1. ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK MENURUT PASAL 5
UU NOMOR 10 TAHUN 1004 A. Asas Kejelasan Tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Contohnya : B. Asas Kelembagan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat, yaitu bahwa setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh Lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh Lembaga/pejabat yang tidak berwenang. Contohnya : C. Asas Kesesuaian Antara Jenis Hirarki dan Materi Muatan, yaitu bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undanganya. Contohnya : D. Asas Dapat Dilaksanakan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas peraturan perundamg-undangan tersebut di dalam masyarakat baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis. Contohnya : E. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan, yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contohnya : F. Asas Kejelasan Rumusan, yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminology, serta Bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya. Contohnya : G. Asas Keterbukaan, yaitu bahwa dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas- luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan perundang- undangan. Contohnya :
2. ASAS MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENURUT PASAL 6 ayat (1)
UU NOMOR 10 TAHUN 2004 A. Asas Pengayoman, yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat. Contohnya : B. Asas Kemanusiaan, yaitu setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan pengayoman hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional. Contohnya : C. Asas Kebangsaan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistic (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip NKRI. Contohnya : D. Asas Kekeluargaan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan. Contohnya : E. Asas Kenusantaraan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia materi muatan peraturan perundang-undangan yang dibuat didaerah merupakan bagian dari system hukum nasional yang berdasarkan Pancasila. Contohnya : F. Asas Bhineka Tunggal Ika, yaitu bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitive dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contohnya : G. Asas Keadilan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali. Contohnya : H. Asas Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan, yaitu bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latarbelakang antara lain agama, suku, ras, golongan, gender, atau status social. Contohnya : I. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum. Contohnya : J. Asas Keseimbangan, Keserasian dan Kselarasan, yaitu bahwa materi muatan setiap peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara. Contohnya :
3. ASAS MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENURUT PASAL 6 ayat (2)
UU NOMOR 10 TAHUN 2004 - DALAM HUKUM PIDANA A. Asas Legalitas, yaitu tidak ada suatu perbuatan dapat dihukum kecuali telah ada peraturan perundang-undangan sebelumnya. Contohnya : B. Asas Tiada Hukum Tanpa Kesalahan, yaitu bahwa seseorang yang telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan hukum pidana yang berlaku tidak dapat dipidana oleh karena ketiadaan kesalahan dalam perbuatannya tersebu. Contohnya : C. Asas Pembinaan Narapidana, yaitu perlakuan terhadap warga binaan pemasyarakatan dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh warga binaan pemasyarakatan, juga memberikan bekal hidup kepada warga binaan pemasyarakatan agar menjadi warga yang berguna di dalam masyarakat. Contohnya : D. Asas Praduga Tak Bersalah, yaitu diartikan sebagai ketentuan yang menganggap seseorang yang menjalani proses pemidanaan tetap tidak bersalah sehingga harus dihormati hak-haknya sebagai warga negara sampai ada putusan pengadilan negeri yang menyatakan kesalahannya. Contohnya :
- DALAM HUKUM PERDATA
A. Asas Kesepakatan, yaitu pada dasarnya perjanjian sudah lahir sejak detik tercapainya kata sepakat. Contohnya : B. Asas Kebebasan Berkontrak, yaitu perwujudan dari kehendak bebas sebagai pancaran hak asasinya, asas ini berhubungan pula denga nisi perjanjian yaitu untuk menentukan apa dan siapa perjanjian itu diadakan. Contohnya : C. Asas Itikad Baik, yaitu bahwa masing-masing pihak dalam suatu perjannian yang akan disepakati mempunyai kewajiban untuk memberikan keterangan atau informasi selengkap-lengkapnya yang dapat mempengaruhi keputusan pihak lain dalam hal menyepakati perjanjian atau tidak. Contoh