KELOMPOK 6 :
Yusriyyah. A D011201017
Yazid Farras D011201029
Muhammad Syahril D011201041
Raiza Hasina Putri D011201072
Irfan Muzadi Gama D011201150
Rivaldo Tandi Bungin D011201161
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, tugas ini dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa, shalawat serta salam kami curahkan kepada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW yang dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan tugas ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi agar
kedepannya tugas ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi. Kami
sangat berharap dengan adanya tugas besar ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi bagi setiap pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai
dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan) dan
untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan
pengendalian. Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek
yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan
segala program teknis dan administratif agar dapat di implementasikan.
Tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu
ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan. pengendalian adalah
usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil
tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Fungsi utama
pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan
koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang
telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
1
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari dibuatnya tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas besar Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian
Proyek.
2. Mengetahui cara membuat Work Breakdown Structure (WBS), Rencana
Anggaran Biaya (RAB), dan penjadwalan suatu proyek (Kurva S).
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
DIVISI :
1. DIVISI 1. UMUM
2. DIVISI 2. DRAINASE
3. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
4. DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF
5. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
6. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
7. DIVISI 7. STRUKTUR
8. DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN
9. DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN
10. DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
3
BAB III
RENCANA LINGKUP PROYEK / WORK
BREAKDOWN STRUCTURE (WBS)
4
Adapun 3 manfaat utama WBS dalam proses perencanaan dan
pengendalian proyak sebagai berikut :
1. Analisa WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personel yang lain
dapat membantu meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian
proyek.
5
detailnya. Adanya WBS sebagai metode pengerjaan proyek juga dapat
memudahkan proses pemecahan masalah pada tiap bagian-bagian yang mendetail
Seperti yang telah tersirat pada penjelasan tentang definisi WBS di atas, metode
WBS ini secara variatif. WBS bekerja dengan elemen-elemen atau detail tujuan
tiap tingkat dari rendah ke tinggi.
Adanya tingkatan detail ini dapat memudahkan proses manajemen proyek untuk
mengembangkan jadwal, perkiraan biaya, alokasi sumber daya, dan penilaian
risiko. Komponen atau elemen WBS tingkat rendah ini umumnya menjadi
tonggak berjalannya proyek dan juga manajemen sumber daya untuk detail-detail
di tingkat selanjutnya.
Adapun manfaat dari WBS yang dapat diringkas adalah meliputi beberapa hal
sebagai berikut:
WBS dibuat dalam sebuah bagan atau ilustrasi dengan rincian grafis
tertentu untuk memudahkan pemahaman para pelaku proyek
6
2. Phase-Based WBS
Inisiasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Kontrol
Penutupan
1. Deskripsi tugas
Komponen utama dan pertama yang harus ada dalam WBS sebuah proyek
adalah deskripsi tugas. Deskripsi tugas pada WBS ini secara khusus meliputi
penentuan ruang lingkup proyek, sasaran proyek, dan juga proses pengelolaan
anggota tim kerja.
Dalam praktiknya, deskripsi tugas berarti pula penjabaran pekerjaan pada tiap tim
kerja dengan relevansi keahlian masing-masing. Adanya deskripsi tugas yang
baku dan padu dapat menunjang efisiensi pekerjaan karena tidak ada beban
berlebih pada suatu tim dan juga dapat menghindari pekerjaan di luar tugas pokok
sebuah tim kerja proyek.
2. Status tugas
Status tugas merupakan kesinambungan dari deskripsi tugas pada tim kerja
proyek. Umumnya, status tugas ini dikelola oleh seorang project manager yang
bertujuan untuk melacak tugas atau kemajuan proses pengerjaan detail-detail
proyek.
7
Status tugas juga dapat memudahkan project manager untuk mengoordinasikan
tim dalam pengerjaan detail proyek dengan urgensi tertentu. Hal semacam ini
dibutuhkan ketika pengerjaan antar tim amat bergantung. Sehingga, pengerjaan
Tim Q baru dapat dilakukan setelah Tim P melaksanakan tugasnya. Adanya status
tugas dapat memudahkan komunikasi antar tim sehingga mencegah adanya
hambatan dan overlapping.
3. Project deliverable
4. Biaya
Komponen lain yang perlu ada dalam WBS adalah biaya. Tentu saja, biaya
merupakan fondasi utama berjalannya sebuah proyek. Oleh karena itu, WBS perlu
menempatkan komponen ini sebagai alat ukur kesesuaian atau relevansi
pengeluaran biaya dengan rancangan biaya pada saat perencanaan proyek.
Adanya komponen biaya dalam WBS dapat menentukan lancar tidaknya suatu
proyek yang salah satunya dapat diakibatkan pada kekeliruan dalam mengelola
keuangan.
5. Paket kerja
Paket kerja dalam WBS merupakan tingkatan terendah dari WBS itu
sendiri. Kita dapat mendefinisikan paket kerja sebagai detail pekerjaan atau
elemen pekerjaan proyek dalam WBS yang harus dikerjakan secara hierarkis tadi.
Paket kerja ini nantinya dibagi atau ditugaskan pada beberapa tim atau
departemen dalam prosesnya. Project manager nantinya akan memperkirakan
berapa jumlah anggota suatu tim, biaya, dan durasi pengerjaan pada tiap paket
pekerjaan ini. Oleh karena itu, paket kerja merupakan aspek utama yang
tercantum dalam WBS sebagai komponen.
8
Secara umum, pembuatan WBS memerlukan acuan yang harus dipenuhi dan
antara lain adalah sebagai berikut.
Penentuan sub tugas, penjelasan tugas, dan tim kerja untuk tiap pokok
tugas
Penetapan sumber daya (baku dan manusia) serta biaya untuk rincian
proyek
Membuat perkiraan waktu atau tanggal mulai dan akhir dari pengerjaan
proyek
9
Berikut adalah hal yang perlu diingat ketika membuat sebuah Work Breakdown
Structure (WBS):
WBS harus mencakup tugas atau kegiatan yang diizinkan untuk tujuan
proyek yang dilaksanakan.
4. Developing the WBS should involve the people who will be doing the work
Pada proyek tersebut, proses pengelolaan proyek dilakukan dengan berbasis pada
hasil yang lantas dikenal sebagai PERT (Program Evaluation and Review
Technique). Baru kemudian pada tahun 1987 hingga 1999, Program Management
Institute (PMI) mulai mengembangkan struktur standar untuk ranah non-militer.
Proses modernisasi ini kemudian memunculkan nama “Work Breakdown
Structure” pada tahun 1993 sebagai sebuah struktur rincian kerja untuk
perusahaan dan proyek sipil lainnya
10
Work Breakdown Structure dapat digunakan dalam berbagai proyek, program,
dan inisiatif lainnya untuk memahami target yang harus dicapai perusahaan.
Selain itu, metode kerja satu ini memiliki sejumlah manfaat lainnya yang dapat
menguntungkan pekerja. Berikut adalah pemaparannya dikutip dari laman resmi
University of Waterloo:
11
BAB IV
RENCANA BIAYA PROYEK/ RENCANA ANGGARAN
BIAYA (RAB)
A. DEFINISI
Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek adalah nilai estimasi biaya yang
harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. proses meramal atau
memperkirakan biaya dan waktu untuk menyelesaikan berbagai aktivitas proyek.
Memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan
yang didasarkan pada informasi yang tersedia saat itu. Salah satu proses utama
dalam proyek konstruksi untuk menjawab berapa besar dana yang harus
disediakan untuk sebuah bangunan.
Secara umum tujuan dari pembuatan RAB yaitu untuk mengetahui harga
bagian/item pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan biaya-biaya dalam
masa pelaksanaan. Selain itu supaya bangunan yang akan didirikan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
12
1. Sebagai dasar untuk mengikuti tender dan pengajuan penawaran
2. Dasar perkiraan modal / dana yang harus disediakan
3. Sebagai dasar dalam penyediaan bahan, alat , tenaga dan waktu untuk
pelaksanaan
Fungsi RAB :
1. Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol
pelaksanaan pekerjaan
2. Untuk perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai
dengan target.
3. Untuk menetapkan tujuan khusus oprasional usaha dimasa yang akan
dating.
4. Untuk menetapkan gambaran taksiran biaya usaha.
5. Untuk menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan usaha.
RAB atau rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang biasanya
digunakan untuk melaksanakan sebuah kegiatan bisnis atau proyek lainnya.
Namun tak hanya secara umum kita juga harus mengetahui bahkan menguasai
secara lebih detail atau khusus. Sebab perencanaan ini bukan hanya menentukan
13
nominal yang akan dikeluarkan saja namun banyak faktor di sekelilingnya yang
harus dicermati.
Terlebih untuk bisnis atau proyek yang cukup besar maka perencanaan biaya
tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Alokasi keuangan yang dibuat
harus sangat terarah dan jelas dari berbagai sisi.
Sebelum memulai sebuah bisnis atau proyek maka setiap contoh rencana anggaran
biaya bisa digunakan sebagai dasar untuk melakukan penawaran. Dokumen
perencanaan yang jelas dan terarah bisa membuat klien lebih tertarik dengan
penawarannya.
Pengadaan bahan dan kebutuhan operasional lainnya bisa lebih terkendali dengan
mengacu pada perencanaan anggaran. Baik untuk sebuah bisnis maupun proyek
tertentu hal ini akan sangat membantu bahkan membuka peluang keberhasilan.
Manfaat RAB :
Perencanaan ini bisa dibuat sejak awal pembangunan atau sebelum operasional
proyek atau pembisnis. Selanjutnya dokumen tersebut bisa dijadikan sebagai
acuan dalam operasional dan proses pembiayaannya.
Kemudian kita bisa menyesuaikan dengan situasi yang terjadi pada saat
operasional. Dengan mengacu pada contoh rencana anggaran biaya yang kita buat
pengurangan maupun penambahan biaya bisa dilakukan dengan lebih cermat.
14
– Mengefektifkan Waktu
Waktu yang dimiliki untuk menjalankan sebuah bisnis maupun proyek bisa lebih
efektif dan juga efisien. Kita bisa melakukan proses operasional dengan mengacu
pada susunan perencanaan biaya yang sudah dibuat.
Setiap kebutuhan yang bisa lebih terencana sehingga kita bisa segera melakukan
realisasi. Hal ini tentu sangat mengefektifkan waktu yang kita miliki sehingga
waktu yang dimiliki tidak hanya habis untuk melakukan banyak pertimbangan.
RAB juga dapat membantu dalam melakukan evaluasi dari setiap aktivitas yang
dijalankan pada bisnis maupun proyek tersebut. Berdasarkan biaya yang sudah
direncanakan kita bisa melihat aktivitas mana yang menguntungkan maupun
merugikan.
Setiap rencana yang ditentukan memiliki peluang yang lebih besar mencapai titik
keberhasilan sesuai ekspektasi bersama. Bahkan jika memungkinkan biayanya
bisa lebih ditekan dan disesuaikan dengan sebijak mungkin.
15
-Hal Penting pada Proses Pembuatan RAB
Untuk pembuatan RAB Anda tidak harus menggunakan sebuah sistem khusus
yang membutuhkan penanganan atau pengelolaan khusus. kita juga bisa
menggunakan Microsoft Excel untuk menyusun perencanaan ini.
Namun jika ingin lebih detail, bisa menggunakan beberapa sistem khusus
atau aplikasi anggaran yang memiliki template tentang rencana pembiayaan.
Berdasarkan beberapa contoh yang bisa kita temukan terdapat beberapa hal yang
bias dipelajari dari perencanaan tersebut.
Tujuan dan waktu penggunaan dari perencanaan anggaran tadi bisa ditentukan
terlebih dahulu. Tujuan yang ditentukan sejak awal bisa membantu untuk
mengetahui gambaran biaya yang akan dibutuhkan bahkan bisa dilihat secara
garis besar.
-Daftar Kebutuhan
Berikutnya, kita bisa menentukan daftar kebutuhan bahkan bisa diurutkan sesuai
kebutuhannya. Kebutuhan untuk operasional dan cara pemenuhannya bisa terlihat
jelas melalui perencanaan biaya seperti ini.
16
-Membuat Estimasi
Namun estimasi yang bisa kita buat perlu dibuat dengan sangat cepat bahkan
mendekati dengan realisasi sesuai kondisi. Tujuannya agar pembuatan RAB bisa
lebih terarah dan kebutuhan yang diperlukan juga bisa lebih terpenuhi tanpa
kekurangan apapun.
-Riset Harga
Setiap contoh rencana anggaran biaya yang bisa kita cermati akan membantu kita
untuk melakukan riset harga. Bahkan hal ini bisa kita lakukan sebelum benar-
benar membuat perencanaan yang lebih lengkap.
Riset harga yang dilakukan bisa dilakukan untuk harga satuan dari setiap
kebutuhan yang akan dicatat dalam RAB. Setiap contoh yang ada juga merupakan
hasil dari proses riset sebelumnya yang relevan dengan kondisi yang
sesungguhnya.
Informasi harga harus update agar perencanaan yang disusun bisa lebih akurat.
Setiap contoh RAB yang ada juga menggunakan harga terkini sehingga estimasi
yang dibuat tidak terlalu melenceng dari kondisi sebenarnya.
Jika semua data yang dibutuhkan sudah terisi maka lakukan proses rekapitulasi
atau perhitungan secara menyeluruh. Hal ini bersifat wajib dan tentunya tidak bisa
dipisahkan dari perencanaan biaya tersebut.
17
Jika proses rekapitulasi sudah selesai maka hal berikutnya ialah melakukan
evaluasi. Evaluasi yang dimaksud dilakukan untuk menyesuaikan antara estimasi
dengan batasan anggaran.
Setiap contoh yang bisa kita cermati merupakan hasil rekapitulasi dan evaluasi.
Jika hal ini belum dilakukan maka RAB belum bisa digunakan sebagai acuan
bahkan proses operasional bisnis maupun proyek yang dimaksud belum bisa
dimulai sepenuhnya.
Penggunaan RAB
RAB pada dasarnya bisa digunakan untuk beberapa sektor penting dalam
kehidupan masyarakat. Tidak hanya untuk bisnis saja namun RAB bisa digunakan
untuk kebutuhan lain yang sejenis.
Namun secara umum penyajian data akan dibuat dengan hampir mirip hanya
berbeda dari isinya. Isi dari data tersebut akan menyesuaikan dengan jenis
kegiatan yang dilakukan. Tujuannya tetap sama dan penyajian data tidak
melenceng dari contoh rencana anggaran biaya di atas.
Untuk melengkapi pengetahuan kita mengenai RAB tersebut berikut ini akan
dijelaskan mengenai penggunaan RAB dalam kehidupan masyarakat.
-RAB Jalanan
Proyek jalan merupakan salah satu kegiatan yang memerlukan dokumen RAB
yang juga merupakan rencana awal proyek. Tujuan utama dokumen ini tidak lain
adalah untuk meminimalkan kemungkinan adanya hambatan pembiayaan pada
saat berjalannya pengerjaan proyek. Adanya RAB untuk proyek jalan ini juga bisa
membuat kualitas proyek yang dibangun memenuhi standar kualitas.
18
tenaga kerja. Untuk mempermudah, gunakan tabel agar catatan lebih rapi dan
terorganisir.
-RAB Bisnis
Tidak hanya event atau proyek, bisnis juga memerlukan adanya RAB yang baik
dan terinci. Tentu saja dalam hal bisnis RAB diperlukan agar tidak ada
pembengkakan biaya pada beberapa pos. Sederhananya, RAB bisnis meliputi
penghitungan anggaran bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi
yang termasuk pengadaan bahan, biaya angkut dan perawatan.
Selain itu, penghitungan biaya anggaran yang dikeluarkan untuk proses produksi
harus diperhitungkan seperti pembelian mesin dan perawatannya. Ada juga biaya
pemasaran, termasuk didalamnya pemasangan iklan di berbagai media. Terakhir
perhitungan terhadap biaya tenaga kerja yang disesuaikan dengan lokasi bisnis.
19
Perencanaan ini sangat cocok dibuat untuk pendirian sebuah usaha atau bisnis
seperti contoh yang sudah sudah disebutkan sebelumnya. Sebuah perencanaan
bisnis membutuhkan data yang lebih akurat dan detail yang bisa disajikan dalam
bentuk sebuah RAB.
Contoh rencana anggaran biaya untuk usaha kurang lebih hampir sama dengan
contoh yang sudah disajikan. Secara umum perencanaan tersebut akan menjadikan
kebutuhan pembukaan bisnis yang merupakan modal untuk melakukan
operasional.
Data tersebut bisa membantu kita untuk memastikan tidak adanya pembengkakan
biaya karena semua kebutuhan sudah terencana dengan baik. Meskipun harga
yang dicantumkan baru sekedar estimasi namun nominalnya tetap bisa menjadi
acuan.
Selain untuk usaha atau bisnis, RAB juga bisa digunakan untuk merancang
kebutuhan sebuah kegiatan atau event. Contoh rencana anggaran biaya untuk
sebuah acara atau event juga bisa dengan mudah Anda temukan berdasarkan
kegiatan yang sudah dilakukan.
Biasanya RAB tersebut akan dibuat oleh panitia acara agar bisa memiliki
perencanaan budget sesuai dengan kebutuhan acara. Terkadang perencanaan ini
juga sering dimuat dalam sebuah proposal dengan penyajian data secara khusus.
20
lain sebagainya. Hal ini harus dibuat dengan sangat cermat dan rapi agar
perencanaan bisa lebih mudah dianalisa.
Selanjutnya rencana anggaran biaya tersebut juga bisa berlaku untuk sebuah
organisasi. anggaran biaya dan data kebutuhannya tentu akan sangat dibutuhkan
dalam organisasi baik dalam skala kecil maupun skala besar.
Sama seperti penggunaan lainnya dalam organisasi ini data yang disajikan harus
dibuat dengan sangat rinci dan detail. Meskipun komponen didalamnya bersifat
variatif namun tetap secara keseluruhan harus memiliki kejelasan mulai dari hal
yang terkecil hingga yang paling besar.
Setiap penyajian data harus bisa dimengerti terutama oleh pihak yang dituju.
Mulai dari data yang terkecil sehingga data yang sangat besar harus bisa
dijelaskan dan dimengerti bahkan harus bersifat transparan.
21
Sebelumnya kita bisa melakukan analisa terlebih dahulu sebelum membuat RAB.
Anda juga bisa melakukan survei terutama mengenai harga atau nominal dari
kebutuhan yang akan dicantumkan dalam RAB tersebut.
Contoh rencana anggaran biaya bisa dijadikan sebagai acuan untuk memberikan
gambaran dalam penyusunan anggaran biaya. Hasilnya setiap tujuan bisa dicapai
dengan sangat baik tanpa menimbulkan masalah dengan biaya.
Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau
proyek ialah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau
proyek tersebut. Sedangkan, anggaran biaya adalah harga dari bangunan yang
dihitung secara teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada type
bangunan yang sama bisa saja berbeda-beda tergantung pada harga bahan dan
upah tenaga kerja yang berlaku di daerah masimg-masing. Misalnya upah tenaga
kerja di kota Bukittinggi berbeda dengan upah tenaga kerja di kota Pekan Baru,
Jambi, Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain-lain.
Tujuan dari pembuatan RAB ialah untuk mengetahui harga bagian atau item
pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan biaya-biaya dalam masa
pelaksanaan pembangunan. Selain itu juga bertujuan supaya bangunan yang akan
didirikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Efektif dan efisien disini
dimaksudkan untuk memungkinkan kita mendirikan bangunan dengan
22
perhitungan biaya yang tepat dan ekonomis, namun bangunan yang dihasilkan
tetap berkualitas sesuai dengan standar yang berlaku.
Sedangkan fungsi dari RAB adalah sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan
sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan. Melalui RAB inilah kita bisa
memperhitungkan dan mengetahui secara pasti berapa biaya yang dibutuhkan
untuk mendirikan bangunan sesuai dengan permintaan owner.
Dalam penyusunan RAB suatu bangunan, ada 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Perhitungan melalui Anggaran Biaya Kasar (taksiran). Sebagai pedoman dalam
menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi luas
lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan
anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya
kasar, namun harga satuan tiap meter persegi luas lantai tidak terlalu jauh berbeda
dengan harga yang dihitung secara teliti. Dibawah ini merupakan contoh untuk
menggambarkan penyusunan anggaran biaya kasar (taksiran).
a. Bestek Bestek disini berguna untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-
syarat teknis.
23
- Instalasi listrik
- Instalasi air bersih dan air kotor, serta
- Rencana septiktank dan sanitasi
c. Harga satuan pekerjaan Harga satuan pekerjaan ini diperoleh melalui harga
satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa BOW. BOW
(burgerlijke openbare werken) ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang
ditetapkan oleh Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 nomor 5372 A pada zaman
pemerintahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat dipakai untuk pekerjaan padat
karya, yang memakai peralatan konvensional. Selain itu, ada juga perhitungan
anggaran biaya untuk bangunan bertingkat yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya. Dimana harga satuan rata-rata per m2
tertinggi bangunan bertingkat untuk gedung pemerintah ialah sebagai berikut :
1. Bangunan 2 lantai = 1,090 . X
2. Bangunan 3 lantai = 1,120 . X
3. Bangunan 4 lantai = 1,135 . X
4. Bangunan 5 lantai = 1,162 . X
5. Bangunan 6 lantai = 1,197 . X
6. Bangunan 7 lantai = 1,236 . X
7. Bangunan 8 lantai = 1,265 . X
Dalam hal ini, harga X diatas disesuaikan dengan Harga Dasar Gedung
Bertingkat per m2 di daerah masing-masing, dengan ketentuan tinggi bangunan
bertingkat Gedung Pemerintah tidak boleh lebih dari 8 (delapan) lantai, termasuk
lantai dasar.
24
No. Mata Uraian Satuan Perkiraan Harga Jumlah
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.2 Mobilisasi LS 1,00 47.895.000,00 47.895.000,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 123.645.000,00
DIVISI 2. DRAINASE
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 317.641.311,48
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 4 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 537.669.991,01
25
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
DIVISI 7. STRUKTUR
3
7.1 (5a) Beton struktur, fc’30 Mpa untuk Lantai M 50,32 2.601.690,16 130.917.048,61
3
7.1 (6a) Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Abutmen M 261,47 2.474.570,28 647.025.890,08
3
Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Tiang Realing M 5,20 2.474.570,28 12.867.765,44
3
Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Plat Injak M 7,34 2.474.570,28 18.163.345,83
3
Beton struktur, fc’25 Mpa Untuk Isian Sumuran M 36,18 2.474.570,28 89.529.952,59
3
7.1 (7a) Beton strukur, fc’20 MPa untuk Trotoar M 7,70 2.296.290,39 17.681.436,00
3
Beton strukur, fc’20 MPa untuk Oprit M 123,29 2.296.290,39 283.109.642,70
3
7.1 (9) Beton Siklop, fc’15 Mpa Isian Sumuran M 36,18 887.346,35 32.104.190,99
3
Beton Siklop, fc’15 Mpa untuk Leaning M 4,00 887.346,35 3.549.385,40
3
7.1 (10) Beton, fc’10 Mpa untuk Lantai Kerja M 4,37 2.052.174,66 8.968.003,27
3
Beton, fc’10 Mpa untuk Bahu Jalan M 24,00 2.052.174,66 49.252.191,89
7.2 (1c) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 30,80 meter Buah 4,00 480.000.000,00 1.920.000.000,00
7.2.(10) Beton Pratekan untuk Diafragma fc' 45 MPa termasuk Pekerjaan pasca-tarik (post-tension) Buah 15,00 4.750.000,00 71.250.000,00
7.2.(12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 Cm ( 28 Mpa) Untuk Girder 30,80 m Buah 90,00 650.000,00 58.500.000,00
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 Kg 3.635,85 19.302,12 70.179.613,00
7.3 (2) Baja Tulangan Sirip BjTS 280 Kg ####### 19.817,13 1.050.019.087,66
7.6 (1) Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan M
1
400,00 54.142,86 21.657.142,86
7.7.(1) Dinding Sumuran Silinder terpasang, Diameter ……………. M
1
16,00 11.115.101,70 177.841.627,18
7.9.(1) Pasangan Batu M
3
346,95 700.351,23 242.986.859,25
7.10.(3a) Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis M
3
384,00 671.250,00 257.760.000,00
7.11.(5a) Expantion Joint Type Baja Bersudut ( 150 x 150 x 10 ) mm M
1
24,00 300.000,00 7.200.000,00
7.12.(2) Elastomer Bearing Pad ( 40 x 50 x 4 cm ) Buah 8,00 3.000.000,00 24.000.000,00
7.13.(1) Sandaran (Railing) M
1
123,20 347.571,00 42.820.747,20
7.14.(1) Papan Nama Jembatan M
1
1,00 316.669,37 316.669,37
7.15.(1) Pembongkaran Pasangan Batu M
3
104,50 262.192,50 27.399.116,74
7.15.(2) Pembongkaran Beton M
3
29,00 387.903,38 11.249.198,05
7.16.(2b) Pipa Drainase Baja diameter 75 Mm M
1
38,50 295.700,00 11.384.450,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 5.287.733.364,11
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 8 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 9 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 65.234.767,59
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 10 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
26
BAB V
KURVA S
27
Adapun penjadwalan dari Proyek Pembangunan kami yaitu sebagai berikut:
Bobot Peritem Pekerjaan
Kurva S=
Bobot Keseluruhan
BAB V
PENUTUP
28
S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot
pekerjaan.
29