Untitled
Untitled
Dosen Pengampu:
Fathoniz Zakka, Lc, M.Th.I,
Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Pada makalah ini akan dibahas mengenai hadis diroyah, dari mulai tata
cara atau periwayatan hadis diroyah, lambang-lambang periwayatan hadis dan
periwayatan hadis secara lafaz dan makna. Agar dapat menambah pengetahuan
kita tentang periwayatan hadis.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang kami yakini diluar batas kemampuan kami. Maka
dari itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Definisi Periwayatan Hadis.........................................................................................5
B. Tata Cara Atau Metode Periwayatan Dan Lambang-Lambang Periwayatan..............5
C. Periwayatan Hadis Secara Lafaz dan Makna............................................................13
Dilihat dari sudut redaksional hadis, pada umumnya periwayatan hadis dilakukan
dengan dua acara, yaitu periwayatan hadis dengan lafaz dan periwayatan hadis
dengan makna..............................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis adalah segala sesuatu yang datang dari nabi Muhammad
SAW baik berupa perkataan. Perbuatan, dan ketetapan nabi. Hadis
merupakan sumber hukum kedua bagi umat Islam setelah Al-Qur’an.
Hadis juga memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai penjelas bagi Al-
Qur’an, yaitu hadis menjelaskan atau memperinci hal-hal yang masih
belum jelas dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an bersifat mujmal. Hadis
juga berfungsi menafsirkan ayat-ayat yang masih mujmal dalam Al-
Qur’an, serta menetapkan hukun sesuatu yang belum ada dalam Al-
Qur’an.
Hadis memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi
umat Islam untuk menentuka hukum dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, kajian terhadap hadis menjadi sesuatu yang sangat penting.
Maka muncul lah ilmu hadis yaitu ilmu yang mempelajari tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan hadis. Ilmu hadis sendiri terbagi
menjadi dua yaitu, ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis diroyah.
Ilmu hadis diroyah adalah ilmu yang mempelajari tentanghakikat,
sifat-sifat dan kaidah-kaidah dalam periwayatan suatu hadis yang
bertujuan untuk meneliti suatu hadis berdasarkan kaidah-kaidah atau
persyaratan dalam periwayatan. Oleh karena itu, agar kita dapat
memahami ilmu hadis diroyah lebih mendalam dari segi tatacara
periwayatan hadis, lambang-lambang periwayatan hadis dan periwayatan
hadis secara lafaz dan makna. Agar dapat menambah pengetahuan kita
tentang hadis diroyah, maka dari itu kami menulis makalah dengan judul
“PERIWAYATAN HADIS”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian periwayatan hadis?
2. Bagaimana tatacara atau metode dalam periwayatan hadis dan apa saja
lambang-lambang periwayatan hadis?
3. Bagaimana periwayatan secara lafaz dan makna?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui definisi periwayatan hadis.
2. Mengetahui tatacara atau metode dalam periwayatan hadis beserta
lambang-lambang periwayatan hadis.
3. Mengetahui periwayatan secara lafaz dan makna.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Idris dkk, Studi Hadis, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2021), hal. 323
murid dalam periwayatan hadis. Terdapat delapan tata cara atau metode
dalam periwayatan hadis yaitu:2
1. Metode al-sima'
Al-sima' menurut bahasa berasal dari kata sami'a-yasma'u, sam'an,
yang berarti mendengarkan.sedangkan menurut istilah, al-sima' adalah
seorang guru membacakan periwayatan pada murid-muridnya lengkap
berbagai jalur sanadnya, baik bersumber dari hafalan atau tulisan
dengan Cara didikte atau tidak dan menyampaikan pada muridnya.
Menurut mayoritas ulama hadis, metode al-sima' mempunyai
kedudukan tertinggi di antara metode-metode penerimaan hadis yang
lain, karena Nabi saw. Memulai penyampaian hadis dengan cara
memberitahukan dan mendengarkannya kepada para sahabat.
2
Ibid, hal. 326.
2. ( ح دثناia telah menceritakan pada kami), ( ح دثنيia telah
menceritakan padaku)
3. ( اخبرناia telah mengabarkan pada kami)
4. نبانا (ia telah mengabarkan pada kami)
3. Metode al-ijazah
4. Metode al-Munawalah
Kata munawalah berasal dari kata nala-yanalu yang berarti
mendapatkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, metode
al-munawalah adalah suatu istilah tentang pemberi hadis dari guru
pada perawi disertai adanya ijazah baik dengan terang-terangan
maupun dengan sindiran.
5. Metode al-mukatabah
Secara bahasa, al-mukatabah berasal dari kata kataba-yaktubu
yang artinya menulis. Sedangkan menurut istilah adalah seorang guru
menulis hadis untuk murid, baik dengan tulisan sendiri atau
memerintahkan orang alian untuk menulisnya, menulisnya untuk
murid yang tidak hadir atau hadir di hadapan guru.
Ulama hadis berbeda pendapat tentang lambang-lambang
periwayatan dengan menggunakan metode al-ijazah dan al-
munawalah. Pendapat-pendapat tersebut diantaranya: pertama,
menurut beberapa ulama seperti al-layth bin sa’ad dan al-mansur,
boleh menggunakan lambang periwayatan حدثناdan اخبرناdalam
periwayatan menggunakan metode al-mukatabah. Kedua, sebagian
ulama memperbolehkan menggunakan lambang periwayatan اخبرنا
dan tidak boleh menggunakan حدثناdalam priwayatan menggunakan
metode al-mukatabah. Ketiga, menurut ibnu al-salah pendapat yang
sahih adalah harus mengkhususkan lambang periwayatan yang
menunjukkan pada al-mukatabah seperti perkataan sang perawi hadis.
6. Metode al-wasiyyah bi al-kitab
Kata al-wasiyyah secara Bahasa berarti wasiat. Sedangkan menurut
istilah ilmu hadis adalah seorang guru sebelum bepergian atau
mnejelang wafatnya berwasiat kepada seorang murid tentang kitab
yang diriwayatkan olehnya. Diantara lambang yang digunakan dalam
metode ini adalah
(fulan berwasiat kepada ku dengan kitab hadis ini) dan (fulan
mengabarkan kepada kami sesuatu yang diwasiatkannya)
7. Metode I’lam al-syaikh
Kata I’lam secara bahasa berasal dari kata a’lama-yu’limu yang
berarti memberitahukan. Sedangkan menurut istilah adalah
pemberitahuan guru pada murid bahwa hadis atau kitab ini didapatkan
dari seseorang tanpa tanpa memberi izin pada murid untuk
meriwayatkannya dari guru. Diantara lambang yang digunakan dalam
metode ini adalah: (اعلمني فالنfulan memberi tahu kepada ku) dan فالن
ني بهff(فيما اعلمfulan mengabarka kepada kami tentang sesuatu yang ia
beritahukan kepada ku).
8. Metode al-wijadah
Secara Bahasa, al-wijadah berasal dari kata wajada-yajidu yang
artinya menemukan. Sedangkan secara istilah adalah seorang murid
menemukan tulisan orang lain yang berisi hadis, sedangkan ia tidak
pernah mendapatkannya secara langsung dari orang tersebut, baik
menggunakan metode al-sima’ atau ijazah, baik murid yang
menemukan semasa dengan penulisnya maupun tidak semasa, baik
murid sudah pernah meriwayatkan (dari penulis) hadis lain selain hadis
yang ditemukan atau tidak pernah meriwayatkan. Lambang–lambang
yang digunakan dalam metode al-wijadah adalah sebagai berikut:
a) Apabila perawi yakin bahwa hadis yang ditemukan adalah
tulisan gurunya, maka diantara lambang periwayatan yang
digunaka adalah: ( وجدت بخط فالنaku temukan tulisan si fulan)
atau (قرات بخط فالنAku membaca tulisan fulan).
b) Apabila perawi menemukan hadis dari kitab seseorang dan
tidak ditulis gurunya, maka diantara lambang periwayatan yang
digunakan adalah: ( ذكرفالنsi fulan menyebutkan) اخبرنافالن
(Fulan mengabarkan kepada kami).
c) Apabila perawi tidak yakin bahwa tulisan yang ditemukan
adalah tulisan gurunya, maka lambang periwayatan yang
digunakan adalah: ( بلغنى عن فالنsampai
kepada kami berita dari fulan) dan ( وجدت بخط قيل انه خط فالنaku
temukam tulisan yang dikatakan bahwa itu adalah tulisan
fulan).
3
M. Sayuti Ali, “Periwayatan Hadis Dengan Lafaz Dan Makna”, Jurnal Al-Qalam Vol. 5, No. 59,
(1996): 21
4
Ibid, hal. 22
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan mansia dalam menghafal
atau bila terjadi rentang waktu yang cukup panjang antara waktu
penerimaan hadis dan waktu penyampaiannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periwayatan hadis adalah kegiatan penerimaan dan penyampaian hadis, serta
penyandaran hadis kepada rangkaian periwayatnya dengan menggunakan
istilah atau lambang tertentu. Periwayatan hadis mencakup 2 proses yaitu
proses penerimaan hadis atau tahammul al-hadith dan proses periwayatan
hadis atau ada’ al-hadith. Kedua proses tersebut dilakukan dengan cara perawi
menerima dari guru atau guru-gurunya kemudian hadis tersebut disampaikan
kepada orang lain yang berstatus sebagai murid dalam periwayatan hadis. Tata
cara atau metode dalam periwayatan hadis terbagi menjadi delapan. Pada
umumnya periwayatan hadis dilakukan dengan du acara, yaitu periwayatan
hadis dengan lafaz dan periwayatan hadis dengan makna.
B. Saran
Sebelum melakukan periwayatan sebuah hadis, ada baiknya jika
mempelajari ilmu hadis terlebih dahulu. Guna untuk mengetahui definisi
periwayatan hadis, tata cara atau metode periwayatan, serta lambang-lambang
periwayatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sayuti Ali, M. (1996). Periwayatan Hadis Dengan Lafaz Dan Makna. Jurnal Al-Qalam.
56, 21-22.
Idris dkk, Studi Hadis. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2021.