Anda di halaman 1dari 21

Peran Indikator Kinerja

Dalam Mengukur Kinerja Manajemen

Mariana Kristiyanti
Fakultas Ekonomi Universitas AKI

Abstract

Performance measurement yields useful information for management decision making


and stakeholders. Strategic and economical decisions hardly require information support of this
performance. Performance information also assists to assess management success or whom that
is given a trust to manage and handle organization.

According to Lohman (2003), performance indicator (performance indicators) is a


variable applied to express quantitatively the effectiveness and efficiency process or operation
with guidance at the targets and purposes of organizations. It is clearly distinct that performance
indicator is a criterion applied to assess the success of organizational purpose achievement
realized in certain criteria.

Key words : Indicator, Performance, Measures Performance, Management Performance

Pendahuluan semata-mata kepada input dari program

Pada era reformasi saat ini, suatu organisasi tetapi lebih ditekankan

fenomena pengukuran keberhasilan yang kepada output, proses, manfaat, dan dampak

hanya menekankan pada input banyak dari program organisasi tersebut bagi

mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. kesejahteraan masyarakat. Melalui suatu

Oleh karena itu perbaikkan indikator pengukuran kinerja, keberhasilan suatu

keberhasilan suatu organisasi sangat penting organisasi akan lebih dilihat dari

agar dapat mencerminkan kinerja kemampuan instansi tersebut berdasarkan

sesuangguhnya dalam suatu organisasi. sumber daya yang dikelolanya untuk

Tingkat keberhasilan harus diukur tidak mencapai hasil sesuai dengan rencana yang

-103-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

telah dituangkan dalam perencanaan tujuan maka penilaian keberhasilan diharapkan


organisasi. menggunakan kriteria yang sama sehingga
lebih obyektif. Indikator kinerja suatu
Dalam rangka mengukur tingkat
organisasi semestinya tidak hanya dipahami
keberhasilan suatu organisasi sangat
pejabat atau aparatur instansi pemerintah
dibutuhkan adanya indikator yang jelas oleh
(public servants), namun juga penting bagi
stakeholders. Indikator kinerja adalah
pihak lain seperti legislatif, investor,
ukuran kuantitaif dan / atau kualitatif yang
kreditur, institusi internasional, pengamat,
menggambarkan tingkat pencapaian suatu
dan juga masyarakat umum. Jadi dengan
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
adanya indikator yang jelas maka akan
Oleh karena itu indikator kinerja harus
menciptakan konsensus berbagai pihak baik
merupakan sesuatu yang akan dihitung dan
internal maupun eksternal untuk
diukur serta digunakan sebagai dasar untuk
menghindari kesalahan interpretasi selama
menilai atau melihat tingkat kinerja, baik
pelaksanaan program dan dalam menilai
dalam tahap perencanaan, tahap
keberhasilan suatu organisasi.
pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan
selesai. Dengan demikian, tanpa adanya Kinerja Organisasi bersifat
indikator kinerja, sulit bagi kita untuk multidimensional. Dalam arti, tidak ada
menilai tingkat keberhasilan dan indikator tunggal yang dapat digunakan
ketidakberhasilan kebijaksanaan maupun untuk menunjukkan tingkat keberhasilan
program suatu organisasi. Dengan indikator secara komprehensif untuk semua jenis
kinerja, suatu organisasi mempunyai wahana Organisasi yang ada. Indikator kinerja yang
yang jelas bagaimana dia akan dikatakan dipilih akan sangat tergantung pada faktor
berhasil atau tidak berhasil di masa yang kritikal keberhasilan yang telah
akan datang. diidentifikasi. Beberapa ukuran keberhasilan
dapat diklasifikasikan dalam beberapa
Indikator kinerja suatu organisasi
perspektif. Menurut Gordon Roberton
hendaknya dapat dipahami secara sama baik
(2002) terdapat empat perspektif indikator
oleh manajemen maupun stakeholders,
keberhasilan instansi pemerintah
terutama direct users. Dengan indikator
sebagaimana diadaptasi dari metodologi
yang sama dan pola pikir yang relatif sama
balanced scorecard, antara lain:

-104-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

1. Perspektif Stakeholders dan Finansial Perspektif ini memuat indikator


tentang sampai seberapa jauh manfaat dari
Perspektif ini melihat pada kinerja
pengembangan baru atau bagaimana hal ini
dari sudut pandang penyedia sumber daya
dapat memberikan kontribusi bagi
dan menunjukkan hasil dari apa yang ingin
keberhasilan di masa depan. Mengukur hasil
dicapai dalam perspektif lainnya.
dari tindakan dan aktivitas dalam perspektif

2. Perspektif Pelanggan ini mungkin tidak dapat dilakukan karena


hasilnya tidak segera dapat diketahui dan
Perspektif pelanggan merupakan
bersifat jangka panjang. Dalam banyak
indikator tentang bagaimana pelanggan
kejadian, mungkin diperlukan ukuran
melihat organisasi dan bagaimana organisasi
pengganti sebagai indikator kinerja.
memandang mereka. Indikator yang dapat
digunakan untuk menilai bagaimana Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja
pelanggan memandang organisasi adalah Kinerja (performance) adalah gambaran
tingkat kepuasan pelanggan yang bisa mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
diketahui melalui survei pelanggan, sikap kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan
dan perilaku mereka yang dapat diketahui sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
dari keluhan-keluhan yang mereka tertuang dalam strategic planning suatu
sampaikan. organisasi. Istilah kinerja sering digunakan
untuk menyebut prestasi atau tingkat
3. Perspektif Proses Internal keberhasilan individu maupun kelompok
individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika
Perspektif ini mencakup indikator
individu atau kelompok invidu tersebut
produktivitas, kualitas, waktu penyerahan, mempunyai kriteria keberhasilan yang telah
waktu tunggu dan sebagainya. Indikator ini ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
memungkinkan kita untuk menentukan tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang
apakah proses telah mengalami peningkatan, hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target,
sejajar dengan benchmarks, dan atau kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin
mencapai target dan sasaran. dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.

Sedangkan pengukuran kinerja


4. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran
(performance measurement) adalah suatu proses

-105-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan Meningkatnya kesadaran masyarakat


dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, terhadap penyelenggaraan administrasi publik
termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan memicu timbulnya gejolak yang berakar pada
sumber daya dalam menghasilkan barang dan ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi
jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik diajukan terhadap pertanggungjawaban yang
barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan diberikan oleh penyelenggara negara atas
dan sampai seberapa jauh pelanggan kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka.
terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan Dengan kata lain, kinerja instansi pemerintah
maksud yang diinginkan; dan efektivitas kini lebih banyak mendapat sorotan, karena
tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, masyarakat mulai mempertanyakan manfaat
2002). yang mereka peroleh atas pelayanan instansi
pemerintah.
Sementara menurut Lohman (2003)
pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas Kondisi ini mendorong peningkatan
penilaian pencapaian target-target tertentu yang kebutuhan adanya suatu pengukuran kinerja
diderivasi dari tujuan strategis organisasi. terhadap para penyelenggara negara yang telah
Whittaker (dalam BPKP, 2000) menjelaskan menerima amanat dari rakyat. Pengukuran
bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu alat tersebut akan melihat seberapa jauh kinerja yang
manajemen yang digunakan untuk meningkatkan telah dihasilkan dalam suatu periode tertentu
kualitas pengambilan keputusan dan dibandingkan dengan yang telah direncanakan.
akuntabilitas. Simons (dalam BPKP, 2000)
menyebutkan bahwa pengukuran kinerja
membantu manajer dalam memonitor Elemen Pokok Pengukuran Kinerja
implementasi strategi bisnis dengan cara
membandingkan antara hasil aktual dengan Berdasarkan berbagai definisi di atas,

sasaran dan tujuan strategis. Jadi pengukuran dapat disimpulkan elemen pokok suatu

kinerja adalah suatu metode atau alat yang pengukuran kinerja antara lain:

digunakan untuk mencatat dan menilai 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi
pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan organisasi.
tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat
diketahui kemajuan organisasi serta 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan


3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan
dan akuntabilitas.
sasaran-sasaran organisasi.

-106-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

4. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian sasaran dan strategi. Indikator kinerja dapat
kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama
pengambilan keputusan dan akuntabilitas). (critical success factors) dan indikator kinerja
kunci (key performance indicator). Faktor
keberhasilan utama adalah suatu area yang

1. Menetapkan Tujuan, Sasaran dan Strategi mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja

Organisasi organisasi. Area ini menggambarkan preferensi


manajerial dengan memperhatikan variabel-
variabel kunci finansial dan nonfinansial pada
kondisi waktu tertentu. Faktor keberhasilan
Tujuan adalah pernyataan secara umum
utama ini harus secara konsisten mengikuti
(belum secara eksplisit) tentang apa yang ingin
perubahan yang terjadi dalam organisasi.
dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan
Sedangkan indikator kinerja kunci merupakan
organisasi yang sudah dinyatakan secara
sekumpulan indikator yang dapat dianggap
eksplisit dengan disertai batasan waktu yang
sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat
jelas. Strategi adalah cara atau teknik yang
finansial maupun nonfinansial untuk
digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan
melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.
sasaran. Tujuan, sasaran, dan strategi tersebut
Indikator ini dapat digunakan oleh manajer
ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan
untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja.
misi organisasi. Berdasarkan tujuan, sasaran dan
strategi tersebut selanjutnya dapat ditentukan
indikator dan ukuran kinerja secara tepat.
3. Mengukur Tingkat Ketercapaian Tujuan
dan Sasaran-Sasaran Organisasi

2. Merumuskan Indikator dan Ukuran Jika kita sudah mempunyai indikator


Kinerja dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran
kinerja bisa diimplementasikan. Mengukur
Indikator kinerja mengacu pada
tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi
penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-
adalah membandingkan hasil aktual dengan
hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-
indikator dan ukuran kinerja yang telah
indikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada
ditetapkan. Analisis antara hasil aktual dengan
penilaian kinerja secara langsung. Indikator
indikator dan ukuran kinerja ini menghasilkan
kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan
penyimpangan positif, penyimpangan negatif,
untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan,

-107-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

atau penyimpangan.nol Penyimpangan positif b. Penilaian Kemajuan Organisasi,


berarti pelaksanaan kegiatan sudah berhasil Pengukuran kinerja yang dilakukan
mencapai serta melampaui indikator dan ukuran setiap periode waktu tertentu sangat
kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan negatif bermanfaat untuk menilai kemajuan
berarti pelaksanaan kegiatan belum berhasil yang telah dicapai organisasi. Kriteria
mencapai indikator dan ukuran kinerja yang yang digunakan untuk menilai kemajuan
ditetapkan. Penyimpangan nol berarti organisasi ini adalah tujuan yang telah
pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai ditetapkan. Dengan membandingkan
atau sama dengan indikator dan ukuran kinerja hasil aktual yang tercapai dengan tujuan
yang ditetapkan. organisasi yang dilakukan secara berkala
(triwulan, semester, tahunan) maka
kemajuan organisasi bisa dinilai.

4. Evaluasi Kinerja Semestinya ada perbaikan kinerja secara


berkelanjutan dari periode ke periode
Evaluasi kinerja akan memberikan berikutnya. Jika pada suatu periode,
gambaran kepada penerima informasi mengenai kinerja yang dicapai ternyata lebih
nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. rendah daripada periode sebelumnya,
Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan maka harus diidentifikasi dan ditemukan
skala pengukuran tertentu. Informasi capaian sumber penyebabnya dan alternatif
kinerja dapat dijadikan feedback dan reward- solusinya.
punishment, penilaian kemajuan organisasi dan
dasar peningkatan kualitas pengambilan c. Meningkatkan Kualitas Pengambilan

keputusan dan akuntabilitas. Keputusan dan Akuntabilitas,


Pengukuran kinerja menghasilkan
informasi yang sangat bermanfaat untuk
pengambilan keputusan manajemen
a. Feedback, Hasil pengukuran terhadap
maupun stakeholders. Keputusan-
capaian kinerja dijadikan dasar bagi
keputusan yang bersifat ekonomis dan
manajemen atau pegelola organisasi
strategis sangat membutuhkan dukungan
untuk perbaikan kinerja pada periode
informasi kinerja ini. Informasi kinerja
berikutnya. Selain itu, hasil ini pun bisa
juga membantu menilai keberhasilan
dijadikan landasan pemberian reward
manajemen atau pihak yang diberi
and punishment terhadap manajer dan
amanah untuk mengelola dan mengurus
anggota organisasi.
organisasi.

-108-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

dibandingkan dengan yang telah direncanakan.


Apabila dalam melaksanakan kegiatannya
Di samping beberapa hal yang sudah
ditemukan hambatan-hambatan ataupun kendala
disinggung di atas, pengukuran kinerja juga
yang mengganggu pencapaian kinerjanya, juga
merupakan salah satu faktor penting dalam
akan diungkapkan dalam pengukuran kinerja
pengimplementasian manajemen strategik. Hal
tersebut. Pengukuran kinerja ini sangat penting
ini penting karena pengukuran kinerja
baik bagi pihak yang memberikan amanah
merupakan salah satu tahapan dalam siklus
maupun pihak yang diberi amanah. Bagi
manajemen strategis. Dengan memahami siklus
pemberi amanah, pengukuran kinerja dapat
manajemen strategis tersebut dapat diketahui
digunakan untuk menilai kinerja para manajer
bahwa pengukuran kinerja merupakan tahapan
sektor publik, apakah mereka telah menjalankan
yang sangat vital bagi keberhasilan
tugasnya sesuai dengan yang diamanahkan atau
implementasi manajemen strategis.
tidak. Sedangkan bagi yang diberi amanah,
Rencana strategis yang telah ditetapkan pengukuran dapat digunakan sebagai media
oleh organisasi membutuhkan wahana untuk untuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan
mewujudkannya dalam bentuk aktivitas amanah yang telah dipercayakan kepada mereka.
keseharian organisasi. Implementasi rencana Selain itu pengukuran kinerja juga dapat
strategik akan dapat mencapai kualitas yang digunakan sebagai umpan balik bagi mereka
diinginkan jika ditunjang oleh pola pengukuran untuk mengetahui seberapa jauh prestasi yang
kinerja yang yang berada dalam koridor telah berhasil diraihnya.
manajemen strategik. Pengukuran kinerja yang
dimulai dari penetapan indikator kinerja dan
diikuti dengan implementasinya memerlukan Indikator Kinerja
adanya evaluasi mengenai kinerja organisasi
Definisi indikator kinerja adalah ukuran
dalam rangka perwujudan visi dan misi
kuantitatif dan/atau kualitatif yang
organisasi.
menggambarkan tingkat pencapaian suatu
Jadi, diperlukan adanya suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan
pengukuran kinerja terhadap manajer organisasi (BPKP, 2000). Sementara menurut Lohman
sektor publik, sebagai orang yang diberi amanah (2003), indikator kinerja (performance
oleh masyarakat. Pengukuran tersebut akan indicators) adalah suatu variabel yang
melihat seberapa jauh kinerja yang telah digunakan untuk mengekspresikan secara
dihasilkan dalam suatu periode tertentu kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau

-109-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

operasi dengan berpedoman pada target-target dapat digunakan sebagai indikator kinerja atau
dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator masukan dalam menetapkan indikator kinerja.
kinerja merupakan kriteria yang digunakan Identifikasi terhadap CSF dapat dilakukan
untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan terhadap berbagai faktor misalnya, potensi yang
organisasi yang diwujudkan dalam ukuran- dimiliki organisasi, kesempatan, keunggulan,
ukuran tertentu. tantangan, kapasitas sumber daya, dana, sarana-
prasarana, regulasi atau kebijakan organisasi,
Indikator kinerja (performance
dan sebagainya. Untuk memperoleh CSF yang
indicator) sering disamakan dengan ukuran
tepat dan relevan, CSF harus secara konsisten
kinerja (performance measure). Namun
mengikuti perubahan yang terjadi dalam
sebenarnya, meskipun keduanya merupakan
organisasi. Setiap organisasi mempunyai CSF
kriteria pengukuran kinerja, terdapat perbedaan
yang berbeda-beda karena sangat tergantung
makna. Indikator kinerja mengacu pada
pada unsur-unsur apa dari organisasi tersebut
penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-
yang dapat menentukan keberhasilan atau
hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-
kegagalan dalam pencapaian tujuan.
indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung
kualitatif. Sedangkan ukuran kinerja adalah CSF sering disamakan pengertiannya
kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian dengan key performance indicator (KPI) yang
kinerja secara langsung, sehingga bentuknya sebenarnya sangat berbeda. KPI adalah
lebih bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan sekumpulan indikator yang dapat dianggap
ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat
menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan finansial maupun nonfinansial untuk
strategi. melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.
Indikator ini dapat digunakan oleh manajer
untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja.

Definisi Critical Success Factors (CSF)

Critical Success Factors (faktor


Pengembangan Indikator Kinerja
keberhasilan utama) adalah suatu area yang
mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja Penggunaan indikator kinerja sangat
organisasi. Area CSF ini menggambarkan penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas
preferensi manajerial dengan memperhatikan atau program telah dilakukan secara efisien dan
variabel-variabel kunci finansial dan non- efektif. Indikator untuk tiap-tiap unit organisasi
finansial pada kondisi waktu tertentu. Suatu CSF berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan

-110-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

yang dihasilkan. Penentuan indikator kinerja Indikator kualitas dan standar pelayanan
perlu mempertimbangkan komponen berikut: merupakan indicator yang paling sulit diukur,
karena menyangkut pertimbangan yang
1. Biaya pelayanan (cost of service)
sifatnya subyektif. Penggunaan indicator
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk kualitas dan standar pelayanan harus
biaya unit (unit cost), misalnya biaya per unit dilakukan secara hati-hati karena kalau
pelayanan. Beberapa pelayanan mungkin terlalu menekankan indicator ini justru dapat
tidak dapat ditentukan biaya unitnya,karena menyebabkan kontra produktif. Contoh
output yang dihasilkan tidak dapat indicator kualitas dan standar pelayanan
dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman misalnya perubahan jumlah komplain
tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi masyarakat atas pelayanan tertentu.
tersebut dapat dibuat indicator kinerja proksi,
misalnya belanja per kapita.
4. Cakupan pelayanan (coverage)
2. Penggunaan (utilization)
Indikator cakupan pelayanan perlu
Indikator penggunaan pada dasarnya
dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan
membandingkan antara jumlah pelayanan
atau peraturan perundangan yang
yang ditawarkan (supply of service) dengan
mensyaratkan untuk memberikan pelayanan
permintaan publik (public demand). Indikator
dengan tingkat pelayanan minimal yang telah
ini harus mempertimbangkan preferensi
ditetapkan.
publik, sedangkan pengukurannya biasanya
berupa volume absolut atau persentase 5. Kepuasan (satisfaction)
tertentu, misalnya persentase penggunaan
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui
kapasitas. Contoh lain adalah rata-rata jumlah
metode jajak pendapat secara langsung. Bagi
penumpang per bus yang dioperasikan.
pemerintah daerah, metode penjaringan
Indikator kinerja ini digunakan untuk
aspirasi masyarakat (need assessment), dapat
mengetahui frekuensi operasi atau kapasitas
juga digunakan untuk menetapkan indicator
kendaraan yang digunakan pada tiap-tiap
kepuasan. Namun demikian, dapat juga
jalur.
digunakan indicator proksi misalnya jumlah
3. Kualitas dan standar pelayanan (quality and komplain. Pembuatan indicator kinerja
standards) tersebut memerlukan kerja sama antar unit
kerja.

-111-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

6. Comprehensiveness. Indikator kinerja harus


merefleksikan semua aspek perilaku yang
Syarat-syarat Indikator Ideal
cukup penting untuk pembuatan keputusan

Indikator kinerja bisa berbeda untuk manajerial.

setiap organisasi, namun setidaknya ada


7. Boundedness. Indikator kinerja harus
persyaratan umum untuk terwujudnya suatu difokuskan pada faktor-faktor utama yang
indikator yang ideal. Menurut Palmer (1995), merupakan keberhasilan organisasi.
syarat-syarat indikator yang ideal adalah sebagai
berikut: 8. Relevance. Berbagai penerapan
membutuhkan indicator spesifik sehingga
1. Consitency. Berbagai definisi yang relevan untuk kondisi dan kebutuhan
digunakan untuk merumuskan indicator
tertentu.
kinerja harus konsisten, baik antara periode
waktu maupun antar unit-unit organisasi. 9. Feasibility. Target-target yang digunakan
sebagai dasar perumusan indikator kinerja
2. Comparibility. Indikator kinerja harus harus merupakan harapan yang realistik dan
mempunyai daya banding secara layak.
dapat dicapai.

3. Clarity. Indikator kinerja harus sederhana,


didefinisikan secara jelas dan mudah
dipahami. Sementara itu, syarat indikator kinerja
menurut BPKP (2000) adalah sebagai berikut:
4. Controllability. Pengukuran kinerja
terhadap seorang manajer publik harus 1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami

berdasarkan pada area yang dapat dan tidak ada kemungkinan kesalahan

dikendalikannya. interpretasi.

5. Contingency. Perumusan indikator kinerja 2. Dapat diukur secara obyektif baik yang

bukan variabel yang independen dari bersifat kuantitatif maupun kualitaitf, yaitu

lingkungan internal dan eksternal. Struktur dua atau lebih mengukur indicator kinerja

organisasi, gaya manajemen, ketidakpastian mempunyai kesimpulan yang sama.

dan kompleksitas lingkungan eksternal


3. Relevan, indikator kinerja harus menangani
harus dipertimbangkan dalam perumusan
aspek-aspek obyektif yang relevan.
indikator kinerja.

-112-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

4. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna diperlukan sistem pengukuran yang tidak
untuk menunjukkan keberhasilan masukan, hanya mempertimbangkan ukuran-ukuran
keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta keuangan tetapi juga ukuran non keuangan.
proses.
Informasi yang digunakan dalam
5. Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap
pengendalian seorang menejer fungsinya
perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan
adalah menjamin bahwa pekerjaan yang ada
hasil pelaksanaan kegiatan
pada organisasi dilakukan secara efisien dan
6. Efektif. Data/informasi yang berkaitan efektif. Manajer tidaklah mengendalikan
dengan indicator kinerja yang bersangkutan biaya secara langsung. Yang dilakukan
dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis menejer adalah berupaya mempengruhi
dengan biaya yang tersedia.
tindakan yang bertanggung jawab atas
pengeluaran biaya. Dengan demikian dalam
pengendalian manajemen, manajer bekerja
Pengukuran Kinerja Manajemen
melalui orang lain dengan berbagai cara
Pengukuran dilakukan dengan berikut ini :
membandingkan kinerja keuangnan
1. Memilih pegawai
sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja
keuangan yang dianggarkan. Sistem 2. Memastikan pegawai dilatih secara
pengukuran demikian sering disebut dengan layak, memutuskan dimana pegawai
sistem pengukuran kinerja tradisional. tersebut cocok pada organisasi
Asumsi yang digunakan dalam sistem pemberdayaan pegawai
pengukuran tradisional adalah bahwa
3. Mengatasi masalah menjamin bahwa
pekerja dapat mengerjakan sesuatu yang
lingkungan pekerjaan memuaskan
telah ditetapkan sebelumnya untuk mencapai
tujuan organisasi tanpa ada keharusan untuk 4. Pemberdayaan pegawai

melakukan inovasi. Untuk memenangkan


5. Memberikan nasihat dan saran
persaiangn global, sistem pengukuran yang
hanya mempertimbangkan aspek keuangan 6. Mengatasi masalah

semata tidak dapat mencerminkan kinerja


menejemen sesungguhnya, sehingga

-113-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

7. Menjamin bahwa lingkungan pekerjaan bermanfaat telah menjadikan sebagian kecil


memuaskan dari informasi yang tersedia mudah
digunakan oleh manajer.

Laporan anggaran yang disetujui


Untuk menjalankan tugas-tugas
merupakan media pengendalian aktivitas
diatas, manajer membutuhkan informasi
pusat pertanggung jawaban yang ada, dan
yaitu Informasi informal. Bayak informasi
suatu laporan yang membandingkan
yang digunakan manajer adalah informasi
pendapatan sesungguhnya dengan biaya
informal. Manajer menerimanya melalui
yang dianggarkan merupakan keuangn yang
pengamatan, percakapan, telepon, rapat,
penting. Walaupun anggaran merupakan
memo, pertemuan-pertemuan sehingga sama
pedoman penting bagi manajer pusat
sekali berbeda dengan informasi yang
pertanggung jawaban, anggaran hanyalah
diperoleh dari laporan formal Informasi
merupakan pedoman. Jika manajer
pengendalian tugas. Kebanyakan informasi
menemukan cara yang lebih baik dalam
yang ada pada suatu organisasi adalah
mencapai tujuan atau jika keadaan berubah
informasi pengendalin tugas. Sistem
dari asumsi awal manajer boleh tidak
pengendalian produksi menyediakn
menggunakan anggaran Informasi non
informasi yang menjadwalkan pengiriman
keuangan, Informasi non keuangan tertentu
bahan baku, penggunaan tenaga kerja dan
merupakan indikator penting tentang
sumber daya lain, sehingga produk yang
bagaimana strategi yang dipilih diterapkan
sebenarnya dan jumlah yang benar dapat
hal ini mengacu pada beberapa cara :
diperoleh pada akhir proses, sistem ini juga
variabel penting, faktor-faktor strategi,
mengendalikan pemesanan gaji
faktor kesuksesan kunci, faktor kesuksesan
penyimpanan dan aktifitas lain. Informasi
kritis atau indikator kinerja kunci
pengendalian manajemen terutama
merupakan ringkasan dari pengendalian
tugas. Karena pesatnya perkembangan
Sistem Pengukuran Kinerja
komputer dan biaya pertransaksi yang
semakin rendah, masalah utama dalam Dalam menetapkan sistem
memperoleh informasi manajemen yang pengukuran kinerja, manajemen puncak

-114-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

memilih serangkaian ukuran-ukuran yang 2. Membantu pengambilan keputusan


menunjukan strategi perusahaan. ukuran- yang bersangkutan dengan
ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor karyawan
kesuksesan kritis saat ini dan masa depan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan
Jika faktor-faktor ini diperbaiki, maka
pelatihan dan pengembangan
Organisasi telah menerapkan strateginya.
karyawan dan untuk menyediakan
Kesuksesan suatu strategi tergantung pada
kriteria seleksi dan evaluasi program
strateginya itu sendiri. Sistem pengukuran
pelatihan karyawan
kinerja secara ringkas merupakan
mekanisme perbaikan lingkungan organisasi 4. Menyediakan umpan balik bagi
agar berhasil dalam menerapkan strategi karyawan mengenai bagaimana
perusahaan. atasan mereka menilai kinerja
mereka
Ukuran keuangan kesuksesan
perusahaan, laba dan pendapatan, 5. Menyediakan suatu dasar bagi
menunjukan hasil keputusan masa lalu yang distribusi penghargaan
telah diambil oleh perusahaan. Karena dunia
usaha telah menggunakan ukuran
pendapatan dan biaya untuk jangka waktu Balanced Scorecard merupakan
yang lama, ukuran ini cukup baik. Namun conton sistem pengukuran kinerja. Balance
beberapa tahun terakhir menunjukan adanya scorecard diperkenalkan oleh Kaplan dan
peningkatan kebutuhan untuk menggunakan Norton. Ia menekankan keseimbangan
pengukuran non keuangan. Manfaat antara ukuran strategis dalam upaya
Pengukuran Kinerja Manajemen mencapai keselarasan tujuan, sehingga
mendorong bawahan untuk bertindak sesuai
1. Mengelola operasi organisasi secara
dengan tujuan organisasi. Untuk mendukung
efektif & efisien melalui
keselarasan, tujuan Balance scoredcard
pemotivasian karyawan secara
merupakan alat dalam mempokouskan
maksimum,
organisasi, meningkatkan komunikasi,
menetapkan tujuan organisasi, dan
menyediakan umpan balik bagi manajemen.

-115-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

Setiap ukuran dalam Balance manajemen puncak kurang akrab dengan


scorecard menekankan aspek strategi penggunaann ukuran tersebut.
organisasi. Dalam membuat Balance
Ukuran internal & ukuran eksternal,
scorecsrd, eksekutif harus memilih
Perusahaan harus melakukan keseimbanagn
seperangkat ukuran yang :
diantara ukuran-ukuran eksternal, seperti
manufaktur. Alasan untuk ini adalah banyak
1. Menunjukan faktor kritis secara akurat perusahaan sering mengorbankan
yang akan menentukan kesuksesan strategi pengembangan untuk hasil eksternal atau
perusahaan. mengabaikan hasil eksternal¸dengan
menyakinkan bahwa ukuran internal sudah
2. Menunjukan hubungan diantara ukuran
cukup.
individual sebagai penyebeb

3. Menyediakan pandangan yang lebih luas


tentang status terkini perusahaan. Balanced scorecard memiliki 4 perspektif :

1. perspektif keuangan

Ukuran ini merupakan indokator Kinerja keuangan mengukur kinerja


yang menunjukan kepada manajemen apa perusahaan dalam memperoleh laba dan
yang telah terjadi sebaliknya ukuran pemicu nilai pasar. Ukuran keuangan biasanya
adalah indikator terdepan yang menunjukan diwujudkan dalam profitabilitas,
kemajuan bagian-bagian penting dari pertumbuhan dan nilai pemegang saham.
penenerapan suatu strategi. Alat ukur yang biasa digunakan adalah
return on investement dan residual income.
Ukuran keuangan & non keuangan,
dengan menyadari pentingnya ukuran
2. perspektif kepuasan pelanggan
banyak organisasi yang masih gagal
memasukan ukuran non keuangan kedalam Kepuasan pelanggan ini diukur dari
kinerja manajemen puncak perusahaan bagaimana perusahaan dapat memuaskan
terutama karena ukuran ini cendrung sedikit pelannggan. Alat ukur yang bias digunakan
canggih dari pada ukuran keuangan dan adalah market share, custemer retension,

-116-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

customer acquisition, customer satisfaction 1. Menentukan strategi


dan custumer profitability.
Membuat suatu jaringan antara strategi
dan tindakan operasional akibatnya adalah
3. perspektif proses bisnis internal
perlu proses penentuan Balance scorecared
Dalam perspektif ini kinerja dengan menetukan strategi organisasi. Pada
perusahaan diukur dsri magaimana tahapan ini penting dipahami bahwa tujuan
perusahaan dapat meghasilkan prodek atau organisasi dijelaskan ssecara eksplisit dan
jasa secara efisien dan efektif. Ukuran yang target yang ingindicapai telah
biasa digunakan adalah kualitas, response dikembangkan.
time, cost dan pengnalan produk baru.

2. Menentukan ukuran dari strategi


4. perspekif pertumbuhan & pembelajaran
Langkah berikutnya adalah
Perspektif ini menekankan pada
mengmbangkan ukuran-ukuran dalam
magaimana perusahaan dapat berinovasi dan
mendukung strategi yang telah diterapkan.
terus tumbuh dan berkembang agar dapat
Organisasi harus fokus pada ukuarn-ukuarn
bersaing dimasa sekarang maupun dimasa
penting dari strategi.
datang. Oleh karena itu sumber daya ditutut
untuk produktif dan terus belajar agar
mempunyai kemampuan dalam berinovasi
3. Menyatukan ukuran yang sudah
dan mengembangkan produk baru yang
ditetapkan ke dalam sistem manajemen
memiliki value bagi custumer. Alat ukur
yang biasa dipakai adalah employee Balance scorecard harus disatukan
satisfactiondan information sytem availebel. dengan struktur formal dan informal
organisasi, budaya, dan prakktik-praktik
sumber dayanya.
Penerapan Balanced Score Card

Penerapan balanced scorecard dapat


4. Menelaah ukuran dan hasil secara rutin
diikhtisarkan menjadi 4 langkah :

-117-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

Sekali balance scoredcard bejalan maka 1. Kurangnya hubungan antara ukuran


secara konsisten harus ditelah oleh & hasil non keuangan
manajemen puncak.
2. Fixation on financial results

3. Tidak adanya mekanisme perbaikan


Aspek penting dari telaah ini adalah:
4. Ukuran-ukurannya tidak
1. Telah memberitahukan manajemen diperbaharui
apakah strategi telah diterapkan
5. Pengukuran terlalu berlebihan
2. Telaah dijunkan bahwa manajemen
6. Kesulitan dalam menentukan trade
serius terhadap ukuran-ukuran yang
off
ada.

3. Telaah telah tetap menggariskan


ukuran tegrhadap strategi yang Berbagai Kategori Pengukuran Kinerja
berubah
Dari berbagai aspek dan perspektif
4. Telaah memperebaiki pengukuran dalam pengukuran kinerja sebagaimana
dipaparkan di atas, maka dapat dirinci
berbagai kategori sebagai tolok ukur
Keunggulan Balanced Scorecard : penilaian kinerja organisasi. Kategori-
kategori ini dapat diterapkan pada setiap
1. Merupakan konsep pengukuran yang
jenis organisasi dengan modifikasi sesuai
komprehensif
dengan karakteristik dan keunikan
2. Merupakan konsep yang adaptif & organisasi yang bersangkutan.
responsif terhadap lingkungan bisnis

3. Memberikan fokus terhadap tujuan


1. Ukuran-ukuran finansial
menyeluruh perusahaan
a. Ukuran Biaya

Kelemahan Balanced Scorecard :

-118-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

1. Kemampuan untuk mencapai


pengurangan biaya yang telah
c. Ukuran Tingkat Pengembalian dan
dianggarkan (budgeted cost
Surplus
reductions)
1. Kemampuan untuk mencapai marjin
2. Kemampuan untuk merealisasikan
kontribusi sebagaimana ditargetkan.
pengeluaran atau biaya sebagaimana
dianggarkan dalam satu periode 2. Kemampuan untuk mencapai tingkat
secara efisien. surplus atau income tertentu sebagai
ditargetkan.
3. Kemampuan untuk merealisasikan
pengeluaran atau biaya sebagaimana 3. Kemampuan untuk mencapai arus
direncanakan dalam anggaran kas tertentu sebagaimana ditargetkan.
fleksibel satu periode secara efisien
4. Kemampuan untuk mencapai tingkat
(misalnya biaya-biaya yang bisa
surplus setelah mempertimbangkan
dikeluarkan dalam batas toleransi
investasi total atau beban biaya
tertentu untuk setiap unit produk atau
modal (misalnya dengan menghitung
layanan yang dihasilkan dan
residual income-nya)
disediakan).
5. Kemampuan untuk mencapai return
on asset (ROA), return on investment
b. Ukuran Pendapatan (ROI), dan return on equity (ROE).

1. Kemampuan untuk mencapai 6. Peningkatan harga pasar saham


penjualan (penyediaan layanan) atau organisasi jika organisasi yang
target pertumbuhan penjualan bersangkutan go public melalui pasar
(penyediaan layanan) sebagaimana modal.
dianggarkan dengan efektif.

2. Kemampuan untuk mencapai


2. Ukuran Produktivitas
peningkatan atau perluasan market
share (pangsa pasar) dengan efektif.

-119-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

1. Jumlah output yang bisa dihasilkan atas produk atau pelayanan yang
untuk setiap pegawai atau setiap jam tidak memadai.
kerja efektif.
3. Jumlah biaya-biaya kualitas yang
2. Jumlah output yang bisa dihasilkan dikeluarkan dalam penerapan sistem
untuk setiap unit bahan mentah manajemen mutu terpadu (total
(input). quality management system).

3. Tingkat pengurangan atau penurunan 4. Penilaian pelanggan (masyarakat


produk rusak atau cacat. sebagai direct users) atas kualitas
layanan atau produk.
4. Jumlah waktu yang dibutuhkan
organisasi secara keseluruhan untuk
menghasilkan setiap unit produk atau
4. Ukuran Pelayanan
layanan.
1. Kepuasan pelanggan (masyarakat
5. Proporsi nilai tambah (value-added)
sebagai direct users) atas kualitas
dari total jam kerja efektif.
layanan atau produk yang
6. Proporsi waktu menganggur (idle disediakan.
time) dari total jam kerja efektif.
2. Penilaian pihak ketiga (misalnya
LSM, YLKI, atau auditor
independen) atas tingkat kepuasan
3. Ukuran Kualitas
pelanggan.
1. Persentase produk tidak sempurna
3. Prosentase produk atau layanan yang
(defective products) misalnya produk
disediakan secara tepat waktu.
rusak, cacat, kembali, dan / atau
layanan yang tidak memenuhi 4. Jumlah keluhan atau komplain
standar pelayanan minimum (SPM). pelanggan (masyarakat sebagai
direct users) setiap periode tertentu
2. Jumlah biaya yang digunakan untuk
misalnya hari, minggu atau bulan.
mengganti (warranty costs) atau
membayar kembali (reimbursements)

-120-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

5. Kemampuan untuk memenuhi 4. Jumlah pelatihan dan pengembangan


produk atau layanan yang dibutuhkan pegawai
pelanggan (masyarakat).

Ukuran-ukuran kinerja tersebut tidak


5. Ukuran Inovasi mutlak sama antara organisasi satu dengan
organisasi lainnya. Penggunaan ukuran-
1. Jumlah produk atau jenis layanan
ukuran kinerja tersebut sangat tergantung
baru yang berhasil disediakan setiap
pada karakteristik organisasi dan jenis
periode.
pendekatan pengukuran kinerja yang
2. Prosentase penyediaan produk atau digunakan.
layanan yang digunakan untuk
pengembangan pasar baru.
Kesimpulan
3. Waktu yang diperlukan untuk
mengenalkan produk/layanan baru Pengukuran kinerja merupakan alat
kepada masyarakat. manajemen untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan. Dengan
4. Pembandingan dengan organisasi
dilakukannya pengukuran kinerja maka kita
sejenis lain yang memiliki kinerja
bisa memastikan apakah pengambilan
terbaik (benchmarking).
keputusan dilakukan secara tepat dan
obyektif. Selain itu kita juga bisa memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan
6. Ukuran Personalia
membandingkannya dengan rencana kerja
1. Tingkat perputaran pegawai serta melakukan tindakan untuk
(turnover) memperbaiki kinerja periode berikutnya.
Terjadinya peningkatan atau penurunan
2. Jumlah pegawai yang membolos
produktivitas bisa ditunjukkan dari kegiatan
(absen) setiap bulan.
ini. Pengukuran kinerja adalah suatu proses
3. Tingkat kepuasan pegawai penilaian kemajuan pekerjaan terhadap

-121-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan Daftar Pustaka


sebelumnya.
Henley, D., et al. Public Sector Accounting
Dalam rangka menciptakan system and Financial Control. London:
pengukuran kinerja, sebaaiknya organisasi Chapman & Hall. 1993.
mempertimbangkan indikator input,
indikator output, indikator outcome,
indikator manfaat, indikator dampak. Jones, Rowan and Maurice Pendlebury.
Indikator input adalah segala sesuatu yang Public Sector Accounting. 4th
dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat Edition. London: Pitman Publishing.
berjalan untuk menghasilkan output. 1996.
Indikator proses adalah segala besaran yang
menunjukkan upaya yang dilakukan dalam
rangka mengolah input menjadi output. Kloot, Louise. “Performance Measurement
Indikator output adalah sesuatu yang and Accountability in Victorian
diharapkan langsung dicapai dari suatu Local Government”, The
kegiatan yang dapat berupa fisik dan / atau International Journal of Public
non fisik. Indikator hasil adalah segala Sector Management, Vol.12, issue 7,
sesuatu yang mencerminkan berfungsinya 1999
output kegiatan pada jangka menengah.
Indikator manfaat adalah sesuatu yang
terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan. Indikator dampak adalah pengaruh
Parry, Robert W., et al. “The Role of Service
yang ditimbulkan baik positif maupun
Efforts and Accomplishments
negatif pada setiap tingkatan berdasarkan
Reporting in Total Quality
asumsi yang telah ditetapkan.
Management: Implications for
Accountants”. Accounting Horizons.
Vol.8 No.02. June 1994. pp.25-43

-122-
Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen
(Mariana Kristiyanti)

Robertson, Gordon. “Revie Kinerja”.


Lokakarya Revie Kinerja. BPKP dan
Executive Education, 2002.

Scott, Thomas W. and P. Tiessen.


“Performance Measurement and
Managerial Teams”, Accounting,
Organizations and Society 24., 1999,
p.263-285.

-123-

Anda mungkin juga menyukai