Anda di halaman 1dari 2

DISKRESI dan PENEGAKAN HUKUM.

A. Landasan Diskresi Kepolisian.

Tindakan Polri harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Polri dalam


menjalankan tugas dan wewenang khususnya dalam melakukan diskresi tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan namun jika perbuatan Diskresi yang
diambil lebih bermanfaat dan menguntungkankepentingan umum, maka peraturan perundang-
undangan tersebut dapat dikesampingkan. Dimaksud dengan perundang-undangan disini
adalah semua peraturan yang dibuat oleh suatu badan pemerintahan yang diberi kekuasaan
untuk membuat undang-undang, misalnya peraturan pemerintah.
Peraturan pemerintah daerah seperti Provinsi, Kabupaten dan Kota Praja, Kode etik
profesi polri dan termasuk pula petunjuk lapangan dan petunjuk teknis untuk Polri.

B. Penyebab yang Mempengaruhi Penyidik Kepolisian RI Dalam Melakukan Diskresi.

1. Unsur Internal Dalam Mendorong Diskresi Penyidik


 Unsur tekanan dari pimpinan.
 Unsur situasi dalam penyidikan.
 Unsur SDM penyidik.
 Unsur pengetahuan penyidik dalam penyelidikan.
 Unsur sesama teman sebagai penegak hukum.
 Unsur kelengkapam.

2. Unsur Eksternal yang Mendorong Diskresi Penyidik


 Unsur perundang-undangan.
 Unsur Masyarakat.

3. Unsur Penghambat Diskresi Penyidik


 Unsur lemahnya penyidik dalam menegakan hukum.
 Unsur finansial.
 Unsur penyalahgunaan kewenangan oleh penyidik.
 Unsur kerjasama masyarakat.
C. Diskresi Penyidik Kepolisisan RI Dalam Penyidikan Tindak Pidana Guna Menemukan
Pelaku dan Penyelesaiannya.

Landasan Diskresi Penyidikan Kepolisian RI dalam penyidikan tindak pidana guna


menemukan pelaku, penyidik sebagai penegakan hukum senyatanya harus membuat hukum
itu hidup berdasarkan kepentingan hukum, tidak berdasarkan pendapat sendiri yang
bertentangan dengan hukum. Penyidik dalam melakukan penyidikan tidak boleh ada
Intervensi dari pihak manapundan tekanan dalam bentuk apapun, selain bertindak untuk dan
atas nam Keadilan berdasarkan Perundang-undangan yang berlaku sebagai pasal 18 ay.1 dan
ay.2 UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang “Kepolisisan Negara Republik Indonesia” serta UU
Nomor: 8 Tahun 1981 KUHAP Pasal 1 ay.1.
Penyidik adalah pejabat kepolisian Negara RI atau Pejabat Pegawai Negri Sipil (PNS)
tertentu yang diberikan wewenangkhusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan.

Anda mungkin juga menyukai