Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN TEMPAT AIR MINUM DI BRAM FARM DESA

MENGESTA KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

Prabowo, F. D., N. M. Witariadi., dan I. K. M. Budiarsa

Program Studi Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana

Jln.P. B. Sudirman, Denpasar, Bali

E-mail: Fitrandwiprabowo@gmail.com Telp: 088873623840

ABSTRAK

Air adalah elemen yang mudah ditemukan dimanapun, namun air sering tidak diperhatikan keberadaannya.
Pada proses produksi telur di peternakan ayam, air memiliki peranan penting pada proses produksinya.
Seperti pada peternakan ayam petelur Bram Farm dibutuhkan waktu lebih banyak untuk mengontrol,
membersihkan dan mengisi ulang air minum ayam. Proses proses ini dilakukan secara manual oleh tenaga
kerja dan tugas controlling banyak menghabiskan waktu karena harus mengecek secara rutin air minum
ayam agar tidak kosong. Sistem kerja seperti ini dirasa tidak efektif serta menghabiskan banyak waktu dan
biaya tenaga kerja.

Kata kunci: mengontrol, membersihkan dan mengisi ulang air minum ayam

MANAGEMENT OF DRINKING WATER IN BRAM FARM DESA


PENGESTA DISTRICT PENEBEL TABANAN DISTRICT

ABSTRACT

Water is an easy element to find anywhere, but water is often not noticed. In the production process of eggs
in chicken farms, water plays an important role in its production process. As in UD laying chicken farms.
Bram needed more time to control, clean and recharge chicken drinking water. This process process is done
manually by the workforce and the task controlling spend a lot of time because it has to check regularly the
chicken drinking water is not empty. Such a working system is considered ineffective and spends a lot of
time and labor costs.

Keywords: controlling, cleaning and refilling chicken drinking water

PENDAHULUAN

Selain ketersediaan air itu sendiri, faktor tak kalah penting dalam manajemen beternak
ayam adalah pendistribusian air hingga siap dikonsumsi. Apalagi, semakin banyak jumlah populasi
ayam yang diternakkan, semakin banyak pula tenaga, waktu dan otomatis biaya untuk
mendistribusikan air ke penjuru kandang. Semakin besar populasi ayam, keberadaan instalasi
pendistribusian air yang efektif dan efisien semakin penting.Dalam dunia peternakan ayam
pedaging (broiler) atau pun (layer) di Indonesia saat ini, setidaknya dikenal dua sistem
pendistribusian air minum, yaitu sistem terbuka (open system) dan tertutup (closed system).
Perbedaan diantara keduanya sangat sederhana dan mudah dilihat. Pada open system, air disajikan
dalam wadah terbuka. Sementara pada closed system, air disajikan tertutup, yang akan keluar
dengan mekanisme tertentu (Willycisaputra 2018).
Dalam memelihara unggas, memberi pakan dan minum yang teratur sudah menjadi suatu
keharusan yang harus dilakukan agar unggas tidak kekurangan nutrisi yang dapat berakibat
kematian pada unggas peliharaan. Adapun kendala yang umum terjadi pada pemeliharaan unggas
adalah ketidakteraturan dalam waktu pemberian pakan dan minum pada unggas. Akibatnya tidak
jarang unggas menjadi kurang pakan dan minum bahkan sampai berakibat kematian pada unggas
peliharaan tersebut. Dengan perkembangan dunia elektronika yang semakin hari semakin canggih,
memungkinkan untuk membuat suatu sistem yang dapat meminimalkan permasalahan diatas
(khususnya pada pemberian minum unggas) (Kartasudjana, R dan E. Suprijatna. 2006).
Permasalahan ini memunculkan gagasan untuk mengaplikasikan teori automasi pada
peternakan ayam petelur dengan membuat sistem automasi sensor air pada pipa air minum ayam
(Radi, 2009). Sistem automasi pada peternakan ayam tersebut akan mencegah terjadinya
pemborosan waktu dan biaya tenaga kerja controlling yang bertugas mengecek air minum ayam
dan watering yang bertugas mengisi air minum ayam. Sistem automasi tersebut membantu
peternak ayam dalam pemantauan debit air pada tempat minum ayam dan membantu pengisian
automatis tempat minum ayam melalui sensor air yang modern, sehingga tempat minum ayam
selalu terisi dan ayam tidak kekurangan air.
MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 21 hari, mulai tanggal 17 Oktober sampai 06
November 2019 yang bertempat di Peternakan Ayam Petelur Bram Farm di Desa Mengesta
Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.
Prosedur Pelaksanaan
Pengamatan khusus mengkaji tentang tata cara pengelolaan tempat air minum di Bram
Farm, dengan cara mengamati langsung hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, mengikuti
kegiatan kegiatan yang berlangsung di kandang, dan berdiskusi dengan para karyawan dan
berdiskusi dengan pembimbing lapangan yang ada pada devisi tersebut, mencatat setiap hal yang
selalu di kerjakan di Bram Farm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PROFIL PERUSAHAAN
Bram Farm merupakan salah satu pengembang usaha peternakan ayam Petelur di
Kabupaten Tabanan yang cukup besar dengan populasi mencapai 10.000 ekor sejak pertama kali
berdiri pada tahun 2016. Hasil produksi berupa telur dipasarkan ke wilayah Kabupaten Denpasar
dan sekitarnya. Dengan populasi ternak sebesar itu Bram Farm sangat memperhatikan manajemen
pemeliharaan ternak, salah satunya adalah manajemen tempat air minum meskipun belum
maksimal.
JENIS TEMPAT AIR MINUM
Selain ketersediaan air itu sendiri, faktor tak kalah penting dalam manajemen beternak
ayam adalah pendistribusian air hingga siap dikonsumsi. Apalagi, semakin banyak jumlah populasi
ayam yang diternakkan, semakin banyak pula tenaga, waktu dan otomatis biaya untuk
mendistribusikan air ke penjuru kandang. Semakin besar populasi ayam, keberadaan instalasi
pendistribusian air yang efektif dan efisien semakin penting.Dalam dunia peternakan ayam
pedaging (broiler) atau pun (layer) di Indonesia saat ini, setidaknya dikenal dua sistem
pendistribusian air minum, yaitu sistem terbuka (open system) dan tertutup (closed system).
Perbedaan diantara keduanya sangat sederhana dan mudah dilihat. Pada open system, air disajikan
dalam wadah terbuka. Sementara pada closed system, air disajikan tertutup, yang akan keluar
dengan mekanisme tertentu.
TEMPAT MINUM MODERN
Alat minum dengan sistem tertutup adalah nipple drinker. Jika dibandingkan dengan
sistem terbuka, sistem nipple drinker cenderung tidak mudah terkontaminasi. Setidaknya, terdapat
dua macam nipple drinker, yaitu high flow nipple drinker dan low flow nipple drinker. Pembedaan
ini didasarkan pada perbedaan laju air minum permenit.High flow nipple drinker beroperasi pada
laju 80-90 ml/menit. Pada ujung nipple terlihat adanya manik-manik air yang dapat dilihat dengan
mudah oleh ayam. Sementara di bagian bawah nipple terdapat cawan plastik untuk menangkap
adanya kelebihan atau kebocoran air yang menetes ke bawah. Pada model ini, Cobb
merekomendasikan satu nippleuntuk 12 ekor ayam.Adapun low flow nipple drinker beroperasi
pada laju aliran 50-60 ml/menit. Secara mudah, model ini dapat dilihat dari ketiadaan cangkir
penampung di bawah nipple. Hal ini juga menandakan bahwa tekanan telah disesuaikan agar aliran
air memenuhi kebutuhan broiler. Pada model ini, Cobb merekomendasikan satu nipple untuk 10
ekor ayam.Nipple drinker membutuhkan tekanan air. Dengan begitu, dibutuhkan pompa atau
pemasangan tandon dengan ketinggian tertentuagar diperoleh tekanan yang pas. Jarak antar-
nipple perlu dipertimbangkan agar ayam tidak terlalu jauh menjangkaunya. Menurut Cobb,ayam
diusahakan agar tidak menempuh perjalanan sejauh 3 meter.Ketinggianpemasangan nipple harus
disesuaikan dengan tekanan air dan tinggi badan ayam. Secara umum, ketinggian
ujung nipple hanya cukup untuk dijangkau paruh ayam dalam posisi berdiri dengan telapak kaki
rata di lantai. Jangan sampai nipple dipasangterlalu rendah hingga ayam membungkuk
TEMPAT MINUM TRADISIONAL
Pada sistem terbuka terdapat tiga model wadah penyajian. Ketiga model tersebut yaitu cup
drinker, model galon dan automatic bell drinker.Di masyarakat, penggunaan model cup
drinker digunakan untuk ayam klangenan yang diletakkan dalam sangkar. Cara manual ini jelas
sangat boros tenaga dan waktu jika diterapkan pada peternakan dengan skala yang lebih besar,
hingga ribuan ekor. Untuk memenuhi kebutuhan peternak skala besar, cup drinker dibuat dengan
mekanisme otomatis dengan menempatkan semacam tuas pada cup. Jika ayam mematuk atau
menekan tuas, air akan mengalir dari dalam penampung air. Cup drinker otomatis ini bisa
diinstalasi pada wadah penampung seperti ember atau bentuk penampung lainnya, bisa juga
dipasang pada pipa air yang terhubung langsung ke sumber atau tandon air.
Model galon adalah jenis alat minum yang banyak digunakan para peternak saat ini,
terutama peternak yang menggunakan sistem open house. Dibuat dalam ukuran volume galon yang
bervariasi, alat ini bisa digunakan bersama oleh beberapa ekor ayam sekaligus. Pengisian model
galon dilakukan secara manual.Seperti namanya, automatic bell drinker bekerja secara otomatis
atau disebut juga dengan Tempat Minum Otomatis (TMO). Alat minum ini memiliki struktur kerja
mekanis, yang akan menghentikan aliran air pada ketinggian permukaan level air tertentu. TMO
dihubungkan oleh selang air dengan pipa penyalur air.Keuntungan yang diperoleh dari sistem alat
minum terbuka yaitu biaya pemasangan yang lebih murah. Namun, masalah yang umumnya
muncul terkait dengan kualitas serasah (litter) dan kebersihan air minum. Pada sistem terbuka,
kualitas air minum sulit dikontrol dari kemungkinan masuknya kontaminan, misalnya serasah
bahkan feses ayam. Akibatnya, tempat air perlu dibersihkan setiap hari. Ini pemborosan air yang
pertama. Pemborosan air yang kedua yaitu tumpahnya air minum akibat tersenggol ayam.
Otomatis, kontrol ketersediaan air dan pengisian perlu lebih sering dilakukan.Cara termudah untuk
memantau konsumsi air minum yaitu dengan melihat kondisi litter di bawah tempat air
minum. Litter basah di bawah tempat minum menunjukkan posisi alat minum terlalu rendah.
Selain itu, pemberat (ballast) air minum kurang memadai untuk memertahankan posisi alat dari
gucangan.Dalam Panduan Manajemen Broiler Cobb, dijelaskan soal rekomendasi instalasi dan
manajemen penggunaan tempat air minum sistem terbuka ini. Cobb menyarankan agar tersedia
ruang cukup untuk paruh ayam dalam setiap tempat minum, yaitu 0,6 cm per ayam. Artinya, jika
keliling lingkaran tempat minum 26 cm, ayam yang bisa ditampung sebanyak 40 ekor. Jika
populasi ayam 10.000 ekor, butuh tempat minum dengan keliling 24cm sebanyak 250 buah.
Semakin besar diameter atau keliling, daya tampung terhadap ayam semakin besar dan
jumlah tempat minum yang dibutuhkan semakin sedikit. Meskipun begitu, peternak perlu
mempertimbangkan sebaran tempat air minum agar lebih mudah dijangkau ayam. Meskipun
mampu menampung banyak ayam, jangan sampai ayam terlalu jauh menjangkaunya. Sesuaikan
jumlah dan penempatan tempat minum dengan kepadatan ayam.Agar air tidak mudah tumpah,
tempat minum terutama model bell drinker dan galon manual yang digantung diberi pemberat
(ballast). Pemberat ini berfungsi agar tempat minum stabil dan tidak mudah. Ketinggian level
bibir cup atau bell drinker harus dipastikan sejajar dengan punggung ayam saat berdiri normal.
Ketinggian tempat minum juga harus disesuaikan dengan tinggi ayam selama dalam
pertumbuhannya untuk meminimalkan kontaminasi kotoran. Pada hari pertama (day old), level air
minum berjarak 0,5 cm dari bibir tempat minum. Setelah tujuh hari, permukaan air diturunkan
hingga kedalaman. Pada praktiknya, peternak bisa menyesuaikan jarak ketinggian level air minum
ini sesuai ukuran tempat air minum pabrikan yang bervariasi.
SIMPULAN
Konsumsi air minum ayam dapat menjadi tanda kesehatan ayam atau baik/buruknya
praktek manajemen. Dengan menerapkan sistem modern pada pemberian air minum ternak para
peternak lebih mengetahui berapa debit air dengan jelas yang di butuhkan ternak dan mengetahui
jumlah air yang dikeluarkan dan mempersingkat waktu dalam pemeliharaan dan mengurangi
pemborosan dalam penggunaan air..Penggunaan tempat minuman modern juga dapat mengatasi
tumpah nya air minum ke tempat pakan ayam dan mengurangi tenaga dalam pemeliharaan ayam
serta menjaga kebersihan kandang.
Dalam penggunaan tempat minum tradisional banyak air yang terbuang percuma atau jatuh
ke bawah kandang pada saat pembersihan tempat minum,sehingga akan menyebabkan basahnya
kotoran ayam dan akan menyulitkan pihak peternak dalam menjual kotoran,kareana pada
umumnya pihak petani yang mencari kotoran ayam akan mencari kotoran ayam yang kering,dan
jatuhnya air ke bawah kandang pada saat pembersihan tempat minum ayam akan menyebab
kotoran ayam menjadi basah dan menjadi tempat lalat untuk berkembang biak.
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas


Udayana Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Nyoman
Tirta Ariana, MS dan seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baik dalam pengumpulan
data selama peneitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-
pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Radi. (2009). Pengertian dan JenisJenis Dioda. Available at:
http://imjabar.blogspot.com/2011/11/pengertiandan-jenis-jenis-dioda.html(Accesed 23 April)
Willycisaputra (2018) Available at: Available at: https://alatternakayam.com/articles/ayam/mengenal-
lebih-dalam-sistem-tempat-minum-ayam/ (Accesed 25 DEC)
Kartasudjana, R dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai