Di susun oleh :
Kelompok 13
Nielsa sastya (0801213396)
Frety salma annisa (0801213286)
Puji syukur atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Terminologi dan
Manajemen Bencana” ini pada tepat waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Muhammad Danil, M.Pd pada mata
kuliah Manajemen Bencana selain itu,makalah ini juga bertujuan menambah wawasan
para pembaca dan juga bagi para penulis
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Danil, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Manajemen Budaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi sebagian
pengetahua nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini kami
menyadari,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
Latar belakang 5
Rumusan masalah 6
Tujuan penulisan 6
BAB II 7
PEMBAHASAN 7
Pengertian Terminologi 7
Konsep dasar bencana 8
Defenisi manajemen bencana 9
Kebijakan manajemen bencana 11
Tahapan manajemen bencana 12
Tujuan manajemen bencana 13
Asas manajemen bencana 14
BAB III 16
PENUTUP 16
Kesimpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia adalah Negara yang rawan akan bencana alam. Kondisi tersebut
membuat indonesia dilanda oleh bencana alam yang datang silih berganti setiap
tahunnya.1
Kejadian bencana di seluruh dunia hampir tidak dapat dihindari dan tentunya
menimbulkan dampak yang berat bagi korban bencana. Hal ini terjadi juga di wilayah
Indonesia. Kejadian bencana di Indonesia sangat tinggi bahkan menurut laporan
Badan Nasional Penanggulanggan Bencana (BNPB) kejadian bencana di Indonesia
mengalami kenaikan dimulai tahun 2011, bencana yang sering muncul adalah
bencana hidrometeorologi yaitu banjir, kekeringan, puting beliung, dan longsor
(BNPB, 2014). Pada umumnya bencana yang terjadi di Indonesia meliputi banjir,
puting beliung, tanah longsor, banjir dan tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan
dan lahan, gelombang pasang, letusan gunung merapi, gempa bumi, gempa bumi
dan tsunami, serta tsunami. Kejadian bencana yang terjadi menimbulkan beban
(burden) dan dampak yang serius sehingga membutuhkan bantuan dari semua
pihak.
Banyaknya kejadian bencana di dunia dengan total korban bencana yang besar
mengharuskan perlunya suatu sistem yang tepat untuk mempersiapkan jika
bencana datang. Hal ini perlu mendapatkan perhatian bagi masyarakat Indonesia
karena dari data CRED tahun 2019 korban meninggal akibat bencana diakibatkan
bencana gempa bumi, tsunami, gempa bumi, dan gunung merapi. Merujuk pada
jumlah korban yang besar diperlukan persiapan yang matang dan tertata pada
tatanan masyarakat di tingkat bawah sampai tingkat atas di negara. Manajemen
resiko bencana perlu dilakukan dengan baik sehingga dapat mengurangi jumlah
korban akibat bencana. Hal ini didukung oleh UNISDR tahun 2019 yang menjelaskan
tentang pentingnya keberlanjutan program untuk peningkatkan manajemen resiko
bencana dalam beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi kerugian
akibat bencana.
1
Hayatul Khairul Rahmat, Ferra Puspito Sari, Mutiara Hasanah,dkk. Upaya Pengurangan Resiko Bencana
Melalui Pelibatan Penyandang di Sabilitas di Indonesia, Manajemen Bencana,Vol.6 No.2, 2020, hal.56.
Di Indonesia pelaksanaan manajemen bencana dilakukan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui beberapa program yang tersedia seperti
Program Pramuka Sigap Bencana dan telah terbitnya buku saku tanggap tangkas
tangguh menghadapi bencana. Hal tersebut memberikan edukasi yang berguna
dalam manajemen kejadian bencana di Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut harus
diikuti oleh kesadaran dari masyarakat, warga pendidikan, institusi rumah sakit dan
juga politis nasional untuk mendukung manajemen resiko bencana yang ada di
Indonesia sehingga dapat mengurangi dampak apabila terjadi bencana. Persiapan
yang mumpuni tidak hanya pada sumber daya manusia tetapi juga program dan
pendekatan yang tepat sangat membantu dalam persiapan terjadinya bencana.
Berdasarkan hal tersebut maka penting untuk diketahui bagaimana kesadaran dan
kesiapan dalam manajemen bencana dari beberapa penelitian untuk dilakukan
analisis melalui literature review.2
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud terminology ?
2. Apa konsep dasar bencana ?
3. Apa yang dimaksud manajemen bencana ?
4. Apa saja Kebijakan manajemen bencana ?
5. Apa Tahapan manajemen bencana ?
6. Apa Tujuan manajemen bencana ?
7. Apa Asas manajemen bencana ?
C. Tujuan penulisan
1. Memahami apa yang dimaksud terminologi
2. Memahami konsep dasar bencana
3. Memahami apa yang dimaksud manajemen bencana
4. Memahami kebijaka manajemen bencana
5. Memahami tahapan manajemen bencana
6. Memahami tujuan manajemen bencana
7. Memahami asas manajemen bencana
2
Wijar prasetyo,”Kesadaran dan Kesiapan Dalam Manajemen Bencana” Vol. 7 No. 2, Ners LENTERA
(2019) hal. 154-155.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terminologi
Terminology (bahasa latin : terminal) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan
pengguna. Terminology dalam bahasa arab (satilah) yang artinya kata dan gabungan
kata yang digunakan dalam konteks tertentu. Kajian terminology antara lain mencakup
pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya. Ahli dalam terminology
disebut dengan juru istilah “terminology” dan terkadang merupakan bagian dari bidang
terjemahan.3
Adapun bencana menurut terminologi yaitu peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang menimbulkan, mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam, seperti halnya
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan gangguan psikologis. Sementara itu pengertian bencana alam yaitu
bencana yang diakibatkan oleh serangkaian peristiwa dari alam itu sendiri, contohnya
seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, longsor, kekeringan, angin topan, dan
banjir.4
Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa atau gangguan
yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan (vulnerability) masyarakat. Bila
terjadi hazard, tetapi masyarakat tidak rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi
sendiri peristiwa yang mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat rentan, tetapi
tidak terjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana. Suatu bencana
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bencana = Bahaya x Kerentanan
Dimana:
Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa
dan/atau disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa,
kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan
masyarakat setempat untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar.5
3
ROBBY, Asep, et al. Buku Ajar Manajemen Bencana: Mengacu Pada Kurikulum Diploma III Keperawatan
Indonesia Tahun 2022. EDU PUBLISHER, 2023.
4
RAHMAWATI, Rulia. Bencana Alam dalam Kehidupan Manusia Perspektif al-Qur’an: Studi Interpretasi
Kontekstual. In: Gunung Djati Conference Series. 2023. p. 167-177.
5
SNAENI, Lira Mufti Azzahri. Buku Ajar Manajemen Bencana. 2020.
B. Konsep dasar bencana
Manajemen bencana
kesiapsiagaan
Pra bencana
7
Ir.K.M.Arsyad,”Modul Manajemen Penanggulangan Bencana Pelatihan Penangulangan Bencana
Banjir”,Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Kontruksi.(Bandung : 2017), hal.4.
8
Nandian Mareta, Pengetahuan dan Manajemen Bencana 2014. Hal.19-20
Gambar I.1 Proses manajemen bencana
9
Sang Gede Purnama. Manajemen Bencana,Universitas Udayana, 2017, hal.8-9.
sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman
bencana.
b. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
c. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan ini sebenarnya masuk
manajemen darurat, namun letaknya di pra bencana. Dalam fase ini juga
terdapat peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
10
Ir.K.M.Arsyad,”Modul Manajemen Penanggulangan Bencana Pelatihan Penangulangan Bencana
Banjir”,Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Kontruksi. (Bandung : 2017), hal.5-6.
3. Kesamaan kedudukan dalam hokum dan pemerintah
Manajemen bencana juga mengandung asas kesamaan dalam hokum dan juga
dalam pemerintahan, dalam arti semua pihak harus tunduk kepada perundungan
yang berlaku dan taat asas yang ditetapkan
4. Keseimbangan, keselarasan dan keserasian
Pandangan bencana harus beraraskan keseimbangan, keselarasan dan
keserasian dalam arti apapun program yang dikerjakan untuk mengatasi
bencana memperhatikan keseimbangan alam, ekologis, sosial, budaya dan
lingkungan hidup. Upaya manajemen bencana tidak berarti harus mengorbankan
kepentingan yang lain atau aspek kehidupan yang telah dijalankan sehari-hari,
namun menempatkannya sebagai kekuatan untuk membangun manajemen
bencana.
5. Ketertiban dan kepastian hokum
Manajemen bencana juga harus mempertimbangkan aspek ketertiban dan
kepastian hukum. Program dan penerapan maajemen bencana harus senantiasa
berlandaskan hukum yang berlaku dan ketertiban angota masyarakat lainnya.
6. Kebersamaan
Salah satu asas penting dalam manajemen bencana adalah kebersamaan.
Masalah bencana tidak bisa diselesaikan secara perihal atau hanya oleh satu
pihak saja. Namun harus melibatkan seluruh angota masyarakat atau komunitas
yang ada. Tanpa keterlibatan dan peran serta, program manajemen bencana
tidak akan berhasil dengan baik.
7. Kelestarian lingkungan hidup
Manajemen bencana juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan hidup
disekitarnya. Banyak sekai benturan akan terjadi dalam menjalankan manajemen
bencana dengan aspek lingkungan. Namun untuk mencapai keberhasilan,
kelestarian lingungan harus tetap terjaga dan terpelihara
8. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Penerapan manajemen bencana hendaknya dilakukan secara ilmiah dan
memanfaatkan ilmu pengetahua. Bencana sangat erat kaitannya dengan
berbagai disiplin keilmuan seperti geologi, geografi, lingkungan , ekonom,
budaya, teknologi dan lainnya. Semuanya harus dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.11
11
DANIL, Muhammad. Manajemen Bencana. PROSIDING UNIVERSITAS DHARMAWANGSA, 2021, 1.1: 7-
14.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen bencana bisa diartikan sebagai upaya-upaya untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi, melaksanakan dan mengarahkan segala sumberdaya
jika terjadi bencana (disaster) pada suatu daerah.
manajemen bencana yang bertujuan untuk :
Mempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kejadian yang diinginkan
Menekankan atau meminimalisir kerugian dan korban yang dapat timbul akibat
dampak suatu bencana dan kejadian
Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau organisasi tentang
bencana sehingga terlibat dalam proses penanganan bencana.
Melindungi angota masyarakat dari bahaya atau dampak bencana sehingga korban
dan penderitaan yang dialami dapat dikurangi.
B. Saran
Keikutsertaan masyarakat di dalam manajemen bencana perlu terus dijaga
dan terus dikembangkan. Pengembangan keikutsertaan masyarakat sebaiknya
dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat yang bermuara pada sistem
manajemen bencana yang berbasis kepada kemampuan masyarakat itu sendiri dan
bertumpu kepada kemampuan sumberdaya setempat (community based disaster
management). Tentunya akan lebih baik dan bijaksana apabila para pengambil
keputusan baik di pemerintahan pusat maupun daerah, para pakar bencana alam, dan
masyarakat semakin meningkatkan komunikasi di antara mereka, agar mekanisme
transformasi manajemen bencana ke dalam pelaksanaan pembangunan maupun
kehidupan sehari-hari dapat berlangsung dengan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Wijar prasetyo,”Kesadaran dan Kesiapan Dalam Manajemen Bencana” Vol. 7 No. 2, Ners
LENTERA (2019)
Hayatul Khairul Rahmat, Ferra Puspito Sari, Mutiara Hasanah,dkk. Upaya Pengurangan
Resiko Bencana Melalui Pelibatan Penyandang di Sabilitas di Indonesia, Manajemen
Bencana,Vol.6 No.2, 2020
ROBBY, Asep, et al. Buku Ajar Manajemen Bencana: Mengacu Pada Kurikulum Diploma
III Keperawatan Indonesia Tahun 2022. EDU PUBLISHER, 2023
RAHMAWATI, Rulia. Bencana Alam dalam Kehidupan Manusia Perspektif al-Qur’an:
Studi Interpretasi Kontekstual. In: Gunung Djati Conference Series. 2023.
SNAENI, Lira Mufti Azzahri. Buku Ajar Manajemen Bencana. 2020.