Anda di halaman 1dari 32

TUGAS BESAR

PERENCANAAN DAN PENGEDALIAN PROYEK

“Proyek Rekonstruksi Jembatan Tabingjai ”

KELOMPOK 6 :
Yusriyyah. A D011201017
Yazid Farras D011201029
Muhammad Syahril D011201041
Raiza Hasina Putri D011201072
Irfan Muzadi Gama D011201150
Rivaldo Tandi Bungin D011201161

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, tugas ini dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa, shalawat serta salam kami curahkan kepada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW yang dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Terima kasih yang sebanyak-banyaknya kami haturkan kepada setiap


pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
tugas ini. Adapun tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk menyelesaikan tugas
besar mata kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan tugas ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi agar
kedepannya tugas ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi. Kami
sangat berharap dengan adanya tugas besar ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi bagi setiap pembaca.

Gowa, 12 November 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii
LEMBAR ASISTENSI................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. LATAR BELAKANG .....................................................................1
B. TUJUAN .........................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM ..................................................................3
BAB III RENCANA LINGKUP PROYEK/ WORK BREAKDOWN
STRUCTURE (WBS)....................................................................4
BAB IV RENCANA BIAYA PROYEK/ RENCANA ANGGARAN
BIAYA (RAB) ...............................................................................7
A. DEFINISI ........................................................................................7
B. TUJUAN DAN FUNGSI ................................................................7
C. RAB GEDUNG TRAINING CENTRE...........................................8
BAB V KURVA S .......................................................................................21
BAB VI PENUTUP ....................................................................................27
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai
dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan) dan
untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan
pengendalian. Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek
yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan
segala program teknis dan administratif agar dapat di implementasikan.
Tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu
ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan. pengendalian adalah
usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil
tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Fungsi utama
pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan
koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang
telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.

1
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari dibuatnya tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas besar Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian
Proyek.
2. Mengetahui cara membuat Work Breakdown Structure (WBS), Rencana
Anggaran Biaya (RAB), dan penjadwalan suatu proyek (Kurva S).

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

Proyek yang akan dibahas adalah Proyek Rekonstruksi Jembatan


Tabingjai, gambaran umum dari proyek ini yaitu:

DIVISI :
1. DIVISI 1. UMUM
2. DIVISI 2. DRAINASE
3. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
4. DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF
5. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
6. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
7. DIVISI 7. STRUKTUR
8. DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN
9. DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN
10. DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA

3
BAB III
RENCANA LINGKUP PROYEK / WORK
BREAKDOWN STRUCTURE (WBS)

WBS (Work Breakdown Structure) adalah suatu metode pengorganisaian


proyek menjadi struktur pelaporan hierarkis. WBS digunakan untuk melakukan
breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail.hal ini
dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik.
WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek
yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian
diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki
tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai
Work Breakdown Structure.
Pada prinsipnya Work Breakdown Structure (WBS) adalah pemecahan
atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan
perlunya WBS adalah :
1. Memungkinkan diperolehnya pengertian cakupan proyek dengan jelas, dan
proses pengembangan WBS ini membantu semua anggota untuk lebih
mengerti tentang proyek selama tahap awal.
2. WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan
informasi mengenai produktifitas yang meyakinkan anggota manajemen
proyek sebagai dasar untuk membuat perundingan.
WBS merupakan elemen penting, karena memberikan kerangka yang
membantu, antara lain dalam :
1. Penggambaran program sebagai ringkasan dari bagian-bagian yang kecil.
2. Pembuatan perencanaan.
3. Pembuatan network dan perencanaan pengawasan.
4. Pembagian tanggung jawab.
5. Penggunaan WBS ini memungkinkan bagian-bagian proyek terdefinisi dengan
jelas.

4
Adapun 3 manfaat utama WBS dalam proses perencanaan dan
pengendalian proyak sebagai berikut :
1. Analisa WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personel yang lain
dapat membantu meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian
proyek.

2. Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.

3. Menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek, karena panyimpanan biaya dan


jadwal paket kerja tertentu dapat dibandingkan dengan WBS.

Jika ditarik mundur, penggunaan WBS sebagai metode pengerjaan proyek


telah dikembangkan di AS sejak tahun 1957 saat Angkatan Laut AS tengah
menginisiasi program rudal balistik armada (Polaris). Pada proyek tersebut,
proses pengelolaan proyek dilakukan dengan berbasis pada hasil yang lantas
dikenal sebagai PERT (Program Evaluation and Review Technique). Baru
kemudian pada tahun 1987 hingga 1999, Program Management Institute (PMI)
mulai mengembangkan struktur standar untuk ranah non-militer. Proses
modernisasi ini kemudian memunculkan nama “Work Breakdown Structure” pada
tahun 1993 sebagai sebuah struktur rincian kerja untuk perusahaan dan proyek
sipil lainnya.

WBS atau work breakdown structure diartikan sebagai daftar kegiatan atau


target dari ruang lingkup suatu proyek yang secara terorganisasi dibuat
dengan project management tools. WBS dapat dibuat dengan dua pendekatan
yaitu berdasarkan tujuan dan linimasa pengerjaan proyek.

Dalam Kemenkeu Learning Center, WBS merupakan sebuah strategi


dengan multiple level dan hierarkis. Oleh karena itu, WBS memiliki tingkatan
pengerjaan yang secara tertata dapat memudahkan implementasi proyek secara
efisien pada tiap hierarkinya. WBS dapat memudahkan pengelolaan sumber
(resources) agar teralokasikan secara efektif, sehingga proyek dapat berjalan
dengan baik.

Secara metodologis, WBS merupakan metode pengorganisasian proyek secara


struktural melalui pelaporan berbentuk hierarkis. WBS bekerja sebagai sebuah
struktur untuk memecahkan proses pengerjaan proyek secara bertahap pada tiap

5
detailnya. Adanya WBS sebagai metode pengerjaan proyek juga dapat
memudahkan proses pemecahan masalah pada tiap bagian-bagian yang mendetail

Seperti yang telah tersirat pada penjelasan tentang definisi WBS di atas, metode
WBS ini secara variatif. WBS bekerja dengan elemen-elemen atau detail tujuan
tiap tingkat dari rendah ke tinggi.
Adanya tingkatan detail ini dapat memudahkan proses manajemen proyek untuk
mengembangkan jadwal, perkiraan biaya, alokasi sumber daya, dan penilaian
risiko. Komponen atau elemen WBS tingkat rendah ini umumnya menjadi
tonggak berjalannya proyek dan juga manajemen sumber daya untuk detail-detail
di tingkat selanjutnya.

Adapun manfaat dari WBS yang dapat diringkas adalah meliputi beberapa hal
sebagai berikut:

 Memudahkan penyampaian proyek karena ada pengelompokan elemen


detail untuk suatu proyek dengan orientasi tujuan maupun waktu

 WBS dibuat oleh mereka yang mengerjakan proyek, sehingga proses


implementasi lebih relevan

 WBS memungkinkan adanya klarifikasi pekerjaan dan proses komunikasi


antar ruang lingkup proyek kepada seluruh stakeholders dalam proyek
tersebut

 WBS memungkinkan adanya evaluasi pada tiap detail bertingkat pada


proses pengerjaan proyek, sehingga meminimalisir cacat atau kesalahan

 WBS dibuat dalam sebuah bagan atau ilustrasi dengan rincian grafis
tertentu untuk memudahkan pemahaman para pelaku proyek

 Metode WBS memungkinkan pengelola proyek untuk mendapatkan


alokasi waktu dan biaya secara lebih efektif dan efisien

Jenis-jenis Work Breakdown Structure (WBS) :


1.Delivberable-based WBS
Delivberable-based WBS merupakan WBS berbasis penyampaian yang berbentuk
pemecahan proyek menjadi beberapa area utama dari ruang lingkup proyek.
Secara keseluruhan, WBS jenis ini bertindak sebagai akun kontrol dan lantas
membagi detail proyek menjadi penyampaian beberapa paket kerja tertentu.

6
2. Phase-Based WBS

Lain halnya dengan deliverable-based, phase-based WBS merupakan tampilan


struktur WBS berbasis fase-fase hingga menampilkan hasil akhir di bagian atas.
Level di bagian bawah pada WBS jenis ini secara umum menunjukkan lima fase
proyek yang meliputi:

 Inisiasi

 Perencanaan

 Pelaksanaan

 Kontrol

 Penutupan

Hampir serupa dengan deliverable-based WBS, struktur berbasis fase ini memiliki


pembagian antara penyampaian proyek secara detail dengan paket-paket kerja
tertentu.

Dalam pembuatan bagan WBS dan struktur pengerjaan proyek, terdapat


beberapa komponen yang harus dipenuhi dan diintegrasikan secara efisien.
Adapun beberapa komponen utama WBS adalah sebagai berikut.

1. Deskripsi tugas

Komponen utama dan pertama yang harus ada dalam WBS sebuah proyek
adalah deskripsi tugas. Deskripsi tugas pada WBS ini secara khusus meliputi
penentuan ruang lingkup proyek, sasaran proyek, dan juga proses pengelolaan
anggota tim kerja.

Dalam praktiknya, deskripsi tugas berarti pula penjabaran pekerjaan pada tiap tim
kerja dengan relevansi keahlian masing-masing. Adanya deskripsi tugas yang
baku dan padu dapat menunjang efisiensi pekerjaan karena tidak ada beban
berlebih pada suatu tim dan juga dapat menghindari pekerjaan di luar tugas pokok
sebuah tim kerja proyek.

2. Status tugas

Status tugas merupakan kesinambungan dari deskripsi tugas pada tim kerja
proyek. Umumnya, status tugas ini dikelola oleh seorang project manager yang
bertujuan untuk melacak tugas atau kemajuan proses pengerjaan detail-detail
proyek.

7
Status tugas juga dapat memudahkan project manager untuk mengoordinasikan
tim dalam pengerjaan detail proyek dengan urgensi tertentu. Hal semacam ini
dibutuhkan ketika pengerjaan antar tim amat bergantung. Sehingga, pengerjaan
Tim Q baru dapat dilakukan setelah Tim P melaksanakan tugasnya. Adanya status
tugas dapat memudahkan komunikasi antar tim sehingga mencegah adanya
hambatan dan overlapping.

3. Project deliverable

Project deliverable merupakan luaran proyek seperti rencana proyek,


laporan proyek, dan notula rapat. Komponen ini juga dapat disebut dari hasil dari
suatu proyek secara paper-based. Dokumen-dokumen dalam proyek merupakan
aspek utama dari project deliverable yang merupakan pokok penyampaian kepada
para pemangku kepentingan.

Adanya komponen project deliverable dalam WBS dapat memungkinkan adanya


evaluasi kemajuan dan penyelesaian proyek secara umum. Dokumen ini juga
dapat mencakup beberapa hal seperti kontrak yang telah ditandatangani, laporan
pengeluaran, laporan proyek, serta perbandingan proses pekerjaan dan perkiraan
rencana proyek.

4. Biaya

Komponen lain yang perlu ada dalam WBS adalah biaya. Tentu saja, biaya
merupakan fondasi utama berjalannya sebuah proyek. Oleh karena itu, WBS perlu
menempatkan komponen ini sebagai alat ukur kesesuaian atau relevansi
pengeluaran biaya dengan rancangan biaya pada saat perencanaan proyek.

Adanya komponen biaya dalam WBS dapat menentukan lancar tidaknya suatu
proyek yang salah satunya dapat diakibatkan pada kekeliruan dalam mengelola
keuangan.

5. Paket kerja

Paket kerja dalam WBS merupakan tingkatan terendah dari WBS itu
sendiri. Kita dapat mendefinisikan paket kerja sebagai detail pekerjaan atau
elemen pekerjaan proyek dalam WBS yang harus dikerjakan secara hierarkis tadi.

Paket kerja ini nantinya dibagi atau ditugaskan pada beberapa tim atau
departemen dalam prosesnya. Project manager nantinya akan memperkirakan
berapa jumlah anggota suatu tim, biaya, dan durasi pengerjaan pada tiap paket
pekerjaan ini. Oleh karena itu, paket kerja merupakan aspek utama yang
tercantum dalam WBS sebagai komponen.

8
Secara umum, pembuatan WBS memerlukan acuan yang harus dipenuhi dan
antara lain adalah sebagai berikut.

 Penetapan siklus kerja proyek yang meliputi inisiasi, perencanaan,


pelaksanaan, pemantauan, dan penutupan

 Penentuan sub tugas, penjelasan tugas, dan tim kerja untuk tiap pokok
tugas

 Membuat tautan atau rangkaian ketergantungan antar tugas (paket kerja)


sehingga pekerjaan proyek dapat dikerjakan secara simultan tanpa tertunda

 Penetapan sumber daya (baku dan manusia) serta biaya untuk rincian
proyek

 Membuat perkiraan waktu atau tanggal mulai dan akhir dari pengerjaan
proyek

 Penggunaan perangkat lunak dalam pembuatan WBS secara integrative

Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target dari


ruang lingkup suatu proyek yang terorganisir dan biasa dibuat dengan
menggunakan project management tools. Menurut (Satzinger, et al., 2012) ada
dua pendekatan umum untuk membuat WBS, yaitu berdasarkan tujuan proyek
atau berdasarkan timeline proyek. Pendekatan pertama dilakukan dengan
mengidentifikasi seluruh tujuan yang harus diselesaikan sesuai dengan iterasi
yang telah dibuat. Kemudian WBS mengidentifikasi setiap tugas yang diperlukan
untuk membuat setiap tujuan. Sedangkan pendekatan yang kedua, setiap tugas
dikerjakan sesuai dengan urutan timeline dari aktifitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan akhir.

WBS menyediakan sebuah struktur hirarki yang bertindak sebagai jembatan


atau penghubung antara ruang lingkup proyek dan rencana rinci proyek yang akan
dibuat dengan menggunakan sebuah software project management. Salah
satu software yang biasa digunakan untuk membuat WBS yaitu Microsoft Project.
WBS mengurai atau membagi proyek ke dalam komponen lebih kecil dan lebih
mudah diatur yang biasa disebut work packages (Marchewka, 2015). Work
package memberikan dasar logis untuk mendefinisikan kegiatan proyek dan
menugaskan sumber daya yang dimiliki ke dalam setiap kegiatan tersebut jadi
seluruh pekerjaan proyek teridentifikasi.

9
Berikut adalah hal yang perlu diingat ketika membuat sebuah Work Breakdown
Structure (WBS):

1. The WBS should support the project’s MOV

WBS harus mencakup tugas atau kegiatan yang diizinkan untuk tujuan
proyek yang dilaksanakan.

2. The WBS should be deliverable oriented

Fokus dari proyek harus menghasilkan sesuatu, bukan hanya


menyelesaikan sebuah kegiatan spesifik tertentu.

3. The level of detail should support planning and control

WBS memberikan sebuah jembatan antara ruang lingkup proyek dan


rencana proyek, yaitu jadwal dan anggaran.

4. Developing the WBS should involve the people who will be doing the work

Untuk memastikan bahwa WBS telah sesuai dengan tingkat kerincian


yang diinginkan adalah dengan memastikan orang – orang yang memiliki
pekerjaan tersebut telah terlibat dalam pengerjaan proyek itu

Secara metodologis, Work Breakdown Structure adalah metode


pengorganisasian proyek secara struktural melalui pelaporan berbentuk hierarkis.
WBS bekerja sebagai sebuah struktur untuk memecahkan proses pengerjaan
proyek secara bertahap pada tiap detailnya. Adanya WBS sebagai metode
pengerjaan proyek juga dapat memudahkan proses pemecahan masalah pada tiap
bagian-bagian yang mendetail.

Sementara berdasarkan Project Management Institute, Work Breakdown


Structure adalah dasar dalam sebuah perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan
sebuah proyek. Jikamelihat sejarahnya, penggunaan WBS sebagai metode
pengerjaan project telah dikembangkan di AS sejak tahun 1957, saat Angkatan
Laut AS tengah menginisiasi program rudal balistik armada (Polaris).

Pada proyek tersebut, proses pengelolaan proyek dilakukan dengan berbasis pada
hasil yang lantas dikenal sebagai PERT (Program Evaluation and Review
Technique). Baru kemudian pada tahun 1987 hingga 1999, Program Management
Institute (PMI) mulai mengembangkan struktur standar untuk ranah non-militer.
Proses modernisasi ini kemudian memunculkan nama “Work Breakdown
Structure” pada tahun 1993 sebagai sebuah struktur rincian kerja untuk
perusahaan dan proyek sipil lainnya

10
Work Breakdown Structure dapat digunakan dalam berbagai proyek, program,
dan inisiatif lainnya untuk memahami target yang harus dicapai perusahaan.
Selain itu, metode kerja satu ini memiliki sejumlah manfaat lainnya yang dapat
menguntungkan pekerja. Berikut adalah pemaparannya dikutip dari laman resmi
University of Waterloo:

 Mampu mendefinisikan dan mengelola pekerjaan setiap karyawan.

 Dapat membantu mengembangkan jadwal kegiatan dengan


mengalokasikan perkiraan durasi kerja.

 Bisa digunakan untuk mengidentifikasi risiko potensial jika kegiatan


memiliki cabang kerja yang tidak terdefinisikan dengan baik.

 Dapat memberikan gambaran visual yang baik terkait keseluruhan ruang


lingkup kegiatan.

11
BAB IV
RENCANA BIAYA PROYEK/ RENCANA ANGGARAN
BIAYA (RAB)

A. DEFINISI
Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek adalah nilai estimasi biaya yang
harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. proses meramal atau
memperkirakan biaya dan waktu untuk menyelesaikan berbagai aktivitas proyek.
Memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan
yang didasarkan pada informasi yang tersedia saat itu. Salah satu proses utama
dalam proyek konstruksi untuk menjawab berapa besar dana yang harus
disediakan untuk sebuah bangunan.
Secara umum tujuan dari pembuatan RAB yaitu untuk mengetahui harga
bagian/item pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan biaya-biaya dalam
masa pelaksanaan. Selain itu supaya bangunan yang akan didirikan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.

B. TUJUAN & FUNGSI


Tujuan dari pembuatan RAB :
 Bagi pemilik proyek :
1. Sebagai patokan untuk penyediaan dana,
2. Mengetahui kelayakan dari proyek tsb dari segi keuangan / ekonomi,
3. Sebagai bahan evaluasi proyek,
4. Sebagai dasar pembanding dalam tender / lelang
5. Penentuan besarnya pajak dan asuransi
 Bagi perencana / konsultan:
1. Sebagai bahan perencanaan lebih lanjut
2. Pemilihan alternatif proyek (luasnya atau batasan penggunaan tipedan
kualitas bahan)
 Bagi kontraktor:

12
1. Sebagai dasar untuk mengikuti tender dan pengajuan penawaran
2. Dasar perkiraan modal / dana yang harus disediakan
3. Sebagai dasar dalam penyediaan bahan, alat , tenaga dan waktu untuk
pelaksanaan

Fungsi RAB :
1. Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol
pelaksanaan pekerjaan
2. Untuk perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai
dengan target.
3. Untuk menetapkan tujuan khusus oprasional usaha dimasa yang akan
dating.
4. Untuk menetapkan gambaran taksiran biaya usaha.
5. Untuk menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan usaha.

Berikut ini langkah-langkah cara menghitung RAB :


1. Menentukan item/ jenis-jenis pekerjaan
2. Menghitung Volume per item pekerjaan
3. Mencari data harga bahan
4. Mencari data upah pekerja
5. Mencari Analisa Harga Satuan Pekerjaan
6. Menghitung Analisa Harga Satuan per item pekerjaan
7. Mengalikan Volume dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
8. Membuat Jumlah Harga → RAB
9. Menambahkan dengan Jasa Pemborongan dan PPN 10%

RAB atau rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang biasanya
digunakan untuk melaksanakan sebuah kegiatan bisnis atau proyek lainnya.
Namun tak hanya secara umum kita juga harus mengetahui bahkan menguasai
secara lebih detail atau khusus. Sebab perencanaan ini bukan hanya menentukan

13
nominal yang akan dikeluarkan saja namun banyak faktor di sekelilingnya yang
harus dicermati.

Terlebih untuk bisnis atau proyek yang cukup besar maka perencanaan biaya
tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Alokasi keuangan yang dibuat
harus sangat terarah dan jelas dari berbagai sisi.

Sebelum memulai sebuah bisnis atau proyek maka setiap contoh rencana anggaran
biaya bisa digunakan sebagai dasar untuk melakukan penawaran. Dokumen
perencanaan yang jelas dan terarah bisa membuat klien lebih tertarik dengan
penawarannya.

Pengadaan bahan dan kebutuhan operasional lainnya bisa lebih terkendali dengan
mengacu pada perencanaan anggaran. Baik untuk sebuah bisnis maupun proyek
tertentu hal ini akan sangat membantu bahkan membuka peluang keberhasilan.

Manfaat RAB :

– Dapat Memperbaiki Pembiayaan

Perencanaan ini bisa dibuat sejak awal pembangunan atau sebelum operasional
proyek atau pembisnis. Selanjutnya dokumen tersebut bisa dijadikan sebagai
acuan dalam operasional dan proses pembiayaannya.

RAB bisa membantu dalam memperbaiki pembiayaan atau budgeting dalam


waktu tertentu. Manfaatnya akan dirasakan terutama di masa yang akan datang.
Apa yang kurang maupun sebaliknya bisa diperbaiki dengan melihat perencanaan
sebelumnya.

Kemudian kita bisa menyesuaikan dengan situasi yang terjadi pada saat
operasional. Dengan mengacu pada contoh rencana anggaran biaya yang kita buat
pengurangan maupun penambahan biaya bisa dilakukan dengan lebih cermat.

14
– Mengefektifkan Waktu

Waktu yang dimiliki untuk menjalankan sebuah bisnis maupun proyek bisa lebih
efektif dan juga efisien. Kita bisa melakukan proses operasional dengan mengacu
pada susunan perencanaan biaya yang sudah dibuat.

Setiap kebutuhan yang bisa lebih terencana sehingga kita bisa segera melakukan
realisasi. Hal ini tentu sangat mengefektifkan waktu yang kita miliki sehingga
waktu yang dimiliki tidak hanya habis untuk melakukan banyak pertimbangan.

– Mempermudah Proses Evaluasi

RAB juga dapat membantu dalam melakukan evaluasi dari setiap aktivitas yang
dijalankan pada bisnis maupun proyek tersebut. Berdasarkan biaya yang sudah
direncanakan kita bisa melihat aktivitas mana yang menguntungkan maupun
merugikan.

Besaran nominal yang dikeluarkan akan disesuaikan dengan kondisi riil di


lapangan sehingga bisa terlihat apakah aktivitas tersebut efektif ataupun tidak.
Contohnya jika menelan biaya yang terlalu banyak namun hasilnya tidak begitu
nyata maka aktivitas tersebut bisa dihilangkan.

– Mempermudah Menentukan Kebijakan

Dengan mengacu pada contoh rencana anggaran biaya yang sudah dibuat maka


pengambilan keputusan atau kebijakan bisa lebih sesuai. Kebijakan tersebut bisa
lebih relevan berdasarkan kapasitas pembiayaan yang sudah direncanakan.

Setiap rencana yang ditentukan memiliki peluang yang lebih besar mencapai titik
keberhasilan sesuai ekspektasi bersama. Bahkan jika memungkinkan biayanya
bisa lebih ditekan dan disesuaikan dengan sebijak mungkin.

15
-Hal Penting pada Proses Pembuatan RAB

Untuk pembuatan RAB Anda tidak harus menggunakan sebuah sistem khusus
yang membutuhkan penanganan atau pengelolaan khusus. kita juga bisa
menggunakan Microsoft Excel untuk menyusun perencanaan ini.

Namun jika ingin lebih detail, bisa menggunakan beberapa sistem khusus
atau aplikasi anggaran yang memiliki template tentang rencana pembiayaan.
Berdasarkan beberapa contoh yang bisa kita temukan terdapat beberapa hal yang
bias dipelajari dari perencanaan tersebut.

-Tujuan dan Waktu Penggunaan Anggaran

Tujuan dan waktu penggunaan dari perencanaan anggaran tadi bisa ditentukan
terlebih dahulu. Tujuan yang ditentukan sejak awal bisa membantu untuk
mengetahui gambaran biaya yang akan dibutuhkan bahkan bisa dilihat secara
garis besar.

Kita juga bisa menentukan pembatasan penggunaan dana termasuk menentukan


waktu penggunaannya. Dengan mempelajari contoh rencana anggaran biaya kita
bisa mendapat gambaran untuk menentukan tujuan dan waktu penggunaan
anggaran.

-Daftar Kebutuhan

Berikutnya, kita bisa menentukan daftar kebutuhan bahkan bisa diurutkan sesuai
kebutuhannya. Kebutuhan untuk operasional dan cara pemenuhannya bisa terlihat
jelas melalui perencanaan biaya seperti ini.

Nantinya kita juga bisa mengelompokkan kebutuhan tadi berdasarkan cara


memperolehnya seperti proses penyewaan atau pembelian. Pada penyusunan RAB
kita bisa menulis secara rinci setiap kebutuhan berdasarkan kategorinya termasuk
mengkalkulasikan jumlahnya.

16
-Membuat Estimasi

Berdasarkan contoh rencana anggaran biaya yang sudahkita cermati maka kitabisa


mendapatkan gambaran mengenai estimasi kebutuhan secara global. Jika ingin
membuat perencanaan ini maka kita bisa membuat estimasinya terlebih dahulu.

Namun estimasi yang bisa kita buat perlu dibuat dengan sangat cepat bahkan
mendekati dengan realisasi sesuai kondisi. Tujuannya agar pembuatan RAB bisa
lebih terarah dan kebutuhan yang diperlukan juga bisa lebih terpenuhi tanpa
kekurangan apapun.

-Riset Harga

Setiap contoh rencana anggaran biaya yang bisa kita cermati akan membantu kita
untuk melakukan riset harga. Bahkan hal ini bisa kita lakukan sebelum benar-
benar membuat perencanaan yang lebih lengkap.

Riset harga yang dilakukan bisa dilakukan untuk harga satuan dari setiap
kebutuhan yang akan dicatat dalam RAB. Setiap contoh yang ada juga merupakan
hasil dari proses riset sebelumnya yang relevan dengan kondisi yang
sesungguhnya.

Informasi harga harus update agar perencanaan yang disusun bisa lebih akurat.
Setiap contoh RAB yang ada juga menggunakan harga terkini sehingga estimasi
yang dibuat tidak terlalu melenceng dari kondisi sebenarnya.

-Proses Rekapitulasi dan Evaluasi

Jika semua data yang dibutuhkan sudah terisi maka lakukan proses rekapitulasi
atau perhitungan secara menyeluruh. Hal ini bersifat wajib dan tentunya tidak bisa
dipisahkan dari perencanaan biaya tersebut.

17
Jika proses rekapitulasi sudah selesai maka hal berikutnya ialah melakukan
evaluasi. Evaluasi yang dimaksud dilakukan untuk menyesuaikan antara estimasi
dengan batasan anggaran.

Setiap contoh yang bisa kita cermati merupakan hasil rekapitulasi dan evaluasi.
Jika hal ini belum dilakukan maka RAB belum bisa digunakan sebagai acuan
bahkan proses operasional bisnis maupun proyek yang dimaksud belum bisa
dimulai sepenuhnya.

Penggunaan RAB

RAB pada dasarnya bisa digunakan untuk beberapa sektor penting dalam
kehidupan masyarakat. Tidak hanya untuk bisnis saja namun RAB bisa digunakan
untuk kebutuhan lain yang sejenis.

Namun secara umum penyajian data akan dibuat dengan hampir mirip hanya
berbeda dari isinya. Isi dari data tersebut akan menyesuaikan dengan jenis
kegiatan yang dilakukan. Tujuannya tetap sama dan penyajian data tidak
melenceng dari contoh rencana anggaran biaya di atas.

Untuk melengkapi pengetahuan kita mengenai RAB tersebut berikut ini akan
dijelaskan mengenai penggunaan RAB dalam kehidupan masyarakat.

-RAB Jalanan

Proyek jalan merupakan salah satu kegiatan yang memerlukan dokumen RAB
yang juga merupakan rencana awal proyek. Tujuan utama dokumen ini tidak lain
adalah untuk meminimalkan kemungkinan adanya hambatan pembiayaan pada
saat berjalannya pengerjaan proyek. Adanya RAB untuk proyek jalan ini juga bisa
membuat kualitas proyek yang dibangun memenuhi standar kualitas.

Dalam prosesnya, seseorang tentu perlu membertimbangkan bahan material yang


digunakan agar memenuhi standar. Untuk membuat RAB jalanan, hanya ada
beberapa poin penting yang harus diperhatikan yakni ketersediaan bahan, alat dan

18
tenaga kerja. Untuk mempermudah, gunakan tabel agar catatan lebih rapi dan
terorganisir.

 Membuat daftar bahan-bahan atau material yang dibutuhkan dalam


pembuatan jalan, kemudian masukkan harga produk per unit.
Penghitungan biaya bahan ini juga memuat biaya angkut bahan.

 Merinci setiap alat-alat berat yang digunakan dalam proses pengerjaan,


termasuk sewa operator, dan sewa alat.

 Terakhir, perhitungan biaya tenaga kerja yang digunakan selama proses


pengerjaan dengan menjumlah banyaknya tenaga kerja yang digunakan.
Untuk lebih mudah menentukan upah, cari besaran upah untuk pekerja
jalanan yang berlaku di wilayah tersebut.

-RAB Bisnis

Tidak hanya event atau proyek, bisnis juga memerlukan adanya RAB yang baik
dan terinci. Tentu saja dalam hal bisnis RAB diperlukan agar tidak ada
pembengkakan biaya pada beberapa pos. Sederhananya, RAB bisnis meliputi
penghitungan anggaran bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi
yang termasuk pengadaan bahan, biaya angkut dan perawatan.

Selain itu, penghitungan biaya anggaran yang dikeluarkan untuk proses produksi
harus diperhitungkan seperti pembelian mesin dan perawatannya. Ada juga biaya
pemasaran, termasuk didalamnya pemasangan iklan di berbagai media. Terakhir
perhitungan terhadap biaya tenaga kerja yang disesuaikan dengan lokasi bisnis.

-RAB untuk Usaha

19
Perencanaan ini sangat cocok dibuat untuk pendirian sebuah usaha atau bisnis
seperti contoh yang sudah sudah disebutkan sebelumnya. Sebuah perencanaan
bisnis membutuhkan data yang lebih akurat dan detail yang bisa disajikan dalam
bentuk sebuah RAB.

Contoh rencana anggaran biaya untuk usaha kurang lebih hampir sama dengan
contoh yang sudah disajikan. Secara umum perencanaan tersebut akan menjadikan
kebutuhan pembukaan bisnis yang merupakan modal untuk melakukan
operasional.

Data tersebut bisa membantu kita untuk memastikan tidak adanya pembengkakan
biaya karena semua kebutuhan sudah terencana dengan baik. Meskipun harga
yang dicantumkan baru sekedar estimasi namun nominalnya tetap bisa menjadi
acuan.

Biasanya data yang dimasukkan meliputi perlengkapan dan peralatan termasuk


biaya perawatan maupun penyewaan. Hal ini sangat wajar dalam perencanaan
sebuah bisnis sehingga dapat membantu bisnis tersebut berlangsung dengan lebih
kondusif.

-RAB untuk Acara atau Event

Selain untuk usaha atau bisnis, RAB juga bisa digunakan untuk merancang
kebutuhan sebuah kegiatan atau event. Contoh rencana anggaran biaya untuk
sebuah acara atau event juga bisa dengan mudah Anda temukan berdasarkan
kegiatan yang sudah dilakukan.

Biasanya RAB tersebut akan dibuat oleh panitia acara agar bisa memiliki
perencanaan budget sesuai dengan kebutuhan acara. Terkadang perencanaan ini
juga sering dimuat dalam sebuah proposal dengan penyajian data secara khusus.

Isinya merupakan perhitungan biaya mulai dari penyewaan tempat, biaya


peralatan, biaya kepanitiaan, kebutuhan untuk jamuan, anggaran konsumsi, dan

20
lain sebagainya. Hal ini harus dibuat dengan sangat cermat dan rapi agar
perencanaan bisa lebih mudah dianalisa.

-RAB untuk Organisasi

Selanjutnya rencana anggaran biaya tersebut juga bisa berlaku untuk sebuah
organisasi. anggaran biaya dan data kebutuhannya tentu akan sangat dibutuhkan
dalam organisasi baik dalam skala kecil maupun skala besar.

Komponen yang diperlukan di dalamnya akan disesuaikan dengan kegiatan yang


hendak dilaksanakan oleh organisasi. Contoh rencana anggaran biaya untuk
organisasi ini kurang lebih hampir sama dengan penggunaan untuk kebutuhan
lainnya.

Perencanaan tersebut bisa digunakan untuk pengajuan dana dalam sebuah


proposal. Hal ini akan sangat membentuk organisasi untuk memperoleh
pendanaan maupun memiliki data pembiayaan secara umum maupun untuk acara
tertentu.

Sama seperti penggunaan lainnya dalam organisasi ini data yang disajikan harus
dibuat dengan sangat rinci dan detail. Meskipun komponen didalamnya bersifat
variatif namun tetap secara keseluruhan harus memiliki kejelasan mulai dari hal
yang terkecil hingga yang paling besar.

Dari penjelasan di atas sedikitnya kita tentu bisa menyimpulkan bagaimana


pembuatan RAB berdasarkan contoh rencana anggaran biaya yang disajikan.
Perencanaan tersebut pada dasarnya bersifat sama dari cara penyajian data dan
tujuannya.

Setiap penyajian data harus bisa dimengerti terutama oleh pihak yang dituju.
Mulai dari data yang terkecil sehingga data yang sangat besar harus bisa
dijelaskan dan dimengerti bahkan harus bersifat transparan.

21
Sebelumnya kita bisa melakukan analisa terlebih dahulu sebelum membuat RAB.
Anda juga bisa melakukan survei terutama mengenai harga atau nominal dari
kebutuhan yang akan dicantumkan dalam RAB tersebut.

Contoh rencana anggaran biaya bisa dijadikan sebagai acuan untuk memberikan
gambaran dalam penyusunan anggaran biaya. Hasilnya setiap tujuan bisa dicapai
dengan sangat baik tanpa menimbulkan masalah dengan biaya.

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar rencana ialah gambar yang menggambarkan bentuk konstruksi rencana


suatu bangunan secara keseluruhan. Pada gambar ini biasanya diperlihatkan denah
bangunan, tampak-tampak bangunan, potongan melintang dan memanjang
bangunan, denah pondasi dan detail, denah kuzen pintu dan jendela beserta
potongan dan detail, denah rangka kap atap beserta potongan dan detail, denah
plat lantai dan portal, denah saluran air bersih dan air kotor, septiktank dan detail,
resapan den detail serta titik-titik lampu dan detail.

Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau
proyek ialah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau
proyek tersebut. Sedangkan, anggaran biaya adalah harga dari bangunan yang
dihitung secara teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada type
bangunan yang sama bisa saja berbeda-beda tergantung pada harga bahan dan
upah tenaga kerja yang berlaku di daerah masimg-masing. Misalnya upah tenaga
kerja di kota Bukittinggi berbeda dengan upah tenaga kerja di kota Pekan Baru,
Jambi, Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain-lain.

Tujuan dari pembuatan RAB ialah untuk mengetahui harga bagian atau item
pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan biaya-biaya dalam masa
pelaksanaan pembangunan. Selain itu juga bertujuan supaya bangunan yang akan
didirikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Efektif dan efisien disini
dimaksudkan untuk memungkinkan kita mendirikan bangunan dengan

22
perhitungan biaya yang tepat dan ekonomis, namun bangunan yang dihasilkan
tetap berkualitas sesuai dengan standar yang berlaku.

Sedangkan fungsi dari RAB adalah sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan
sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan. Melalui RAB inilah kita bisa
memperhitungkan dan mengetahui secara pasti berapa biaya yang dibutuhkan
untuk mendirikan bangunan sesuai dengan permintaan owner.

Dalam penyusunan RAB suatu bangunan, ada 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Perhitungan melalui Anggaran Biaya Kasar (taksiran). Sebagai pedoman dalam
menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi luas
lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan
anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya
kasar, namun harga satuan tiap meter persegi luas lantai tidak terlalu jauh berbeda
dengan harga yang dihitung secara teliti. Dibawah ini merupakan contoh untuk
menggambarkan penyusunan anggaran biaya kasar (taksiran).

2. Perhitungan melalui Anggaran Biaya Teliti. Yang dimaksud dengan Anggaran


Biaya Teliti ialah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan
teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran
biaya. Jika pada anggaran biaya kasar harga satuan dihitung berdasarkan harga
taksiran setiap luas lantai m2, maka anggaran biaya teliti dihitung berdasarkan :

a. Bestek Bestek disini berguna untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-
syarat teknis.

b. Gambar bestek Gambar bestek berguna untuk menentukan atau menghitung


besarnya masing- masing volume pekerjaan. Biasanya gambar bestek berisi :
- Denah
- Tampak muka, belakang dan samping
- Denah pondasi
- Potongan memanjang dan melintang
- Rencana kap atap
- Rencana plafond
- Denah kuzen

23
- Instalasi listrik
- Instalasi air bersih dan air kotor, serta
- Rencana septiktank dan sanitasi

c. Harga satuan pekerjaan Harga satuan pekerjaan ini diperoleh melalui harga
satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa BOW. BOW
(burgerlijke openbare werken) ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang
ditetapkan oleh Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 nomor 5372 A pada zaman
pemerintahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat dipakai untuk pekerjaan padat
karya, yang memakai peralatan konvensional. Selain itu, ada juga perhitungan
anggaran biaya untuk bangunan bertingkat yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya. Dimana harga satuan rata-rata per m2
tertinggi bangunan bertingkat untuk gedung pemerintah ialah sebagai berikut :
1. Bangunan 2 lantai = 1,090 . X
2. Bangunan 3 lantai = 1,120 . X
3. Bangunan 4 lantai = 1,135 . X
4. Bangunan 5 lantai = 1,162 . X
5. Bangunan 6 lantai = 1,197 . X
6. Bangunan 7 lantai = 1,236 . X
7. Bangunan 8 lantai = 1,265 . X

Dalam hal ini, harga X diatas disesuaikan dengan Harga Dasar Gedung
Bertingkat per m2 di daerah masing-masing, dengan ketentuan tinggi bangunan
bertingkat Gedung Pemerintah tidak boleh lebih dari 8 (delapan) lantai, termasuk
lantai dasar.

C. RAB PROYEK JEMBATAN TABINGJAI


Adapun Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dari Proyek Pembangunan kami
yaitu sebagai berikut :

24
No. Mata Uraian Satuan Perkiraan Harga Jumlah
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.2 Mobilisasi LS 1,00 47.895.000,00 47.895.000,00

1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1,00 11.875.000,00 11.875.000,00
1.8.(2) Jembatan Sementara LS 1,00 30.000.000,00 30.000.000,00

1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup

1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1.19 Petugas K3 Konstruksi OB 6,00 3.500.000,00 21.000.000,00
Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban, Dll) Ls 1,00 1.000.000,00 1.000.000,00
Topi pelindung (Safety helmet) Buah 30,00 50.000,00 1.500.000,00
Pelindung mata (Goggles, Spectacles) Pasang 2,00 75.000,00 150.000,00
Pelindung pernafasan dan mulut (Masker) Box 15,00 50.000,00 750.000,00
Sarung tangan (Safety gloves) Pasang 15,00 25.000,00 375.000,00
Sepatu keselamatan (Safety shoes) Pasang 30,00 120.000,00 3.600.000,00
Rompi keselamatan (Safety vest) Buah 30,00 100.000,00 3.000.000,00

1.21 Manajemen Mutu


1.21 Manajemen Mutu LS 1,00 2.500.000,00 2.500.000,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 123.645.000,00

DIVISI 2. DRAINASE

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


3
3.1.(4) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter M 144,00 151.671,59 21.840.708,52
3
3.1.(5) Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter M 56,43 1.399.028,49 78.947.177,69
3
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari sumber galian M 585,36 217.626,77 127.390.006,09
3
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian M 338,34 257.211,55 87.024.955,83
2
3.4.(1) Pembersihan dan Pengupasan Lahan M 258,30 9.440,43 2.438.463,36

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 317.641.311,48

DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF


- - - -

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 4 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR


3
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M 146,40 616.462,06 90.250.044,91
3
5.3.(1.a) Perkerasan Beton Semen (PPC) M 180,00 1.982.973,76 356.935.275,94
3
5.3.(3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Concrete Vibrator) M 73,00 1.239.516,03 90.484.670,17

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 537.669.991,01

25
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

DIVISI 7. STRUKTUR
3
7.1 (5a) Beton struktur, fc’30 Mpa untuk Lantai M 50,32 2.601.690,16 130.917.048,61
3
7.1 (6a) Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Abutmen M 261,47 2.474.570,28 647.025.890,08
3
Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Tiang Realing M 5,20 2.474.570,28 12.867.765,44
3
Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Plat Injak M 7,34 2.474.570,28 18.163.345,83
3
Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Isian Sumuran M 36,18 2.474.570,28 89.529.952,59
3
7.1 (7a) Beton strukur, fc’20 MPa untuk Trotoar M 7,70 2.296.290,39 17.681.436,00
3
Beton strukur, fc’20 MPa untuk Oprit M 123,29 2.296.290,39 283.109.642,70
3
7.1 (9) Beton Siklop, fc’15 Mpa Isian Sumuran M 36,18 887.346,35 32.104.190,99
3
Beton Siklop, fc’15 Mpa untuk Leaning M 4,00 887.346,35 3.549.385,40
3
7.1 (10) Beton, fc’10 Mpa untuk Lantai Kerja M 4,37 2.052.174,66 8.968.003,27
3
Beton, fc’10 Mpa untuk Bahu Jalan M 24,00 2.052.174,66 49.252.191,89
7.2 (1c) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 30,80 meter Buah 4,00 480.000.000,00 1.920.000.000,00
7.2.(10) Beton Pratekan untuk Diafragma fc' 45 MPa termasuk Pekerjaan pasca-tarik (post-tension) Buah 15,00 4.750.000,00 71.250.000,00
7.2.(12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 Cm ( 28 Mpa) Untuk Girder 30,80 m Buah 90,00 650.000,00 58.500.000,00
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 Kg 3.635,85 19.302,12 70.179.613,00
7.3 (2) Baja Tulangan Sirip BjTS 280 Kg ####### 19.817,13 1.050.019.087,66
7.6 (1) Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan M
1
400,00 54.142,86 21.657.142,86
7.7.(1) Dinding Sumuran Silinder terpasang, Diameter ……………. M
1
16,00 11.115.101,70 177.841.627,18
7.9.(1) Pasangan Batu M
3
346,95 700.351,23 242.986.859,25
7.10.(3a) Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis M
3
384,00 671.250,00 257.760.000,00
7.11.(5a) Expantion Joint Type Baja Bersudut ( 150 x 150 x 10 ) mm M
1
24,00 300.000,00 7.200.000,00
7.12.(2) Elastomer Bearing Pad ( 40 x 50 x 4 cm ) Buah 8,00 3.000.000,00 24.000.000,00
7.13.(1) Sandaran (Railing) M
1
123,20 347.571,00 42.820.747,20
7.14.(1) Papan Nama Jembatan M
1
1,00 316.669,37 316.669,37
7.15.(1) Pembongkaran Pasangan Batu M
3
104,50 262.192,50 27.399.116,74
7.15.(2) Pembongkaran Beton M
3
29,00 387.903,38 11.249.198,05
7.16.(2b) Pipa Drainase Baja diameter 75 Mm M
1
38,50 295.700,00 11.384.450,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 5.287.733.364,11

DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 8 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN


9.2.(3b) Rambu Jalan Ganda dengan Permukaan Pemantul Engineering Grade Buah 2,00 611.908,98 1.223.817,95
1
9.2.(5)
9.2.(7) Patok
Rel Pengarah
Pengaman Buah
M 100,00
- 240.109,50
2.559.486,49 24.010.949,64
-
Penanaman Pohon Vegetatif LS 1,00 40.000.000,00 40.000.000,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 9 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 65.234.767,59

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 10 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

26
BAB V
KURVA S

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.


Hanumm. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan,
dari waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase
kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.
Visualisasi kurva “S” dapat memberikan informasi mengenai realisasi
pelaksanaan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari
kurva ini dapat diketahui apakah ada Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat
dari rencana) atau Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana) jadwal
proyek. Membuat kurva “S” ini berdasarkan rencana jumlah persentase kumulatif
bobot masing-masing kegiatan pada suatu periode di antara durasi proyek yang
diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan
garis akan membentuk kurva “S”. dan juga menggunakan kombinasi grafik
hubungan waktu dalam pengerjaan proyek yang memiliki bentuk “S” dan tonggak
kemajuan (milestone).
Disisi lain, terdapat beberapa manfaat lain dari Kurva “S” yang dapat
diaplikasikan di proyek, yaitu:
- Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
- Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
- Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek
dalam satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan
percepatan.
- Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
- Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
- Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

27
Adapun penjadwalan dari Proyek Pembangunan kami yaitu sebagai berikut:
Bobot Peritem Pekerjaan
Kurva S=
Bobot Keseluruhan

BAB V
PENUTUP

Proyek didefinisikan sebagai suatu usaha sementara yang dilakukan untuk


membentuk suatu produk/ jasa/hasil. Proyek Konstruksi merupakan suatu proses
di
mana rencana dan spesifikasi perancang dikonversikan menjadi struktur dan
fasilitas fisik. Biaya, mutu, dan waktu merupakan komponen penting untuk
menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai
dengan schedule. Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi
dengan baik agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu,
efisien serta dengan kualitas yang memuaskan. Anggaran biaya merupakan
bagian terpenting dalam suatu proyek untuk melakukan penaksiran dan
perkiraan harga dari suatu barang, bangunan atau benda dan visualisasi Kurva

28
S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot
pekerjaan.

29

Anda mungkin juga menyukai