Skripsi F1a015201 Abdul Karim Prin - Compressed
Skripsi F1a015201 Abdul Karim Prin - Compressed
Oleh
ABDUL KARIM
F1A015201
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT
BASIRIH INDUSTRIAL
Oleh
ABDUL KARIM
F1A015201
Skripsi
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
Judul Penelitian : Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di PT Basirih Industrial
Nama Mahasiswa : ABDUL KARIM
NIM : F1A015201
Jurusan : Kehutanan
Minat Studi : Teknologi Hasil Hutan
Menyetujui,
Komisi Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. H. Gt. A.R Thamrin, M.P Dr. Ir. H. Zainal Abidin, M.P
NIP. 196102041989031001 NIP. 196202051989031003
Mengetahui
Program Studi S1 Kehutanan
Koordinator,
Program Studi Kehutanan Dekan Fakultas Kehutanan
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Basirih Industrial”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, di Fakultas
Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan beserta Staf Dosen pengajar Fakultas Kehutanan
2. Ir. H. Gt. A.R Thamrin, M.P Selaku Dosen Pembimbing I
3. Dr. Ir. H. Zainal Abidin, M.P Selaku Dosen Pembimbing II
4. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan arahan dalam hal
penulisan maupun dalam penyusunan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca serta semua pihak yang membutuhkan.
Abdul Karim
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ....................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
v
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 14
2. Rotary ................................................................................................. 30
3. Drying (Pengeringan).......................................................................... 31
6. Glue Mixer.......................................................................................... 35
7. Hot Press dan Cold Press ..................... Error! Bookmark not defined.
8. Finishing ............................................................................................ 38
9. Grading .............................................................................................. 39
A. Kesimpulan......................................................................................... 43
B. Saran .................................................................................................. 43
LAMPIRAN ..................................................................................................... 47
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Angket/Kuesioner ....................................................................... 14
2. Ringkasan Deskripsi Penerapan K3 ............................................. 18
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Log Cutting ................................................................................ 20
2 Rotary ......................................................................................... 21
3 Drying ........................................................................................ 21
4 Glue mixer .................................................................................. 22
5 Hot Press ................................................................................... 23
6 Cold Press ................................................................................... 24
7 Repair ......................................................................................... 24
8 Assembly .................................................................................... 25
9 Finishing ..................................................................................... 25
10 Grading ....................................................................................... 26
11 Packaging ................................................................................... 27
12 Grafik Ketercapaian SMK3 Log cutting ...................................... 29
13 Grafik Ketercapaian SMK3 Rotary ............................................. 30
14 Grafik Ketercapaian SMK3 Drying ............................................. 30
15 Grafik Ketercapaian SMK3 Glue mixer....................................... 30
16 Grafik Ketercapaian SMK3 Hot Press and Cold Press ................. 31
17 Grafik Ketercapaian SMK3 Repair .............................................. 31
18 Grafik Ketercapaian SMK3 Assembly......................................... 32
19 Grafik Ketercapaian SMK3 Finishing ......................................... 32
20 Grafik Ketercapaian SMK3 Grading ........................................... 33
21 Grafik Ketercapaian SMK3 Packaging ........................................ 33
22 Grafik Ketercapaian Sistem Managemen K3 ............................... 34
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Angket Keselamatan dan Kesehatan Kerja Identitas Responden ...... 31
2 Instrumen Penelitian ........................................................................ 32
3 Angket Responden Setiap Departemen ............................................ 46
4 Dokumentasi ................................................................................... 62
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan teknologi, maka keselamatan dan kesehatan kerja juga semakin berkembang.
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dimana pada Pasal 164-165 tentang
Kesehatan Kerja dinyatakan bahwa semua tempat kerja wajib menerapkan upaya
kesehatan baik sektor formal maupun informal termasuk Aparatur Sipil Negara,
itu, resiko terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja pun semakin meningkat.
dengan nama awal yaitu PT. Basirih Industrial Corporation, namun sekarang
berubah menjadi PT. Basirih Industrial sesuai dengan surat dari menteri
Industrial memiliki luas areal ± 40.000 m2. PT. Basirih Industrial bergerak pada
bidang pengolahan kayu. Jenis-jenis olahan kayu diantaranya seperti faced film,
container flooring, dan veneer. Bahan baku yang digunakan untuk proses
2
produksi biasanya jenis kayu komersil yang mudah diperoleh seperti kayu
Karyawan merupakan salah satu modal dalam bentuk sumber daya manusia
Sumber daya manusia juga merupakan aset utama yang berfungsi sebagai
dan memelihara dengan baik sumber daya manusianya. Dalam hal ini aspek
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi sangat penting bagi perusahaan karena
merupakan salah satu faktor pencegahan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Oleh
Indonesia sendiri angka kecelakaan kerja masih tinggi, hal ini menjadi salah
satu fokus utama tentang keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia. Data
bahwa sepanjang tahun 2009 telah terjadi 54.398 kasus kecelakaan kerja di
sampai akhir 2011 mencatat sekitar 99.491 kasus kecelakaan kerja atau sekitar
data semester I Tahun 2011 jumlah kecelakaan kerja adalah 48.511 kasus.
penyebab terbesar adalah mesin, pesawat angkut dan perkakas kerja tangan.
tertusuk, dan terpukul akibat terjatuh. Hal tersebut tidak akan terjadi jika pekerja
B. Rumusan Masalah
PT Basirih Industrial.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan serta kesadaran kerja yang
keselamatan kerja secara definitif dikatakan merupakan daya dan upaya yang
akibat kerja.
manusia dalam keadaan sehat, barang dalam keadaan baik tidak cacat, alat-alat
kerja dalam keadaan baik tidak ada kekurangan atau kerusakan, lingkungan
yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang di akibatkan
lingkungan yang dapat membantu stres emosi atau gangguan fisik. Mangkunegara
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, pendengaran, semua itu sering
5
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pun telah dinyatakan pada Pasal
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
sistem kerja yang aman (termasuk tindakan administratif yang diambil untuk
pengendalian risiko); dan (iv) apabila risiko residual tidak dapat dikendalikan
(APD) yang sesuai dan mengambil tindakan untuk memastikan penggunaan dan
pemeliharaannya.
tentang keselamatan kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3), yang
kerja untuk:
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan
proses kerjanya.
bahaya
7
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, Pada pasal 23
yang berisi:
optimal.
keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
melakukan pekerjaan.
kerja adalah:
diperhitungkan keamanannya.
c. Pengaturan penerangan..
8
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang
seselektif mungkin.
pegawai.
Tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak dapat
terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja
perhitungkan keamannya.
a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
kesehatan kerja:
sakit, dan pekerja yang menderita luka serta keluarganya sering diberi
kota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi mereka yang
3) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja
Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur
per orang atau secara pribadi, namun memerlukan banyak orang, berbagai
2. Menemukan fakta dan masalah Dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui
3. Analisis Tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau masalah ditemukan
dapat dicari solusinya. Fase ini, analisis harus dapat dikenali berbagai hal
barang dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal
bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosedur dan intruksi kerja
dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Begitu pula peran
keselamatan perusahaan.
1. Melibatkan para pengawas dan sistem pelaporan bila mana terjadi kecelakaan
yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi secara teratur dan tidak
dasar untuk kebijakan dan strategi tingkat nasional dan perusahaan yang
2. Konvensi Pelayanan Kesehatan Kerja, 1985 (No. 161) dan Rekomendasi (No.
A. Lokasi
PT. Basirih Industrial merupakan salah satu industri pengolahan kayu lapis,
dan kayu olahan. Terletak di jl. Gubernur Soebardjo, Telaga Biru, Kecamatan
pengolahan kayu ini terletak di tepi sungai barito. PT Basirih Industrial memiliki
dengan nama awal yaitu PT. Basirih Industrial Corporation, namun sekarang
berubah menjadi PT. Basirih Industrial sesuai dengan surat dari menteri
1. Mesin
dibeli dalam keadaan yang masih baru maupun dalam keadaan yang sudah bekas
pakai namun kondisi masih bagus, baik dalam negeri atau luar negeri.
2. Peralatan Penunjang
terdapat pula peralatan lain seperti boiler yang pernah digunakan sebagai sumber
panas untuk proses pengeringan finir dan pengempaan panas (hot press), lem,
D. Tenaga Kerja
produksinya terdapat 2 (dua) shift kerja dengan waktu yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Pembagian shift kerja tersebut yang pertama shift A yang mana para
karyawan bekerja dari pukul 07:00 – 19:00 WITA dan pada shift B karyawan
bekerja dari pukul 19:00 – 07:00 WITA. Jumlah seluruh karyawan yaitu sebanyak
1100 orang, dan mampu menghasilkan kurang lebih 500 m3/bulan (PT. Mutu
1. Waktu kerja
Adapun pembagian kerja di PT. Basirih Industrial yaitu shift pertama dari pukul
07:00 – 19:00 WITA. Dan shift kedua dari pukul 19:00 – 07:00 WITA. Bekerja
selama 6 hari dalam seminggu. Jumlah hari kerja bagi karyawan dipabrik tidak
sama dengan karyawan dikantor karena tergantung dari lama masa kerja dan
2. Sistem Pengupahan
Sistem upah di PT. Basirih Industrial sesuai dengan upah minimum regional
selatan. Upah yang diterima oleh karyawan terdiri atas gaji pokok, tunjangan
masa kerja, premi hadir, dan tunjangan jabatan bagi karyawan/karyawati yang
berprestasi, tunjangan hari raya, premi target, dan premi loading yang besar serta
16
dilakukan setiap 2 minggu sekali. Karyawan yang melakukan kerja lembur akan
1. Pemasaran
untuk pasar ekspor dengan negara tujuan yang bermacam-macam. Negara yang
menjadi konsumen seperti Hongkong, India, Jepang, China dan negara lainnya
2. Produksi
Jenis-jenis olahan kayu diantaranya seperti faced film, container flooring, dan
veneer. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi biasanya jenis kayu
komersil yang mudah diperoleh seperti kayu meranti (Shorea spp.) dan kayu
Log Cutting
Rotary
Drying
Repair
meliputi tahap persiapan, pengambilan data, pengolahan dan analisis data serta
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
C. Prosedur Penelitian
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu
Tabel 1. Angket/kuesioner
Variabel Indikator Sub Indikator
Sistem Undang-undang a. Undang-undang dan Peraturan yang Berlaku
Manajemen Komitmen Dan a. Kepemimpinan dan Komitmen
Keselamatan Kebijakan b. Kebijakan K3
dan Kesehatan Perencanaan a. Identifikasi bahaya
Kerja (K3) b. Tujuan dan Program
Penerapan a. Sumber Daya dan Tanggung Jawab
b. Komunikasi dan Pencatatan Kecelakaan Kerja
c. Pelaporan dan Pencatatan Kecelakaan Kerja
d. Dokuementasi
e. Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana
f. Pemantauan Kesehatan
g. Pengawasan
h. P3K
j. Kesiapan Keadaan Darurat atau Bencana
Evaluasi a. Evaluasi Kebijakan K3
3. Dokumentasi
produksi dan kegiatan penelitian. Gambar hasil dokumentasi ini dapat digunakan
untuk memperoleh informasi dalam penelitian ini adalah kepala bagian 1 orang
Basirih industrial antara lain departemen Log cutting, Rotary, Drying, Glue
spreader, Cold Press dan Hot Press, Repair, Assembly, Finishing, Grading, dan
1. Log Cutting
Kayu bulat akan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinstruksikan oleh
Surat Instruksi Kerja dan berpedoman kepada standar ukuran yang telah
ditentukan.
2. Rotary
Kayu yaitu Rotary Lathe untuk menghasilkan veneer. Didalam proses pengupasan
kayu, pada awal pengupasan dan akhir pengupasan kayu bulat akan diperoleh
veneer tengah yang disebut Core. Sedangkan dari bagian tengah kayu bulat yang
dikupas akan diperoleh veneer muka yaitu face, veneer belakang yaitu back
maupun core yang dapat digulung oleh roll besi atau bobin.
21
Gambar 2. Rotary
3. Drying (pengeringan)
menurunkan kadar air yang terkandung di dalam veneer hingga mencapai kadar
Tahap repair ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu Repair Core dan Repair
F/B. Dalam tahap ini veneer yang terdapat cacat seperti mata kayu busuk, press
mark, kerak plat dan lain-lain, akan dilakukan patching dengan membuang cacat
veneer tersebut dan diganti dengan veneer yang utuh dengan pola berbentuk daun.
Jika terdapat veneer yang panjang atau lebarnya kurang dari standar, maka akan
memenuhi standar.
Setelah di repair, veneer memasuki tahap setting pada tahap ini veneer akan
disusun dengan zig-zag untuk mempermudah saat proses selanjutnya, dan ini juga
bertujuan untuk menyeleksi kembali jika terdapat cacat veneer yang belum
direpair.
5. Assembly (perakitan)
Pada tahap ini, veneer yang sudah disetting akan dilakukan perakitan dengan
mesin Roller Glue. Setelah melalui tahap perekatan, veneer yang sudah berwujud
plywood masuk ketahap Cold Press, pada tahap ini plywood akan akan dipress
cacat plywood seperti Face laps, Back laps, Core laps, Blister, dan Press mark.
Selanjutnya plywood yang sudah direpair memasuki tahap Hot Press, pada tahap
ini bertujuan untuk lebih merekatkan lem dengan sistem tekanan dan panas dari
Boiler.
6. Glue Spreader
dari lem mentah, tepung terigu, hardener, dan bahan lainnya, pencampuran ini
dilakukan sesuai dengan formula campuran yang telah ditentukan dan instruksi
Bahan kayu yang sudah dilaburi perekat dimasukkan ke dalam mesin Cold
Press. Susunan bahan kayu lapis yang akan dikempa harus rapi sehingga
diperiksa bila ada yang melipat, tumpang tindih atau bergeser kemudian
diperbaiki. Bila ada sisa venner yang menempel dibersihkan. Mesin kempa dingin
terdiri atas satu celah, sekarang ada yang 4 celah maksudnya agar penekanan lebih
inspeksi untuk menghindari terjadinya cacat - cacat yang tidak diinginkan, akan
dimasukkan ke dalam Hot Press. Pengepresan ini dilakukan sesuai dengan standar
Bahan kayu lapis hasil pengempaan dingin dimasukkan ke dalam mesin Hot
Press yang bercelah banyak. Prinsip kerjanya adalah tiap lembar bahan kayu lapis
dimasukkan ke dalam tiap celah mesin kempa panas. Lempeng mesin Hot Press
naik ke atas menekan bahan kayu lapis. Panas yang ada pada tiap lempeng
memanasi bahan kayu lapis. Pemasukan bahan kayu lapis dari mesin Hot Press
8. Finishing
Pada tahap ini plywood memasuki beberapa proses yaitu Double Saw, pada
tahap ini plywood akan dipotong sesuai sisi rata kiri dan kanan. Kemudian tahap
Putty atau dempul, pada tahap ini plywood yang sudah dipotong akan didempul
dengan bahan khusus untuk menutupi celah yang ada akibat proses repair yang
kurang maksimal. Kemudian tahap selanjutnya yaitu tahap Sanding, pada tahap
ini plywood akan diamplas menggunakan mesin Sander. Setelah itu plywood akan
Gambar 8. Finishing
27
9. Grading
Pada tahap ini plywood akan diuji dan dicek sedetail mungking kemudian
diberi grade menurut kualitasnya. Tahap ini dilakukan oleh ahli yang memang
sudah profesional, karena tahap ini adalah tahap akhir sebelum memasuki tahap
Packaging (pengemasan).
Gambar 9. Grading
10. Packaging
Tahap ini plywood yang sudah lulus dari semua tahap uji kualitas pada tahap
E. Analisis Data
skor dari data yang sudah dicocokkan antara data angket dengan dokumentasi dan
Keterangan:
P = Presentase
ST = Skor total yang dihasilkan
SM = Skor maksimum yang seharusnya diperoleh
Hasil data presentase setiap sub indikator ketercapaian pelaksanaan K3
digambarkan ke dalam bentuk grafik balok dan data disajikan dengan tabel.
kemudian dibagi jumlah sub indikator. Menurut Saputro (2015), data tersebut
dikriteriakan menjadi 4 predikat, yaitu: Baik, Cukup, Kurang dan Tidak. Sehingga
2012 yaitu :
Data penelitian ini didapat dari data kuesioner, data tersebut diperoleh dari
meliputi kepala bagian 1 orang dan pengawas 1 orang dengan total yaitu 20
kelemahan pada sub indikator bagian pelaporan dan pencatatan kerja nilai
pada departemen Log Cutting yang belum sempurna yaitu 98,87%, namun nilai
P3K
Tujuan dan Program
Pemantauan Kesehatan
Kebijakan K3
Dokumentasi
UU dan Peraturan yang Berlaku
Lingkungan Kerja
Kepemimpinan dan Komitmen
2. Rotary
dengan kepala bagian serta pengawas Rotary yang menyatakan bahwa tidak hanya
kebutuhan, karena menjaga K3 juga sama dengan menjaga diri sendiri serta orang
lain. Hasil yang didapat dari penelitian yaitu bahwa evaluasi persentase
dalam kriteria baik. Menurut Christina, (2012) budaya keselamatan dan kesehatan
31
kerja dapat terbentuk dari beberapa faktor dominan, yaitu sebagai berikut: 1.
Rotary (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
UU dan Peraturan yang Berlaku
P3K
Pemantauan Kesehatan
Kebijakan K3
Pengawasan
Dokumentasi
Sumber daya dan tanggung jawab
Evaluasi Kebijakan K3
Kepemimpinan dan Komitmen
3. Drying (Pengeringan)
(pengeringan) terdapat kelemahan pada 3 bagian sub indikator tujuan dan program
tidak adanya jangka waktu program K3 memiliki nilai ketercapaian 83%, sumber
daya dan tanggung jawab tidak adanya tim penanganan K3 memiliki nilai
(pengeringan) yang belum sempurna yaitu 96%, namun nilai tersebut masih
masuk kedalam kriteria baik. Dalam Manajemen Proyek Konstruksi, salah satu
sasaran utama yang dicapai, adalah menciptakan iklim kerja yang mendukung
baik dari segi sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja, dan komunikasi timbal
Drying (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
90
83
67
Pemantauan Kesehatan
Tujuan dan Program
P3K
Kebijakan K3
Dokumentasi
Pengawasan
UU dan Peraturan yang Berlaku
Lingkungan Kerja
Evaluasi Kebijakan K3
4. Assembly (perakitan)
yang jelas untuk yang bertugas atau bertanggung jawab pada sub indikator
Manajemen Proyek Konstruksi, salah satu sasaran utama yang dicapai, adalah
menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja,
keselamatan kerja, dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan
K3 departemen assembly masih masuk dalam kriteria baik dengan skor 98,87%.
34
Assembly (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
83
P3K
UU dan Peraturan yang Berlaku
Kebijakan K3
Dokumentasi
Pemantauan Kesehatan
Pengawasan
Sumber daya dan tanggung jawab
Komunikasi dan Partisipasi kariyawan
Pelaporan dan pencataan Kerja
Lingkungan Kerja
Evaluasi Kebijakan K3
Kepemimpinan dan Komitmen
setiap aspek sub indikator dalam departemen Repair sudah terlaksana seluruhnya
sehingga hasil ketercapaiannya mencapai 100%. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara dengan kepala bagian serta pengawas Repair yang menyatakan bahwa
dalam kriteria baik. Menurut Christina, (2012) budaya keselamatan dan kesehatan
kerja dapat terbentuk dari beberapa faktor dominan, yaitu sebagai berikut: 1.
Repair (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
UU dan Peraturan yang Berlaku
Evaluasi Kebijakan K3
Tujuan dan Program
Pemantauan Kesehatan
P3K
Pengawasan
Kebijakan K3
Dokumentasi
Sumber daya dan tanggung jawab
Komunikasi dan Partisipasi kariyawan
Pelaporan dan pencataan Kerja
Lingkungan Kerja
6. Glue Spreader
Spreader yang belum sempurna yaitu 89,24%, namun nilai tersebut masih masuk
kedalam kriteria baik. Hal ini perlu mendapat perhatian dikarenakan lokasi
resiko cukup besar (Ervianto, 2005), sehingga dapat dikatakan bahwa industri
Glue spreader(%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
93
83
63
50 50
P3K
Kebijakan K3
Dokumentasi
Pemantauan Kesehatan
Pengawasan
UU dan Peraturan yang Berlaku
Lingkungan Kerja
Kepemimpinan dan Komitmen
Identifikasi Bahaya
Evaluasi Kebijakan K3
dalam departemen Cold Pres dan Hot Press sudah terlaksana seluruhnya sehingga
wawancara dengan kepala bagian serta pengawas Cold Press dan Hot Press yang
dengan menjaga diri sendiri serta orang lain. Hasil yang didapat dari penelitian
yaitu bahwa evaluasi persentase ketercapaian K3 Cold Press and Hot Press
38
kesehatan kerja dapat terbentuk dari beberapa faktor dominan, yaitu sebagai
P3K
Tujuan dan Program
Dokumentasi
Pemantauan Kesehatan
Kebijakan K3
Pengawasan
UU dan Peraturan yang Berlaku
Lingkungan Kerja
Identifikasi Bahaya
Evaluasi Kebijakan K3
Kepemimpinan dan Komitmen
8. Finishing
bahwa tidak adanya pada bagian sub indikator pencatatan kecelakaan kerja
dikarenakan tim yang bertugas dalam pencatatan kecelakaan kerja belum ada
ditunjuk secara khusus oleh perusahaan hal ini seperti yang disampaikan oleh
sebaiknya dimulai dari tahap yang paling dasar, yaitu pembentukan budaya
keselamatan dan kesehatan kerja (Reason, 1997). Dan program keselamatan dan
Finishing (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
83
Tujuan dan Program
Pemantauan Kesehatan
P3K
Pengawasan
Kebijakan K3
Dokumentasi
UU dan Peraturan yang Berlaku
Lingkungan Kerja
Pelaporan dan pencataan Kerja
Identifikasi Bahaya
Evaluasi Kebijakan K3
Kepemimpinan dan Komitmen
9. Grading
ini menunjukan bahwa kurangnya pada bagian sub indikator pelaporan dan
40
98,87%. Program keselamatan kerja (safety work program) perlu dibuat oleh
Grading (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
83
P3K
Tujuan dan Program
Pemantauan Kesehatan
Kebijakan K3
Pengawasan
UU dan Peraturan yang Berlaku
Dokumentasi
Sumber daya dan tanggung jawab
Lingkungan Kerja
Evaluasi Kebijakan K3
Kepemimpinan dan Komitmen
Hasil dari tiap-tiap sub indikator dalam departemen packing terdapat dua
grading and packing menegaskan bahwa tidak adanya kebijakan tertulis terkait
96,6%. Dalam Manajemen Proyek Konstruksi, salah satu sasaran utama yang
dicapai, adalah menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,
kondisi kerja, keselamatan kerja, dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara
Packanging (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
83
67
Lingkungan Kerja
P3K
Tujuan dan Program
Dokumentasi
Pemantauan Kesehatan
Kebijakan K3
Pengawasan
UU dan Peraturan yang Berlaku
Evaluasi Kebijakan K3
Kepemimpinan dan Komitmen
untuk mencegah terjadinya kerusakan alat maka setiap pekerja selesai melakukan
aktivitas maka alat harus dalam kondisi seperti semula yaitu dengan
98.87
98.87
98.87
100
100
100
96.6
96
89.24
Hasil dari analisis yang di lakukan pada masing depatemen memiliki total
ketercapaian 97,73%.
43
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
PT Basirih Industrial bergerak pada bidang pengolahan kayu lapis, maka dapat
Industrial memiliki nilai ketercapaian total 97,73% yang mana nilai ketercapayan
Spreader 89,24%
2. Departemen yang memiliki nilai ketercapaian 100%. Rotary, Cold Press dan
kerja dan dokumentasi yang paling tidak terlaksana dalam penerapan K3.
B. Saran
sebagai berikut :
1. Dari hasil ketercapaian setiap sub indikator yang belum mencapai 100%,
bertahap pada periode waktu tertentu yang dimana hal tersebut dapat menjadi
44
Meningkat. http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/5791/angka_kecelakaan_
kerja_di_indonesia _terus_meningkat. Diakses pada 22 Maret 2019.
Sinar Harapan. (2019, Januari 15). Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia terus
Meningkat. Retrieved Maret 09, 2022, from www.sinarharapan.com:
https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/5791/angka_kecelakaan_k
erja_di_indonesia_terus_meningkat
Suma’mur. 1967. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Cetakan II. Jakarta:
Gunung Agung
LAMPIRAN
48
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Instrumen Penelitian
pengkodean alat?
a. Administrasi untuk rencana perawatan
b. Administrasi untuk dokumentasi
c. Administrasi untuk lembar kerjaA
d. Administrasi untuk spesifikasi teknis
D. Identifikasi bahaya
Apakah PT Basirih Industrial mengidentifikasi potensi
12
bahaya yang ada di lingkuan Log Cutting
Apakah PT Basirih Industrial mengidentifikasi bahaya yang
13
ada di area
Apakah ada prosedur tertulis yang dibuat pihak PT Basirih
14 Industrial dalam melaksanakan proses identifikasi potensi
bahaya yang ada di lingkungan PT Basirih Industrial ?
E. Tujuan dan program
Apakah ada tujuan dan program mengenai Keselamatan dan
15 Kesehatan Kerja secara tertulis di PT Basirih Industrial?
Apakah di PT Basirih Industrial terdapat konsep yang
16 digunakan dalam tujuan dan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sehingga dapat diukur pencapaiannya?
Apakah tujuan dan program Keselamatan dan Kesehatan
17 Kerja di PT Basirih Industrial ini memiliki jangka waktu
tertentu?
F. Sumber daya dan tanggung jawab
Apakah PT Basirih Industrial telah menetapkan personal
tenaga kerja yang mempunyai tanggung jawab wewenang
18
dan kewajiban yang jelas dalam penanganan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja?
Apakah PT Basirih Industrial membentuk tim K3 yang
19 secara spesifik menangani Keselamatan dan Kesehatan
Kerja?
Apakah setiap kepala bagianLog Cutting bertanggung jawab
20 atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Basirih
Industrial tersebut?
Apakah setiap Meneger diberi tanggung jawab terhadap
21
karyawan dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
Apakah setiap Pengawas diberi tanggung jawab terhadap
22 karyawan saat melakukan pekerjaan dalam hal Keselamatan
dan Kesehatan Kerja?
G. Komunikasi dan partisipasi dengan karyawan
Apakah keberadaan dari tim K3 atau bagian yang
23 menangani K3 telah memberikan informasi kepada
Karyawan melalui media yang ada?
24 Apakah ada prosedur komunikasi dan konsultasi antara tim
51
K. Pemantauan kesehatan
40 Apakah ada layanan kesehatan di PT Basirih Industrial?
Apakah pelayanan kesehatan sudah sesuai dengan
41
peraturan?
Apakah ada asuransi terhadap peserta didik jika terjadi
42
kecelakaan saat praktik?
L. Pengawasan
Apakah karyawan diawasi sesuai dengan tingkat resiko saat
43
bekerja PT Basirih Industrial?
Apakah Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi
44
bahaya?
Apakah Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan penyakit
45
akibat kerja dan kecelakaan kerja?
M. P3K
46 Apakah ada personal khusus yang menangani P3K?
Apakah Teknisi telah diberi pengetahuan atau pelatihan
47
P3K?
48 Apakah alat kelengkapan P3K telah sesuai standar?
N. Kesiapan keadaan darurat atau bencana
Apakah ada prosedur dalam menangani keadaan darurat
49
atau bencana?
Apakah karyawan mendapatkan pelajaran K3/ simulasi
50
keadaan darurat atau bencana?
Apakah ada penandaan untuk keadaan darurat seperti nomer
51
telpon darurat, tanda evakuasi, pintu darurat?
Apakah penempatan alat keadaan darurat sesuai dengan
52
standar?
O. Evaluasi kebijakan K3
Apakah setiap tahun dilakukan evaluasi terhadap penerapan
53
K3?
Apakah setiap tahun dilakukan evaluasi kebijakan K3 secara
54
tertulis?
Apakah evaluasi penerapan K3 yang dilakukan ditindak
55
lanjuti dengan program untuk memperbaiki penerapan K3?
Apakah evaluasi dan program perbaikan penerapan K3
56
ditindak lanjuti dengan sosialisasi?
53
LAMPIRAN 3
Data 3.1. Log Cutting
Responden
No Sub Indikator Angket Data Angket Hasil
1 2 Jumlah (%)
1 Undang-undang dan Peraturan yang Berlaku
Pengunaan undang-undang dan peraturan yang 100
1 1 2 100
berlaku
2 Kepemimpinan dan Komitmen
Unit khusus pelaksanaan penerapan K3 1 1 2 100
Penerapan unit khusus K3 dalam organisasi 1 1 2 100
Penyediaan anggaran khusus pelaksanaan K3 1 1 2 100
100
Penyediaan tenaga kerja dengan kualifikasi
penanganan K3 1 1 2 100
Pelatihan K3 tenaga kerja 1 1 2 100
3 Kebijakan K3
Kebijakan K3 1 1 2 100
Kebijakan K3 tertulis 1 1 2 100
100
Konsultasi pembuatan kegiatan K3 1 1 2 100
Sosialisasi kebijakan K3 1 1 2 100
4 Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya lingkungan pabrik 1 1 2 100
Identifikasi bahaya area sekitar pabrik 1 1 2 100 100
Prosedur tertulis identifikasi bahaya 1 1 2 100
5 Tujuan dan Program
Tujuan dan Program K3 Tertulis 1 1 2 100
Konsep Dalam Tujuan dan Program K3 1 1 2 100 100
Jangka waktu dan program K3 1 1 2 100
6 Sumber Daya dan Tanggung Jawab
Penetapan tenaga kerja dengan tanggung jawab
wewenang dan kewajiban yang jelas dalam 1 1 2 100
penanganan K3
Tim penanganan K3 1 1 2 100 100
Tanggung jawab koordinasi pabrik 1 1 2 100
Tanggung jawab teknisi 1 1 2 100
Pelatihan K3 tenaga kerja 1 1 2 100
Komunikasi dan Partisipasi dengan Peserta
7
Didik
Informasi keberadaan K3 1 1 2 100
Prosedur komunikasi dan konsultasi tim K3
1 1 2 100 100
dengan karyawan terhadap penerapan K3
Penyebarluasan informasi K3 1 1 2 100
8 Pelaporan dan Pencataan Kerja
Prosedur pelaporan kecelakaan kerja 1 1 2 100
Pencatatan kecelakaan kerja 1 0 1 50 83,3
Pelaporan ketidak sesuaian dan identifikasi
1 1 2 100
bahaya kecelakaan yang terjadi
54
9 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 1 1 2 100
Identifikasi penyimpanan dan penggunaan
1 1 2 100
dokumen K3 100
Prosedur persetujuan penerbitan penyimpanan
1 1 2 100
dan pemusnahan dokumen K3
10 Lingkungan Kerja
Pemeliharaan kebersihan 1 1 2 100
Penyimpanan barang yang tidak diperlukan dari
1 1 2 100
area pabrik
Pengaturan mesin-mesin diarea pabrik 1 1 2 100
Rambu-rambu area pabrik 1 1 2 100 100
Ijin masuk penguncian tanda pada ruangan
1 1 2 100
khusus di area pabrik
Fasilitas di area pabrik 1 1 2 100
Rambu K3, jalur evakuasi, APAR 1 1 2 100
11 Pemantauan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan 1 1 2 100
100
Pelayanan kesehatan sudah sesuai peraturan 1 1 2 100
Asuransi karyawan 1 1 2 100
12 Pengawasan
Pengawasan karyawan 1 1 2 100
Instruktur ikut dalam identifikasi bahaya 1 1 2 100 100
Instruktur diikutsertakan dalam pelaporan
1 1 2 100
penyakit akibat kerja
13 P3K
Personal khusus menangani P3K 1 1 2 100
Instruktur diberi pelatihan P3K 1 1 2 100 100
Alat P3K sesuai standar 1 1 2 100
14 Kesiapan Keadaan Darurat atau Bencana
Prosedur menangani keadaan darurat 1 1 2 100
Karyawan diberi pembelajaran simulasi kedaan
1 1 2 100
darurat 100
Penandaan keadaan darurat 1 1 2 100
Penempatan alat sesuai standar 1 1 2 100
15 Evaluasi Kebijakan K3
Evaluasi penerapan K3 setiap tahun 1 1 2 100
Evaluasi dan revisi kebijakan K3 secara tertulis
1 1 2 100
setiap tahun
Program perbaikan K3 tindak lanjut evaluasi 100
1 1 2 100
penerapan K3
Sosialisasi program perbaikan K3 tindak lanjut
1 1 2 100
evaluasi penerapan K3
Jumlah 1483
Total Hasil : jumlah data = 1483,3/15 = 98,87
55
9 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 1 1 2 100
Identifikasi penyimpanan dan penggunaan
1 1 2 100
dokumen K3 100
Prosedur persetujuan penerbitan penyimpanan
1 1 2 100
dan pemusnahan dokumen K3
10 Lingkungan Kerja
Pemeliharaan kebersihan 1 1 2 100
Penyimpanan barang yang tidak diperlukan
1 1 2 100
dari area pabrik
Pengaturan mesin-mesin diarea pabrik 1 1 2 100
Rambu-rambu area pabrik 1 1 2 100 100
Ijin masuk penguncian tanda pada ruangan
1 1 2 100
khusus di area pabrik
Fasilitas di area pabrik 1 1 2 100
Rambu K3, jalur evakuasi, APAR 1 1 2 100
11 Pemantauan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan 1 1 2 100
100
Pelayanan kesehatan sudah sesuai peraturan 1 1 2 100
Asuransi karyawan 1 1 2 100
12 Pengawasan
Pengawasan karyawan 1 1 2 100
Instruktur ikut dalam identifikasi bahaya 1 1 2 100 100
Instruktur diikutsertakan dalam pelaporan
1 1 2 100
penyakit akibat kerja
13 P3K
Personal khusus menangani P3K 1 1 2 100
Instruktur diberi pelatihan P3K 1 1 2 100 100
Alat P3K sesuai standar 1 1 2 100
14 Kesiapan Keadaan Darurat atau Bencana
Prosedur menangani keadaan darurat 1 1 2 100
Karyawan diberi pembelajaran simulasi
1 1 2 100
kedaan darurat 100
Penandaan keadaan darurat 1 1 2 100
Penempatan alat sesuai standar 1 1 2 100
15 Evaluasi Kebijakan K3
Evaluasi penerapan K3 setiap tahun 1 1 2 100
Evaluasi dan revisi kebijakan K3 secara
1 1 2 100
tertulis setiap tahun
Program perbaikan K3 tindak lanjut evaluasi 100
1 1 2 100
penerapan K3
Sosialisasi program perbaikan K3 tindak lanjut
1 1 2 100
evaluasi penerapan K3
Jumlah 1500
Total Hasil : jumlah data = 1500/15 = 100
57
9 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 1 1 2 100
Identifikasi penyimpanan dan penggunaan
0 0 0 0
dokumen K3 66,7
Prosedur persetujuan penerbitan
1 1 2 100
penyimpanan dan pemusnahan dokumen K3
10 Lingkungan Kerja
Pemeliharaan kebersihan 1 1 2 100
Penyimpanan barang yang tidak diperlukan
1 1 2 100
dari area pabrik
Pengaturan mesin-mesin diarea pabrik 1 1 2 100
Rambu-rambu area pabrik 1 1 2 100 100
Ijin masuk penguncian tanda pada ruangan
1 1 2 100
khusus di area pabrik
Fasilitas di area pabrik 1 1 2 100
Rambu K3, jalur evakuasi, APAR 1 1 2 100
11 Pemantauan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan 1 1 2 100
100
Pelayanan kesehatan sudah sesuai peraturan 1 1 2 100
Asuransi karyawan 1 1 2 100
12 Pengawasan
Pengawasan karyawan 1 1 2 100
Instruktur ikut dalam identifikasi bahaya 1 1 2 100 100
Instruktur diikutsertakan dalam pelaporan
1 1 2 100
penyakit akibat kerja
13 P3K
Personal khusus menangani P3K 1 1 2 100
Instruktur diberi pelatihan P3K 1 1 2 100 100
Alat P3K sesuai standar 1 1 2 100
Kesiapan Keadaan Darurat atau
14 Bencana
Prosedur menangani keadaan darurat 1 1 2 100
Karyawan diberi pembelajaran simulasi
1 1 2 100
kedaan darurat 100
Penandaan keadaan darurat 1 1 2 100
Penempatan alat sesuai standar 1 1 2 100
15 Evaluasi Kebijakan K3
Evaluasi penerapan K3 setiap tahun 1 1 2 100
Evaluasi dan revisi kebijakan K3 secara
1 1 2 100
tertulis setiap tahun
Program perbaikan K3 tindak lanjut 100
1 1 2 100
evaluasi penerapan K3
Sosialisasi program perbaikan K3 tindak
1 1 2 100
lanjut evaluasi penerapan K3
Jumlah 1440
Total Hasil : jumlah data = 1440/15 = 96
59
12 Pengawasan
Pengawasan karyawan 1 1 2 100
Instruktur ikut dalam identifikasi bahaya 1 1 2 100
100
Instruktur diikutsertakan dalam pelaporan
1 1 2 100
penyakit akibat kerja
13 P3K
Personal khusus menangani P3K 1 1 2 100
Instruktur diberi pelatihan P3K 1 1 2 100 100
Alat P3K sesuai standar 1 1 2 100
Kesiapan Keadaan Darurat atau
14 Bencana
Prosedur menangani keadaan darurat 1 1 2 100
Karyawan diberi pembelajaran simulasi
1 1 2 100
kedaan darurat 100
Penandaan keadaan darurat 1 1 2 100
Penempatan alat sesuai standar 1 1 2 100
15 Evaluasi Kebijakan K3
Evaluasi penerapan K3 setiap tahun 1 1 2 100
Evaluasi dan revisi kebijakan K3 secara
1 1 2 100
tertulis setiap tahun
Program perbaikan K3 tindak lanjut 100
1 1 2 100
evaluasi penerapan K3
Sosialisasi program perbaikan K3 tindak
1 1 2 100
lanjut evaluasi penerapan K3
Jumlah 1338,6
Total Hasil : jumlah data = 1338,6/15 = 89,24
61
9 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 1 1 2 100
Identifikasi penyimpanan dan penggunaan
1 1 2 100
dokumen K3 100
Prosedur persetujuan penerbitan penyimpanan
1 1 2 100
dan pemusnahan dokumen K3
10 Lingkungan Kerja
Pemeliharaan kebersihan 1 1 2 100
Penyimpanan barang yang tidak diperlukan dari
1 1 2 100
area pabrik
Pengaturan mesin-mesin diarea pabrik 1 1 2 100
Rambu-rambu area pabrik 1 1 2 100 100
Ijin masuk penguncian tanda pada ruangan
1 1 2 100
khusus di area pabrik
Fasilitas di area pabrik 1 1 2 100
Rambu K3, jalur evakuasi, APAR 1 1 2 100
11 Pemantauan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan 1 1 2 100
Pelayanan kesehatan sudah sesuai peraturan 1 1 2 100 100
Asuransi karyawan 1 1 2 100
12 Pengawasan
Pengawasan karyawan 1 1 2 100
Instruktur ikut dalam identifikasi bahaya 1 1 2 100
100
Instruktur diikutsertakan dalam pelaporan
1 1 2 100
penyakit akibat kerja
13 P3K
Personal khusus menangani P3K 1 1 2 100
Instruktur diberi pelatihan P3K 1 1 2 100 100
Alat P3K sesuai standar 1 1 2 100
14 Kesiapan Keadaan Darurat atau Bencana
Prosedur menangani keadaan darurat 1 1 2 100
karyawan diberi pembelajaran simulasi kedaan
1 1 2 100
darurat 100
Penandaan keadaan darurat 1 1 2 100
Penempatan alat sesuai standar 1 1 2 100
15 Evaluasi Kebijakan K3
Evaluasi penerapan K3 setiap tahun 1 1 2 100
Evaluasi dan revisi kebijakan K3 secara tertulis
1 1 2 100
setiap tahun
Program perbaikan K3 tindak lanjut evaluasi 100
1 1 2 100
penerapan K3
Sosialisasi program perbaikan K3 tindak lanjut
1 1 2 100
evaluasi penerapan K3
Jumlah 1500
Total Hasil : jumlah data = 15000/15 = 100
63
9 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen k3 1 1 2 100
Identifikasi penyimpanan dan penggunaan
1 1 2 100
dokumen k3 100
Prosedur persetujuan penerbitan penyimpanan
1 1 2 100
dan pemusnahan dokumen k3
10 Lingkungan Kerja
Pemeliharaan kebersihan 1 1 2 100
Penyimpanan barang yang tidak diperlukan dari
1 1 2 100
area pabrik
Pengaturan mesin-mesin diarea pabrik 1 1 2 100
Rambu-rambu area pabrik 1 1 2 100 100
Ijin masuk penguncian tanda pada ruangan
1 1 2 100
khusus di area pabrik
Fasilitas di area pabrik 1 1 2 100
Rambu K3, jalur evakuasi, APAR 1 1 2 100
11 Pemantauan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan 1 1 2 100
Pelayanan kesehatan sudah sesuai peraturan 1 1 2 100 100
Asuransi kariyawan 1 1 2 100
12 Pengawasan
Pengawasan kariyawan 1 1 2 100
Instruktur ikut dalam identifikasi bahaya 1 1 2 100
100
Instruktur diikutsertakan dalam pelaporan
1 1 2 100
penyakit akibat kerja
13 P3K
Personal khusus menangani P3K 1 1 2 100
Instruktur diberi pelatihan P3K 1 1 2 100 100
Alat P3K sesuai standar 1 1 2 100
14 Kesiapan Keadaan Darurat atau Bencana
Prosedur menangani keadaan darurat 1 1 2 100
Kariyawan diberi pembelajaran simulasi kedaan
1 1 2 100
darurat 100
Penandaan keadaan darurat 1 1 2 100
Penempatan alat sesuai standar 1 1 2 100
15 Evaluasi Kebijakan K3
Evaluasi penerapan k3 setiap tahun 1 1 2 100
Evaluasi dan revisi kebijakan k3 secara tertulis
1 1 2 100
setiap tahun
Program perbaikan k3 tindak lanjut evaluasi 100
1 1 2 100
penerapan k3
Sosialisasi program perbaikan K3 tindak lanjut
1 1 2 100
evaluasi penerapan k3
1500
Jumlah
Total Hasil : jumlah data = 1500/15 = 100
65
Lampiran 5. Dokumentasi
1. PT Basirih Industrial
74
75
76
77