Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PERBANDINGAN HUKUM MEMBUAT ARTIKEL OPINI

NAMA : AJI CAHYO WIBOWO


NIM : 181010250208
KELAS : 06HUKP001

DOSEN : ISNU HARJO PRAYITNO S.H , M.H


PELANGGARAN PIDANA DAN KEJAHATAN YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK
KUAT YANG BERKUASA

Selama ini penilaian bagi pelaku kejahatan sebagian besar pasti dilakukan oleh orang-
orang dengan kelas ekonomi menengah kebawah. Di Indonesia marak sekali terjadi kejahatan
yang dilakukan oleh pihak kuat yang berkuasa, penindakannya pun seakan-akan tidak efektif dan
hukumnya juga selalu memihak pada yang kuat sehingga yang lemah harus menerima derita,
atau bisa dianalogikan hukum itu tajam kebawah namun tumpul keatas, sebenarnya mengapa hal
ini terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya. Untuk itu simak pendapat saya berikut ini.

White colar crime atau kejahatan kerah putih merupakan tindakan yang
menyalahgunakan dan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki seseorang maupun kelompok
untuk kepentingan pribadinya maupun golongannya. Kejahatan jenis ini biasanya terjadi dalam
lingkup pekerjaan yang dimana ketika seseorang atau sekelompok orang menjabat suatu jabatan
yang cukup tinggi di suatu instansi, mereka memanfaatkan jabatannya untuk mendapat
keuntungan baik itu berupa tindakan suap menyuap, korupsi, kolusi dan nepotisme.

Saat ini dalam sebuah institusi pemerintahan maupun swasta sulit menemukan orang
jujur yang benar-benar bersih dari tindakan kotor white colar crime, bahkan di perusahaan kecil
sekalipun seseorang yang ingin melamar pekerjaan harus kenal dengan orang dalam agar dapat
diterima bekerja. Maka jangan kaget jika di golongan atas lebih parah dengan memanfaatkan
pangkat, jabatan, status, dan uang dapat mengendalikan hukum dan orang-orang yang
berkedudukan lemah dimata hukum. Contohnya saja kasus korupsi E-KTP yang dilakukan setya
novanto, kasus korupsi dan suap yang dilakukan djoko tjhandra, penerimaan suap irjen napoleon
bonaparte untuk menghapus red notice djoko tjhandra, kasus korupsi bansos covid-19 oleh juliari
batubara sebagai menteri sosial.
Yang menjadi pertanyaan di benak kita mengapa hal ini terjadi, dari pandangan saya hal
ini terjadi karena ketamakan manusia yang tidak pernah puas akan apa yang dimikinya, selain itu
hukumnya juga mendukung seseorang untuk melakukan hal tersebut karena hukuman seorang
pencuri ayam dengan hukuman seorang koruptor beda tipis dan lebih enak jika menjadi koruptor.
Para penegak hukumnya juga lemah dengan iming-iming uang dalam jumlah besar.

Sehingga solusinya adalah dengan reformasi dan revolusi mental dimulai dari diri sendiri
sebagai unit terkecil kehidupan masyarakat yakni dengan tidak melakukan perbuatan yang
menyelewengkan uang sekecil apapun jumlahnya. Adapun yang secara nyata dapat dilakukan
pemerintah adalah dengan restrukturisasi hukum dengan membentuk kembali hukum agar
tindakan white colar crime ini bisa dikenai dengan pidana yang lebih berat seperti pidana mati
misalnya, selain itu dengan memperkuat lembaga penegakan hukum juga akan mengurangi
intensitas terjadinya white colar crime.

Namun yang lucu di negeri ini lembaga penegak hukum anti rasuah seperti KPK justru
sekarang sedang dilemahkan untuk menguntungkan kepentingan golongan di pemerintahan.
Berulang kali edukasi untuk tidak memanfaatkan kekuasaan sering digaungkan namun golongan
tinggi di pemerintahan sering kali bolak balik melakukan tindakan yang tidak semestinya dan
tidak dibenarkan dengan mencuri uang negara dengan memanfaatkan kewenangan dan
kedudukannya.

Kesimpulannya memang bekerja di lingkungan pemerintahan dan perusahaan merupakan


ladang basah untuk meraup pundi-pundi rupiah secara culas, namun kembali ke pribadi masing-
masing orang juga. Orang yang sudah berpegang teguh pada nilai kejujuran dan agama pasti
tidak akan tergiur untuk melakukan white colar crime.

Anda mungkin juga menyukai