Anda di halaman 1dari 3

NAMA : LELY ANGGRAINI

NIM : 181010250109

KELAS : 06HUKP001

MATKUL : ILMU PERUNDANG – UNDANGAN

1. ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK MENURUT PASAL 5


UU NOMOR 10 TAHUN 1004
A. Asas Kejelasan Tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan
harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Contohnya :
B. Asas Kelembagan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat, yaitu bahwa setiap jenis peraturan
perundang-undangan harus dibuat oleh Lembaga/pejabat pembentuk peraturan
perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat
dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh Lembaga/pejabat yang tidak
berwenang. Contohnya :
C. Asas Kesesuaian Antara Jenis Hirarki dan Materi Muatan, yaitu bahwa dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang
tepat dengan jenis peraturan perundang-undanganya. Contohnya :
D. Asas Dapat Dilaksanakan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan
harus memperhitungkan efektifitas peraturan perundamg-undangan tersebut di dalam
masyarakat baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis. Contohnya :
E. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan, yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan
dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contohnya :
F. Asas Kejelasan Rumusan, yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika dan
pilihan kata atau terminology, serta Bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti,
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
Contohnya :
G. Asas Keterbukaan, yaitu bahwa dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan
mulai dari perencanaan, persiapan penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan
terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-
luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan perundang-
undangan. Contohnya :

2. ASAS MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENURUT PASAL 6 ayat (1)


UU NOMOR 10 TAHUN 2004
A. Asas Pengayoman, yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus berfungsi
memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.
Contohnya :
B. Asas Kemanusiaan, yaitu setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan perlindungan dan pengayoman hak-hak asasi manusia serta harkat dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional. Contohnya :
C. Asas Kebangsaan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistic (kebhinekaan) dengan
tetap menjaga prinsip NKRI. Contohnya :
D. Asas Kekeluargaan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan
harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan. Contohnya :
E. Asas Kenusantaraan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan
senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia materi muatan
peraturan perundang-undangan yang dibuat didaerah merupakan bagian dari system
hukum nasional yang berdasarkan Pancasila. Contohnya :
F. Asas Bhineka Tunggal Ika, yaitu bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan
harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus
daerah dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitive dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contohnya :
G. Asas Keadilan, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.
Contohnya :
H. Asas Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan, yaitu bahwa materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan
berdasarkan latarbelakang antara lain agama, suku, ras, golongan, gender, atau status
social. Contohnya :
I. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum, yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui
jaminan adanya kepastian hukum. Contohnya :
J. Asas Keseimbangan, Keserasian dan Kselarasan, yaitu bahwa materi muatan setiap
peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan
keselarasan antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan
negara. Contohnya :

3. ASAS MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENURUT PASAL 6 ayat (2)


UU NOMOR 10 TAHUN 2004
- DALAM HUKUM PIDANA
A. Asas Legalitas, yaitu tidak ada suatu perbuatan dapat dihukum kecuali telah ada
peraturan perundang-undangan sebelumnya. Contohnya :
B. Asas Tiada Hukum Tanpa Kesalahan, yaitu bahwa seseorang yang telah melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan hukum pidana yang berlaku tidak
dapat dipidana oleh karena ketiadaan kesalahan dalam perbuatannya tersebu.
Contohnya :
C. Asas Pembinaan Narapidana, yaitu perlakuan terhadap warga binaan pemasyarakatan
dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh
warga binaan pemasyarakatan, juga memberikan bekal hidup kepada warga binaan
pemasyarakatan agar menjadi warga yang berguna di dalam masyarakat. Contohnya :
D. Asas Praduga Tak Bersalah, yaitu diartikan sebagai ketentuan yang menganggap
seseorang yang menjalani proses pemidanaan tetap tidak bersalah sehingga harus
dihormati hak-haknya sebagai warga negara sampai ada putusan pengadilan negeri yang
menyatakan kesalahannya. Contohnya :

- DALAM HUKUM PERDATA


A. Asas Kesepakatan, yaitu pada dasarnya perjanjian sudah lahir sejak detik tercapainya
kata sepakat. Contohnya :
B. Asas Kebebasan Berkontrak, yaitu perwujudan dari kehendak bebas sebagai pancaran
hak asasinya, asas ini berhubungan pula denga nisi perjanjian yaitu untuk menentukan
apa dan siapa perjanjian itu diadakan. Contohnya :
C. Asas Itikad Baik, yaitu bahwa masing-masing pihak dalam suatu perjannian yang akan
disepakati mempunyai kewajiban untuk memberikan keterangan atau informasi
selengkap-lengkapnya yang dapat mempengaruhi keputusan pihak lain dalam hal
menyepakati perjanjian atau tidak. Contoh

Anda mungkin juga menyukai