Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan

Dosen : Desak Nyoman Suartini, S.KM.M.Kes

MAKALAH ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

DISUSUN OLEH : NIKELIS YENSI PASAU


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumwarohamtullohiwabarokatuh
Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kemurahan-Nya makalah “Etika Dan Estetika Berbudaya” ini dapat saya selesaikan
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik. Oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

Contents
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
C.Tujuan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. EtikaDanEstetikaBerbudaya............................................................................................5
1. Etika Manusia Dalam Berbudaya.....................................................................................5
2. Estetika manusia dalam berbudaya...................................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................................9
Daftar pustaka...................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan menciptakan


kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya dengan menciptakan kebudayaan. Di samping itu manusia mampu
menciptakan, memperbaharui, memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia. Tetapi
banyak juga manusia yang tidak memiliki etika dan estetika dalam berbudaya
sertatidak memanusiakan manusia. Melaluimakalah ini, kami akan membahas
mengenai etika dan estetika berbudaya, memanusiakan manusia dan
problematika kebudayaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Etika Dan Estetika Manusia Dalam Berbudaya

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Etika Dan Estetika Dalam Berbudaya
BAB II
PEMBAHASAN

A. EtikaDanEstetikaBerbudaya
Secara historis perkembangan zaman boleh saja mengalami perubahan
yang dahsyat.Namun,perankeseniantidakakanpernahberubahdalamtatanan
kehidupan manusia. Sebab, melalui media kesenian, makna harkat menjadi
citra manusia berbudaya semakin jelas dan nyata.
Bagi manusia Indonesia telanjur memiliki meterai sebagai bangsa yang
berbudaya. Semua itu dikarenakan kekayaan dari keragaman kesenian daerah
dari Sabang sampai Merauke yang tidak banyak dimiliki bangsa lain. Namun,
dalam sekejappandangan terhadap bangsa kita menjadi ”aneh” di mata dunia.
Apalagi
denganmencuatnyaberbagaiperistiwakerusuhan,danterjadinyapelanggaran
HAM yang menonjol makin memojokkan nilai-nilai kemanusiaan dalam
potret kepribadianbangsa.
Padahal, secara substansial bangsa kita dikenal sangat ramah, sopan,
santun dan sangat menghargai perbedaan sebagai aset kekayaan dalam
dinamika hidup keseharian. Transparansi potret perilaku ini adalah cermin
yang tak bisa disangkal. Bahkan, relung kehidupan terhadap nilai-nilai etika,
moral dan budaya menjadi bagian yang tak terpisahkan. Namun,
kenyataannya kini semuanya telah tercerabut dan ”nyaris” terlupakan.
1. Etika Manusia Dalam Berbudaya
Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan
dengan kebiasaan baik danburuk, yang diterima umum mengenai sikap,
perbuatan, kewajiban,dan sebagainya.Etikabisadisamakanartinyadengan
moral(mores dalam bahasa latin), akhlak atau kesusilaan.Etika berkaitan
dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan
masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak
susila, baik dan buruk perbuatan manusia.
Namun,etikamemilikimaknayangbervariasi.Bertensmenyebutkanada
tiga jenis makna etika sebagai berikut :
 Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorangatau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
 Etikadalamartikumpulanasasataunilaimoral.
 Etikadalamartiilmuajarantentangyangbaikdanyangburuk.

Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna
etikayangpertama.Nilai-nilaietikadalahnilaitentangbaikburukkelakuanmanusia.
Nilai etik diwujudkan ke dalam norma etik, norma moral, atau norma
kesusilaan.
Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena
menyangkut kehidupan pribadi. Penduduk norma etik adalah nurani, individu
dan bukan manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat
yang terorganisir. Norma ini dapat melengkapi ketidakseimbangan hidup
pribadi dan mencegah kegelisahan diri sendiri.
Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar terbentuk kebaikan
akhlak pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia
melakukan perbuatan
jahat.Membunuh,berzina,mencuri,dansebagainyatidakhanyadilarangoleh
norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasakan juga sebagai
bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani manusia.
Norma etik hanya membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban saja.
Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia sendiri yang
bersifatotonom dan tidak ditujukan kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada
sikap batin manusia. Batinnya sendirilah yang mengancam perbuatan yang
melanggar norma kesusilaan dengan sanksi itu. Kalau terjadi pelanggaran
norma etik, misalnya pencurian atau penipuan, maka timbullah dalam nurani
si pelanggar itu rasa penyasalan, rasa malu, takut dan merasa bersalah.
Budayaataukebudayaanadalahhasilcipta,rasa,dankarsamanusia. Manusia
yangberetika akanmenghasilkanbudaya yangmemilikinilai-nilaietik pula.
Etika berbudaya menganut tuntutan/keharusan bahwa budaya yang diciptakan
manusia mengandung nilai-nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau
diterima sebagian besar orang
Namundemikian,menentukanapakahsuatubudayayangdihasilkan
manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah menyimpang dari nilai etika
adalah bergantung pada paham atau ideologi yang meyakini
masyarakatpendukung kebudayaan.
Contohnya, budaya perilaku berduaan di jalan antara sepasang pemuda
mudi,bahkan bermesraan di hadapan umum. Masyarakat individual menyatakan
hal demikian bukanlah perilaku tidak etis, akan tetapi ada sebagian orang
ataumasyarakat yang berpandangan hal tersebut merupakan penyimpangan etik.

2. Estetika manusia dalam berbudaya


Estetika dapat dikatakan sebagai teori keindahan atau seni.Estetika
berkaitan dengan nilai indahatau jele.Nilai estetika berarti nilai tentang
keindahan.Keindahan dapat diberimakna secara luas, secara sempit, dan
estetik murni.
a. Secaraluas,keindahanmengandungidekebaikan.Bahwasegalasesuatuy
ang baik termasuk yang abstrak maupun yang nyata yang
mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas
meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang
indah,ilmu yang indah dan kebijakan yang indah.
Indahdalamartiluasmencakuphampirseluruhyangada,apakahmerupak
anhasil seni, alam, moral dan intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi
penglihatan (bentukdan warna ).
c. Secaraestetikmurni,menyangkutpengalamanseseorangdalamhubunga
n
dengansegalasesuatuyangdiresapinyamelaluipenglihatan,pendengara
n,perabaan dan perasaan yang semuanya dapat menimbulkan
persepsi(anggapan).
Jikaestetikadibandingkandenganetik,makaetikaberkaitandengannilai
tentang baik buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang
baikatau jelek. Sesuatu yang estetika berarti memenuhi bentuk
keindahan (secara estetik
murnimaupunsempit,baikdalambentukkata,warna,garisataupunnada).
Budaya yang estetik berarti budaya itu meliputi keindahan.
Apabilanilai etik bersifatrelatif universal, dalam arti bisa
diterima banyak orang, namun nilai estetik sangat subjektif dan
partikular. Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi
orang lain. Misalnya dua orang memandang sebuah lukisan. Orang
pertama akanmengakui akan keindahan dalam lukisan
tersebut,namunbisajadi orangkeduatidakmenemukan keindahan dalam
lukisan tersebut.
Oleh karena itu subjektif, nilai estetik tidak boleh dipaksakan
pada orang lain. Kita bisa memaksa seseorang untuk mengakui sebuah
keindahan lukisan sebagai pandangan kita. Nilai estetik lebih bersifat
kepada perasaan ,bukan pernyataan.
Budaya merupakan hasil karya manusia sesungguhnya
diupayakan untuk memanuhi unsur keindahan.Manusia sendiri memang
suka dengan keindahan.Disinilah masyarakat berusaha berestetika dalam
berbudaya sebudaya pasti dipandang memiliki nilai-nilai estetik bagi
masyarakat pendukung budaya tersebut.Hal-halyangindahdan
kesukaannya padakeindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka
ragam budaya.
Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang
indaholeh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat
budaya lain. Contohnya, budaya, suku-suku bangsa Indonesia.
Tariansuatu sukuberikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada
nilai estetikanya , bahkan dipandanganeh oleh masyarakat suku lain,
demikian pulasebaliknya.
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata-mata dalam
berbudaya harus memenuhi nilai-nilai keindahan.Lebih dari itu, estetika
berbudaya menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat)
untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya.
Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepaskan subjektivitas
kita untuk melihat adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya
yang demikian akan mampu memecah sekat- sekat kebekuan,
ketidakpercayaan, kecurigaan, dan rasa inferioritas antarbudaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Budayapastinyamemilikinilai,dalamhalinietika.Etikapadaumumnyamemba
haspandanganataunilaiyangbersifattata-krama,kesopanan,gotong-royong, dan
lainnya yang masih berhubungan dengan fisik, juga bersifat realistis, dan secara
kasat mata terlihat. Budaya yang mengandung nilai etika ini
memangsengajadilestarikan,sebabmungkintelahdiprediksikansebelumnya,nilai“ke
manusiaan”yangwajarakanlumpuhdimasamendatang,sepertihalnyapergeserannilai
yangtelahterjadisaatini.Estetika,ataupandangannilaiindahyangberasaldariobjek(m
anusia)kepadasubjek(budaya)yangada.Estetikatidakberbedajauhdarietika.Namund
alamhalestetika,nilaiberasaldaripemberinilaibaikmelaluimata,hati,maupunpikiran
nya,bukannilaiyangberasaldari‘paksaan’oranglain.

Pandangannilaiyangtidakbiasdipaksakaninilahyangingindijadikansebuahpa
ndanganatasberbagaimacambentukbudayayangadadidunia.Yangmanayangcocokd
engandirinya,yangmanabaikdipandangdalamlingkungannya,yangmanabergunaaga
rdapatdijadikancontohdengantetapmenjagakeberlangsunganbudayaselama dunia
ini masih tercipta. Baik etika maupun estetika adalah unsur yang harus ada dalam
pelestariannya. Terwujudnya budaya yang tanpa dasar etika dan
estetikapatutlahdipertanyakansepertimengapabudayatersebutharusmunculdanapa
manfaatbudayatersebut.

B. Saran
Etika dan estetikaberbudaya harus dimilikioleh seluruh
masyarakatIndonesiakarenapemahamantentangetikadan
estetikabudayasangatpentingdalamrangkamenahanperubahansocialyangberdampa
knegativesertalatarbelakangmahasiswasebagaikalanganintelektual yang menjadi
panutan masyarakat luas..
Daftar pustaka

Ahmadi,Abu.1991.IlmuSosialDasar.Jakarta:RinekaCipta.

Cohen,1964.SocialWorkandSocialProblem.NewYork:PenerbitNSW.

Herimanto,dkk.2008.IlmuSosialdanBudayaDasar.JakartaTimur:PTBumiAksara.
Rosita.2015.ManusiasebagaiMahlukBudaya.http://www.ISBD.htm.17September
Salim,Asbar.2014.MataKuliahIlmuSosialdan Budaya

Anda mungkin juga menyukai