Tes Skolastik
➩ Kemampuan Penalaran Umum
➩ Pengetahuan dan Pemahaman Umum
➩ Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
➩ Pengetahuan Kuantitatif
Tes Literasi
➩ Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
➩ Penalaran Matematika
TPS terdiri dari empat komponen, ialah Penalaran Umum, Pemahaman Bacaan
dan Menulis, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Pengetahuan
Kuantitatif. Komponen Penalaran Umum terdiri dari tiga sub-komponen, ialah
penalaran induktif, penalaran deduktif, dan penalaran kuantitatif.
Penalaran Induktif
10 soal
10 menit
Penalaran Deduktif
10 soal
10 menit
Penalaran Kuantitatif
10 soal
10 menit
Komponen Kemampuan Penalaran Umum dalam TPS menguji kemampuan
seseorang untuk secara terarah dan terkendali menggunakan prosedur-prosedur
untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya
dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kemampuan yang diujikan mencakup:
20 soal
15 menit
Pada komponen ini yang diujikan adalah kemampuan untuk memahami dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya
Indonesia terutama keterampilan dalam berbahasa, menggunakan kata, dan
keluasan serta kedalaman pengetahuan umum. Termasuk dalam kemampuan ini
adalah pengetahuan praktis seseorang tentang bahasa, informasi, dan konsep-
konsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan.
20 soal
25 menit
Kemampuan membaca dan menulis adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh
seseorang yang meliputi kemampuan dasar dalam membaca, kelancaran membaca,
dan keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan
ekspresi pikiran melalui tulisan. Kemampuan ini mencakup kemampuan-
kemampuan dasar dan kemampuan yang lebih kompleks seperti memahami
wacana tertulis dan menulis cerita.
Pengetahuan Kuantitatif
20 soal
20 menit
Pengetahuan kuantitatif adalah kedalaman dan luasnya pengetahuan yang terkait
dengan matematika, yang merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui
pembelajaran dan mewakili kemampuan untuk menggunakan informasi kuantitatif
dan memanipulasi simbol-simbol angka. Kemampuan ini mencakup pengetahuan
mengenai ukuran perhitungan matematika, pemecahan masalah matematika, dan
pengetahuan umum matematika.
Pengetahuan kuantitatif berbeda dengan penalaran kuantitatif. Secara umum,
pengetahuan kuantitatif merupakan sekumpulan pengetahuan matematika yang
diperoleh seseorang, termasuk kemampuan untuk melakukan perhitungan
matematika. Sementara itu, penalaran kuantitatif merupakan kemampuan untuk
menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah-masalah yang
berupa angka-angka.
Tes Literasi
Kata “literasi” memiliki arti yang luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengartikan kata literasi sebagai (1) kemampuan menulis dan membaca, (2)
pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu,
misalnya, literasi komputer; dan (3) kemampuan individu dalam mengolah
informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
30 soal
45 menit
20 soal
30 menit
Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris dalam
Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2023 berfokus pada Literasi
Membaca (Reading Literacy). Adapun yang dimaksudkan dengan literasi membaca
adalah kemampuan seseorang memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merenungkan, dan berinteraksi secara aktif dan berkelanjutan (engage) dengan teks
dengan arah untuk mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensi,
serta untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Dengan pengertian tersebut, Literasi
Membaca merupakan suatu proses aktif membangun makna seluruh bacaan
berdasarkan interaksi antara pembaca dan teks. Untuk mengonstruksi makna
seluruh bacaan, diperlukan penalaran dan pengetahuan strategi membaca yang
efektif. Dalam proses membaca, seorang pembaca (peserta tes SNPMB dalam
konteks ini) menggunakan repertoar kompetensi kebahasaan dan strategi kognitif
untuk mengonstruksi makna bacaan.
Terdapat dua hal utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan seorang pembaca
dalam mengonstruksi makna seluruh bacaan, yaitu:
⊛ Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan merupakan penguasaan kebahasaan yang dimiliki oleh
pembaca atas bacaan yang digunakan dalam bacaan—dalam konteks SNPMB ini
adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kompetensi kebahasaan peserta tes
akan diuji melalui pemahaman peserta tes atas perbendaharaan kata yang disajikan
dalam bacaan. Bacaan yang disajikan menggunakan bahasa baku baik dari segi tata
bahasa maupun kosakata sehingga kompetensi bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris baku pembaca atau peserta tes pun menjadi tuntutan.
⊛ Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan suatu strategi pembelajaran bacaan yang digunakan
oleh pembaca suatu teks untuk memahami suatu bacaan. Strategi kognitif
merupakan proses mental yang digunakan oleh pembaca terlatih untuk menyarikan
dan mengkonstruksi makna bacaan dan menciptakan struktur pengetahuan dalam
memori jangka panjang pembaca. Strategi kognitif, yang sekaligus menjadi hal yang
disuguhkan dalam tes, mencakupi hal-hal berikut.
1. Pengaktifan: Pembaca (peserta tes) menggunakan pengetahuan atau pengalaman terdahulu untuk
dihadapkan pada teks-teks bacaan yang sebagian telah berada dalam domain pengetahuan latar be
akan mampu menghubungkan pengetahuan latar belakang itu dengan konten dalam bacaan saat m
2. Penyimpulan: Pembaca (peserta tes) menyatakan kembali atau menyimpulkan situasi dalam bacaan
menghubungkan teks dengan konteks untuk memahami seluruh atau sebagian isi bacaan.
3. Penemuan hal yang sesuai dan yang tidak sesuai: Pembaca (peserta tes) akan berinteraksi dengan t
atas bacaan dengan sejumlah pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan konten bacaan.
4. Pemahaman atas gagasan penting dalam bacaan: Pembaca (peserta tes) akan menghimpun gagasa
mengenali kata kunci, menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau hal penting dalam bacaan.
Dalam proses membaca, seorang pembaca tidak hanya berhadapan dengan teks,
tetapi juga ia harus mampu menemukan konteks yang melingkungi teks sehingga
pemahaman atas bacaan menjadi utuh. Konteks teks yang disajikan dalam SNPMB
merupakan bidang teks personal dan bidang teks keilmuan yang bervariasi dan
familiar dengan pembaca (peserta tes). Bidang teks mencakupi bidang ilmu
pengetahuan alam, yang mencakupi sains dan teknologi, dan bidang ilmu
pengetahuan sosial dan humaniora.
Distribusi dari keterampilan kognitif serta kompleksitas teks Tes Literasi dalam
Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris, adalah seperti yang
dirangkum sebagai berikut:
(1) menggali dan mengungkapkan informasi a. menentukan inti bacaan
teks personal inspiratif
b. menyimpulkan isi bacaan
(3) menginterpretasi dan menganalisis unsur a. menemukan tema dalam teks sastra
ekksplanatif teks popular saintek dan sosial
humaniora b. menemukan nilai dalam teks sastra
(4) menginterpretasi dan menganalisis unsur a. menentukan unsur sebab-akibat bacaan eksplan
eksplanatiff teks popular saintek dan sosial b. menentukan kelengkapan paparan kekhasan ob
humaniora
c. menentukan keakuratan paparan kelebihan obje
(6) menginterpretasi dan menganalisis unsur a. menentukan gagasan pendirian yang relevan/tid
eksplanatif teks popular saintek dan sosial
humaniora b. menentukan fakta/data yang relevan/tidak relev
argumentatif
Penalaran Matematika
20 soal
30 menit
Berdasarkan dokumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kemdikbudristek
tahun 2022 mengenai numerasi, penalaran matematika didefinisikan kemampuan
individu untuk melakukan penalaran secara matematis yang ditunjukkan dengan
kemampuan dalam merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan permasalahan
atau informasi yang melibatkan aspek kuantitatif. Proses yang melibatkan literasi
matematika memiliki beberapa elemen pendukung seperti prosedur, fakta, dan
alat. Elemen-elemen ini dipakai untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan
memprediksi fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki
penalaran matematika cenderung akan mampu membuat keputusan yang tepat
berdasarkan didasarkan pada penalaran yang sistematis, analitis dan logis.
⊛ Memformulasikan (formulate)
⊛ Menggunakan/Menerapkan (employ)
⊛ Menginterpretasikan (interpret)
Ketiga proses kognitif ini semuanya terkait dengan konteks yang membatasi
permasalahan yang ditelaah. Sejak dari proses awal, konteks diharapkan menjadi
elemen yang selalu menyertai proses kognitif tersebut. Mulai dari
memformulasikan permasalahan, formulasi masalah harus memperhatikan konteks
masalah. Misalnya, individu harus mampu memahami perbedaan dalam
memformulasikan tren perubahan harga barang yang berbeda dengan tren
perubahan tinggi tanaman. Demikian juga pada proses penerapan prinsip-prinsip
matematika, individu harus mengenali kapan sebuah prinsip matematika dapat
diterapkan pada sebuah masalah dan kapan prinsip tersebut tidak dapat diterapkan
sehingga harus menggunakan prinsip lainnya.
Berdasarkan paparan di atas, penalaran matematika terdiri dari tiga elemen yang
sangat berkaitan, yaitu proses, konten dan konteks.
Proses Proses menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk mengaitkan masalah
Konten Konten menunjukkan substansi materi yang dilibatkan dalam pengukuran yang dilakuk
Konteks adalah letak atau posisi dari permasalahan yang harus diatasi dalam semesta
Konteks masalah.
⊛ Bilangan
Bilangan (quantity) adalah atribut dari sekumpulan objek yang memiliki harga
kuantitatif dan diekspresikan melalui sebuah bilangan. Sesuai dengan framework
dari AKM tahun 2021 domain ukur bilangan ini terdiri atas sub domain berupa
representasi, sifat urutan, dan operasi.
Representasi. Sub domain ini terkait dengan representasi bilangan cacah, bulat,
pecahan, desimal, irasional, berpangkat dan notasi ilmiah. Pengukuran pada
domain ini banyak diarahkan pada seberapa tepat individu memahami berbagai
representasi bilangan dalam bentuk-bentuk harga kuantitatif.
Sifat Urutan. Sifat Urutan. Sub domain ini berkaitan dengan sifat urutan dari suatu
harga kuantitatif. Pengukuran pada domain ini diarahkan pada pembandingan
informasi yang diekspresikan pada harga kuantitatif yang jamak. Individu yang
memahami sub domain ini dengan baik akan mampu mengidentifikasi objek
mana yang memiliki harga kuantitatif yang lebih besar atau mengurutkannya
berdasarkan kuantitasnya.
Operasi Hitung. Sub domain ini mengukur sejauh mana pemahaman individu
dalam penggunaan bilangan dalam sebuah operasi hitung.
⊛ Pengukuran dan Geometri
Berdasarkan framework AKM dalam pengukuran geometri dan pengukuran,
domain geometri dan pengukuran menekankan pada penalaran individu terhadap
masalah-masalah yang melibatkan ruang bidang. Ada tiga dimensi yang diukur yaitu
bangun geometri, pengukuran, dan penalaran spasial. Kemampuan yang diukur
menekankan pada kemampuan individu untuk:
Penguasaan individu terhadap konsep dan penerapan untuk mengenali kuantitas
dari atribut-atribut dari sebuah bangun ruang (misalnya luas dan volume).
Penguasaan individu terhadap harga kuantitatif dari atribut bangun ruang yang
terskala (metrik), baik dalam skala satuan pokok (panjang, massa, waktu) maupun
skala satuan turunan (luas, debit, volume).
Penguasaan individu terhadap atribut ruang spasial seperti arah, sistem koordinat
petak, dan sistem koordinat kartesius.
⊛ Data dan Ketidakpastian
Berdasarkan framework AKM tahun 2021, data dan ketidakpastian merujuk pada
data dan representasinya. Mulai dari penyajian data secara sederhana,
menggunakan turus dan diagram gambar hingga mengevaluasi data yang lebih
kompleks. Ketidakpastian dan peluang merujuk pada adanya kejadian yang
mungkin atau tidak mungkin yang disimpulkan berdasarkan peluang dari berbagai
kejadian yang bersifat majemuk. Menurut OECD (2017) kemampuan yang terkait
dengan domain ini adalah kemampuan dalam mengenali adanya variasi dalam
suatu proses, memiliki sensitivitas terhadap adanya variasi dalam proses dan hasil
kuantifikasi, memahami adanya ketidakpastian dan kesalahan dalam pengukuran,
atau mengetahui tentang peluang. Kemampuan berikut ini juga dilihat termasuk
dalam domain ini: kemampuan dalam membentuk sesuatu (forming), ketepatan
dalam menafsirkan dan ketepatan mengevaluasi suatu kesimpulan yang ditarik dari
sebuah situasi penuh dengan ketidakpastian. Kemampuan dalam melakukan
penyajian dan interpretasi data dilihat sebagai kemampuan pokok yang melandasi
berbagai kemampuan tersebut.
Pada tingkat sekolah menengah atas, siswa telah mempelajari adanya faktor acak
(random) yang dapat mempengaruhi ekspresi atau manifestasi dari sebuah
informasi.
Siswa juga telah belajar untuk menggunakan data untuk melakukan estimasi dan
membuat inferensi berdasarkan kemungkinan yang paling tepat. Mereka dapat
membandingkan kualitas laporan penelitian berdasarkan data dan dapat
menggunakan data simulasi untuk membuat perkiraan dan menginformasikan
penilaian.
⊛ Aljabar
Berdasarkan framework AKM dalam pengukuran aljabar, domain aljabar terdiri atas
sub domain persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola
bilangan), serta rasio dan proporsi. Dalam pengukuran aljabar, aspek penalaran
lebih ditekankan daripada teori aljabar semata sehingga domain ini dapat dikatakan
sebagai penalaran aljabar. Oleh karena menekankan kepada aspek penalaran maka
pengukuran aljabar tidak hanya berfokus pada pemecahan atau penyederhanaan
persamaan rumus aljabar yang memiliki kompleksitas tinggi. Sub domain
persamaan dan pertidaksamaan, pemahaman yang dinilai mulai dari
menyelesaikan persamaan sederhana hingga sistem persamaan linear tiga variabel.
Pengukuran relasi dan fungsi, pemahaman. Sub domain ini menekankan pada
kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dengan melibatkan suatu
fungsi aljabar.
Pengukuran rasio dan proporsi. Sub domain ini menekankan pada pemahaman
konsep rasio/skala dalam permasalahan sehari- hari hingga menyelesaikan
masalah aritmetika sosial.
Penalaran aljabar melibatkan berbagai macam proses kognitif misalnya
menerjemahkan masalah yang diekspresikan dalam bentuk kalimat ke dalam
ekspresi baik berupa persamaan atau pertidaksamaan. Kemampuan ini merupakan
kemampuan dasar yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal dalam domain
ukur aljabar. Selanjutnya, proses penyelesaian soal-soal aljabar melibatkan proses
memecahkan persamaan linear atau pertidaksamaan dengan satu variabel hingga
tiga variabel, menafsirkan persamaan linear, ekspresi, atau pertidaksamaan dalam
konteks dan memahami bagaimana grafik linier berkaitan dengan persamaan atau
sistem persamaan atau pertidaksamaan.