Desain:
MAK Unggulan Informatika
Dipublikasikan oleh:
Project Management Unit
Proyek Realizing Education’s Promise –
Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR)
Mei 2019
2. ECOP merupakan suatu keharusan di dalam kontrak pekerjaan konstruksi atau dokumen
lelang sehingga mewajibkan kontraktor patuh pada ketentuan lingkungan. Sesuai
dengan Procedure Pengelolaan Pekerja dari Kementerian Agama, Kontraktor harus
menyiapkan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial sederhana yang dikembangkan
minimal berdasarkan ECOP ini tetapi tidak terbatas pada ketentuan disini. Unit
Pelaksana Proyek (PIU) sebagai pemilik kegiatan dan supervisor pekerjaan konstruksi
bertanggungjawab untuk memantau kepatuhan terhadap ECOP dan menyiapkan
laporan yang di butuhkan.
a. Oli dan lubricant bekas, materials pembersih, bahan kimia dan grease
bekas (jika menggunakan) harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan
di jual kepada perusahaan daur ulang oli bekas terdaftar ,
berkoordinasi dengan pengawas/supervisor atau staff safeguard dari
7. Limbah kimia Kementrian Agama.
atau beracun b. Oli dan lubricant bekas, material pembersih bekas dll yang berasal dari
berbahaya perawatan kendaraan dan peralatan (jika berlaku) harus dikumpulan di
(B3) tempat/tank penampung dan di pindahkan dari lokasi oleh perusahaan
daur ulang oli bekas terdaftar untuk di musnahkan pada lokasi khusus
untuk limbah B3.
c. Menyimpan bahan bahan kimia ditempat yang aman seperti di berikan
atap, dipagar dan diberikan label yang sesuai.
1. Limbah elektronik atau yang dikenal dengan E-Waste merupakan barang elektronik
ataupun peralatan elektronik yang tidak lagi dibutuhkan/diperlukan (baik dalam keadaan
masih berfungsi maupun sudah rusak) dan akan dibuang/dimusnahkan. Jenis limbah ini
masuk dalam kategori limbah B3 (bahan Berbahaya dan Beracun) karena mengandung
berbagai bahan beracun dan berbahaya seperti timah hitam, merkuri. arsen, cadmium,
selenium dan krom. Limbah B3 termasuk limbah elektronik ini merupakan sampah atau
limbah spesifik yang membutuhkan penanganan khusus. Tanpa pengelolaan yang tepat
dalam hal pembuangannya, limbah elektronik akan berdampak negative terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia.
2. Berikut adalah beberapa barang dan peralatan elektronik yang biasanya berhubungan
dengan Teknologi Informasi (TI) dan Telekomunikasi, yang jika dikemudian hari sudah tidak
lagi diperlukan dan akan dibuang, limbahnya harus ditangani melalui suatu prosedur
pengelolaan limbah elektronik:
a. Sistem data processing yang tersentralisasi: mainframes, komputer mini
b. Peralatan komputer personal :
1) Komputer personal (Central Processing Unit with input and output devices)
2) Laptop (Central Processing Unit with input and output devices)
3) Notebook computers
4) Notepad computers
c. Printer, termasukcartridge
d. Peralatan fotokopi
e. Scanner
f. UPS dan Batere (komputer)
g. Mesin ketik elektronik
h. User terminal and systems
i. Mesin fax
j. Telefon , termasuk telpon genggam/telpon pintar
a. Cakupan: ECOP ini akan di implementasikan di kantor PIU (di pusat dan provinsi).
b. Penanggungjawab: Staf Bagian Umum di Setditjen Pendis atau staf di PIU yang ditunjuk
akan bertanggungjawab untuk mengimplementasikan ECOP ini dibawah pengawasan
Kepala Kantor/Direktur PIU. Direktur PIU ataupun staf yang ditunjuk (misalnya
safeguard specialist) akan memantau dan mengevaluasi implementasi ECOP secara
regular.
c. Hubungan keluar: Safeguards specialist yang dikontrak di PIU akan bertanggungjawab
untuk menjadi penghubung dengan pihak luar seperti KLHK dan Kemenkeu untuk
pemusnahan barang-barang yang sudah dihapuskan yang berupa limbah elektronik dan
hal-hal yang terkait dengan fasilitas pengumpulan sementara (Temporary Collection
Facility).
d. Dukungan Bank Dunia: Bank Dunia akan mengevaluasi penerapan ECOP saat misi
proyek (2 kali dalam setahun) untuk memastikan pelaksanaanya dan melihat peluang
untuk perbaikan lebih lanjut.
e. Pelaporan: Implementasi dari ECOP akan dilaporkan dalam Laporan Kwartal Proyek
(Quarterly Project Report -QPR).
***