Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HARKAT DAN MARTABAT BANGSA


INDONESIA DALAM NEGARA PANCASILA

Mata Kuliah: Pancasila

Dosen Pengajar : Sriwati M.Pd.

Kelompok 6

Muhammad Shaleh ( 2022122673 )

Ahmad Kharin Nu’man ( 2022122658 )

Raudhatul Jannah ( 2022122664 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUL ULUM KANDANGAN


2022 M / 1444 H

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pancasila dari ibu
Sriwati, M.Pd. yang berjudul “ Harkat dan Martabat Bangsa Indonesia dalam
Negara Pancasila ” dan juga untuk teman-teman sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Tak ada gading yang tak retak, kerja keras usaha maksimal yang kami
lakukan demi selesainya makalah ini, tetap akan selalu ada kekurangan di
dalamnya. Untuk itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah
Pancasila yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami guna perbaikan
makalah berikutnya agar lebih baik. Besar harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua Aamiin yaa Rabbal’Aalamiin..Terima kasih.

Kandangan , 12 September 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Harkat dan Martabat Manusia


B. Harkat dan Martabat Manusia dalam Negara Pancasila

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harkat dan martabat manusia pada dasarnya dimiliki oleh setiap
manusia untuk menjalani kehidupan bermasyarakat karena sudah merupakan
kodrat manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan
Tuhan. Untuk itu setiap orang wajib dan berhak menjaga harkat dan
martabatnya. Harkat dan martabat manusia tidak terlepas dari hak asasi
manusia dalam menjaga harga dirinya karena sudah melekat sejak lahir dan
terbawa dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian juga dengan kewajiban
asasi manusia yaitu untuk membatasi hak yang dimiliki. Namun, seringkali
harkat dan martabat manusia direndahkan oleh manusia lain seperti
diskriminasi sosial, pelanggaran HAM dan lain-lainnya.
Harkat dan martabat manusia itu bernilai sama di mata Sang Pencipta,
apapun situasi dan kondisinya. Tidak ada jabatan, pangkat, pendidikan, latar
belakang, kondisi ekonomi yang menyebabkan HMM lebih tinggi dari
manusia lainnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki bakat,
kodrat, kebebasan hak, dan kewajiban asasi dalam menjaga dan menciptakan
harkat dan martabat.
Harkat dan martabat manusia berkaitan dengan sila ke-2 Pancasila
yang mempunyai bunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, dimana
memiliki arti bahwa bangsa Indonesia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa harus saling menjunjung tinggi harkat dan martabat seseorang tanpa
membeda-bedakan suku, budaya, ras, dan agamanya.
Contoh kasus bullying dianggap sebagai pelanggaran sila ke-2
Pancasila karena hak dan martabat seseorang tidak dihargai, dimana seorang
individu diperlakukan tidak setara karena individu lain menganggap dirinya
lebih baik dalam segi tertentu. Individu tersebut bersikap sewenang-wenang
dan tidak adanya perilaku saling mengasihi antar sesama.
Dengan adanya sikap kemanusiaan yang adil dan beradab maka akan
terciptanya kehidupan masyarakat yang saling mengasihi dan menghormati
setiap individu tanpa memandang suku, ras, budaya, dan agama. Dengan
demikian, maka kehidupan masyarakat yang aman dan tenteram dapat terjadi
di kehidupan bermasyarakat ini.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian harkat dan martabat manusia ?
B. Bagaimana harkat dan martabat manusia dalam negara Pancasila ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian harkat dan martabat manusia
2. Untuk mengetahui harkat dan martabat manusia dalam negara Pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Harkat dan Martabat Manusia


Harkat dan martabat merupakan dua konsep bahwa manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna tidak dapat dipisahkan dari
makhluk lainnya. Meski memiliki arti yang berbeda, namun kedua istilah
tersebut memiliki keterkaitan yang erat.
Harkat manusia adalah derajat kemuliaan sedangkan martabat
manusia adalah harga diri atau tingkat harkat manusia. Manusia juga memiliki
jiwa dan raga dimana jiwa atau roh manusia memiliki derajat (harkat) yang
lebih tinggi karena berhubungan langsung dengan pencipta-Nya dan memiliki
kemampuan-kemampuan yang disebut cipta, rasa dan karsa. Sedangkan raga
manusia adalah derajat yang paling rendah di mata Tuhan karena berhubungan
dengan kondisi dan tingkat laku manusia yang terkadang manusia
mengingkari hakikat harkat dan martabat manusia lainnya.1

B. Harkat dan Martabat Manusia dalam Negara Pancasila


Pancasila merupakan lambang negara Indonesia dan salah satu
pedoman hidup bagi manusia di Indonesia. Menurut Kaelan, makna Pancasila
pada sila pertama sampai sila kelima pun berbeda. Dalam makna Pancasila
ada tingkatan tingkatannya. Pada sila kedua dijiwai sila pertama dan menjiwai
sila-sila di bawahnya. Sila kedua yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan
beradab, mempunyai arti manusia merupakan objek dari Pancasila itu sendiri (
Kaelan, 2010 : 56).2
1
Mukhtar Zaini Dahlan, Pendidikan Agama Islam,Lppm IKIP PGRI Jember) h. 17.
2
Yulia Djahir, Suplemen Buku Ajar Pendidikan Pancasila. (Deepublish, 2015) h. 42.
Manusia yang menjadi objek Pancasila adalah manusia yang
monodualis. Karena manusia merupakan aspek yang sangat penting dalam
kehidupan sosial. Realitas yang berkembang di masyarakat Indonesia saat ini
tidak ada yang mengacu dengan Pancasila, terutama sila kedua. Makna yang
terkandung dalam sila kedua adalah keadilan, dimana setiap orang Indonesia
berhak atas keadilan. Namun kenyataannya, hampir seluruh masyarakat
Indonesia tidak lagi merasa adil. Sistem politik dibuat oleh pemerintah dan
tidak melihat seperti apa nasib rakyat kecil, sehingga rakyat kecil tidak lagi
merasakan keadilan. Di dalam sila yang kedua terkandung nilai-nilai bahwa
negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradab.
Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam
peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan
ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia
sebagai hak dasar harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan Negara.
Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. Pengakuan terhadap Adanya Martabat Manusia
Pernyataan tersebut berarti bahwa setiap masyarakat
Indonesia harus menghormati, menghargai dan mengakui martabat
masyarakat satu sama dengan lain. Jika poin pertama ini
terealisasikan, maka kehidupan masyarakat Indonesia berjalan
dengan baik, tenteram dan damai. Kenyataannya martabat
masyarakat kecil tidak lagi dihargai dan diakui. Justru para
pemimpin negara sering menindas kehidupan masyarakat kecil,
padahal kehidupan masyarakat kecil harus diperhatikan lebih serius
agar negara ini maju dan dapat bersaing dengan negara-negara
maju lainnya.
2. Manusia yang Beradab terhadap Sesama Manusia
Manusia yang beradab adalah manusia yang mengerti dan
paham akan peraturan, nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Manusia yang beradab pasti menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, sehingga mereka bisa menghargai sesamanya.
Sebagaimana manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan tidak lepas dari bantuan orang lain.3
3. Manusia yang Beradab yang Memiliki Daya, Cipta Rasa, Karsa
dan Keyakinan
Setiap manusia pasti memiliki daya, cipta rasa, karsa dan
keyakinan semua itu secara otomatis dimiliki secara cuma-cuma
dan tergantung pribadinya untuk mengembangkannya. Dari sinilah
terlihat jelas perbedaan antara manusia dengan hewan. Setiap
daya, cipta rasa, karsa yang dimiliki manusia adalah suatu
penghubung antara manusia satu dengan yang lain. Hal itu berarti
bahwa setiap masyarakat akan selalu berinteraksi dengan
sesamanya.4

Adapun ketetapan-ketetapan tentang sila kedua diatur pada Tap MPR


No.1/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila. Berikut ini butir-butir yang tercantum
pada sila kedua :

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sesuai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban hak
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Pancasila mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang
Nasrani, Buddha, Hindu, Konghucu dan orang-orang kafir lainnya.
4. Mengembangkan sikap saling tegang rasa dan terpa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
3
Ibid, h. 43.
4
Ibid, h. 44.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap menghormati dan saling bekerja sama
dengan Bangsa lain.

Kemanusian yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, dan berani
membela bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkanlah sikap menghormat-hormati dan kerja sama
dengan bangsa- bangsa lain (Kaelan, 2010 : 56).5

Kemanusian yang adil dan beradab adalah senantiasa menempatkan


sesuatu pada tempatnya dalam hal apapun tanpa memberatkan satu pihak.
Semuanya dianggap sama kedudukannya meskipun ada kesejahteraan hidupnya
tinggi dan ada kesejahteraan hidupnya kurang (masyarakat kecil), dalam hal ini
Pancasila terutama sila kedua menerapkan makna bahwa tidak ada ketimpangan
dalam hukum bagi setiap negara yang mendiami suatu negara tersebut adalah
Indonesia dan sila kedua juga mengandung makna rela berkorban demi membela
keutuhan bangsa Indonesia yang mendapat serangan dari dalam maupun luar yang
akan memecahkan kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar tidak
terjadi hal yang dapat merusak keutuhan dan moral bangsa maka perlu
diterapkannya sila kedua bagi masyarakat terutama masyarakat kecil yang
mayoritas berkependidikan rendah. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat
diperlukan dalam penyuluhan terhadap masyarakat agar masyarakat dapat
menelaah makna Pancasila yang benar terutama sila kedua.

Petunjuk bentuk wujud pengamalan Pancasila dalam sila kedua sebagai


berikut :
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sesuai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Saling mencintai sesama manusia.
5
Ibid, h. 45
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia. Karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan
kerja sama dengan orang lain.6

Dari pengamalan sila kedua di atas, sila kedua berarti tidak ada
perbedaan atau ketidaksetaraan dalam masyarakat Indonesia, terutama
dalam hukum (adil). Sesama manusia didorong untuk saling menghormati
agar kemanusiaan tetap menjaga rasa hormat terhadap bangsa dan tidak
menimbulkan diskriminasi dalam masyarakat.

6
Ibid, h. 46.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Harkat dan martabat merupakan dua istilah yang tidak terlepas dari
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan
makhluk yang lainnya. Harkat manusia adalah derajat kemuliaan sedangkan
martabat manusia adalah harga diri atau tingkat harkat manusia
Di dalam Pancasila sila yang kedua mengandung terkandung nilai-nilai
bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan
terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan
tercapainya tujuan harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat
manusia sebagai hak dasar harus dijamin dalam peraturan perundang-
undangan negara.
B. Saran
Diharapkan bagi setiap bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia agar terciptanya rasa hormat bangsa dan
tidak menimbulkan sikap diskriminasi dalam masyarakat.
Daftar Pustaka

Djahir, Yulia. (2015). Suplemen Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Deepublish

Dahlan, Mukhtar Zaini. Pendidikan Agama Islam. Lppm IKIP PGRI Jember

Anda mungkin juga menyukai