79-Article Text-121-1-10-20161115 PDF
79-Article Text-121-1-10-20161115 PDF
Mariana Kristiyanti
Fakultas Ekonomi Universitas AKI
Abstract
Pada era reformasi saat ini, suatu organisasi tetapi lebih ditekankan
fenomena pengukuran keberhasilan yang kepada output, proses, manfaat, dan dampak
hanya menekankan pada input banyak dari program organisasi tersebut bagi
mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. kesejahteraan masyarakat. Melalui suatu
keberhasilan suatu organisasi sangat penting organisasi akan lebih dilihat dari
Tingkat keberhasilan harus diukur tidak mencapai hasil sesuai dengan rencana yang
-103-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-104-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-105-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
sasaran dan tujuan strategis. Jadi pengukuran dapat disimpulkan elemen pokok suatu
kinerja adalah suatu metode atau alat yang pengukuran kinerja antara lain:
digunakan untuk mencatat dan menilai 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi
pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan organisasi.
tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat
diketahui kemajuan organisasi serta 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
-106-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
4. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian sasaran dan strategi. Indikator kinerja dapat
kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama
pengambilan keputusan dan akuntabilitas). (critical success factors) dan indikator kinerja
kunci (key performance indicator). Faktor
keberhasilan utama adalah suatu area yang
1. Menetapkan Tujuan, Sasaran dan Strategi mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja
-107-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-108-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-109-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
operasi dengan berpedoman pada target-target dapat digunakan sebagai indikator kinerja atau
dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator masukan dalam menetapkan indikator kinerja.
kinerja merupakan kriteria yang digunakan Identifikasi terhadap CSF dapat dilakukan
untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan terhadap berbagai faktor misalnya, potensi yang
organisasi yang diwujudkan dalam ukuran- dimiliki organisasi, kesempatan, keunggulan,
ukuran tertentu. tantangan, kapasitas sumber daya, dana, sarana-
prasarana, regulasi atau kebijakan organisasi,
Indikator kinerja (performance
dan sebagainya. Untuk memperoleh CSF yang
indicator) sering disamakan dengan ukuran
tepat dan relevan, CSF harus secara konsisten
kinerja (performance measure). Namun
mengikuti perubahan yang terjadi dalam
sebenarnya, meskipun keduanya merupakan
organisasi. Setiap organisasi mempunyai CSF
kriteria pengukuran kinerja, terdapat perbedaan
yang berbeda-beda karena sangat tergantung
makna. Indikator kinerja mengacu pada
pada unsur-unsur apa dari organisasi tersebut
penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-
yang dapat menentukan keberhasilan atau
hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-
kegagalan dalam pencapaian tujuan.
indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung
kualitatif. Sedangkan ukuran kinerja adalah CSF sering disamakan pengertiannya
kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian dengan key performance indicator (KPI) yang
kinerja secara langsung, sehingga bentuknya sebenarnya sangat berbeda. KPI adalah
lebih bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan sekumpulan indikator yang dapat dianggap
ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat
menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan finansial maupun nonfinansial untuk
strategi. melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.
Indikator ini dapat digunakan oleh manajer
untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja.
-110-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
yang dihasilkan. Penentuan indikator kinerja Indikator kualitas dan standar pelayanan
perlu mempertimbangkan komponen berikut: merupakan indicator yang paling sulit diukur,
karena menyangkut pertimbangan yang
1. Biaya pelayanan (cost of service)
sifatnya subyektif. Penggunaan indicator
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk kualitas dan standar pelayanan harus
biaya unit (unit cost), misalnya biaya per unit dilakukan secara hati-hati karena kalau
pelayanan. Beberapa pelayanan mungkin terlalu menekankan indicator ini justru dapat
tidak dapat ditentukan biaya unitnya,karena menyebabkan kontra produktif. Contoh
output yang dihasilkan tidak dapat indicator kualitas dan standar pelayanan
dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman misalnya perubahan jumlah komplain
tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi masyarakat atas pelayanan tertentu.
tersebut dapat dibuat indicator kinerja proksi,
misalnya belanja per kapita.
4. Cakupan pelayanan (coverage)
2. Penggunaan (utilization)
Indikator cakupan pelayanan perlu
Indikator penggunaan pada dasarnya
dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan
membandingkan antara jumlah pelayanan
atau peraturan perundangan yang
yang ditawarkan (supply of service) dengan
mensyaratkan untuk memberikan pelayanan
permintaan publik (public demand). Indikator
dengan tingkat pelayanan minimal yang telah
ini harus mempertimbangkan preferensi
ditetapkan.
publik, sedangkan pengukurannya biasanya
berupa volume absolut atau persentase 5. Kepuasan (satisfaction)
tertentu, misalnya persentase penggunaan
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui
kapasitas. Contoh lain adalah rata-rata jumlah
metode jajak pendapat secara langsung. Bagi
penumpang per bus yang dioperasikan.
pemerintah daerah, metode penjaringan
Indikator kinerja ini digunakan untuk
aspirasi masyarakat (need assessment), dapat
mengetahui frekuensi operasi atau kapasitas
juga digunakan untuk menetapkan indicator
kendaraan yang digunakan pada tiap-tiap
kepuasan. Namun demikian, dapat juga
jalur.
digunakan indicator proksi misalnya jumlah
3. Kualitas dan standar pelayanan (quality and komplain. Pembuatan indicator kinerja
standards) tersebut memerlukan kerja sama antar unit
kerja.
-111-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
berdasarkan pada area yang dapat dan tidak ada kemungkinan kesalahan
dikendalikannya. interpretasi.
5. Contingency. Perumusan indikator kinerja 2. Dapat diukur secara obyektif baik yang
bukan variabel yang independen dari bersifat kuantitatif maupun kualitaitf, yaitu
lingkungan internal dan eksternal. Struktur dua atau lebih mengukur indicator kinerja
-112-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
4. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna diperlukan sistem pengukuran yang tidak
untuk menunjukkan keberhasilan masukan, hanya mempertimbangkan ukuran-ukuran
keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta keuangan tetapi juga ukuran non keuangan.
proses.
Informasi yang digunakan dalam
5. Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap
pengendalian seorang menejer fungsinya
perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan
adalah menjamin bahwa pekerjaan yang ada
hasil pelaksanaan kegiatan
pada organisasi dilakukan secara efisien dan
6. Efektif. Data/informasi yang berkaitan efektif. Manajer tidaklah mengendalikan
dengan indicator kinerja yang bersangkutan biaya secara langsung. Yang dilakukan
dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis menejer adalah berupaya mempengruhi
dengan biaya yang tersedia.
tindakan yang bertanggung jawab atas
pengeluaran biaya. Dengan demikian dalam
pengendalian manajemen, manajer bekerja
Pengukuran Kinerja Manajemen
melalui orang lain dengan berbagai cara
Pengukuran dilakukan dengan berikut ini :
membandingkan kinerja keuangnan
1. Memilih pegawai
sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja
keuangan yang dianggarkan. Sistem 2. Memastikan pegawai dilatih secara
pengukuran demikian sering disebut dengan layak, memutuskan dimana pegawai
sistem pengukuran kinerja tradisional. tersebut cocok pada organisasi
Asumsi yang digunakan dalam sistem pemberdayaan pegawai
pengukuran tradisional adalah bahwa
3. Mengatasi masalah menjamin bahwa
pekerja dapat mengerjakan sesuatu yang
lingkungan pekerjaan memuaskan
telah ditetapkan sebelumnya untuk mencapai
tujuan organisasi tanpa ada keharusan untuk 4. Pemberdayaan pegawai
-113-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-114-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-115-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
1. perspektif keuangan
-116-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-117-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-118-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-119-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
1. Jumlah output yang bisa dihasilkan atas produk atau pelayanan yang
untuk setiap pegawai atau setiap jam tidak memadai.
kerja efektif.
3. Jumlah biaya-biaya kualitas yang
2. Jumlah output yang bisa dihasilkan dikeluarkan dalam penerapan sistem
untuk setiap unit bahan mentah manajemen mutu terpadu (total
(input). quality management system).
-120-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-121-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-122-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)
-123-