b) Persyaratan peserta:
4. Pas foto berwarna 3x4 dan 4x6 masing-masing sebanyak 2 lembar (terbaru)
c) Peserta akan di berikan SKA setelah melaksanakan serangkaian kegiatan yakni, praktek kerja
lapangan serta UKAI (Ujian kompetensi Apoteker Indonesia) yang di bagi menjadi 2 metode:
CBT (Computer Based Test) dan ujian praktek dengan metode OSCE (Objective Structured
Clinical Examination). Untuk tahun ini, 2020 UKAI metode CBT menjadi sumatif atau wajib
bagi mahasiswa Profesi Apoteker, sedang metode OSCE tes formatif.
Untuk Re-sertifikasi kembali maka, peserta akan mengikuti pedoman yang telah di perbaruhi
oleh KFN (komite Farmasi nasional) dalam Pedoman Re-Sertifikasi Apoteker dan
Penentuan Nilai (SKP) tahun 2015.
Dimana surat ini diperoleh setelah SKA selesai dengan mengajukan permohonan kepada KFN
(Komite Farmasi Indonesia) dengan melampirkan:
a. Fotokopi ijazah apoteker
b. Fotokopi surat sumpah/janji apoteker
c. Fotokopi sertifikat kompetensi profesi (SKA) yang masih berlaku
d. Surat Keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktek.
e. Surat Pernyataan yang akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
f. Pas foto terbaru berwarna 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak
2 (dua) lembar
Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi informatika secara
online melalui website KFN http://stra.kemkes.go.id/ . KFN harus menerbitkan STRA
paling lama 10 hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap. Masa
berlaku 5 tahun. (sumber: PP 51 tahun 2016)
SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker) tercantum dalam PMK no 889 tahun 2011 pasal 21.
B. Apa yang dimaksud dengan OWA? Bagaimana kriteria obat OWA dan
bagaimana cara pemberiannnya?
Obat wajib apotek merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA) kepada pasien tanpa resep dokter. Dalam ketentuannya OWA di atur oleh
mentri keehatan dan untuk sekarang OWA di bagi menjadi 3, tercantum dalam:
Peraturan ini di maksudkan agar masyarakat dapat melakukan swamedikasi (pengobatan sendiri)
secara aman, tepat dan rasional. Oleh karena itu, peran apoteker di apotek sangat diperlukan
dalam pemberian OWA untuk pelayanan obat serta KIE (komunikasi informasi dan edukasi)
kepada masyarakat. Walaupun APA boleh memberikan obat keras tanpa resep, namun ada
persyaratan yang harus dilakukan dalam penyerawan OWA.
Monitoring Efek Samping Obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon obat terhadap
tubuh yang merugikan atau tidak diharapkan terjadi pada dosis normal.
b) Manfaat pelaksanaan MESO agar tercipta data base ESO sebagai dasar penatalaksanaan
ESO dan mendukung pola insidensi ESO nasional.
Berikan 1 contoh resep yang komplit dan artinya! Serta perhitungan harganya!
Administrasi :
Nama dokter: nur Dwi Esthi (SIP: 503/73.22/1/2012)
Alamat dokter: jl brgjen katamso no 44, bantul
Ttd dokter : tidak
Keterangan pasien lengkap
Nama obat, potensi, dosis serta jumlah yang di minta sesuai
Tercantum tanggal penulisan resep, akan tetapi dokter tidak
memberikan paraf atau tanda tangan pada resep
farmasetik :
nama obat :
Klinis :
Indikasi pemberian obat tersebut sudah tepat. Pasien schizo
dimana efek sampingnya adalah extrapiramidal (gangguan
perderakan karena penghambatan Dopamin (D2) sehingga
pemberian THP 2 mg yang dapat di tingkatkan hingga 5 mg
sebagai terapi maintenan.
Tidak ada komtrainidkasi dan interasi antara obat dengan pasien.
Obat akan di pantau anticholinergic side-effects.
2. Triheksipenidil = Rp. 951/tab x 60 tablet + Rp. 1000 tuslah + Rp. 500 embalanse