Anda di halaman 1dari 5

DI BULAN MULIA, SENANTIASA KAN TERUS KU LANGITKAN DOA;

BIARKAN SEMESTA YANG MENJAWABNYA

Sebagaimana sama kita ketahui dan kita laksanakan bahwasanya kini kita masuk dibulan yang ditunggu-
tunggu dan mulia selaku umat muslim yang beriman. Segala persiapan dilakukan oleh kebanyakan umat
islam untuk menyambut dan menetap dibulan suci ini, baik itu dari segi finansial ataupun materi-materi
berkaitan dengan ilmu apa saja yang harus dibawa tatkala masuk di bulan Ramadhan.

Segala hal mesti dimaksimalkan demi mencapai target yang Allah dan kita inginkan yaitu bukan semata
menjadi hamba yang patuh atas semua perintahnya juga yang kita harapkan setelah Pendidikan Ramadhan
ini menjadi hamba yang taqwa. Yang tentu dengan predikat yang didapatlkan itu akan menjadikan derajat
kita jauh lebih tinggi dan dekat dengan rahmat Allah.

Namun terkadang masih banyak orang yang memanfaatkan Ramadhan ini hanyalah sebagai momentum
ceremonial saja dalam arti hanya ingat dan mementingkan atau mendahulukan kegiatan yang bersifat
tidak substansial seperti buka Bersama, sahur on the road, ngabuburit dan lain-lain yang bukan
dimanfaatkan untuk peningkatan nilai ibadah dan mendekatkan diri kepada tuhannya.

Salah satu yang terkadang orang lupa disaat momentum Ramadhan ini salahsatunya adalah berdoa.
mungkin Nampak sepele karena hal yang dirasa mudah. tapi yang sepele dan mudah inilah yang justru
dilupakan banyak orang. seperti halnya diwaktu sore, orang lebih banyak ngabuburit ketimbang
memperbanyak doanya pada sore itu. kemudian di waktu berbuka, orang lebih khusyu untuk menyantap
hidangan berbukanya daripada mendahulukan doa dan hajat yang dia inginkan dan di waktu subuh orang
lebih senang tidur daripada memperbanyak berdoa.

Kembali pada dasar yang kita Yakini dan kita patuhi itu, yakni ayat-ayat shaum yang berada di dalam
surat Al Baqarah ayat 183-187 semua tertata dengan jelas bahwa tuntunan shaum yang harus kita
laksanakan itu seperti apa dan bagaimana. namun ada sesuatu yang penulis rasa ini adalah hal yang unik
dan istimewa yaitu ayat 186.

Bagaimana tidak dirasa istimewa, ayat tersebut adalah ayat yang esensinya berkaitan dengan sosok Allah
yang dekat dengan hambanya dan berisi tentang doa. terlihat jelas bagaimana ada ayat doa yang berada
ditengah-tengah pembahasan ayat shaum.

Dan darisitu pula lah, di dalam tafsir yang dikaranng oleh Abu Al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir atau
yang kita kenal sebagai tafsir Ibnu katsir dikatakan bahwanya dimasukkannya ayat doa di dalam urutan
ayat shaum ini adalah salah satu bentukindikasi bahwa siapa saja hambanya yang berdoa Ketika shaum,
maka senantiasa allah akan tinggikan derajatnya dan dikabul segala keinginan atau hajatnya.
Ayat istimewa tersebut adalah:

َ‫َان فَ ْليَ ْست َِج ْيبُوْ ا لِ ْي َو ْليُْؤ ِمنُوْ ا بِ ْي لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ُش ُدوْ ن‬ ِ ‫َواِ َذا َساَلَكَ ِعبَا ِديْ َعنِّ ْي فَاِنِّ ْي قَ ِريْبٌ ۗ اُ ِجيْبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬
ِ ۙ ‫اع اِ َذا َدع‬
Terjemahan
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka
itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Selain hanya nampak secara normatif, namun secara substansi sangatlah mempunya penenkanan yang
dalan akan pentingnya dan utamanya seorang hamba untuk senantiasa sebagai bentuk refresentatif hamba
yang sangat membutuhkan kehadiran tuhannya dalam hidupnya. manusia yang akan kembali kepada
tuhannya dengan segenap harapan bisa kembali dengan skeadaan sebaik-baiknya kembali.

Di dalam kitab Bulugul Maram yang dikarang oleh Ibnu Hajar Al Atsqalani tepatnya di dalam kitabul
jami’ bab dzikri waddu’a no. 1307 :

َ ‫ َر َواهُ اََأْلرْ بَ َعةُ َو‬.ُ‫ ِإ َّن اَل ُّدعَا َء هُ َو اَ ْل ِعبَا َدة‬:‫ال‬


ُّ‫ص َّح َحهُ اَلتِّرْ ِم ِذي‬ َ َ‫ ع َِن النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم ق‬-‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما‬
ِ ‫ر‬- ِ ‫َوع َِن النُّ ْع َم‬
ٍ ‫ان ْب ِن بَ ِش‬
َ ‫ير‬

Dari Nu’man Ibnu Basyir Radhiallaahu ‘anhu bahwa Nabi  ‫ﷺ‬  bersabda: “Sesungguhnya doa adalah
ibadah.” Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi. 

‫ اَل ُّدعَا ُء ُم ُّخ اَ ْل ِعبَا َد ِة‬:‫س بِلَ ْف ِظ‬


ٍ َ‫ث َأن‬
ِ ‫َولَهُ ِم ْن َح ِدي‬

Menurut riwayatnya dalam hadits marfu’ dari Anas: “Doa adalah inti ibadah.”) HR. Tirmidzi
No. 3371

Redaksi yang cukup jelas, bagaimana tidak menjadi ibadah kalaulah dalam setiap bentuk rangkaian
ibadah kita di dalamnya adalah bentuk doa-doa yang senantiasa kita panjatkan kepada Allah swt. seperti
halnya shalat dan shaum, semuanya adalah rangkaian ibadah yang isinya adalah doa. awal shalat setelah
takbir di awali dengan doa iftitah, membaca al fatihah, bacaan dalam rukuk, dalam sujud sampai diakhiri
oleh salam isnya adalah doa-doa yang terus dibacakan begitupun dalam shaum dan semua kegiatan dalam
hidup kita.

‫ليس شيء اكرم على هللا من الدعاء‬


“tidak ada sesuatu yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa”
Di dalam hadits yang marfu’ diriwayatkan Abu Hurairah dan dianggap shahih oleh Ibnu hibban dan
Hakim pun sangatlah jelas bahwa sesuatu yang mulia dihadapan allah tidak lain adalah doa.

Tentu tidak mungkin kita berdoa melainkan Allah akan mengabulkan atau mengijabahnya. Namun
sebelum kita berharap untuk dikabulkan tentulah ada syarat terlebih dahulu agar do akita di kabulkan,
yaitu
1. ‫ = ليس من الحرام‬bukan doa yang mengandung dosa atau yang haram
2. ‫ = وال قطيعة الرحيم‬tidak memutus silaturahmi

Di samping itu, respon Allah menurut Imam Ahmad terhadap doa hamba-Nya terbagi menjadi
tiga, dan ketiganya merupakan kebaikan bagi hamba.

1. Dikabulkan saat itu juga


2. Dipalingkan dari keburukan
3. Allah tunda di hari kiamat kelak

HR. Bukhori dalam kitabnya Al-Adab Al-Mufrod No. 710 dan disahihkan oleh Al-Albani. Lihat
kita Shohih Al-Adab Al-Mufrod 1/264

Yang perlu kita yakinkan dalam hal ini adalah perlunya kita yakin dengan seyakin-yakinnya
bahwa Allah akan mengabulkannya sebagaimana firmannya:

‫ال َربُّ ُك ُم ا ْدعُونِي َأ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم‬


َ َ‫َوق‬

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” Qs.
Gafir: 60

Sekilas Ketika kita mengingat kepada Ushul Fiqh, doa itu termasuk kepada salah satu
pembahasan ‘Amr, yang mana isi ‘amr itu adalah:

‫طلب الفعل من االعلي الي االدني‬

“tuntutan untuk mengerjakan sesuatu dari atasan kepada bawahan”

Secara konteks hakiki memanglah Ketika kita berdoa sejatinya kita sedang memerintahkan Allah
untuk mengabulkan apa yang menjadi harapan dan keinginan kita. namun dalam arti yang
sesungguhnya adalah kita selaku hamba bukanlah memerintah atau menyuruh melainkan ‘amr
nya disitu adalah dalam bentuk meminta.

dan masuk ke dalam kaidah ‘amr yang pertama yaitu;

‫االصل في االمر للوجوب‬

“perintah atau ‘amr itu pada dasarnya menunjukkan kepada wajibnya untuk dilaksanakan”

melihat beberapa pertimbangan dalam pembahasan ushul fiqh itu pula membuat status dari do
aitu sendiri mendapatkan penekanan bahwasanya bukan hanya sekedar disukai, dinilai ibadah
namun ada unsur keharusan yang semestinya kita lakukan untuk senantiasa berdoa kepada Allah
subhanau wata’ala.

masih banyak rasanya pembahasan tentang doa ini dilihat dari sisi-sisi yang lain, entah itu waktu
diijabahnya doa, tempat diijabahnya doa atau macam-macam doa namun terakhir yang ingin
penulis catat dalam tulisan sederhana ini adalah 3 orang yang senantiasa doanya allah Kabul
dilihat dari tafsir Ibn katsir yaitu

1. imam yang adil


2. orang yang sedang shum, dan
3. orang yang terdzalimi

Semoga dibulan yang suci dan mulia ini mari sama-sama kita langitkan doa dan biarkan tuhan
akan mengabulkan dan memberi jawaban dari apa yang kita pinta.

wallahu a’lam bish showab

Daftar Bacaan
*Alqur’anul karim
*Tafsir Ibnu katsir
*Mabadi Awaliyah
*https://bekalislam.firanda.com/6622-doa-adalah-ibadah-hadis-11.html#:~:text=Dari%20Nu'man
%20Ibnu%20Basyir,Hadits%20shahih%20menurut%20Tirmidzi.&text=Menurut%20riwayatnya
%20dalam%20hadits%20marfu,%E2%80%9CDoa%20adalah%20inti%20ibadah.%E2%80%9D
*http://dididjunaedy.blogspot.com/2010/02/manajemen-doa.html

Anda mungkin juga menyukai