Anda di halaman 1dari 10

Penelitian

PELAKSANAAN PENGASUHAN DI TAMAN ANAK SEJAHTERA


Nurfadilah, Rohita & Nila Fitria
e-mail: novanurfadilah@uai.ac.id; rohita@uai.ac.id; nilafitria@uai.ac.id
Fakultas Psikologi dan Pendidikan, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta
Abstrak: Taman Anak Sejahtera (TAS) adalah salah satu bentuk pelayanan sosial yang bertujuan untuk
memberikan perawatan, pengasuhan dan perlindungan kepada anak usia tiga bulan sampai dengan
delapan tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana prinsip penyelenggaraan TAS
dilaksanakan. Penelitian dilaksanakan Agustus-Oktober 2016 di Taman Anak Sejahtera (TAS) di tiga
wilayah Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualititatif, dengan teknik
pengambilan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara analisis data dilakukan
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Penelitian ini dilakukan di tiga TAS kota Jakarta, yaitu
TAS Lentera Nusantara di Jakarta Selatan, TAS Akur Kurnia di Jakarta Timur, dan TAS Kesuma di Jakarta
Pusat. Pemilihan ketiga TAS tersebut didasarkan atas pertimbangan yang diberikan oleh Kementerian
Sosial RI sebagai Departemen yang menaungi keberadaan TAS. Hasil penelitian diketahui bahwa pengasuh
belum dapat memberikan layanan pengasuhan yang meliputi layanan kesehatan dan gizi, pendidikan,
serta pengasuhan dan perlindungan sesuai dengan tujuan penyelenggaraan TAS.

Kata-kata kunci: TAS, pengasuh, layanan kesehatan dan gizi, layanan pendidikan, layanan
pengasuhan dan perlindungan

NURTURING IN TAMAN ANAK SEJAHTERA


Abstract: Taman Anak Sejahtera (TAS) is one of the forms of social service which aims to provide treatment,
care and protection to children of three months up to eight years. The purpose of this study is to describe
the implementation of nurturing principles in TAS. The study was conducted in Jakarta as from August
through October 2016 applying descriptive-qualitative method, with data collection techniques such as
observation, interviews, and documentation. While, the data was analyzed using qualitative data analysis
techniques. This research was conducted at TAS Lentera Nusantara in South Jakarta, TAS Akur Kurnia
in East Jakarta, and TAS Kesuma in Central Jakarta. The selection of the three TAS is based on the
consideration given by the Ministry of Social Affairs as the Department which supervises the existence of
TAS.The results from this study revealed that caregivers can not provide care services that include health
and nutrition, education, and care and protection in accordance with the objectives of TAS.

Keywords: TAS, caregivers, health care and nutrition, education, care and protection services

PENDAHULUAN
Anak membutuhkan orang dewasa atau selama orang tua bekerja di luar rumah atau dengan
lingkungan agar dapat mencapai tumbuh kembang menitipkan anak di lembaga penitipan anak.
yang optimal. Keluarga sebagai pendidik yang Terdapat beberapa istilah yang digunakan
pertama dan utama dalam mengembangkan untuk lembaga penitipan anak, namun jika dilihat
berbagai potensi yang dimiliki oleh anak dapat dari jalur perijinan, terdapat dua istilah, yaitu Taman
memberikan pengasuhan yang sesuai dengan usia Penitipan Anak (TPA) yang dikelola oleh Kementerian
dan tahap perkembangan anak. Namun, terdapat Pendidikan dan Kebudayaan dan Taman Anak
orangtua yang tidak mampu melakukan pengasuhan Sejahtera (TAS) yang dikelola oleh Kementerian
secara penuh kepada anak karena keduanya harus Sosial (Kemensos). Menurut Peraturan Menteri
bekerja. Terdapat beberapa solusi yang dapat Sosial R.I No. 02 Tahun 2012 tentang Taman Anak
ditempuh orangtua, seperti dengan mencari tenaga Sejahtera (TAS), yang dimaksud dengan TAS adalah
pengasuh sebagai perpanjangan tangan orang tua salah satu bentuk pelayanan sosial yang bertujuan

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 19
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

untuk memberikan perawatan, pengasuhan, dan dan tanggung jawab sebagai orang tua dalam
perlindungan kepada anak usia tiga bulan sampai mendidik dan merawat anak. Merujuk kepada
dengan usia delapan tahun. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No.02
Disebutkan pula, salah satu prinsip Tahun 2012 tentang Taman Anak Sejahtera (TAS),
penyelenggaraan TAS adalah holistik dan integratif pengasuhan anak didefinisikan sebagai kegiatan
yang terlihat dari bentuk kegiatan (a) mendidik pemenuhan kebutuhan esensial anak balita untuk
anak melalui pembelajaran sosial, adaptasi, dipelihara, dirawat, dibimbing, dididik dan dibina
kognitif dan psikomotorik; (b) merawat anak melalui secara berkesinambungan agar anak dapat tumbuh
pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kembang secara optimal, baik fisik, mental, spiritual
dan pemeliharaan kesehatan; serta (c) membimbing dan sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan
orang tua atau keluarga melalui layanan konsultasi bahwa pengasuhan merupakan bentuk interaksi dan
psikologi dan sosial. Selain itu, disebutkan pula, pemberian stimulasi dari orang dewasa yang berada
fungsi orangtua/wali dibantu oleh TAS dalam di sekitar kehidupan anak.
upaya pemenuhan kesejahteraan anak sehingga Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi
anak memperoleh pengasuhan secara utuh untuk & Long (2004: 1) tidak menekankan pada siapa
dapat tumbuh, berkembang, berpartisipasi dan (pelaku) namun lebih menekankan pada aktivitas
bersosialisasi baik secara individu maupun kelompok perkembangan dan pendidikan anak. Oleh
sehingga dapat menjadi anak yang sehat, cerdas, karenanya, pengasuhan meliputi fisik, emosi, dan
ceria, dan berakhlak mulia. sosial. Pengasuhan emosi mencakup pendampingan
Upaya Kemensos dalam pengembangan ketika anak mengalami kejadian yang tidak
anak usia dini yang diatur dalam Permensos No.2 menyenangkan seperti merasa terasing dari
Tahun 2012 tentang TAS tersebut sudah sejalan temannya, takut, atau mengalami trauma.
Peraturan Presiden (Perpres) No.60 Tahun 2013 Pengasuhan emosi ini mencakup pengasuhan
tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik agar anak merasa dihargai sebagai seorang
Integratif (PAUD HI). Studi terkait PAUD HI belum individu, mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh
banyak dilakukan namun terdapat satu studi yang kesempatan untuk menentukan pilihan dan untuk
cukup komprehensif, yaitu studi yang dilakukan oleh mengetahui resikonya. Pengasuhan emosi ini
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan agar anak mempunyai kemampuan
(KPPN)/Badan Perencanaan Pembangunan yang stabil dan konsisten dalam berinteraksi
Nasional (Bapenas) tahun 2013, yang berjudul Studi dengan lingkungannya, menciptakan rasa aman,
Strategi Pengembangan Anak Usia Dini. serta menciptakan rasa optimistik atas hal baru
Studi tersebut membahas lembaga PAUD yang akan ditemui oleh anak. Sementara itu,
secara umum sehingga tidak ditemukan yang khusus pengasuhan sosial bertujuan agar anak tidak
dikaitkan dengan TAS. Oleh karena itu, penelitian ini merasa terasing dari lingkungan sosialnya yang akan
difokuskan pada TAS yang hasilnya dapat digunakan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada
oleh Kemensos RI untuk ditindaklanjuti secara lebih masa selanjutnya. Pengasuhan sosial ini menjadi
mendalam. Penelitian ini menggunakan Pedoman sangat penting karena hubungan sosial yang
Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut
Integratif (Bapenas, 2009) sebagai acuan penelitian pandang terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
mengingat petunjuk teknis terkait hal tersebut belum pengasuhan sosial yang baik berfokus pada
ada. memberikan bantuan kepada anak untuk dapat
Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah
untuk mengetahui pengasuh TAS memberikan maupun sekolahnya dan membantu mengajarkan
layanan pengasuhan, perawatan, dan perlindungan anak akan tanggung jawab sosial yang harus
kepada anak-anak asuhnya. diembannya (Hoghughi & Long, 2004: 1).
Pengasuhan Pengasuh merupakan tenaga pendidik di
Pengasuhan dalam Kamus Besar Bahasa lembaga PAUD yang tugasnya diatur di dalam
Indonesia diartikan sebagai cara mengasuh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
sedangkan menurut Hastuti (2010) pengasuhan No.137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD,
diartikan sebagai pengalaman, keterampilan, yaitu merencanakan, melaksanakan pembelajaran,

20 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

serta melakukan pembimbingan, pelatihan, TAS memperhatikan prinsip dasar yaitu (1) holistik
pengasuhan dan perlindungan. Lebih lanjut, Surya dan integratif , (2) berbasis hak anak dan kepentingan
(2007: 2) menjelaskan bahwa syarat untuk menjadi terbaik bagi anak, (3) berkesinambungan, dan (4)
pengasuh adalah memiliki pengetahuan tentang berbasis budaya yang konstruktif.
kesehatan, kemampuan berbahasa yang jelas dan Program pelayanan bagi anak yang diberikan
santun, memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, serta di TAS meliputi program pengasuhan yang terdiri
berperilaku sopan dan santun. (1) kegiatan pendidikan, merupakan kegiatan
Taman Anak Sejahtera pembelajaran sosial meliputi pengembangan kognitif,
Taman Anak Sejahtera (TAS) adalah suatu psikomotorik dan afektif anak, yang dilakukan melalui
pelayanan sosial yang diberikan pada anak usia tiga pemberian stimulasi dan penyediaan lingkungan
bulan sampai delapan tahun untuk mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan usia;
pengasuhan, perawatan dan perlindungan bersifat (2) perawatan, meliputi kegiatan pemeriksaan
sementara pada saat orang tua bekerja/berhalangan. kesehatan, pengobatan, konsultasi dan pemeliharaan
Tujuan TAS adalah (1) terjaminnya tumbuh kesehatan, konsultasi kesehatan, dan pemeliharaan
kembang anak berupa pengasuhan, perawatan kesehatan; (3) perlindungan anak, mencakup segala
dan perlindungan; (2) tersedianya kesempatan bagi kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
anak untuk memperoleh pengasuhan, perawatan, dan haknya agar dapat hidup, tumbuh-kembang,
perlindungan yang baik sehingga dapat terjamin terhindar dari diskriminasi serta berpartisipasi
kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan aktif dalam menentukan masa depannya. Tujuan
partisipasi bagi anak; (3) terhindarnya anak dari yang ingin dicapai adalah terlindunginya anak dari
kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan berbagai bentuk penelantaran, eksploitasi, perlakuan
atau tindakan lain yang akan mengganggu atau salah, kekerasan dan diskriminasi; (4) pelayanan bagi
mempengaruhi kelangsungan hidup dan tumbuh orangtua, mencakup bimbingan dan penyuluhan bagi
kembang serta pembentukan kepribadian anak; orangtua atau keluarga melalui layanan konsultasi
serta (4) terbantunya orangtua/keluarga dalam psikologi dan sosial; dan pembinaan orangtua atau
memantapkan fungsi keluarga, khususnya dalam keluarga dan masyarakat melalui layanan rujukan
melaksanakan pembinaan kesejahteraan anak di dan informasi tentang pelayanan anak.
dalam dan luar keluarga. Penyelenggaraan TAS mengacu pada sistem
Pengasuhan dan perlindungan anak yang layanan holistik dan integratif, berbasis hak anak
diberikan di dalam TAS mencakup kegiatan dan responsif terhadap kebutuhan terbaik bagi anak,
pemenuhan kebutuhan esensial anak melalui proses berkesinambungan, berbasis budaya masyarakat
pemeliharaan, perawatan, bimbingan, pendidikan, yang konstruktif, etika layanan pada anak, dan
dan pembinaan secara berkesinambungan agar pengasuhan antara. Di dalam penyelenggaraannya,
anak dapat tumbuh kembang secara optimal, baik TAS memperhatikan prinsip dasar yaitu (1) holistik
fisik, mental, spiritual maupun sosial, serta dapat dan integratif, (2) berbasis hak anak dan kepentingan
berpartisipasi secara aktif sesuai dengan harkat, terbaik bagi anak, (3) berkesinambungan, dan (4)
dan martabat kemanusiaan. Fungsi lembaga ini berbasis budaya yang konstruktif.
selain sebagai wahana penitipan anak balita, juga Selain memperhatikan prinsip dasar, TAS juga
diperuntukkan bagi anak sampai dengan usia di harus memperhatikan prinsip-prinsip khusus yaitu
bawah delapan tahun. Fungsi ini memberi peluang (1) jalankan dan ajarkan aturan agama, (2) kasih
kepada orang tua yang berhalangan untuk waktu sayang, (3) disiplin dalam segala hal, (4) meluangkan
tertentu, serta dapat memanfaatkan TAS tanpa rasa waktu untuk bersama anak, (5) membedakan yang
takut atas resiko dari tindak kekerasan dan perlakuan baik dan yang buruk, (6) saling menghargai (7)
salah lainnya. dengarkan anak, (8) latih dan kenali potensi anak,
Penyelenggaraan TAS mengacu pada sistem (9) kembangkan kemandirian, serta (10) pahami
layanan holistik dan integratif, berbasis hak anak keterbatasan anak.
dan responsif terhadap kebutuhan terbaik bagi anak, Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
berkesinambungan, berbasis budaya masyarakat menyelenggarakan TAS adalah sarana dan
yang konstruktif, etika layanan pada anak, dan prasarana. Pengadaan dan pengembangan fasilitas
pengasuhan antara. Di dalam penyelenggaraannya, TAS harus berorientasi pada pengembangan fungsi

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 21
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

tumbuh kembang anak dan kondisi setempat. 2013 dikeluarkan Peraturan Presiden no. 60 tentang
Lingkungan TAS harus dapat menciptakan PAUD HI, sebagai acuan koordinasi lintas sektor
suasana rasa aman kepada anak untuk belajar dan pemerintah atau kementerian lembaga yang memiliki
berkembang, sehingga anak merasa di rumahnya program terkait PAUD HI.
sendiri. Hal ini ditujukan untuk mengurangi rasa takut Tu j u a n u m u m d a r i PA U D H I a d a l a h
pada lembaga di mana anak dititipkan. Lingkungan terselenggaranya layanan PAUD HI menuju
di dalam hendaknya disusun dan direncanakan terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas,
sesuai dengan kegiatan dan jumlah anak. Fasilitas ceria dan berakhlak mulia. Secara khusus, tujuan
yang terdapat di luar rungan harus dapat digunakan PAUD HI adalah (a) terpenuhinya kebutuhan esensial
untuk kegiatan dan perkembangan motorik kasar anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan
anak-anak yang dititipkan. gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat
(PAUD HI) tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
Program intervensi bagi anak usia dini usia; (b) terlindunginya anak dari bentuk kekerasan,
secara holistik dan integratif yang dilakukan sejak penelantaran, perlakuan salah dan eksploitasi
dalam kandungan merupakan salah satu bentuk di mana pun anak berada; (c) terselenggaranya
pemenuhan hak anak, sesuai dengan Konvensi Hak pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan
Anak (KHA) yang disahkan oleh Badan PBB pada selaras antarlembaga layanan terkait sesuai kondisi
tahun 1989, serta UURI no 23 tahun 2002 tentang wilayah; dan (d) terwujudnya komitmen seluruh
perlindungan anak. Kualitas perkembangan anak unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat,
usia dini ditentukan oleh banyak faktor termasuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
pemenuhan hak-hak anak untuk tumbuh dan upaya PAUD HI.
berkembang secara optimal yang diselenggarakan Adapun sasaran program pelayanan PAUD
secara integratif. Bappenas telah melakukan HI terdiri dari (1) sasaran langsung, yaitu anak
studi kebijakan terkait PAUD HI pada tahun 2006, usia dini sejak janin dalam kandungan sampai
menyusun strategi nasional PAUD HI pada tahun dengan usia enam tahun; dan (2) sasaran tidak
2008, dan menyusun pedoman umum PAUD HI langsung, yaitu orang tua, keluarga, kader, tenaga
pada tahun 2009. kesehatan dan gizi, pendidik, pengasuh, masyarakat,
Program PAUD HI melibatkan berbagai sektor organisasi sosial masyarakat, para pengambil
untuk memastikan kebutuhan esensial anak usia dini kebijakan, berbagai penyelenggara layanan, dan
terpenuhi, diantaranya adalah sektor pendidikan, pemangku kepentingan lainnya yang relevan dengan
kesehatan, gizi dan perawatan, perlindungan dan terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini.
pengasuhan anak. Oleh karena itu, pada tahun

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian lima bentuk layanan PAUD HI adalah pendidikan,
deskriptif kualitatif, dimana peneliti ingin mendapatkan kesehatan, gizi dan perawatan, pendidikan, serta
gambaran pengasuhan di TAS dalam bentuk layanan perlindungan dan kesejahteraan.
yang diberikan pengasuh TAS kepada anak-anak Pengambilan data dilakukan dengan
asuhnya. Pengasuhan ini fokus pada prinsip menggunakan teknik purposive sampling, karena
dasar penyelenggaraan TAS yang pertama, yaitu TPA yang akan dijadikan tempat penelitian telah
holistik integratif namun dijabarkan dalam lima ditentukan oleh pihak Kemensos RI. Setelah
bentuk layanan PAUD HI dengan menggunakan mendapat daftar TAS yang ditentukan oleh
Pedoman Umum PAUD HI (BAPPENAS, 2009) Kemensos RI, peneliti melakukan observasi proses
dan Permensos No. 2 tahun 2012 sebagai acuan kegiatan selama satu hingga dua jam di hari pertama
pembuatan panduan wawancara dan observasi. kedatangan. Kemudian pada hari kedua, peneliti
Hal ini dilakukan karena Kementerian Sosial melakukan wawancara dengan salah satu pengasuh
belum memiliki pedoman atau juknis turunan dari dan pengelola secara bergantian yang memakan
Permensos No. 2 tahun 2012 tentang TAS. Adapun waktu sekitar 1,5 jam.

22 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus- yang turut memverifikasi data yang diperoleh adalah
Oktober 2016 di Taman Anak Sejahtera (TAS) di 3 pihak Kemensos RI yang memiliki tugas pokok dan
wilayah Jakarta yaitu TAS LN di Jakarta Selatan, fungsi terkait penyelenggaraan TAS.
TAS K di Jakarta Pusat dan TAS AK di Jakarta Timur. Data yang terkumpul, dianalisis dengan
Responden penelitian adalah perwakilan pengelola menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data
dan pengasuh dari tiap-tiap lembaga, dengan jumlah kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
keseluruhan 6 orang. Jawaban yang diberikan pada jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
saat wawancara langsung diperiksa kesesuaiannya data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dengan hasil pengamatan. dapat dikelola, menyintesiskannya, mencari dan
Pertanyaan yang terdapat di dalam daftar menemukan pola, menemukan apa yang penting
wawancara umumnya berupa fakta dan pengetahuan dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
terkait lima layanan PAUD HI. Adapun teknik dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan
pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh oleh Biklen dalam Moleong, 2012).
peneliti adalah triangulasi. Adapun narasumber lain

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan lima bentuk layanan PAUD HI menyampaikan hasilnya kepada orangtua melalui
yang terdiri dari pendidikan, kesehatan, gizi dan kegiatan Temu Penguatan Anak dan Keluarga
perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan (TEPAK) atau merujuk anak ke Puskesmas dengan
kesejahteraan di setiap TAS adalah persetujuan orangtua jika permasalahan anak
TAS LN butuh penanganan tenaga ahli. TAS LN juga telah
TAS LN Jakarta Selatan didirikan dengan menerapkan pembiasaan hidup bersih dan sehat,
tujuan untuk membantu keluarga yang kurang seperti mencuci tangan sebelum makan, membuang
mampu dan orang tuanya memiliki pekerjaan yang sampah pada tempatnya dan toilet training.
tidak tetap. TAS LN belum memiliki acuan dalam Pelaksanaan layanan pendidikan dilakukan
menyelenggarakan TAS tetapi telah memiliki izin bersama mitra, yaitu lembaga PAUD dan salah
pendirian yang diperoleh dari Kemensos RI. TAS satu pengasuh TAS LN juga seorang guru di PAUD
LN berupaya mengoptimalkan pertumbuhan dan tersebut. Kegiatan anak di TAS sudah memenuhi
perkembangan anak dengan tidak mengambil alih prinsip PAUD meskipun dalam penerapannya
tanggung jawab orang tua namun bekerjasama belum memiliki acuan dalam merencanakan,
sebagai perpanjangan tangan orangtua ketika mengembangkan, dan mengevaluasi stimulasi
bekerja. perkembangan yang diberikan kepada anak.
Layanan kesehatan dan gizi diberikan Selain itu, pengasuh belum pernah mendapatkan
pengasuh dengan menyediakan perlengkapan P3K; pengetahuan tentang layanan pengembangan anak
mendorong ibu untuk mendapatkan ASI eksklusif; usia dini dan tidak memiliki acuan pelaksanaan
serta membantu anak agar mendapatkan imunisasi tindak lanjut dari hasil pemantauan tumbuh kembang
lengkap, vitamin A, dan obat cacing. Pemberian anak. Pengasuh merasa belum membantu tumbuh
vitamin A diberikan enam bulan sekali, bekerjasama kembang anak secara optimal dikarenakan media
dengan Puskesmas setempat. Selain itu, pengasuh yang terbatas dan belum mengembangkan media
menyajikan makanan tambahan berupa biskuit dan dari bahan alam atau bahan daur ulang yang
menyiapkan makanan sehat bergizi seimbang bagi berbasis kearifan lokal.
anak tetapi belum ada dokumen menu yang tercatat Hasil observasi menunjukkan, lingkungan
meskipun dalam penerapannya melibatkan tenaga yang berada di dalam gang dengan luas sekolah
ahli seperti dokter dan bidan dari Puskesmas. 100 m2 membuat alokasi untuk sarana prasarana
Pengasuh memiliki pengetahuan dan keterampilan dan ruang gerak anak menjadi terbatas. Meskipun
dasar untuk menerapkan program gizi dan kesehatan demikian, pemberian stimulasi pendidikan telah
yang diperoleh dari diskusi dengan dokter, bidan, dan diberikan pengasuh sesuai dengan prinsip bermain
perawat di Puskesmas sehingga pengasuh dapat sehingga tampak anak diberikan kebebasan untuk
melakukan deteksi tumbuh kembang anak dan mengenali dan mengembangkan kompetensinya

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 23
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

dengan menerapkan prinsip bermain sambil belajar. dan sudah memiliki ijin pendirian dari Kemensos
Anak-anak pun terlihat dapat merawat dirinya dan RI. Namun TAS ini yang terletak di Jakarta Pusat
membantu orang lain seperti merapikan mainan ini belum memiliki acuan dalam menyelenggarakan
setelah digunakan, cuci tangan sebelum makan, TAS, serta belum pernah mendengar tentang sistem
dan toilet training. Pengasuh melatih kreativitas layanan pengembangan AUD holistik integratif
anak melalui kegiatan bercerita dan mengajak tetapi sudah melakukan kegiatan holistik integratif
anak berkomunikasi untuk mengembangkan yang merupakan prinsip pertama penyelenggaraan
kemampuan berbahasa. Anak di TAS didorong TAS. Mereka mengetahui penyelenggaraan TAS
untuk berani mengajukan pertanyaan tanpa rasa berbasis hak anak dan mengutamakan kepentingan
takut, mengemukakan ide, mengembangkan, dan terbaik bagi anak. Pola pengasuhan anak pun
mewujudkan hasil pemikirannya. Pengetahuan dan dilakukan secara berkesinambungan, antara
keterampilan yang dimiliki oleh pengasuh diperoleh TAS, lingkungan keluarga maupun masyarakat
dari pelatihan yang diadakan oleh bagian pendidikan tempat anak tinggal. Dalam upaya optimalisasi
dan latihan Kemensos RI. pertumbuhan dan perkembangan anak, pengasuh
Layanan pengasuhan dan perlindungan sudah mempertimbangkan kearifan budaya lokal
yang pertama kali dilakukan oleh pengasuh di dan global seperti mengucapkan terima kasih, maaf,
TAS LN yaitu mengajarkan anak untuk mengetahui cium tangan, meskipun belum mengajarkan lagu
nama, alamat, dan nama orang tua. Pengasuh daerah, anak diajarkan tarian daerah pada saat
mengajarkan kepada anak bagaimana melindungi ekstrakurikuler hari Kamis juga diajarkan bermain
dirinya, dengan cara mengajarkan bagian tubuh angklung.
yang boleh disentuh dan tidak. Selain itu, pengasuh Mereka mengetahui bahwa penyelenggaraan
melibatkan orang tua dalam program yang dilakukan TAS tidak mengambil alih tanggung jawab orang
TAS seperti kegiatan TEPAK dengan mengundang tua tetapi membantu agar orangtua aman, nyaman
narasumber dari pekerja sosial, Puskesmas, pemuka dan anak mendapat ilmu saat orangtua bekerja.
agama, serta kepolisian. Pengasuh juga sudah menerapkan etika pelayanan
Berdasarkan hasil pengamatan mainan terhadap anak.
yang terdapat di TAS LN belum berlabel SNI Layanan kesehatan dan gizi diberikan
(Standar Nasional Indonesia) namun secara pengasuh dengan menyediakan perlengkapan P3K
berkala dilakukan pemeliharaan dan perawatan serta membantu anak agar mendapatkan imunisasi
sarana dan prasarana. Selain itu, tampak pula lengkap, minum suplemen, vitamin A dan minum obat
bahwa pengasuh terbiasa untuk lebih banyak cacing di Posyandu setiap bulan dua kali. Mereka
memberikan penghargaan, seperti pujian atau hadiah juga mendorong orangtua agar anak memperoleh
dibandingkan memberikan hukuman terhadap sikap ASI ekslusif. Pengasuh juga menyajikan menu
atau perilaku yang ditampilkan anak. Pengasuh juga makanan sehat bergizi seimbang bagi anak serta
tampak memberikan cinta kasih kepada anak TAS memantau asupan makanan yang dibawa anak
tanpa memperlihatkan perbedaan gender. setiap harinya. Mereka memberikan makanan
Pengasuh memiliki pengetahuan tentang tambahan bagi anak secara berkala. Mereka juga
penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, memiliki riwayat kesehatan anak namun tidak
kekerasan dan diskriminasi yang dilakukan kepada melakukan deteksi dini untuk memantau tumbuh
anak, sehingga pengasuh mengetahui bagaimana kembang anak. Hasil pemantauan pertumbuhan
melaporkan dan menanggapi pelanggaran tersebut dan perkembangan anak disampaikan ke orangtua
dengan cara menghubungi pekerja sosial jika ada secara lisan.
salah seorang anak mengalami hal yang demikian. Pemeriksaan kesehatan dasar secara rutin
Saat ini seluruh anak di TAS LN sudah memiliki akta (berat badan, tinggi badan, kuku, rambut, dan
kelahiran dan jika ada yang belum memilikinya maka lain-lain) dilakukan oleh pengasuh. Pengasuh
TAS LN akan membantu dalam proses pembuatan melakukan pencatatan hasil pemantauan gizi dan
akta kelahiran. kesehatan pengasuh memiliki pengetahuan dan
TAS “K” keterampilan dasar untuk menerapkan program gizi
Di dalam penyelenggaraan TAS, mereka dan kesehatan dasar (kesehatan gigi dan tubuh)
mengetahui tujuan penyelenggaraan TAS bagi AUD dengan diarahkan oleh pengelola seperti kepala

24 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

ditutup supaya tidak berantakan dan tangan harus konflik ketika menghadapi tekanan dari teman
bersih. Namun, mereka tidak melibatkan tenaga ahli sebaya, serta melatih kemandirian anak. Namun di
dalam menerapkan program gizi dan kesehatan. sisi lain, pengasuh belum memliki pengetahuan dan
Mereka juga bekerjasama dengan Puskesmas dan keterampilan yang dapat mendukung tercapainya
Kalbe Farma dalam memberikan vitamin dan pasta tumbuh kembang anak yang optimal. Selain itu, TAS
gigi dalam menyelenggarakan layanan kesehatan bermitra dengan Rumah Sakit St. Carolus untuk
dan gizi. mengadakan melalui kegiatan seminar tentang
Program layanan pendidikan, kegiatan pendidikan seks.
bersama anak yang dilakukan sudah memenuhi Dalam program layanan pengasuhan
kebutuhan dan perkembangan anak. Namun, dan perlindungan, anak diajarkan untuk dapat
mereka tidak memiliki acuan dalam merencanakan, mengetahui nama dan alamat orangtua/wali saat
mengembangkan dan mengevaluasi stimulasi tema “Aku”. Mereka memiliki program tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak dan pencegahan, tanggap darurat, rehabilitasi dan
tidak memiliki acuan pelaksanaan intervensi konstruktif terhadap bencana yang dikenalkan dalam
yang diperoleh dari hasil pemantauan tumbuh program pembelajaran. TAS juga memiliki program
kembang anak. Pengelolaan sarana prasarana pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana
yang mendukung optimalisasi tumbuh kembang yang dilakukan secara berkala yaitu habis bermain
anak seperti alat bermain outdoor sudah dilakukan. disimpan dan dicuci setiap hari. Namun, tidak semua
Mereka juga menggunakan berbagai media dan anak yang ada di sana sudah memiliki akta kelahiran.
sumber belajar yang ramah lingkungan serta Mereka juga sudah menerapkan pembiasaan hidup
mempertimbangkan kearifan lokal seperti dengan bersih dan sehat (PHBS) yaitu senin pemeriksaan
menggunakan tutup galon. kuku, namun menggosok gigi belum dilaksanakan
Stimulasi yang dilakukan menggunakan karena belum ada bantuan dari “lion”.
prinsip bermain pada AUD. Anak diberikan stimulasi Di sisi lain, pengasuh belum memiliki
untuk menyukai dirinya dan merasa dihargai misalnya pengetahuan tentang penelantaran, ekploitasi,
diajarkan untuk menjaga diri sendiri (mata agar perlakuan salah, kekerasan dan diskriminasi.
tidak tercolok). Anak juga diberikan stimulasi untuk Pengasuh hanya mengetahui sekilas bahwa
menunjukkan penerimaan akan orang-orang yang anak tidak boleh galak terhadap anak. Pengasuh
memiliki perbedaan yang disampaikan dalam tema memberikan cinta dan kasih sayang yang dibutuhkan
“Aku” serta mengajarkan perbedaan laki-laki dan anak melalui pelukan dan pangkuan. Pengasuh juga
perempuan. Selain itu, anak juga diberikan stimulasi terbiasa untuk memberikan penghargaan kepada
untuk melakukan (1) tugas-tugas sederhana untuk anak atas usaha baik yang telah dilakukan seperti
merawat diri sendiri dan membantu orang lain, (2) memberikan reward berupa biskuit atau pujian.
stimulasi untuk menjadi anak yang kreatif dan gigih Pengasuh dan anak mengetahui untuk melaporkan
dalam menyelesaikan masalah seperti diajarkan dan menanggapi pelanggaran perlindungan anak.
untuk membuat gambar sesuai keinginan anak, Mereka juga menyelenggarakan kegiatan
(3) diberikan stimulasi untuk mengembangkan penyuluhan, diskusi, simulasi dan seminar demi
kemampuan berbahasa dan berpikir setiap hari mencapai hasil terbaik untuk anak, misalnya
dengan guru bercerita di depan kelas, (4) diberikan dengan memanggil ustadz dan memberikan
kesempatan untuk mengenali dan mengembangkan kegiatan penguatan orangtua dalam rangka praktik
kompetensinya dengan diberikan kebebasan pengasuhan dan perlindungan anak. Setiap akhir
sesuai dengan apa yang dia ingin lakukan, (5) bulan dilakukan evaluasi di dalam kelas.
didorong untuk dapat mengajukan pertanyaan TAS berkoordinasi dengan masyarakat untuk
tanpa rasa takut, serta (6) diberikan kebebasan mendapatkan dukungan ide dan pembiayaan dalam
untuk mengemukakan ide, mengembangkan dan pemberian layanan dengan bantuan berupa barang
mewujudkannya dengan diminta untuk bercerita maupun uang, dan bekerjasama dengan pekerja
atau bertanya. Pengasuh tampak dapat menciptakan sosial dalam menjalankan program sebagai salah
lingkungan pembelajaran yang kondusif dan nyaman satu syarat dalam menjalankan kegiatan pelaporan
bagi anak seperti lomba untuk anak yang sedang dan evaluasi. Pengasuh memastikan lingkungan, alat
tidak bahagia, mengajarkan bagaimana mengatasi dan bahan main yang digunakan anak dalam kondisi

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 25
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

aman, nyaman, dan menyenangkan. Pengasuh imunisasi lengkap, minum suplemen vitamin A, dan
juga mengajarkan tentang perlindungan diri dengan minum obat cacing. Pengasuh juga tidak memantau
mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh asupan makanan yang dibawa anak setiap harinya
dan tidak boleh disentuh serta memisahkan anak Dalam program layanan pendidikan,
laki-laki dan perempuan saat mandi. kegiatan bersama anak yang dilakukan sudah cukup
Pengasuhan juga sudah dilakukan tanpa memenuhi kebutuhan dan perkembangan anak.
diskriminasi gender dan melibatkan orangtua dalam Mereka juga memiliki acuan dalam merencanakan,
melakukan kegiatan bersama anak. Adapun mitra mengembangkan dan mengevaluasi stimulasi
TAS terkait perlindungan dan pengasuhan adalah pertumbuhan dan perkembangan yang diberikan
dengan bekerjasama dengan Pengacara, Polsek kepada anak dan acuan pelaksanaan intervensi
Catatan dan Pendudukan Sipil. yang diperoleh dari hasil pemantauan tumbuh
TAS AK kembang anak. Pengelolaan sarana dan prasarana
P e n g e l o l a TA S m e n g e t a h u i t u j u a n di lingkungan mereka cukup dapat mendukung
penyelenggaraan TAS bagi AUD dan memiliki ijin optimalisasi tumbuh kembang anak. Mereka
pendirian serta acuan dalam menyelenggarakannya. juga sudah menggunakan berbagai media dan
Mereka mengetahui penyelenggaran TAS berbasis sumber belajar yang ramah lingkungan serta
hak anak dan mengutamakan kepentingan terbaik mempertimbangkan kearifan lokal. Stimulasi yang
bagi anak. Pola pengasuhan anak dilakukan dilakukan menggunakan prinsip-prinsip bermain
secara berkesinambungan antara TAS, lingkungan pada anak usia dini, anak diberikan stimulasi
keluarga, dan masyarakat tempat anak tinggal. untuk menyukai dirinya dan merasa dihargai,
Mereka mengetahui bahwa penyelenggaraan melakukan tugas sederhana untuk merawat diri
TAS tidak mengambil alih tanggung jawab orang sendiri dan membantu orang lain, menjadikan anak
tua. Mereka sudah menerapkan etika pelayanan kreatif dan gigih dalam menyelesaikan masalah,
terhadap anak. Mereka memiliki mitra kerjasama mengembangkan kemampuan berbahasa dan
dalam menyelenggarakan layanan pendidikan serta berpikir setiap hari, mengenali serta mengembangkan
kesehatan dan gizi, layanan stimulasi pendidikan, kompetensinya. Selain itu, anak juga distimulasi
layanan pengasuhan dan perlindungan, serta untuk dapat mengajukan pertanyaan tanpa rasa
layanan kesejahtaraan namun upaya optimalisasi takut agar anak lebih berani dan percaya diri,
pertumbuhan dan perkembangan anak di TAS belum diberikan kebebasan untuk mengemukakan ide,
mempertimbangkan kearifan budaya lokal serta mengembangkan dan mewujudkan idenya.
global. Selain itu, mereka tidak pernah mendengar Pengasuh memiliki pengetahuan dan
tentang sistem layanan PAUD HI. keterampilan yang dapat mendukung tercapainya
Dalam program layanan kesehatan dan gizi, tumbuh kembang anak yang optimal. Pengasuh cukup
mereka memiliki perlengkapan P3K, mendorong dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
orangtua agar anak memperoleh ASI ekslusif, dan kondusif dan nyaman bagi anak dan mengajarkan
menyajikan menu makanan sehat bergizi seimbang bagaimana menghadapi tekanan dari teman sebaya
bagi anak serta mereka juga memberikan makanan serta melatih kemandirian anak. Namun, mereka
tambahan bagi anak secara berkala. Pengasuh tidak memberikan stimulasi bagaimana menerima
juga sudah melakukan pemeriksaan kesehatan perbedaan yang ada pada setiap manusia.
dasar secara rutin (berat badan, tinggi badan, kuku, Dalam program layanan pengasuhan dan
rambut, dan lain-lain) serta melakukan deteksi dini perlindungan, anak-anak sudah memiliki akta
untuk memantau tumbuh kembang anak namun kelahiran dan diajarkan untuk dapat mengetahui
hasil pemantauan tersebut tidak dicatat. Hasil nama dan alamat orangtua. Mereka sudah
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menerapkan pembiasaan hidup bersih dan sehat
anak disampaikan kepada orangtua. Tenaga ahli (PHBS). Pengasuh memiliki pengetahuan tentang
tetap dilibatkan dalam menerapkan program gizi penelantaran, ekploitasi, perlakuan salah, kekerasan
dan kesehatan meskipun pengasuh sudah memiliki dan diskriminasi. Mereka membantu orangtua/
pengetahuan dan keterampilan dasar, terutama yang keluarga yang belum memiliki akta kelahiran dan
terkait dengan kesehatan gigi dan tubuh. Namun, cara akses layanan kesehatan. Pengasuh tampak
mereka belum membantu anak untuk mendapatkan memberikan cinta dan kasih sayang yang dibutuhkan

26 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

anak, terbiasa untuk memberikan penghargaan dan konstruktif terhadap bencana.


kepada anak atas usaha baik yang telah dilakukan. Perbandingan Ketiga TAS
Pengasuh dan anak mengetahui bagaimana Hasil penelitian yang dilakukan di ketiga TAS
melaporkan dan menanggapi pelanggaran dalam hal pemberian layanan kesehatan dan gizi,
perlindungan anak. Pengasuhan juga sudah layanan pendidikan, serta layanan pengasuhan
dilakukan tanpa diskriminasi gender dan melibatkan dan perlindungan adalah (1) Layanan Kesehatan
orangtua dalam melakukan kegiatan bersama anak. dan Gizi: pengasuhan di TAS LN yang sudah
Mereka juga menyelenggarakan kegiatan menerapkan layanan kesehatan dan gizi sementara
penyuluhan, diskusi, simulasi dan seminar untuk dua TAS lainnya masih memerlukan peningkatan
hasil yang terbaik untuk anak. Mereka memberikan kualitas layanan agar menjadi lebih baik; (2)
kegiatan penguatan orangtua berkoordinasi Layanan Pendidikan: pengasuh di TAS AK sudah
dengan masyarakat untuk mendapatkan dukungan pernah mendapatkan pelatihan terkait pengasuhan
ide dan pembiayaan dalam pemberian layanan. sedangkan dua TAS lainnya belum sehingga layanan
Mereka bekerjasama dengan pekerja sosial pendidikan yang diberikan oleh TAS AK paling sedikit
dalam menjalankan program. Mereka juga memiliki kekurangan; serta (3) Layanan Pengasuhan
sudah berkoordinasi dengan masyarakat untuk dan Perlindungan: pengasuh di TAS “K” telah
mendapatkan dukungan ide dan pembiayaan menerapkan layanan pengasuhan dan perlindungan
dalam pemberian layanan. Pengasuh memastikan dengan membuat program tentang pencegahan,
lingkungan alat dan bahan main yang digunakan anak tanggap darurat, rehabilitasi, dan konstruktif terhadap
dalam kondisi aman, nyaman dan menyenangkan bencana meskipun pengasuhnya tidak memiliki
dan pengasuh juga mengenalkan kepada anak pengetahuan terkait penelantaran, eksploitasi,
bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh. perlakukan salah, kekerasan dan diskriminasi.
Namun, mereka tidak memiliki progam pemeliharaan Kedua TAS lainnya, tidak memiliki program tentang
dan perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan pencegahan, tanggap darurat, rehabilitasi, dan
secara berkala. Mereka juga tidak memiliki program konstruktif terhadap bencana.
tentang pencegahan, tanggap darurat, rehabilitasi

PENUTUP
Kesimpulan partisipasi bagi anak.
Pengasuh di TAS LN baru dapat memberikan Ketiga TAS terlihat belum memiliki kemampuan
layanan kesehatan dan gizi serta layanan pendidikan, untuk memberikan pelayanan pengasuhan dan
sementara layanan pengasuhan dan perlindungan perawatan kepada anak untuk menggantikan peran
belum sepenuhnya dilakukan; Pengasuh di TAS
orang tua yang sedang bekerja.
“K” dapat memberikan layanan pengasuhan
Saran
dan perlindungan dengan baik, namun layanan
Pertama, para pengasuh diberikan pengayaan
kesehatan dan gizi serta layanan pendidikan masih
perlu diperhatikan; Pengasuh di TAS AK belum pengetahuan dan keterampilan secara bertahap
dapat memberikan ketiga layanan sebagaimana dan berkelanjutan terkait optimalisasi tumbuh
seharusnya meskipun pengasuh dan pengelolanya kembang AUD dan Pengembangan anak usia dini
sudah pernah mendapatkan pelatihan terkait holistik integratif. Kedua, dibutuhkan norma, standar,
pengasuhan. Pengasuh di ketiga TAS belum dapat prosedur, dan kriteria turunan dari kebijakan-
memberikan layanan pengasuhan yang sesuai kebijakan terkait penyelenggaraan TAS di lingkungan
dengan tujuan penyelenggaraan TAS, yaitu anak Kemensos RI agar dapat menjadi panduan bagi
belum mendapatkan jaminan tumbuh kembang penyelenggara TAS dan memudahkan dalam
berupa pengasuhan, perawatan dan perlindungan; monitoring dan evaluasi program yang telah
pengasuh belum dapat menyediakan kesempatan dijalankan. Ketiga, Kemensos RI perlu meningkatkan
bagi anak untuk memperoleh pengasuhan,
sosialisasi tentang penyelenggaraan TAS kepada
perawatan, perlindungan baik yang dapat terjamin
masyarakat.
kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 27
Pelaksanaan Pengasuhan di ...

DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS. (2009). Pedoman umum pengembangan Hoghughi, M. & Long, N. (2004). Handbook of
anak usia dini holistik integratif. Jakarta. parenting: Theory and research for practice.
Direktorat Pembinaan PAUD Dirjen PAUD dan UK. SAGE Publications Ltd.
DIKMAS, Kementerian Pendidikan dan Moleong, L.J., (2012). Metodologi penelitian
Kebudayaan. (2015). Petunjuk teknis kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
penyelenggaraan taman penitipan anak. Rosdakarya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Presiden No.60 Tahun 2013 tentang
Jakarta. Pengembangan anak usia dini holistik
Direktorat Pembinaan PAUD Dirjen PAUD dan integratif (PAUD HI).
DIKMAS, Kementerian Pendidikan dan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No.2
Kebudayaan. (2015). NSPK: Petunjuk teknis tahun 2012 tentang Taman Anak Sejahtera.
penyelenggaraan PAUD HI di satuan PAUD. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No.21
Jakarta. tahun 2013, tentang Pengasuhan.
Hastuti, D. (2010). Pengasuhan : Teori, prinsip dan Surya, S. (2007). Melejitkan multiple intelligence
aplikasinya di Indonesia. Bogor: IPS Press. anak sejak dini. Yogyakarta: ANDI.

28 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai