Anda di halaman 1dari 32

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan

1
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Penyusun:
Tim PMU, REP-MEQR

Desain:
MAK Unggulan Informatika

Dipublikasikan oleh:
Project Management Unit
Proyek Realizing Education’s Promise –
Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR)

Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI


Jl Lapangan Banteng Barat No. 3-4
Jakarta Pusat 10710
Telepon (021) 3812344, 34833981

Informasi selengkapnya, silakan kontak:


Madrasah Digital Care
Hotline WA 081147402020
Email: helpdesk.madrasah@kemenag.go.id

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


3
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
DAFTAR ISI
........................................................................................................................................................................1

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN ...............................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................................... 1
B. DEFINISI .................................................................................................................................................... 1
C. TUJUAN..................................................................................................................................................... 3
D. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................................................................ 3
E. PANDUAN UMUM .................................................................................................................................... 3
H. PELAPORAN DAN PENANGANAN KEJADIAN........................................................................................... 10
I. PELATIHAN ............................................................................................................................................. 10
J. IMPLEMENTASI DAN PENGAWASAN ...................................................................................................... 10
K. EVALUASI DAN PELAPORAN ................................................................................................................... 11

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


ii
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proyek Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious


Affairs for Improved Quality of Education—selanjutnya disebut Proyek—bertujuan
meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah dalam binaan
Kementerian Agama. Proyek akan berjalan selama lima tahun bekerja sama dengan
Bank Dunia dan telah mulai sejak 26 November 2019.

Proyek ini terdiri atas empat komponen, yaitu:

1. Penerapan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis


elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan untuk madrasah.
2. Penerapan sistem penilaian hasil belajar di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk
seluruh peserta didik kelas 5 secara nasional.
3. Kebijakan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru, kepala
madrasah, dan tenaga kependidikan madrasah.
4. Penguatan sistem untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan.

Kegiatan Proyek dalam keempat komponen tersebut dilakukan di 34 provinsi dan 514
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Proyek dengan area pekerjaan seluas itu
diharapkan tidak menimbulkan dampak negatif.

Project Management Unit (PMU) memberlakukan “Panduan Keselamatan, Kesehatan,


dan Kode Etik Kerja (K4) serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak”
di seluruh lokasi pelaksanaan Proyek. Panduan ini berlaku bagi setiap tenaga kerja yang
terlibat dalam pekerjaan Proyek di semua level, tidak terkecuali pihak ketiga yang
terikat kontrak dengan Proyek.

B. DEFINISI

Keselamatan, Kesehatan, dan Kode Etik Kerja (K4) adalah kondisi dan faktor yang
berdampak pada tercapainya keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun
orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja serta
keberlanjutan pekerjaan Proyek. Keselamatan dan kesehatan kerja dapat terancam
karena adanya kecelakaan, bencana, dan keadaan darurat. Sedangkan keberlanjutan
menyangkut hal-hal yang dapat menyebabkan pemberhentian pekerjaan pada Proyek
akibat tidak terlaksananya tidak dipatuhinya ketentuan lingkungan dan sosial.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


1
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Kecelakaan adalah suatu kejadian tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengganggu
aktivitas atau pekerjaan serta dapat menimbulkan kerugian material maupun non-
material. Kecelakaan kerja terdiri dari: accident (menimbulkan kerugian), incident (tidak
menimbulkan kerugian), dan near miss (nyaris terjadi celaka). Berdasarkan
tingkatannya, kecelakaan kerja dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:
1. Kecelakaan kerja ringan, yakni kecelakaan kerja yang perlu penyembuhan di hari itu
serta dapat melakukan tugasnya kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh: terpeleset,
tergesek, terkena pecahan beling, terjatuh serta terkilir.
2. Kecelakaan kerja sedang, yakni kecelakaan kerja yang membutuhkan penyembuhan
serta perlu istirahat saat > 2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai robek, atau luka
bakar.
3. Kecelakaan kerja berat, yakni kecelakaan kerja yang alami amputasi serta kegagalan
fungsi badan. Contoh: patah tulang.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
keberlangsungan kerja yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia serta dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa dan
kerusakan lingkungan maupun dampak psikologis.

Darurat adalah keadaan sulit yang tidak disangka-sangka dan berpotensi bahaya serta
memerlukan penanggulangan segera. Keadaan darurat dapat berupa bahaya yang
memerlukan keputusan segera dari pihak yang otoritatif untuk menanggulangi dan
mencegahnya agar tidak menjadi bencana atau menimbulkan daya rusak yang tinggi.

Kasus adalah keadaan khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal.
Keadaan khusus itu dapat mengandung perkara yang memerlukan penanganan secara
hukum. Keadaan khusus itu terutama menyangkut pelanggaran terhadap ketentuan
sosial.

Etika adalah asas, norma dan nilai-nilai baik dan benar yang mengatur sikap, tingkah
laku, dan tata krama. Etika disepakati bersama dan dapat menimbulkan konsekuensi
sosial. Dalam Proyek ini, komitmen terhadap etika adalah bagian dari pemenuhan
ketentuan sosial.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


2
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
C. TUJUAN

Panduan ini disusun untuk memastikan Proyek telah memenuhi standar perundang-
undangan serta diharapkan dapat melindungi tenaga kerja dan orang lain dari risiko-
risiko di tempat kegiatan Proyek—termasuk risiko terjadinya pelanggaran ketentuan
sosial seperti kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak—menjamin
setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien, serta meningkatkan
keproduktifan dan kebermanfaatan Proyek.

D. LINGKUP PEKERJAAN

Dalam rangka implementasi Panduan ini, terdapat pembagian tugas dengan lingkup
kerja sesuai batas kewenangannya dalam wilayah kerja Proyek:

1. PMU yang berada di pusat bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi,


memantau dan mengevaluasi implementasi Panduan ini dalam pelaksanaan Proyek.
Termasuk juga mengambil keputusan atas kecelakaan (fatality) dan kasus kekerasan
berbasis gender/anak yang terjadi di seluruh lokasi kerja.
2. Pelaksana Kegiatan Proyek di lokasi madrasah (baik swakelola maupun pihak ketiga)
bertanggung jawab atas penerapan Panduan ini, termasuk pelaporan pekerjaan,
tindakan penanganan fatality hingga melaksanakan keputusan PMU.

E. PANDUAN UMUM

1. Implementasi Panduan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan teknis konstruksi skala


kecil yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh pihak ketiga.
2. Panduan ini menjadi bagian dari komitmen yang harus dijalankan oleh setiap
pelaksana kegiatan Proyek, dan setiap pelaksana harus menunjuk penanggung jawab
pekerjaan renovasi yang bertugas menjamin terlaksananya panduan Proyek ini.
3. Pengelolaan pelaksanaan Panduan ini dilakukan dengan prinsip kesetaraan dan non-
diskriminasi, anti kekerasan, keterbukaan, kemudahan, dan keterlibatan seluruh
pihak dalam Proyek.
4. Setiap pelaksana kegiatan dan tenaga kerja harus dipastikan telah mendapatkan
sosialisasi mengenai Panduan ini sejak sebelum menjalankan tugasnya.
5. Panduan ini dijalankan berdasarkan hierarki pengendalian risiko/bahaya, yakni
eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri
(APD).
6. Secara berkala setiap enam bulan PMU wajib melaporkan proses pelaksanaan
Panduan ini dari seluruh lokasi ke Tim Pengarah Proyek.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


3
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
F. PANDUAN TEKNIS

Panduan teknis dalam dokumen ini bersifat preventif atau mencegah kemungkinan
gangguan dari proses pelaksanaan teknis pada pekerjaan lapangan maupun pekerjaan
perkantoran. Pekerjaan lapangan adalah kegiatan teknis di lingkungan madrasah
dengan menggunakan perangkat kerja teknikal untuk keperluan renovasi/rehabilitasi.
Pekerjaan perkantoran adalah pekerjaan di dalam kantor dengan menggunakan
perangkat kerja elektronik maupun perangkat kantor lainnya. Pelaksanaan pekerjaan
pada kegiatan Proyek harus mengacu pada petunjuk teknis berikut ini:

Pekerjaan Lapangan

1. Penggunaan peralatan kerja secara aman bagi pekerja dan orang lain, yang ditandai
dengan:
a. Perangkat kerja berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia) dan difungsikan
sesuai peruntukannya serta tidak melebihi batas kemampuannya.
b. Pengguna peralatan kerja memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai.
c. Peralatan elektronik telah sesuai dengan sistem kelistrikan setempat.
d. Peralatan yang perlu validasi telah ditera ulang dan peralatan yang perlu
perakitan telah dirangkai dengan benar.
e. Pada saat tidak digunakan, peralatan diletakkan di tempat yang aman dan tidak
menghalangi mobilitas orang.
f. Pemasangan tanda peringatan yang jelas pada area kerja.
g. Menyediakan perangkat pertolongan pertama untuk penanganan terjadinya
kecelakaan kerja.
h. Pemasangan lampu penerangan jika diperlukan untuk mengatasi kurangnya
pencahayaan, misalnya, pada saat cuaca mendung atau di bawah atap.

2. Penggunaan bahan kerja yang tidak membahayakan, dengan cara:


a. Mengindari penggunaan bahan yang mengandung zat berbahaya (beracun,
menimbulkan iritasi, mudah terbakar atau meledak, dan bersifat korosif).
b. Hati-hati mengolah bahan yang dalam prosesnya dapat berpotensi menyebabkan
gangguan kesehatan, ledakan, atau kerusakan benda lain.
c. Mematuhi petunjuk tentang pengangkutan, pengolahan dan penyimpanan bahan
dan barang sebagaimana tertera pada kemasan produk.
d. Menjaga kebersihan lingkungan dari bahan berbahaya, misalnya, menghindari
tumpahan oli pada lantai atau jalur lalu lintas pejalan kaki.

3. Penggunaan pakaian yang nyaman, aman, dan etis untuk bekerja, yaitu:
a. Mengenakan pakaian yang sesuai ukuran badan dan menunjang aktivitas.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


4
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
b. Tidak mengenakan perhiasan atau aksesoris yang dapat mengganggu pergerakan.
Misalnya, kalung besar, gelang berantai, akik berderet, dan sebagainya.
c. Tidak mengenakan pakaian dari seluloid atau bahan lain yang mudah terbakar di
suhu panas.
d. Tidak mengantongi barang-barang runcing, benda tajam, atau cairan yang
berbahaya.
e. Mengenakan pakaian yang sopan di lingkungan kerja.

4. Penggunaan alat perlindungan diri dilakukan sesuai kebutuhan seperti berikut ini:

Risiko/Bahaya Rekomendasi APD


Partikulat terbang, radiasi, setruman, atau cairan Kacamata pelindung, protective
berbahaya. shade, dll
Tertimpa barang berat, benda tajam, atau cairan Sepatu pengaman (safety
berbahaya. shoes/boots)
Jatuh dari ketinggian, jatuhan benda Helm pengaman
Sarung tangan yang terbuat dari
Bahan B3, getaran, goresan dari benda tajam, setruman karet, bahan sintesis, materi
insulasi, dll
Gas berbahaya, bau menyengat, asap, debu Masker sesuai kebutuhan
Penutup telinga, ear plug/ear
Bising
muffs
Penyebaran virus Covid-19 Masker (wajib)

Seluruh tenaga kerja akan diberikan APD yang sesuai. Tenaga kerja tidak
diperbolehkan memasuki lingkungan kerja dengan suhu, kebisingan, dan tingkat
getaran di atas batas yang diizinkan tanpa APD yang tepat.

5. Pencegahan dan penanggulangan risiko kebakaran dengan cara:


a. Menyediakan alat pemadam kebakaran yang mudah dijangkau dan digunakan.
b. Tidak menempatkan barang yang mudah terbakar di area terbuka dan tempat
bersuhu panas.
c. Menjauhkan sumber pemantik api dari bahan dan benda yang mudah terbakar.
d. Dilarang merokok di tempat kerja.
e. Melakukan pemeriksaan jaringan kelistrikan secara berkala.

6. Pencegahan dari risiko korsleting listrik, dilakukan dengan cara:


a. Penyesuian instalasi listrik berdasarkan aturan yang berlaku (mengacu pada
Standar SNI 0225/2011/amd 1:2013 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
b. Menggunakan sekering/MCB sesuai kapasitas yang diperlukan.
c. Menggunakan kabel berstandar keamanan tinggi.
d. Mengganti kabel usang atau cacat pada instalasi atau peralatan listrik lainnya.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


5
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
e. Membuat instalasi penyalur petir sesuai standar.
f. Menggunakan APD yang sesuai.

7. Penanganan kebisingan meliputi:


1. Melakukan penjadwalan kerja agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar
di area madrasah.
2. Setiap pekerjaan yang harus dilakukan setelah jam kerja harus disetujui oleh
otoritas terkait (yaitu lembaga lingkungan hidup), pemerintah desa / kelurahan
dan diberitahukan kepada masyarakat setidaknya satu minggu sebelumnya.

8. Penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di tempat kerja, yang meliputi:
a. Menyediakan fasilitas toilet yang memadai, terpisah bagi perempuan dan laki-laki,
mempunyai pencahayaan yang cukup dan mudah dijangkau.
b. Menyediakan air bersih yang cukup.
c. Melakukan pemeliharaan lingkungan yang sehat.
d. Menyediakan sarana untuk pencegahan Covid-19 (berdasarkan dokumen Protokol
Kesehatan pada Pelaksanaan Proyek).

9. Pengolahan sampah dan limbah kegiatan renovasi/rehabilitasi dilakukan dengan


cara:
a. Menyediakan keranjang dan tempat sampah di lokasi pekerjaan disertai
pemisahan sampah kering, sampah basah, dan sampah yang bisa didaur ulang.
b. Tidak membakar, menimbun atau menumpuk sampah.
c. Mengumpulkan dan memisahkan bahan yang dapat didaur ulang (seperti papan,
besi, bahan penyangga, dan lain-lain) untuk dimanfaatkan kembali atau dijual.
d. Membuang limbah padat atau puing di tempat yang disetujui oleh pengawas.

10. Untuk pekerjaan yang menghasilkan limbah asbestos (misal, perbaikan atap yang
mengandung asbes, pemindahan dan pembuangan bahan asbes), limbah ditangani
dengan cara:
1. Penanggung jawab pekerjaan renovasi berkoordinasi dengan pihak yang
tersertifikasi dalam penanganan limbah B3, termasuk bahan asbes.
2. Lokasi dari bahan yang mengandung asbes tersebut harus ditandai dengan jelas.
3. Pihak ketiga tersertifikasi bertanggung jawab atas pemindahan, pembungkusan,
transportasi, hingga pengolahan bahan asbes. Semua APD dan peralatan yang
digunakan untuk pembuangan asbes harus diperlakukan sama dengan bahan yang
mengandung asbes.
4. Semua subproyek di bawah REP-MEQR yang membutuhkan pembuangan asbes
atau bahan yang mengandung asbes akan melakukan pembuangan dengan aman
sebelum pekerjaan rehabilitasi dimulai.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


6
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
5. Tidak ada bahan mengandung asbes yang akan digunakan untuk
rehabilitasi/renovasi di bawah REP-MEQR.

11. Pengamanan barang dan peralatan kerja dari kehilangan dan risiko sejenisnya
dengan cara:
a. Menaruh dan menyimpan barang dan peralatan kerja di tempat yang aman ketika
tidak digunakan.
b. Mengunci ruangan yang telah dikosongkan untuk penyimpanan.

12. Pekerjaan teknis konstruksi dalam lingkungan madrasah ditata melalui:


a. Mengatur dan memastikan pembatasan area kerja dengan menggunakan rambu-
rambu khusus.
b. Menyiapkan jadwal pekerjaan secara menyeluruh dan menghindari berbarengan
dengan aktivitas belajar-mengajar di madrasah.
c. Menginformasikan perihal tersebut kepada pihak madrasah sebelum pekerjaan
dimulai.
d. Melarang anak-anak memasuki area kerja konstruksi.

13. Jika terjadi insiden terkait K4 dan kejadian kekerasan berbasis gender, penanggung
jawab pekerjaan renovasi wajib melapor kepada PMU kurang dari 24 jam setelah
kejadian. Selanjutnya PMU melaporkan ke Bank Dunia selambatnya 24 jam.

Pekerjaan Kantor

1. Menata pencahayaan ruangan dengan penerangan yang cukup untuk melaksanakan


kegiatan secara efektif dan produktif dengan cara:
a. Memasang lampu yang cukup terang di ruangan kerja.
b. Jika diperlukan, menyediakan lampu meja di meja kerja.
c. Menata ruang agar mendapat cahaya matahari.

2. Melakukan penyehatan udara di ruangan dengan cara:


a. Menggunakan alat pengatur suhu udara yang dapat berfungsi dengan baik.
b. Melakukan sterilisasi udara secara berkala setiap 3 bulan dengan pembersihan
debu dan penyemprotan air freshner/odor/disinfektan.

3. Menyediakan peralatan kerja yang memadai untuk bekerja secara sehat, di


antaranya:
a. Komputer/laptop yang layak guna.
b. Meja kerja standar perkantoran.
c. Kursi ergonomis.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


7
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
4. Menjaga kebersihan ruang dan meja kerja, meliputi:
a. Membersihkan ruang kerja setiap hari, termasuk meja dan peralatan kerja.
b. Tidak meninggalkan bekas makanan dan minuman di meja kerja.

5. Menjaga kesehatan tenaga kerja dan lingkungan, dengan cara:


a. Menganjurkan setiap tenaga kerja agar menjaga kesehatan pribadi dan
lingkungannya agar terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu aktivitas
kerja.
b. Menganjurkan setiap tenaga kerja untuk menjaga kebugaran supaya selalu fit
dalam menjalankan tugasnya.
c. Meminta tenaga kerja, terutama yang berusia di atas 50 tahun, untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan agar dapat mengetahui dan mengantisipasi risiko saat
bekerja.

6. Menjaga produktivitas tenaga kerja, dengan cara:


a. Menetapkan bahwa jam kerja adalah pukul 08.30-16.30 dengan jeda pada pukul
12.00-13.00.
b. Jika diperlukan demi memenuhi tenggat pekerjaan, diberlakukan lembur
berdasarkan panduan Permenaker No. KEP 102 Tahun 2004 dengan kompensasi
yang diatur tersendiri.

7. Pencegahan pelecehan dan kekerasan seksual di tempat kerja, meliputi:


a. Melarang pelecehan dan kekerasan seksual diantara sesama tenaga kerja, baik
secara fisik, verbal maupun melalui isyarat, serta melalui media digital.
b. Menjadikan pelecehan dan kekerasan seksual di tempat kerja sebagai bentuk
pelanggaran berat bagi karyawan/tenaga kerja yang sanksinya adalah pemutusan
hubungan kerja.
c. Melakukan penuntutan hukum bagi pelanggaran yang terjadi jika disertai bukti
yang cukup.
d. Mendorong karyawan, tenaga kerja dan kontraktor untuk melaporkan dugaan
atau tindakan pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan di antara sesama
tenaga kerja melalui mekanisme pengaduan yang ada di dalam Proyek.

G. PANDUAN KODE ETIK

Panduan Kode Etik dalam dokumen ini bersifat preventif atau mencegah kemungkinan
terjadinya pelanggaran ketentuan sosial—meliputi; ketentuan etika, penjagaan mutu
kerja, penghindaran diskriminasi sosial dan pelibatan anak, serta Pencegahan Kekerasan
Berbasis Gender/terhadap Anak—yang dapat menyebabkan diberhentikannya tenaga
kerja dan/atau pekerjaan atau mengancam keberlanjutan kegiatan Proyek. Karena itu,

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


8
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
pelaksanaan pekerjaan pada kegiatan Proyek harus mengacu pada ketentuan berikut
ini:

Ketentuan Etika Kerja

Dalam menjalankan aktivitas kerja, setiap tenaga kerja dilarang:

1. Mengonsumsi minuman keras saat bekerja.


2. Menggunakan narkoba atau bahan lain yang dapat mengganggu aktivitas kerja.
3. Berlaku tidak sopan yaitu bertindak tidak pantas terhadap diri sendiri maupun orang
lain terutama perempuan dan anak, seperti; mengeluarkan kata-kata kasar,
melakukan pelecehan seksual, dan tindakan lainnya yang tidak sesuai dengan nilai,
norma dan budaya setempat.
4. Menggunakan atribut politik seperti kaos, bendera, spanduk dan sejenisnya di area
kerja.
5. Melanggar ketentuan-ketentuan Kode Etik yang disebutkan dalam Prosedur
Pengelolaan Tenaga Kerja dan Komitmen Kode Etik (sebagaimana pada Lampiran 1)

Penjagaan Mutu Kerja

Dalam menjalankan aktivitas kerja, pelaksana pekerjaan harus:


1. Memastikan bahwa Panduan Teknis sebagaimana disebut di atas benar-benar
dilaksanakan
2. Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan berorientasi pada hasil kerja
yang memuaskan
3. Membuat perencanaan kerja yang baik meliputi tahapan kerja berdasarkan; waktu,
capaian kerja, dan penanggung jawabnya; pemenuhan dokumen. mitigasi risiko
lingkungan dan sosial; fasilitasi rencana aksi Pencegahan Kekerasan Berbasis
Gender/terhadap Anak, dan pengisan form laporan pekerjaan.
4. Menghindarkan tenaga kerja dari perilaku yang dapat mengganggu proses kerja

Penghindaran Diskriminasi Sosial dan Pelibatan Anak

Dalam menjalankan aktivitas kerja, semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan dilarang:
1. Melakukan tindakan diskriminasi terhadapan SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan)
2. Melakukan diskriminasi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin
3. Melakukan secara langsung ataupun tak langsung aktivitas seksual dengan anak di
bawah usia 18 tahun, termasuk kontak melalui media digital
4. Melakukan eksploitasi anak-anak untuk kepentingan pekerjaan
5. Mempekerjakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


9
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender

Dalam menjalankan aktivitas kerja, semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan harus:
1. Menjadikan kekerasan gender sebagai bentuk pelanggaran berat bagi tenaga kerja
yang sanksinya adalah pemutusan hubungan kerja
2. Melarang eksploitasi, pelecehan serta kekerasan seksual secara fisik, verbal maupun
melalui isyarat, baik terhadap masyarakat sekitar maupun kepada sesama tenaga
kerja.
3. Melarang kontak atau aktivitas sosial dengan anak di bawah usia 18 tahun, termasuk
melalui media digital.
4. Melarang prostitusi, perdagangan manusia dengan tujuan seksual, dan eksploitasi
sejenis, baik di tempat kerja maupun di lingkungan sekitar tempat kerja berada.
5. Melakukan penuntutan hukum bagi pelanggaran kekerasan berbasis gender jika
disertai bukti yang cukup.
6. Mendorong karyawan, tenaga kerja dan kontraktor untuk melaporkan dugaan atau
tindakan kekerasan berbasis gender yang dilakukan sesama tenaga kerja melalui
mekanisme pengaduan yang dimiliki oleh Proyek.
7. Menandatangani Komitmen Kode Etik (Lampiran 1)

H. PELAPORAN DAN PENANGANAN KEJADIAN

Jika terjadi insiden terkait K4, kasus kekerasan berbasis gender/anak, dan kejadian
pelanggaran ketentuan sosial lainnya, penanggung jawab pekerjaan renovasi wajib
melapor kepada PMU kurang dari 24 jam setelah kejadian. Selanjutnya PMU
melaporkan ke Bank Dunia selambatnya 24 jam.

I. PELATIHAN

Pelatihan Panduan K4 dan Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak


diberikan oleh PMU kepada seluruh pihak, baik lembaga maupun perorangan, yang
terlibat dalam pelaksanaan Proyek. Pelatihan dimaksud untuk memastikan bahwa
setiap lembaga dan tenaga kerja memahami panduan ini.

J. IMPLEMENTASI DAN PENGAWASAN

Panduan ini berlaku untuk seluruh tenaga kerja di bawah proyek REP-MEQR.
Penanggung jawab lembaga dan setiap tenaga kerja wajib menandatangani Komitmen
Kode Etik (Lampiran 1.a dan 1.b). Seluruh penanggung jawab lembaga wajib memantau
dan memastikan penerapan Panduan ini dengan mengisi Formulir Pelaporan (Lampiran
2).

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


10
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Penanggung jawab pekerjaan untuk rehabilitasi kecil-sedang wajib melakukan
pengecekan terhadap keamanan perangkat kerja yang digunakan, alat pelindung diri,
serta keamanan lingkungan kerja sebelum pekerjaan dimulai.

K. EVALUASI DAN PELAPORAN

PMU melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan ini. Evaluasi
dimaksudkan untuk mengkaji efektivitas Panduan terhadap penanganan dampak dan
risiko pelaksanaan Proyek. Hasil evaluasi akan digunakan sebagai dasar perbaikan
Panduan.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


11
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Lampiran 1
Komitmen Pelaksanaan Kode Etik

Lampiran 1.a
Komitmen Unit Pelaksana

PROYEK
REALIZING EDUCATION’S PROMISE – MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM/
REP-MEQR

Komitmen Unit Pelaksana Proyek


(PMU, PCU, DCU, Konsultan)
dalam Penerapan Standar Lingkungan dan Sosial
pada Panduan Keselamatan, Kesehatan, dan Kode Etik Kerja (K4)
serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak

(Nama Unit Pelaksana) berkomitmen memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan Proyek
dilaksanakan dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup,
masyarakat, dan tenaga kerjanya. Hal ini dilakukan denAnakgan menerapkan Standar
Lingkungan dan Sosial pada Panduan Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Kerja
(K4) serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak dalam menjalankan
seluruh rangkaian kegiatan di Proyek REP-MEQR.

(Nama Unit Pelaksana) juga berkomitmen untuk memberikan perlindungan pada anak-anak
di bawah usia 18 tahun dengan memastikan tidak terjadinya eksploitasi, pelecehan dan
kekerasan seksual. Tindakan tersebut merupakan bentuk kekerasan berbasis gender, maka
dari itu, tindakan tersebut tidak akan dapat ditoleransi jika dilakukan oleh karyawan, tenaga
kerja, dan semua pihak yang terlibat dalam proyek.

(Nama Unit Pelaksana) memiliki tanggung jawab untuk menjunjung tinggi komitmen dalam
mematuhi Panduan Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Kerja (K4) serta
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak dengan mendukung dan
mempromosikan penerapannya serta mengembangkan sistem yang dapat memfasilitasi
pelaksanaan Rencana Aksi Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak untuk
dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berikut para kontraktor beserta tenaga
kerjanya dalam menjalankan seluruh rangkaian kegiatan proyek.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


12
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
(Nama Unit Pelaksana) juga berkewajiban untuk memastikan para kontraktor dapat
memastikan tempat kerja, lingkugan dan masyarakat sekitar yang aman dan bebas dari
kekerasan. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, terdapat beberapa upaya untuk
dilakukan, yaitu:

Penerapan

Untuk memastikan efektifitas penerapan Komitmen secara maksimal, maka unit pelaksana
perlu untuk:
1. Menampilkan secara jelas Komitmen ini di tempat kerja, kantor, dan di area publik.
Misalnya, di area tunggu, area istirahat, lobi, kantin, serta klinik kesehatan.
2. Menjelaskan Panduan baik secara lisan dan tertulis kepada semua staf dan tenaga kerja
serta semua pihak yang terlibat dalam proyek.
3. Memastikan bahwa:
a. Semua staf dan tenaga kerja menandatangani Komitmen Individu, termasuk
pernyataan bahwa semua tenaga kerja telah membaca dan setuju dengan komitmen
tersebut.
b. Daftar staf, tenaga kerja dan salinan Komitmen Individu yang telah ditandatangani
dapat diberikan kepada unit pelaksana, narahubung (Focal Point) Pencegahan
Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak, Kepala PIU, CPIU dan CPMU.
c. Semua tenaga kerja/staf wajib ikut berpartisipasi dalam pelatihan atau kegiatan
sosialisasi, briefing harian atau kegiatan diseminasi informasi lainnya terkait
penerapan Komitmen ini.
d. Menerapkan mekanisme bagi staf dan tenaga kerja untuk:
1) melaporkan pelanggaran terhadap Panduan K4 dan Pencegahaan Kekerasan
Berbasis Gender/Anak.
2) Melaporkan insiden kekerasan berbasis gender (secara rahasia) melalui
mekanisme penanganan keluhan yang ada di proyek.
e. Staf dan tenaga kerja perlu didorong untuk melaporkan pelanggaran terhadap
Panduan K4 dan Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak, baik yang
masih diduga atau yang sudah terjadi, karena ini merupakan bentuk tanggung jawab
staf dan tenaga kerja kepada lembaga di mana mereka bekerja. Selain itu, perlu
ditegaskan terhadap adanya prinsip kerahasiaan dalam pelaporan kasus yang
dilakukan.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


13
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
4. Sesuai hukum yang berlaku, (Nama Unit Pelaksana) secara maksimal berkewajiban
untuk mencegah pelaku eksploitasi dan pelecehan seksual untuk direkrut, dipekerjakan
kembali, atau ditempatkan pada proyek-proyek lain.
5. Memastikan bahwa semua bentuk kemitraan atau kerja sama yang dilakukan, baik sub-
kontraktor, pemasok, atau perjanjian kerja sama lainnya yang serupa dengan perjanjian
ini:
a. Menyertakan Panduan K4 dan Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender berbasis
Gender/Anak sebagai lampiran.
b. Menyatakan secara tegas bahwa kegagalan dalam kepatuhan terhadap penerapan
Panduan K4 dan Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak akan
ditindak secara tegas yaitu dengan penerapan sanksi sesuai dengan Komitmen
Individu, serta pemutusan perjanjian kerja.
6. Memberikan dukungan dan sumber daya kepada narahubung/focal point Kekerasan
Berbasis Gender untuk melaksanakan upaya sosialisasi atau kegiatan peningkatan
kesadaran tentang kode etik ini secara internal melalui kegiatan peningkatan
kesadaran, sosialisasi atau kegiatan serupa lainnya.
7. Memastikan bahwa pengaduan kekerasan berbasis gender yang memerlukan tindakan
polisi segera dilaporkan kepada PIU, PMU, dan Bank Dunia.
8. Setiap tindakan kekerasan berbasis gender yang diduga/telah terjadi wajib untuk
dilaporkan dan ditindaklanjuti sesuai protokol penanganan aduan, termasuk
mengedepankan prinsip kerahasiaan dan protokol penanganan kasus yang berpusat
pada pendekatan berbasis penyintas.
9. Memastikan setiap insiden terkait penerapan Panduan K4 dan Pencegahan Kekerasan
Berbasis Gender yang serius harus segera dilaporkan kepada kepala PMU.
10. Memastikan anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak dipekerjakan dalam kegiatan
proyek

Pelatihan atau kegiatan peningkatan kapasitas lainnya

1. (Nama Unit Pelaksana) bertanggung jawab untuk:


a. Memastikan bahwa Rencana Manajemen K4 dilaksanakan dengan pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan staf dan tenaga kerja, termasuk sub-kontraktor
b. Memastikan bahwa semua staf dan tenaga kerja memiliki pemahaman tentang
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Kontraktor (dan diberikan pelatihan agar
mereka dapat memahami dan menerapkan semua ketentuan tersebut.
2. Semua staf dan tenaga kerja diharuskan untuk mengikuti pelatihan terkait kode etik dan
pencegahan kekerasan berbasis gender untuk memastikan staf dan tenaga kerja
memahami tentang peran dan tanggung jawab mereka dalam menegakkan upaya-
upaya yang berkaitan dengan pencegahan kekerasan berbasis gender dalam seluruh
rangkaian kegiatan proyek.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


14
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
3. Memastikan sebelum staf dan tenaga kerja mulai bekerja di proyek, wajib mengikuti
pelatihan induksi yang difasilitasi oleh proyek. Pelatihan yang dimaksud adalah:
a. Pelatihan Panduan K4 dan Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap
Anak
b. Pelatihan isu kekerasan berbasis gender yang wajib diikuti oleh semua tenaga
kerja
c. Pelatihan bagi para kontraktor dan tenaga kerja.
4. Selama pekerjaan konstruksi dilakukan, semua staf harus mengikuti pelatihan K4 dan
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak

Tanggapan

1. (Nama Unit Pelaksana) akan mengambil tindakan yang tepat untuk menangani setiap
insiden K4 dan kasus Kekerasan Berbasis Gender/Anak.
2. Khusus Mengenai Kekerasan Berbasis Gender:
a. Memberikan masukan untuk rencana Tindakan Pencegahan Kekerasan Berbasis
Gender/terhadap Anak.
b. Setelah Panduan dan Komitmen diterapkan, Unit Pelaksana akan menjunjung
tindakan akuntabilitas yang ditetapkan dalam rencana tindakan pencegahan
kekerasan berbasis gender untuk menjaga kerahasiaan semua pihak yang
melaporkan atau (diduga) melakukan praktek kekerasan berbasis gender.
c. Apabila (nama unit pelaksana) memiliki kecurigaan tentang segala bentuk kekerasan
berbasis gender oleh kontraktor dan tenaga kerjanya, maka diwajibkan untuk
melaporkan kasus tersebut dengan menggunakan mekanisme penanganan keluhan
yang ada di Proyek.
d. Setelah sanksi ditetapkan, (Unit Pelaksana) bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa penerapan sanksi tersebut dapat diterapkan secara efektif, dalam jangka
waktu maksimum 14 hari sejak tanggal keputusan sanksi ditetapkan, dengan
berkonsultasi ke narahubung /focal point kekerasan berbasis gender dan PMU.
e. Jika (Unit Pelaksana) memiliki konflik kepentingan karena hubungan pribadi atau
keluarga dengan penyintas (korban) dan/atau pelaku, maka (Unit Pelaksana) harus
memberi tahu hal tersebut agar dapat menunjuk narahubung lain yang tidak
memiliki konflik kepentingan untuk menindak lanjuti dugaan kasus/kasus yang
terjadi.
f. Pastikan bahwa setiap kasus Kekerasan Berbasis Gender/Anak yang memerlukan
tindakan Polisi segera dilaporkan ke Polisi, PMU, dan Bank Dunia.
3. Jika menemukan penyedia jasa (Logistic Service Provider/LSP) dan tenaga kerjanya yang
gagal menangani insiden terkait Panduan K4 atau gagal melaporkan atau mematuhi
ketentuan Kekerasan Berbasis Gender/Anak, maka Unit Pelaksana dapat menerapkan
sanksi disipliner, termasuk:
a. Peringatan informal.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


15
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
b. Peringatan formal.
c. Pelatihan tambahan.
d. Pemotongan gaji (jumlahnya disesuaikan dengan bentuk kesalahan).
e. Pemberhentian kerja (tanpa pembayaran gaji), untuk jangka waktu minimal 1 bulan
sampai dengan maksimal 6 bulan.
f. Pemutusan hubungan kerja.
4. Kegagalan dalam menangani kasus terkait Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di
tempat kerja oleh perusahaan kontraktor dapat menjadi dasar untuk tindakan hukum
oleh pihak berwenang.

KOMITMEN UNIT PELAKSANA

Dengan ini saya selaku Penanggung Jawab Unit Pelaksana pada Kegiatan Proyek REP-
MEQR mengakui bahwa saya telah membaca Komitmen ini dan saya setuju untuk
mematuhi standar/aturan yang terkandung di dalamnya, serta memahami peran dan
tanggung jawab yang harus saya penuhi untuk menerapkan persyaratan Standar
Lingkungan dan Sosial pada Panduan Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
Kerja (K4) serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak.
Saya memahami bahwa setiap tindakan yang tidak sesuai dengan Panduan dan
Komitmen ini atau kegagalan untuk bertindak sesuai yang diamanatkan oleh
Pedoman dan Komitmen ini dapat mengakibatkan tindakan disipliner.

Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Tanda Tangan (dan :
Cap)
Materai 10.000

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


16
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Lampiran 1.b

Komitmen Perorangan

PROYEK
REALIZING EDUCATION’S PROMISE –MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM/
REP-MEQR

Komitmen Perorangan
dalam Penerapan Standar Lingkungan dan Sosial pada
Panduan Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Proyek (K4)
serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak
Pada Kegiatan ……………….

Saya, yang bertanda tangan, sebagaimana terlampir di bawah ini, memahami bahwa
skepatuhan terhadap penerapan standar Lingkungan, Sosial, Kesehatan, dan Keselamatan
(Health Safety and Environment - HSE) serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG)
dan Kekerasan terhadap Anak (KTA) yang dinyatakan dalam Panduan Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan Proyek (K4) serta Pencegahan Kekerasan Berbasis
Gender/terhadap Anak dalam seluruh kegiatan Proyek REP-MEQR wajib untuk dilaksakan.

(Nama Tenaga kerja) berkomitmen untuk menerapkan standar pada Panduan


Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Proyek (K4) serta Pencegahan Kekerasan
Berbasis Gender/terhadap Anak; baik itu di lokasi kerja, di lingkungan sekitar lokasi kerja,
dan/ atau di lingkungan sekitar masyarakat. Apabila gagal mengikuti standar tersebut
terutama pada Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak , maka dianggap
sebagai suatu pelanggaran berat dan oleh karena itu akan diberikan sanksi, mulai dari
peringatan, pemberian hukuman atau pemutusan hubungan kerja. Apabila sudah masuk
ke ranah pidana, maka pelaku pelanggaran dapat dituntut secara hukum (kepolisian).

Saya setuju bahwa saat melaksanakan kegiatan Proyek, saya akan:

1. Mematuhi semua aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam Panduan K4 serta
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak
2. Mengenakan alat pelindung diri (APD) setiap saat ketika berada di lokasi kerja atau
terlibat dalam kegiatan proyek.
3. Mematuhi kebijakan nihil minuman keras selama kegiatan kerja dan menghindari
penggunaan narkotika, obat-obatan atau zat lain yang setiap saat dapat mengganggu
atau merusak kemampuan kerja.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


17
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
4. Hadir dan berpartisipasi aktif dalam pelatihan dan/atau sosialisasi terkait Panduan K4
serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender yang diselenggarakan oleh perusahaan
tempat saya bekerja.
5. Menghargai keberagaman dan memperlakukan semua orang, termasuk perempuan,
anak-anak (di bawah usia 18 tahun), dan laki-laki dengan hormat terlepas dari
budaya, ide, pendapat, keterbatasan, jenis kelamin, etnis, asal, keyakinan politik,
keyakinan agama, generasi, status sipil, kelas sosial, orientasi seksual, dan tingkat
pendidikan.
6. Tidak menggunakan bahasa atau tingkah laku yang tidak pantas terhadap semua
orang, termasuk perempuan, dan anak-anak, seperti berlaku kasar, melakukan
pelecehan, seksual, merendahkan martabat atau tindakan lainnya yang tidak pantas
sesuai budaya setempat maupun umum.
7. Tidak melakukan eksploitasi seksual ke sesama tenaga kerja dan/atau ke anggota
masyarakat sekitar.
8. Tidak melakukan pelecehan seksual terhadap sesama tenaga kerja dan/atau ke
anggota masyarakat sekitar, baik secara isyarat, lisan atau verbal yang bersifat
seksual yang dapat membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau
terintimidasi. Misalnya, menggoda, bercanda secara seksis, mengajak/memaksa
untuk melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan, termasuk memberikan
hadiah pribadi yang bertujuan untuk memperoleh imbalan seksual.
9. Tidak menjanjikan sesuatu yang menguntungkan (misalnya promosi), atau
melakukan ancaman (misalnya memberikan ancaman kehilangan pekerjaan) atau
membayar dalam bentuk barang atau uang, untuk mendapat imbalan seksual.
10. Tidak menggunakan prostitusi dalam bentuk apa pun dan kapanpun di tempat kerja
maupun lingkungan sekitar tempat kerja berada.
11. Tidak melakukan/terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 18
tahun termasuk mengajari, atau kontak melalui media digital. Pemahaman keliru
mengenai usia anak tidak dapat dianggap sebagai suatu pernbelaan/pembenaran
atas terjadinya suatu kasus kekerasan. Selain itu, persetujuan dari anak yang
bersangkutan juga tidak dapat dijadikan sebagai pembelaan ataupun pembenaran
terhadap terjadinya kasus kekerasan.
12. Tidak akan melakukan interaksi yang bersifat seksual dengan anggota masyarakat
sekitar proyek, termasuk hubungan yang melibatkan janji yang menguntungkan
(dapat berupa uang atau barang) kepada anggota masyarakat dengan imbalan seks
(termasuk prostitusi). Aktivitas seksual semacam itu tidak dibenarkan dalam ruang
lingkup komitmen ini.
13. Akan melaporkan kepada atasan atau melalui mekanisme saluran pelaporan yang
ada tentang segala tindakan terkait dengan kekerasan berbasis gender atau bentuk
pelanggaran lainnya atas komitmen ini, baik untuk kasus yang masih diduga atau
kasus yang telah terjadi yang dilakukan oleh rekan kerja.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


18
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
14. Memberikan persetujuan atas pemeriksaan latar belakang yang dilakukan oleh polisi
setempat (surat keterangan catatan kepolisian atau berita acara pemeriksaan - BAP),
bila terbukti melakukan pelanggaran terhadap komitmen ini.

Berkenaan dengan anak-anak di bawah usia 18 tahun:

1. Menginformasikan kepada atasan jika ditemui anak-anak di lokasi proyek atau jika ada
anak-anak terlibat dalam kegiatan berbahaya.
2. Bila memungkinkan, memastikan ada orang dewasa lain ketika bekerja di area yang
dekat dengan anak-anak.
3. Tidak akan mengundang anak-anak yang bukan keluarga ke tempat kerja atau kamp
tenaga kerja tanpa didampingi orang dewasa, kecuali jika mereka sedang cedera atau
dalam bahaya fisik dengan tetap didampingi orang dewasa yang dikenal oleh anak
tersebut.
4. Tidak menggunakan komputer, telepon genggam, video dan kamera digital atau media
lainnya untuk mengeksploitasi atau melecehkan anak-anak atau mengakses situs
pornografi anak.
5. Menghindari melakukan hukuman fisik atau disiplin kepada anak-anak yang masuk ke
dalam kawasan proyek.
6. Tidak akan mempekerjakan anak-anak di bawah usia 18 tahun di dalam proyek
walaupun untuk pekerjaan domestik.
7. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan nasional dan daerah yang relevan,
termasuk undang-undang perburuhan terkait dengan tenaga kerja anak.
8. Berhati-hati saat memotret atau membuat video anak-anak, baik untuk kegiatan
proyek atau untuk penggunaan pribadi. Tindakan tersebut harus mendapat
persetujuan orang dewasa yang mendampinginya.

Sanksi

Saya memahami bahwa jika saya melanggar ketentuan yang ditetapkan dalam Komitmen
ini, saya akan mendapat tindakan disipliner dan akan diberikan sanksi yang dapat meliputi:
1. Peringatan informal.
2. Peringatan formal.
3. Pemutusan hubungan kerja.
4. Diproses hukum (aduan ke Polisi) jika diperlukan.

Saya memahami bahwa saya bertanggung jawab untuk mematuhi semua ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Komitmen ini, dengan menghindari semua tindakan atau perilaku
yang dapat ditafsirkan sebagai kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak.
Dengan ini saya menyatakan telah membaca ketentuan dalam Komitmen Perorangan ini,
dan memahami peran dan tanggung jawab saya untuk mencegah semua tindakan yang

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


19
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
dilarang tersebut, serta saya memahami bahwa tindakan apapun yang tidak konsisten
dengan Komitmen Perorangan ini dapat mengakibatkan tindakan disipliner yang dapat
mempengaruhi kontrak kerja saya yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, saya
menyatakan setuju untuk mematuhi semua ketentuan tersebut.

KOMITMEN PERORANGAN

Dengan ini saya mengakui bahwa saya selaku Perorangan yang bekerja dalam lingkup
Proyek REP-MEQR telah membaca Komitmen ini dan saya setuju untuk mematuhi
standar/aturan yang terkandung di dalamnya, serta memahami peran dan tanggung
jawab yang harus saya penuhi untuk menerapkan persyaratan Standar Lingkungan dan
Sosial pada Panduan Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Kerja (K4) serta
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/terhadap Anak.
Saya memahami bahwa setiap tindakan yang tidak sesuai dengan Panduan dan
Komitmen ini atau kegagalan untuk bertindak sesuai yang diamanatkan oleh Pedoman
dan Komitmen ini dapat mengakibatkan tindakan disipliner.

Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Tanda Tangan (dan :
Cap)
Materai 10.000

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


20
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
DAFTAR TENAGA KERJA
PENANDATANGAN KOMITMEN PERORANGAN
(Diisi oleh Unit Pelaksana dan Lembaga Penyedia Jasa)

No Nama Tanggal Tanda Tangan

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


21
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
No Nama Tanggal Tanda Tangan

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


22
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Lampiran 2
Panduan Penggunaan Laporan Kerja Harian

Lampiran 2.a

PROYEK
REALIZING EDUCATION’S PROMISE –MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM/
REP-MEQR

PANDUAN LAPORAN KERJA HARIAN

A. PANDUAN UMUM

Form ini merupakan bagian dari dokumen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupational
Health & Safety) Proyek Realizing Education’ Promise – Madrasah Education Quality
Reform/REP-MEQR. Proyek harus memastikan seluruh bentuk pelaksanaan kegiatan terkait
Proyek dapat diselenggarakan tanpa gangguan.

Kepastian perlindungan tenaga kerja merupakan implementasi langsung dari Standar Etika
dan Tata Perilaku Proyek yang salah satu aspeknya adalah kepatuhan pada perlindungan
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja Proyek. Seluruh pekerjaan konstruksi menjadi
output Proyek yang menjadi penentu kualitas pencapaian Proyek secara keseluruhan. Atas
dasar pertimbangan tersebut, maka Proyek akan memastikan bahwa pelaksanaan kerja
teknis konstruksi mampu dirancang, disiapkan serta dilaksanakan secara tepat dan tanpa
hambatan.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka Proyek telah menyiapkan Form Laporan
Kerja Harian. Form ini memiliki fungsi pemantauan (dashboarding) terkait kerja teknis di
lapangan bagi pelaksana maupun penanggung jawab pekerjaan Proyek. Apabila muncul
persoalan teknis yang berujung hal-hal yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, maka dapat dilakukan penanganan yang tepat sasaran.

B. PELAKSANAAN

Form Laporan Kerja ini merupakan dokumen kerja pada para pihak yang menjadi kontraktor
pada implementasi pekerjaan Proyek di lokasi. Panduan penggunaannya sebagai berikut:

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


23
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
1. Penanggung Jawab Pekerjaan Renovasi adalah pemegang kuasa teknis yang
bertanggung jawab untuk mengisi Form Laporan Kerja.
2. Form akan disiapkan oleh pihak Proyek (melalui Ketua Komponen) dan secara teknis
akan diawasi oleh Penanggung Jawab Madrasah di lokasi kerja.
3. Waktu pengisian form dilakukan pada jam terakhir pekerjaan harian. Durasi pekerjaan
mengikuti panduan umum yang berlaku: Pukul 08.00 - 17.00 waktu setempat.
4. Form yang sudah diisi lengkap harus diserahkan pada penanggung jawab lokasi
(Pimpinan Madrasah) di akhir kegiatan.
5. Pengecualian apabila terdapat kejadian luar biasa yang menimbulkan korban jiwa dan
luka berat, Penanggung Jawab Lapangan wajib melaporkan pada Pimpinan Lokasi
6. Apabila terjadi korban jiwa dan luka berat dari pekerjaan yang berdampak langsung
kepada komunitas pendidikan (guru, murid), maka keputusan terakhir untuk
menghentikan kegiatan
7. Pimpinan Madrasah wajib mengkurasi seluruh form yang diserahkan pelaksana proyek
untuk direkap secara (berkala) mingguan.
8. Pada akhir bulan, Penanggung Jawab Pekerjaan Renovasi/Rehabilitasi wajib melaporkan
hasil rekap Form Pelaporan Kerja kepada PMU.

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


24
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
Lampiran 2.b

PROYEK
REALIZING EDUCATION’S PROMISE –MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM/
REP-MEQR

FORMULIR LAPORAN KERJA HARIAN


MASA KERJA: …………………………….

1. FORM LAPORAN PEKERJAAN HARIAN

A LOKASI PEKERJAAN
Nama dan Desa/Kelurah
LAPORAN PEKERJAAN Kabupaten/
Lokasi an/Kecamata
Propinsi
Madrasah n
(NAMA/JENIS PEKERJAAN)
(HARI/BULAN/TAHUN)
(NAMA PENANGGUNG JAWAB
PEKERJAAN)

DETAIL STATUS
KEGIATAN HARI INI
PEKERJAAN 0 Accident Accident
B Briefing K3

Jenis Pekerjaan:
1……………………………………………….

2……………………………………………….

3……………………………………………….

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


25
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
C Material yang Digunakan:
1……………………………………………….
2……………………………………………….
3……………………………………………….
4……………………………………………….
5……………………………………………….

D Perlengkapan/Peralatan yang
Digunakan:
1……………………………………………….
2……………………………………………….
3……………………………………………….
4……………………………………………….
5……………………………………………….
6……………………………………………….

E Pelanggaran K3: Bentuk Tindak Lanjut/Perbaikan


Pelanggaran
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Penggunaan
Penyimpanan Peralatan
Penyimpanan Material

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


26
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
2. FORM LAPORAN HARIAN KECELAKAAN KERJA
A LOKASI PEKERJAAN
LAPORAN KECELAKAAN Nama & Lokasi Desa/Kelura Kecamatan/
Kerja han Kabupaten
(NAMA/JENIS PEKERJAAN)
(HARI/BULAN/TAHUN)
(NAMA PENANGGUNG JAWAB
PEKERJAAN)

Keterangan Tindakan
Uraian
Kategori Tanpa Luka/ Hari korektif
Kejadian
Kecelakaan Cedera Cedera Kerja dan tindak
(Deskripsi
Waktu Hilang lanjut
kecelakaan,
Kejadian (Solusi
No penyebab,
(Jam-Hari- jangka
dampak,
Tgl) pendek dan
lokasi,
rencana
identitas
perbaikan
korban)
ke depan)

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


27
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik
3. FORM HARIAN KESEHATAN TENAGA KERJA

SEHAT/
STATUS TENAGA KERJA JUMLAH SAKIT KETERANGAN
MASUK

Informasi Tambahan terkait Kesehatan di Lokasi Kerja dan Lingkungan Tinggal


Silakan diinformasikan jika di lingkungan pekerjaan ada pihak yang dalam kondisi Positiv
Covid-19, Suspect, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pengawasan (ODP):
Nama
Alamat
Informasi Kesehatan

Kontak Pasien

4. FORM LAPORAN KASUS KEKERASAN BERBASIS GENDER

TINDAK LANJUT (Lihat Mekaisme Penanganan Kasus dalam


WAKTU ADUAN KASUS
Prosedur Pengelolaan Tenaga Kerja)

(Hari/Tanggal)

Panduan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K4) dan


28
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender/Terhadap Anak serta Kode Etik

Anda mungkin juga menyukai