Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ADAB-ADAB PARA PENUNTUT ILMU HADITS

DAN GELAR-GELAR PARA AHLI HADITS

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH: STUDY AL-HADITS
DOSEN PENGAMPU: H.M.RIDWAN LC.MA

DISUSUN OLEH:
FAHMI ISTOPANI (2022.003.01.034)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AZIZIYAH


KAPEK GUNUNGSARI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “adab-adab para
penuntut ilmu hadits dan gelar-gelar para ahli hadits” ini tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Study al-hadits. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ust h.ridwan lc,ma dosen pada mata kuliah
study al-hadits yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Gunungsari,13 oktober 2022


3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….4
A. Latar Belakang……………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………… 4
C. Tujuan Penulisan…………………………….……………..4
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………5
A. Pengertian adab menuntut ilmu…………………………….5
B. Adab-adab menuntut ilmu………………………………….5
C. Gelar para ahli hadis………………………………………..6
BAB III PENUTUP……………………………………………7
A.kesimpulan…………………………………...………………7
DAFTAR PUSTAKA……………...…………………………...8

BAB 1
4

PENDAHULUAN
A. . Latar Belakang
Adab merupakan posisi tertinggi dalam Islam setelah tauhid. Karena adab merupakan
buah dari sebuah ilmu pengetahuan. Adab memiliki peranan penting bagi penuntut ilmu.
Hal ini menjadi tolak ukur dalam setiap majelis ilmu ataupun tempat-tempat yang
didalamnya mengajarkan ilmu pengetahuan. Seseorang bisa dikatakan berhasil dalam
proses pembelajaran adalah dengan memiliki adab sertaetika yang sopan dan santun.
Sehingga orang-orang dapat menilai bahwa ilmu pengetahuan melahirkan manusia yang
memiliki etika yang sesuai norma.Terlebih didalam Islam, adab sangat dijunjung tinggi.
Karena menjadi nilai tersendiri jika memiliki adab yang sesuai dengan Islam serta
memiliki ilmu pengetahuan yang mencukupi. Disatu sisi, bahwa adab merupakan kunci
masuk surga. Berdasarkan Hadits Nabi Shallallahualaihi wasallam. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya”.(HR. Abu Daud dan HR.Ibnu Majah).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah adab menuntut ilmu?
2. Bagaimana adab-adab menuntut ilmu?
3. Apa gelar para ahli hadis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu adab menuntut ilmu!
2. Untuk mengetahui macam-macam adab menuntut ilmu
3. Untuk mengetahui gelar-gelar para ahli hadis

BAB II
5

PEMBAHASAN
A.Pengertian Adab Menuntut Ilmu
Adab adalah satu istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata ini
menunjuk pada suatu kebiasaan, etika, dan pola tingkah laku yang dianggap sebagai
model. Selama dua abad pertama setelah kemunculan Islam istilah adab membawa
implikasi makna etika dan sosial. Kata dasar Ad mempunyai arti sesuatu yang
mentakjubkan atau persiapan atau pesta. Adab dalam pengertian ini sama dengan kata
Latin urbanitas, kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti masyarakat kota.
Dengan demikian, adab sesuatu berarti sikap yang baik dari sesuatu tersebut.
Bentuk jamaknya adalah adab al-Islam, dengan begitu, berarti pola perilaku yang baik
yang ditetapkan oleh Islam berdasarkan pada ajaran-ajarannya. Dalam pengertian seperti
inilah kata adab.11
B. Adab-Adab Dalam Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu sebaiknya hal yang pertama dilakukan adalah tujuan dari menuntut
ilmu itu sendiri atau niat dalam menuntut ilmu. Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam
bersabda :”Janganlah kalian mencari ilmu dengan tujuan untuk berbangga-bangga di
hadapan para ulama, membantah orangorang bodoh, dan janganlah kalian memilih
majelis untuk mencari perhatian dengannya. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka
tempatnya di neraka, di neraka”. (HR. Ibnu Majah). Oleh karena itu dalam menuntut ilmu
sebaiknya para penuntut memperhatikan adab-adabnya sebagai berikut.
1. Adab-adab utama seorang muslim dalam menuntut ilmu syar‟i, yaitu:
a. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu
b. Membersihkan hati dari akhlak-akhlak yang buruk
c. Memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Subhanallahu wa ta‟ala
d. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan rindu untuk mendapatkannya
e. Memulai dengan mempelajari kitabullah (Al-Qur‟an)
f. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertakwa kepada Allah Subhanallahu
wa ta‟ala
g. Memanfaatkan waktu usia muda dalam menuntut ilmu
h. Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
i. Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh,atau guru
j. Diam ketika pelajaran disampaikan
k. Berusaha memahami ilmu syar‟i yang disampaikan. Kiat-kiat memahami pelajaran
yang disampaikan:
1) Mencari tempat duduk yang tepat dihadapan guru
2) Memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalaman
1
Hanafi, “Urgensi Pendidikan Adab Dalam Islam”, Jurnal Saintifika Islamica Vol. 4 No. 1, 2017,
hlm. 61.
6

3) Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran


4) Tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan
5) Tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama
l. Menghafalkan ilmu syar‟i yang disampaikan
m. Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan
n. Mengamalkan ilmu syar‟i yang telah dipelajari
o. Mendakwahkan ilmu
p. Memilih teman yang baik.2

C. Gelar para ahli hadits


Dalam ilmu hadits, ada beberapa istilah dan gelar untuk menyebut orang-orang
yang hafal banyak hadits. Istilah dan gelar tersebut diberikan sebagai julukan berdasarkan
seberapa banyak mereka telah menghafalkan hadits-hadits Rosulullah SAW.
Tak hanya hafal haditsnya saja tentunya, tetapi juga sanad-sanad hadits, keadaan para
perawi hadits tersebut, dan kedudukan hadits tersebut baik kuat atau lemahnya hadits.
Semakin banyak hadits yang dihafal, maka semakin tinggi derajat mereka sebagai ahli
hadits.
Para Imam Hadits mendapat gelar keahlian dalam bidang Imam Hadits sesuai dengan
keahlian, kemahiran, dan kemampuan hafalan ribuan Hadits beserta ilmu-ilmunya. Gelar
keahlian itu ialah :

{ ‫ } أمير المؤمنين‬Amirul Mu’miniin fil Hadits


Gelar ini sebenarnya diberikan kepada para khalifah setelah Khalifah Abu Bakar
radhiyallahu ‘anhu. Para khalifah diberikan gelar demikian mengingat jawaban Nabi
shallahu ‘alaihi wasallam atas pertanyaan seorang sahabat tentang “Siapakah yang
dikatakan khalifah”?, bahwa khalifah ialah orang-orang sepeninggal Nabi yang sama
meriwayatkan haditsnya.
Para Muhadditsiin pada masa itu seolah-olah berfungsi khalifah dalam menyampaikan
sunnah. Mereka yang memperoleh gelar ini antara lain : Syu’bah Ibnu al-Hajjaj. Sufyan
ats-Tsauri.Ishaq bin Rahawaih ( Rohuyah).Ahmad bin Hambal.al-Bukhari, ad-Daruquthni
dan Imam Muslim.
{ ‫ } الحاكم‬Al-Hakim
Al-Hakim yaitu, orang yang menguasai seluruh ilmu-ilmu hadits, sehingga tidak ada yang
tertinggal darinya. Yaitu, suatu gelar keahlian bagi imam-imam hadits yang menguasai
seluruh hadits yang marwiyah (diriwayatkan), baik matan maupun sanadnya dan
mengetahui ta’dil (terpuji) dan tarjih (tercelanya) rawi-rawi.

2
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Adab & Akhlak Penuntut Ilmu (Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2018),
hlm. 11-58.
7

Setiap rawi diketahui sejarah hidupnya, perjalanannya, guru-guru dan sifat-sifatnya yang
dapat diterima maupun yang ditolak. Ia harus dapat menghafal hadits lebih dari 300.000
hadits beserta sanadnya.
Para muhadditsiin yang mendapat gelar ini antara lain : Ibnu Dinar (meninggal 162 H).al-
Laits bin Sa’ad.Seorang mawali yang menderita buta di akhir hayatnya meninggal 175
H).Imam Malik (179).dan Imam Syafii (204 H).
{ ‫ } الحّجة‬Al-Hujjah
Yaitu, gelar keahlian bagi para Imam yang sanggup menghafal 300.000 hadits,[3] baik
matan, sanad, maupun perihal si rawi tentang keadilannya, kecacatannya, biografinya
(riwayat hidupnya).
Para muhadditsiin yang mendapat gelar ini antara lain ialah :Hisyam bin Urwah
(meninggal 146 H).Abu hudzail Muhammad bin al-Walid (meninggal 149 H).dan
Muhammad Abdullah bin Amr (meninggal 242 H).
{ ‫ } الحافظ‬Al-Hafizh
Ialah gelar untuk ahli hadits yang dapat menshahihkan sanad dan matan hadits dan dapat
men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. Seorang al-hafidh harus menghafal hadits-
hadits shahih, mengetahui rawi yang waham (banyak purbasangka), illat-illat hadits dan
istilah-istilah para muhadditsiin.
Menurut sebagian pendapat, al-hafidh itu harus mempunyai kapasitas hafalan 100.000
hadits.[4] Para muhadditsiin yang mendapat gelar ini antara lain : al-Iraqi, Syarifuddin
ad-Dimyathi.Ibnu Hajar al-Asqalani, dan Ibnu Daqiqi al-’Iegd.

{ ‫ } المحّد ث‬Al-Muhaddits
Menurut muhadditsiin-muhadditsiin mutaqaddimin, al-hafidh dan al-muhaddits itu searti.
Tetapi, menurut muta’akhiriin, al-hafidh itu lebih khusus daripada al-muhaddits.
Kata at-Tajus Subhi, “al-muhaddits ialah orang yang dapat mengetahui sanad-sanad, illat-
illat, nama-nama rijal (rawi-rawi), ‘ali (tinggi), dan naazil (rendah)-nya suatu hadits,
memahami kutubus sittah, Musnad Ahmad, Sunan al-Baihaqi, Majmu Thabarani, dan
menghafal hadits sekurang-kurangnya 100 hadits.
Muhadisin yang mendapat gelar ini antara lain : Atha’ bin Abi Rabbah (wafat 115
H).Ibnu Katsir dan Imam az-Zabidi
{ ‫ } المسند‬Al-Musnid
Yaitu, gelar keahlian bagi orang yang meriwayatkan sanadnya, baik menguasai ilmunya
maupun tidak. al-musnid juga disebut dengan at-Thalib, al-Mubtadi’, dan ar-Rawi.

BAB III
PENUTUP
8

A.Kesimpulan
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Karena dengan
menuntut ilmu maka seorang muslim akan mengetahui hakikat dari setiap amalannya.
Dalam menuntut ilmu, maka yang perlu diperhatikan adalah tentang adab dalam
menuntut ilmu. Adab dalam menuntut ilmu merupakan sebuah proses untuk mencari ilmu
pengetahuan yang dilakukan dengan tata cara yang sopan, santun, serta sesuai dengan
syariat Islam yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Shallallahu „alaihi wasallam.
Adab dalam menuntut ilmu secara umum yang paling terpenting adalah menjaga niat
yang ikhlas dan memohon kepada Allah. Namun menurut Imam Syafi‟i Rahimahullah
bawah menuntut ilmu ada 6 langkah yaitu: kecerdasan, kemauan, kesabaran, biaya,
bimbingan guru dan waktu yang lama.
Dalil disyariatkannya menuntut ilmu yaitu tertera didalam al-Qur‟an dalam Surah
Ali-Imran ayat 190-191, Surah At-Taubah ayat 122, Surah Al-Mujadilah ayat 11.
Sementara hadist yang menunjukkan menuntut ilmu adalah Hadits Nabi Shallallahu
„alaihi wasallam tentang menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, Hadits tentang
menyampaikan ilmu walaupun satu ayat Al-Qur‟an dan Hadits tentang menuntut ilmu
merupakan jalan menuju syurga. Diantara keutamaan menuntut ilmu adalah bahwa
menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, dimajelis ilmu malaikat akan menanungi
dan mendoakan, menuntut ilmu juga bertujuan agar menjadikan manusia terlepas dari
kebodohan. Namun keutamaan terbesar menuntut ilmu adalah menjadikan seorang
Hamba agar takut kepada Allah Subhanallahu Wa ta‟ala.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Zaid, Bakr bin Abdullah. 2018. Perhiasan Penuntut Ilmu. Sukoharjo: Al
9

Qowam.
Al-Jaafi, Muhammad bin Ismail Abu Abdullah Al-Bukhari. 1442 H. Shahih
Bukhari. Arab Saudi: Dar Touq Al-Najat.
al-Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qushayri. t.th. Shahih
Muslim. Beirut: Dar Iihya Atturats.
al-Qazwini, Ibnu Majah Abu Abdullah Muhammad Yazid. t.th. Sunan Ibnu
Majah. Beirut: Daar Iihya Al-Kutub Arabiyah.
Daud, Wan Mohd Nor Wan. 2003. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed
Muhammad Naquib Al-Attas. Bandung: Mizan.
Hanafi. “Urgensi Pendidikan Adab Dalam Islam”. Jurnal Saintifika Islamica (4)1.
2017: 61.
Ivan Eldes Dafrita. “Ilmu dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama”.
Jurnal Dakwah Al-Hikmah (9)2. 2015: 159-160.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2018. Adab & Akhlak Penuntut Ilmu. Bogor:
Pustaka At-Taqwa.
Sarifandi, Suja‟i. “Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Hadis Nabi”. Jurnal
Ushuluddin (21)1. 2014: 67-68.

Anda mungkin juga menyukai