Anda di halaman 1dari 34

PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS

RISIKO MELALUI SISTEM OSS


Dr. Riyatno, S.H., LL.M
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal
Jakarta, 28 September 2021
OUTLINE

1 PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

2 SISTEM OSS BERBASIS RISIKO

3 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TERKAIT


PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

2
1 PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

3
Substansi UU Cipta Kerja

disederhanakan menjadi
Dengan metode Omnibus Law,
79 Undang – Undang direvisi
UU
Cipta
186 Pasal
dan 15 BAB
sekaligus hanya dengan satu UU
Cipta Kerja yang mengatur
Kerja
multisektor dalam UU CK

11 Klaster dalam UU Cipta Kerja


Peningkatan Ekosistem Investasi Dukungan Riset dan Inovasi Investasi Pemerintah Pusat
dan Kegiatan Usaha dan Percepatan PSN

Perizinan Berusaha Pengadaan Lahan Administrasi Pemerintahan

Ketenagakerjaan Kawasan Ekonomi Pengenaan Sanksi

Dukungan Koperasi dan UMKM Kemudahan Berusaha


4
Peningkatan Ekosistem Investasi

Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha meliputi:


a. penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko;
b.penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha;
c. penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan
d.penyederhanaan persyaratan investasi.

5
Peraturan Pelaksana UU Cipta Kerja

Peraturan Pelaksana yang terkait langsung dengan


Perizinan Berusaha:

1. PP No. 5/2021 tentang Penyelenggaran Perizinan


Berusaha Berbasis Risiko;
2. PP No. 6/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha di Daerah;
3. PP No. 7/2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan K-UMKM; serta
4. Perpres No. 10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman
Modal sebagaimana telah diubah dengan Perpres
49/2021
6
Ketentuan PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal 21 ayat (2))

Sistem OSS wajib digunakan oleh K/L, Pemda, Administrator KEK, Badan Pengusahaan Kawasan

2
oss.go.id
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) serta Pelaku Usaha. Proses perizinan berusaha
dilakukan dalam Sistem OSS yang disediakan oleh BKPM. (Pasal 167)

3 Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi;


2) Subsistem Perizinan Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan

4 Pengawasan secara terintegrasi dan terkoordinasi K/L, Pemda, KEK, KPBPB melalui Sistem
OSS. (Pasal 211 ayat (1) dan Pasal 215 ayat (1))

7
Cakupan 16 Sektor Perizinan Berusaha dan
18 Kementerian/Lembaga
ENERGI DAN
KELAUTAN DAN KETENAGA-
SUMBER DAYA PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN
PERIKANAN NUKLIRAN
MINERAL

PEKERJAAN
PARIWISATA LINGKUNGAN
UMUM &
DAN EKONOMI AGAMA TRANSPORTASI HIDUP DAN
PERUMAHAN
KREATIF KEHUTANAN
RAKYAT

POS,
TELEKOMUNIKASI,
PENDIDIKAN DAN PENYIARAN, PERTAHANAN &
PERTANIAN
KEBUDAYAAN SISTEM & KEAMANAN
TRANSAKSI
ELEKTRONIK

KESEHATAN,
KETENAGA-
OBAT, DAN
KERJAAN
MAKANAN

Berbagai sektor yang kewenangan penerbitan perizinan berusaha dilimpahkan


kepada Kementerian Investasi/BKPM dan penerbitannya melalui Sistem OSS 8
Konsep Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Perizinan Berusaha Persyaratan dasar Perizinan Berusaha


Proses perizinan kegiatan berusaha diubah dari berbasis Mengintegrasikan & menyederhanakan sejumlah UU
izin ke risiko yang mengatur Persyaratan dasar Perizinan Berusaha

Sistem
OSS

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan


Pemanfaatan Ruang
Lingkungan (KKPR)
(PL)

Persetujuan
Bangunan Gedung
(PBG) & Sertifikat
Laik Fungsi (SLF)

sesuai data per tanggal 23 Maret 2021


Penerbit Perizinan Berusaha
Seluruh perizinan berusaha (NIB, SS, dan Izin) atas sektor yang diatur dalam PP No. 5/2021 wajib diterbitkan melalui sistem OSS. Dalam
setiap perizinan berusaha tersebut akan dicantumkan nama penerbit sesuai kewenangannya, yaitu:

DPMPTSP
Provinsi
05
Atas nama Gubernur
Lembaga OSS untuk kegiatan usaha
yang menjadi 04 Badan
Atas nama K/L untuk kewenangan Pengusahaan
kegiatan usaha yang Pemerintah Provinsi 03 Administrator KPBPB
menjadi kewenangan KEK
Pemerintah Pusat 02 DPMPTSP Untuk kegiatan usaha
Untuk kegiatan usaha yang berlokasi di
Kab/Kota
yang berlokasi di KEK KPBPB
01
Atas nama Bupati/
Walikota untuk
kegiatan usaha yang
menjadi kewenangan
Pemerintah Kab/Kota

Khusus untuk NIB, diterbitkan oleh Lembaga OSS tanpa mengatasnamakan K/L . 10
Penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

11
Kategori Pelaku Usaha
Lampiran I PP 5/2021 tentang P2B2R

LAMPIRAN I SEKTOR PERDAGANGAN

Kode Judul Ruang Skala Luas Tingkat Perizinan Jangka Masa Parameter
No KBLI Lingkup Kewenangan
KBLI Usaha Lahan Risiko Berusaha Waktu Berlaku Kewenangan

Untuk kegiatan usaha perdagangan, sebagian besar KBLI termasuk dalam kategori risiko
Rendah, sehingga hanya membutuhkan NIB dalam melaksanakan kegiatan usaha
13
Lampiran II PP 5/2021 tentang P2B2R
LAMPIRAN II SEKTOR PERDAGANGAN
Jangka Waktu
Kode Persyaratan Jangka Waktu Kewajiban Perizinan Tingkat
No KBLI
Judul KBLI
Perizinan Berusaha Pemenuhan Syarat Berusaha
Pemenuhan
RIsiko
Kewajiban

Apabila suatu kegiatan usaha termasuk dalam Kategori Risiko ‘Rendah’ dan ‘Menengah Rendah’,
maka tidak ada persyaratan yang perlu untuk dipenuhi Pelaku Usaha sebelum menjalankan kegiatan usahanya.
Namun demikian, tetap perlu memperhatikan kewajibannya dalam melaksanakan kegitan usaha.

14
Summary Pengidentifikasian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

1 2 3
CEK TINGKAT RISIKO CEK PERSYARATAN DAN CEK PERSYARATAN STANDAR
KEGIATAN USAHA DALAM KEWAJIBAN KEGIATAN USAHA USAHA DALAM PERATURAN
LAMPIRAN I PP 5/2021 DALAM LAMPIRAN II PP 5/2021 MENTERI/KEPALA LEMBAGA*

*apabila kategori usaha termasuk risiko Menengah Tinggi/Tinggi dan membutuhkan Sertifikat Standar 15
Perbandingan Perizinan Berusaha Sebelum dan
Sesudah UU Cipta Kerja
No. Perizinan Berusaha Sebelum UU CK Perizinan Berusaha Setelah UU CK
1 Belum ada standar perizinan berusaha di K/L atau NSPK sebagai acuan tunggal Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
2 Seluruh kegiatan usaha wajib memperoleh izin usaha Perizinan usaha dibagi berdasarkan tingkat risiko
3 Pelaku Usaha Orang Perseorangan harus memiliki Bagi UMK risiko rendah, NIB berlaku sebagai
NIB dan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) perizinan tunggal (SNI dan Serifikat Jaminan Produk
Halal)
4 Beberapa perizinan berusaha masih harus diurus Seluruh perizinan berusaha dapat diurus melalui OSS
secara manual ke K/L atau Pemda
5 Tidak ada standar waktu pengurusan perizinan Setiap jenis perizinan berusaha ada standar waktu
berusaha dan berlaku mekanisme fiktif positif pada sistem OSS
6 Perlu tatap muka dengan pejabat pemberi izin Tidak memerlukan tatap muka dengan pejabat
sehingga memberi peluang adanya korupsi atau pemberi izin sehingga mencegah terjadinya korupsi
pungli

16
Peraturan BKPM Tindak Lanjut UU CK

17
2 SISTEM OSS BERBASIS RISIKO

18
Gambaran Umum Sistem OSS Berbasis Risiko (1)

SISTEM OSS
SUB SISTEM PELAYANAN SUB SISTEM
SUB SISTEM PERIZINAN
INFORMASI PENGAWASAN
1. Persyaratan Perizinan Berusaha (NIB, Sertifikat
Standar, Izin) 1. Pengawasan rutin,
2. Tahapan Proses VALIDASI, 2. Pengawasan insidentil,
3. KBLI berbasis risiko
4. Bidang Usaha Penanaman Modal NOTIFIKASI, DAN 3. Jadwal pengawasan tahunan
4. Surat tugas
5.
6.
Informasi Lokasi Usaha
Fasilitas Berusaha
PENERBITAN 5. Hasil pengawasan/BAP
7.
8.
Mekanisme Pengawasan
Kewajiban Pelaporan
PERIZINAN BERUSAHA 6. Profil pelaku usaha
9. Layanan Pengaduan 7. Pengenaan sanksi

1. Sistem OSS digunakan secara penuh oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah


2. Kementerian Investasi/BKPM menyediakan Sistem OSS yang terdiri dari 3 Sub Sistem di dalamnya. Termasuk template
perizinan berusaha sudah ada dalam Sistem OSS
3. Nomenklatur perizinan berusaha disesuaikan dengan nomenklatur perizinan berusaha di Kementerian/Lembaga
4. Kementerian Investasi/BKPM menyediakan fitur-fitur bagi masing-masing Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
5. Notifikasi OSS kepada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah berdasarkan kewenangan masing-masing
menggunakan hak akses yang diberikan oleh Lembaga OSS
6. Penerbitan perizinan berusaha berdasarkan kewenangan (al: DPMPTSP Provinsi a.n. Gubernur) dengan template
yang telah disediakan OSS 19
Gambaran Umum Sistem OSS Berbasis Risiko (2)

Integrasi Sistem OSS dengan Sistem K/L Fitur dalam Sistem OSS Rekapitulasi KBLI dalam Sistem OSS

Sistem OSS Berbasis Risiko telah terintegrasi dengan


SistemK/Lyangterdiriatas: Informasi 1.790
KBLI berdasarkan Peraturan BPS 2/2020

Perizinan dan Fasilitas


Berusaha 1.349 353 88
KBLI berdasarkan KBLI tanpaK/L KBLI pemerintah dan
Kemendagri Kemenkeu Kemenkumham Pengawasan PP 5/2021 pembinatelah aktivitas lainnya
dipetakan
Kemeninves/ BKPM
Total 1.702 KBLI
ATR/BPN LHK PUPR

Kemenaker 20
Sistem OSS Berbasis Risiko Wajib digunakan
oleh setiap stakeholders

Pelaku Kementerian/
Pemerintah Daerah KEK KPBPB
Usaha Lembaga

UMK 18 K/L 34 Provinsi 19 KEK 5 KPBPB

Non UMK 416 Kabupaten

98 Kota

21
Tampilan Sistem OSS Berbasis Risiko

Dapat diakses melalui laman:


https://oss.go.id/
22
Perbandingan Tahapan Proses Perizinan Berusaha di OSS Berbasis Risiko dan
di OSS 1.1

OSS Berbasis Risiko Validasi Penanaman Validasi Tata Ruang


Modal dan Basis Risiko dan Lingkungan Rendah
NIB
1 2 3
Data Pelaku Usaha/ Data Usaha Penerbitan PB Menengah Rendah
Hak Akses
Badan Usaha (KBLI, Lokasi, dsb) Berbasis Risiko NIB + SS

Menengah Tinggi
Integrasi dengan: Integrasi Persyaratan NIB + SS Terverifikasi
Kemendagri (Dukcapil), Dasar PB (Tata Ruang 4
Kemenkumham (AHU), dan Persetujuan Tinggi
Kemenkeu (DJP), Lingkungan) NIB + Izin (+ SS)
Kemenaker, dan BPJS

OSS 1.1
Sistem OSS
1 2 3 6 7 9
Hak Izin Usaha “Belum Efektif” Izin Usaha Izin Komersial/Operasional Izin Komersial/
NIB
Akses dengan Komitmen “Efektif” dengan Komitmen Operasional “Efektif”

4
Komitmen Prasarana: 5 8
Izin Lokasi Persyaratan Persyaratan
Izin Lingkungan Teknis Teknis
IMB dan SLF K/L/DPMPTSP
DPMPTSP K/L/DPMPTSP
Perbandingan Sistem Perizinan Berusaha Sebelum dan
Sesudah UU Cipta Kerja
No. Sistem Perizinan Berusaha Sebelum UU CK Sistem Perizinan Berusaha Setelah UU CK
1 Migrasi data OSS 1.0 ke OSS 1.1 menggunakan Perizinan berusaha dibagi berdasarkan tingkat
pendekatan yang sama, yaitu berbasis izin risiko sehingga migrasi data memerlukan pemetaan
seluruh existing data OSS 1.1 yang berbasis izin
menjadi berbasis risiko
2 Selain menggunakan sistem OSS, Pelaku Usaha Pelaku Usaha hanya menggunakan sistem OSS
juga harus menggunakan sistem K/L/D atau
berkoordinasi langsung dengan K/L/D
3 Pembangunan sistem lebih sederhana karena Pembangunan sistem lebih kompleks karena
pelaku usaha harus mengurus perizinan berusaha banyak variable yang harus dihubungkan, meliputi
melalui sistem masing-masing K/L KBLI dengan tingkat risiko,skala usaha, penapisan
lokasi, lingkungan, jenis perizinan (baru,
pengembangan, perluasan, dan perpanjangan)
4 Infrastruktur jaringan, database dan security yang Infrastruktur jaringan, database dan security harus
dibangun menyesuaikan dengan pembangunan lebih handal untuk memastikan keberlangsungan
sistem yang lebih sederhana operasionalisasi sistem
24
Media Layanan Konsultasi OSS Berbasis Risiko

Telepon Email Media Tatap Muka Virtual WhatsApp


169 kontak@oss.go.id Sosial Business
Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat 40 orang/hari Mulai aktif
27 orang/hari dapat 48 orang/hari 5 orang/hari (pelaku usaha/badan 20 September 2021
melayani ±900 usaha) dan 20 orang/hari
panggilan/hari (K/L/D) dapat melayani
1.080 orang/hari
Waktu operasional Senin – Jumat pukul 08.00 – 16.00 WIB
(kecuali Virtual sampai 15.00 WIB)
25
3
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TERKAIT
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

26
Skala Usaha Pelaku Usaha Berdasarkan Modal

Usaha milik Warga Negara


Usaha Mikro dan Kecil (UMK) adalah usaha milik Usaha milik Warga Negara Indonesia, badan usaha
Warga Negara Indonesia (WNI), baik orang Indonesia, baik orang milik Penanaman Modal
perseorangan maupun badan usaha, dengan perseorangan maupun Asing (PMA) atau
modal usaha maksimal Rp 5 miliar, tidak badan usaha, dengan Penanaman Modal Dalam
modal usaha lebih dari Negeri (PMDN), dengan
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Rp5 miliar sampai dengan modal usaha lebih dari
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun paling banyak Rp10 miliar Rp10 miliar tidak termasuk
2020 tentang Cipta Kerja, terdapat perubahan tidak termasuk tanah dan tanah dan bangunan
kriteria modal usaha UMK sebagai berikut: bangunan tempat usaha. tempat usaha.

≤ Rp 1 Miliar > Rp 1 Miliar s/d Rp 5 Miliar > Rp 5 Miliar s/d Rp 10 Miliar > Rp 10 Miliar

MIKRO KECIL MENENGAH BESAR

Sebelum UU CK: Sebelum UU CK: Sebelum UU CK: Sebelum UU CK:


≤ Rp 50 Juta Rp 50 Juta < x < 500 Juta Rp 500 Juta < x < 10 Miliar > Rp 10 Miliar

Ketentuan minimum permodalan bagi PMA:


Berdasarkan Pasal 12 ayat (7) PerBKPM 4/2021, selain ketentuan total investasi Rp 10 M, Pelaku Usaha
PMA juga wajib memenuhi ketentuan minimum modal ditempatkan/disetor > Rp 10 M
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
Untuk mempermudah pelaku usaha menentukan kategori KBLI adalah pengklasifikasian
Bidang Usaha yang akan dikembangkan di Indonesia, aktivitas/kegiatan ekonomi Indonesia
pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun yang menghasilkan produk/output, baik
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) sebagai berupa barang maupun jasa,
panduan penentuan jenis kegiatan usaha/bisnis. Acuan ini berdasarkan lapangan usaha untuk
diperbarui pada September 2020 sesuai dengan Peraturan memberikan keseragaman konsep,
BPS Nomor 2 Tahun 2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan definisi, dan klasifikasi lapangan usaha
Usaha Indonesia, dengan penambahan 216 kode KBLI 5 digit dalam perkembangan dan pergeseran
dari KBLI 2017, sehingga total saat ini ada 1.790 kode KBLI. kegiatan ekonomi di Indonesia.

Daftar KBLI
Kategori KBLI dibagi berdasarkan
sektor dari huruf A (Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan) hingga
huruf U (Aktivitas Badan
Internasional dan Badan Ekstra
Internasional Lainnya).

Penyesuaian KBLI 2020 Bagi Pelaku Usaha Eksisting


Bagi Pelaku Usaha Eksisting yang telah memiliki izin efektif sebelum OSS Berbasis Risiko, tidak
perlu melakukan perubahan Maksud dan Tujuan, kecuali akan melakukan perluasan dan/atau
penambahan proyek baru,
Hak Akses bagi Pelaku Usaha Eksisting
Pasal 40 ayat (1) PerBKPM 3/2021
Pelaku Usaha yang telah memperoleh Hak Akses sebelum berlakunya OSS Berbasis Risiko harus melakukan penggantian Hak
Akses pada Sistem OSS pada saat:
• mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
• Menyampaikan LKPM
• menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha, termasuk namun tidak terbatas pada
pelaksanaan dan pemenuhan ketentuan terkait persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
• menyampaikan pengaduan; dan/atau
• mengajukan permohonan fasilitas berusaha.

Tata Cara Penggantian Hak Akses Pelaku Usaha Eksisting

Panduan Penggantian Hak Akses Pelaku Usaha Eksisting dapat


diunduh melalui laman di bawah ini:
https://drive.google.com/file/d/1TSB9oxaU8RLbF_9zBksoAVbbnWhf
W2xC/view?usp=sharing

29
Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penanaman modal
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021.

Perpres 44/2016 Perpres 10/2021 sebagaimana telah


“Daftar Negatif Inventasi” diubah dengan Perpres 49/2021
“Bidang Usaha Penanaman Modal”

Lebih
515 Berdaya
Bidang Usaha Saing

Orientasi pembatasan Mendorong pengembangan


bidang usaha bidang usaha prioritas
30
Sumber: UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 77 Angka 2
Perbandingan Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal

Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah


Perpres 44/2016
dengan Perpres 49/2021
“Daftar Negatif Inventasi”
“Bidang Usaha Penanaman Modal”
LAMPIRAN I
Daftar Bidang Usaha Tertutup untuk Daftar Bidang Usaha Prioritas
Penanaman Modal 246 Bidang Usaha
20 Bidang Usaha Berfasilitas Tax Holiday, Tax Allowance, dan
Investment Allowance

LAMPIRAN II
Daftar Bidang Usaha yang Dicadangkan Daftar Bidang Usaha yang Dialokasikan atau
atau Kemitraan dengan K-UMKM Kemitraan dengan K-UMKM
145 Bidang Usaha/KBLI 182 Bidang Usaha/KBLI dalam 106 Kelompok
Bidang Usaha
LAMPIRAN III
Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan Tertentu Persyaratan Tertentu
350 Bidang Usaha 37 Bidang Usaha
31
Tantangan dan Hambatan Implementasi Sistem OSS Berbasis Risiko

No. Permasalahan Perbaikan/Penyempurnaan Sistem


1 Pengiriman email notifikasi (registrasi, aktivasi, reset password) - Memastikan kembali apakah alamat email tujuan sudah benar,
gagal apabila salah akan dilakukan perbaikan alamat email
- Mengirimkan ulang email notifikasi kepada Pelaku Usaha
- Memperbaiki bugs sehingga meminimalkan tingkat kegagalan
pengiriman email notifikasi
2 Pada saat penggantian hak akses OSS 1.1 ke OSS Berbasis Risiko, Melakukan penarikan ulang atas hak akses OSS 1.1 yang daftar
beberapa NIB yang seharusnya terdaftar untuk hak akses yang sama NIB-nya tidak lengkap
tidak terbaca atau tidak tampil
3 Duplikasi email pendaftaran hak akses - Terdapat email yang telah digunakan untuk mendaftarkan hak
akses OSS 1.1 namun belum memiliki perizinan berusaha
- Menonaktifkan hak akses OSS 1.1 yang belum memiliki perizinan
berusaha, sehingga email tersebut dapat digunakan kembali
untuk mendaftar hak akses OSS Berbasis Risiko
4 Produk salah pada NIB dan perizinan berusaha lainnya yang telah - Memperbaiki bugs sehingga pelaku usaha dapat mengunggah
berlaku efektif pada OSS 1.1 produk yang benar atas NIB dan perizinan berusaha lainnya yang
telah berlaku efektif pada OSS 1.1
- Mengirimkan email pemberitahuan kepada pelaku usaha bahwa
NIB dan perizinan berusaha lainnya tersebut telah diperbaiki
5 Perpanjangan perizinan berusaha Pengembangan fitur perpanjangan perizinan berusaha sedang
berlangsung dan dapat segera digunakan oleh Pelaku Usaha

32
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
PENGADUAN
PENGAWASAN
D • Pengaduan Pelaksanaan Perizinan Berusaha
A • Pengawasan Rutin
- Inspeksi Lapangan
• Pengaduan Pelaksanaan Kegiatan Usaha
• Pengaduan Kegiatan Pengawasan
- Laporan Pelaku Usaha
SANKSI
• Pengawasan Insidental
• Jadwal Inspeksi Lapangan
E Berdasarkan inisiasi dari Koordinator / Usulan
K/L/D
• Peringatan • Pembekuan
PENCABUTAN PERIZINAN BERUSAHA • Pembatasan • Pencabutan
B • Likuidasi Permohonan Pelaku Usaha
• Non Likuidasi LAPORAN
- Permohonan Pelaku Usaha
- Putusan Pengadilan F • Laporan kegiatan penanaman modal
• Laporan kantor perwakilan
• Laporan realisasi impor
PEMBATALAN PERIZINAN BERUSAHA
C • Sertifikat Standar PROFIL PELAKU USAHA
• Izin
G 33

Anda mungkin juga menyukai