Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR INOVASI UPTD PUSKESMAS FEAPOPI

TAHUN 2021

NO. INOVASI REGULASI DESKRIPSI LANGKAH-LANGKAH


1. TOGA “TARMANU”(Tanaman Obat SK PENUNJUKAN PPTK Dalam upaya peningkatan kesehatan - Koordinasi lintas sektor (RT/RW, Dusun,
Keluarga) ARTI TARMANU ATAU MAU TAHUN 2021 (DIUPLOAD masyarakat, yang ditinjau dari beberapa aspek desa/lurah, kecamatan) untuk melakukan
GANTI ISTILAH YG LAIN............ DI LINK INOVASI) yaitu ekonomi, social dan lingkungan melalui sosialisasi dan menentukan sasaran
promosi, preventif , kuratif dan rehabilitatif masyarakat.
Pilihan jenis inovasi di link maka inovasi ini dilakukan melalui - KIE tentang jenis TOGA dan Manfaatnya.
berupa: pilih salah satu: pemberdayaan masyarakat , kader dan lintas - Menanam TOGA di pekarangan
sektor, Tujuan dari inovasi ini adalah: Puskesmas untuk beberapa jenis TOGA
- Inisiatif (ide) - Meningkatkan pengetahuan, kesadaran yang sudah ditentukan.
- Uji coba masyarakat akan pentingnya TOGA. - Bekerjasama dengan masyarakat, kader
- penerapan - Memanfaatkan pekarangan puskesmas dan linsek untuk bersama2
dan lahan kosong masyarakat. menyumbangkan TOGA yg akan ditanam
- Sebagai lumbung hidup, warung hidup dipuskesmas dan dibagikan kepada
dan apotik hidup masyarakat. masyarakat sesuai dengan sasaran yang
- Terwujudnya lingkungan yang tertata sudah ditentukan.
bersih dan sehat.
- Optimalisasi kesehatan keluarga
melalui upaya peningkatan pendapatan
keluarga.

2. JEBOL HAMIL (Jemput Bola Ibu PERBUP NO 21 Untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan - Mendekatkan akses pelayanan kesehatan
Hamil)..BISA GANTI ISTILAHNYA..... KEPBUP NO. 385 A janinnya, serta mengeliminasi angka kematian terhadap ibu hamil terutama di desa
ibu dan bayi, maka perlu dilakukan terjauh, terpencil, tidak ada sinyal dan
pemeriksaan antenatal care atau pemeriksaan kesulitan transportasi.
selama masa kehamilan sesuai standart yang - Penanganan khusus terhadap ibu hamil
bertujuan: bermasalah (hamil diliuar nikah), tidak mau
- Meningkatkan kesehatan ibu secara dilakukan pemeriksaan, sehingga perlu
biopsikosociospiritual. diberikan support /motivasi terhadap
- untuk mempersiapkan ibu dan keluarga keluarga dan bumil, melalui KIE dan
mengenali factor resiko kehamilan. Konseling.
- Memantau kondisi kesehatan ibu dan - Memastikan semua ibu hamil
janinnya. mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
- Mempersiapkan kesehatan ibu pasca standart untuk deteksi dini jika ada
persalinan sehingga dapat memberikan kelainan atau penyakit penyerta pada
ASI. kehamilan yang akan menyulitkan ibu dan
- Dapat melakukan persalinan secara aman anak yang akan dilahirkan.
sesuai indikasi. - Melakukan Penjemputan ibu hamil dr desa
- Memelihara kesehatan ibu agar dan dibawa ke PKM untuk melakukan
mengurangi kejadian prematuritas, pemeriksaan ibu hamil (antenatal care),
kelahiran mati, dan BBLR (berat badan bayi jika ada pemeriksaan khusus yang perlu
lahir rendah) dilakukan di fasilitas kesehatan.
- Melakukan kunjungan rumah/home care
untuk melakukan pemeriksaan ibu hamil.
- Mensosialisasikan call center
kebidanan/puskesmas, agar memudahkan
masyarakat atau nakes melakukan
monitoring dan menerima konsultasi dari
ibu hamil.
- Memberdayakan masyarakat, keluarga,
kader dan meningkatkan koordinasi
dengan linsek, tokoh agama dan tokoh
masyarakat untuk mesosialisasikan/KIE,
monitoring, dan memotivasi ibu hamil
diwilayahnya masing2.
- Memberikan penanda ibu hamil di setiap
rumah dengan bendera berwarna merah
(resiko tinggi) dan kuning (resiko
rendah/tidak beresiko) sesuai indikasi.
(sebagai simbol komunikasi kepada
masyarakat dan linsek, sehingga dapat
dilakukan monitoring bersama)
- Adanya PERDES yang mengatur masyarakat
desa sebagai fungsi control untuk
memanfaatkan faskes dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan, bagian dalam
pemberdayaan masyarakat.
- KERJASAMA DENGAN LINSEK UNTUK
PERSIAPAN RUMAH TUNGGU IBU
BERSALIN KHUSUSNYA IBU HAMIL DIDESA
TERJAUH/KESULITAN TRANSPORTASI.

3. KAMPUNG LISANA (Peduli Kasih PERBUP NO 21 - Dari hasil yang didapatkan bahwa factor - Menentukan kriteria wilayah untuk
Keluarga Berencana) KEPBUP NO. 385 A resiko tinggi bumil disebabkan oleh menjadikan KAMPUNG LISANA (terpencil,
multigravida dan jarak kehamilan yg terlalu tingginya bumil resti, pencapaian KB rendah
dekat, untuk pelayanan promotif atau dan pra keluarga sejahtera. ( ADA DUA DESA
preventif dalam rangka mengeliminasi AKI DI ROTE TENGAN DESA LIMAKOLI DAN
dan AKB maka perlu pembangunan kualitas SUBELA, CANTUMKAN DATANYA KETIKA
kesehatan dan kesejateraan keluarga BUAT VIDEO)
melalui program KB dengan berkoordinasi - Memberikan KIE dan konseling pada
dengan BKKBN/OPD-KB. Mewujudkan pasangan PUS, Bumil resti .
keluarga kecil bahagia sejahtera dengan - Pembinaan keluarga balita, bina keluarga
melaksanakan delapan fungsi keluarga. remaja, bina keluarga lansia.
Penerapan fungsi keluarga ini membantu - Melakukan pemasangan KB di faskes
keluarga lebih bahagia dan sejahtera, langsung setelah persalinan atau mengajak
terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan agar keluarga inisiatif secara mandiri sesuai
keterbelakangan. indikasi
-
- kader sebagai operating core camat sebagai
pengawas, perusahaan swasta, Bumdes ikut
mesuport anggaran, dengan inovasi kampung
“lisana”( ciptakan anak sehat),keluarga sehat,
sejahtera dan bahagia.
4. Rasa dekat covid-19 (Rapid Antigen - Instruksi bupati no 432 Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang - Kerjasama linsek, sat gas, aparat melalui
secara aktif deteksi cepat covid), bias tahun 2021 sudah hampir menjangkau seluruh wilayah koordinasi by mobile (Grup WA)
diganti istilahnya. - Jika ada regulasi bupati provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus - Menyediakan call center untuk pengaduan ,
dan/atau jumlah kematian semakin meningkat
yg baru tentang covid dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, konsultasi masyarakat atau keluhan
bisa ditambahkan sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, masyarakat.
serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, - Kerjasama linsek untuk menyediakan
Pemerintah Indonesia telah menetapkan thermometer digital perdusun atau perdesa,
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 sehingga memudahkan pemantauan.
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan - Melakukan pemeriksaan antigen dirumah
Masyarakat Corona Virus Disease 2019
atau instansi sebulan sekali apabila ada
(COVID-19). Keputusan Presiden tersebut
menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit laporan kontak erat
yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan - Bekerjasama dengan babinkamtibmas dan
Masyarakat (KKM) dan menetapkan KKM satgas dalam kegiatan kunjungan tracing
COVID-19 di Indonesia yang wajib dilakukan
upaya penanggulangan sesuai ketentuan dan pemeriksaan rapid antigen.
peraturan perundang-undangan. - Memberdayakan masyarakat, kader, swasta
secara gotong royong bersama kades
Penanganan dan pengaggulangan harus sebagai support anggaran (jika sumber daya
dilakukan dari wilayah terkecil. terbatas) memberikan
dukungan/sumbangan untuk operasional
Penanganan COVID-19 harus dilakukan dari makan minum.
wilayah terkecil membuat Satuan Tugas - Pemantauan terpusat pasien covid-19
(Satgas) penanganan COVID-19 mengeluarkan 1. Melakukan isolasi mandiri secara terpusat
aturan pembentukan Posko COVID-19 dengan berkoordinasi dengan linsek.
perdusun, Desa/Kelurahan, 2. Melakukan pemantauan pasien covid 4x
selama 10 hari didampingi linsek.
Melalui Surat Edaran nomor 9 tahun 2021, 3. Melakukan edukasi kepada pasien
Satgas menjelaskan bahwa Posko COVID-19 tentang covid
Desa/Kelurahan adalah lokasi atau tempat 4. Membuat media informasi tentang covid
beserta perangkat pelaksana yang menjadi (poster,calling)
pusat perencanaan, koordinasi, pengendalian - Mensosialisasikan agar masyarakat pelaku
dan evaluasi kegiatan penanganan COVID-19 di perjalanan melakukan karantina mandiri 10
suatu wilayah desa/kelurahan melalui fungsi hari dirumah masing-masing dengan
pencegahan, fungsi penanganan, fungsi pengawasan keluarga, tetangga, masyarakay
pembinaan, dan fungsi pendukung. dan satgas covid.
Posko ini memiliki 4 fungsi yang mencakup
pencegahan, penanganan, pembinaan, dan
pendukung.

-Pencegahan, terdiri dari sosialisasi, penerapan


3M (memakai masker, mencuci tangan pakai
sabun, dan menjaga jarak), dan pembatasan
mobilitas.

-Penanganan terdiri dari penanganan


kesehatan 3T (testing, tracing, treatment),
penanganan dampak ekonomi seperti bantuan
langsung tunai (BLT) dana desa dan layanan
masyarakat.

-Pemindahan mencakup penegakan disiplin


dan pemberian sanksi.

-Pendukung terdiri dari pencatatan, pelaporan,


logistik, dukungan komunikasi, dan
administrasi

5. Kurma (kunjungan rumah bersama) Kunjungan ke rumah balita gizi buruk, member
PMT, melakukan monitoring dan memberikan
motivasi kepada keluarga, kunjungan lansia
Kerjasama dengan linsek

6. Gaspol (cegah stunting sampai nol) Bersama lintas sektor melakukan pencegahan
dan penanganan stunting.
Timbang ukur berat badan, tinggi anak
Ukur LL bumil dan busui
Edukasi bumil dan busui
Sertifikat luklus ASI eksklusif

7. Bagaya Rokok (Bapak-Bapak ada tiga kegiatan yang dilakukan dalam 1. Kerjasama lintas sektor, tokoh agama dan
pencegah bahaya rokok) rangkaian inovasi ini, meliputi sosialisasi tokoh masyarakat, dalam melakukan KIE
Bagaya Rokok, verifikasi meka tanpa rok, serta tentang bahaya rokok, menentukan
deklarasi meka tanpa rok. Sosialisi dilakukan kawasan bebas asap rokok dan pojok
kepada masyarakat yang tinggal di pedusunan rokok.
meliputi bapak-bapak, ibu-ibu, kader 2. Sosialisasi bahaya rokok
kesehatan, karang taruna serta pemangku 3. Pembuatan pojok rokok di setiap desa
kebijakan di pedusunan itu sendiri. 4. Kawasan bebas asap rokok di fasilitas
Harapannya dengan terpapar materi mengenai publik
kawasan tanpa rokok, masyarakat lebih peduli
dan dapat menerapkan rencana ini ke dalam
pedusunannya. Kegiatan selanjutnya dalam
bagaya rokok adalah verifikasi. Verifikasi
dilakukan dengan menggunakan form verifikasi
yang dimodifikasi bagi tatanan rumah tangga.
Setelah dilakukan verifikasi, pihak puskesmas
juga membuat komitmen dengan dusun yang
dipilih dalam upaya menerapkan kawasan
tanpa rokok. Kegiatan selanjutnya adalah
deklarasi, yang akan dilaksanakan pada akhir
tahun ini.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, Puskesmas


berharap agar setidaknya masyarakat akan
lebih peduli dengan mau menerapkan
kebijakan KTR secara sederhana seperti
menyebarluaskan informasi mengenai KTR
pada orang sekitarnya, menerapkan larangan
merokok pada saat kegiatan pertemuan,
meniadakan asbak selama pertemuan, dan
harapan besarnya adalah jumlah orang yang
berhenti merokok bertambah, dan jumlah
kawasan tanpa rokok juga bertambah sehingga
beban penyakit akibat rokok juga ikut
berkurang.

8. KASIH (kelas anak suka hidup sehat) Melakukan atau mengajar mengenai
kesehatan di PAUD seminggu sekali dengan
tujuan untuk mengenalkan anak hidup sehat
sejak dini

Anda mungkin juga menyukai