Achmad Busro, 2011, Hukum Perikatan Berdasar Buku III KUH Perdata, Yogyakarta: Pohon
Cahaya.

Anda mungkin juga menyukai