Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIFITAS METODE 5 S (SWADDLING, SIDE/ STOMACH POSITION,

SUSHING, SWINGING, SUCKING) TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI


SAAT IMUNISASI PENTAVALEN

Trimawati

Universitas Ngudi Waluyo


Email: Akbar.moms@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang Imunisasi merupakan sumber nyeri akut pada bayi yang mampu menimbulkan trauma
walaupun terjadi secara singkat. Rendahnya kadar endorphine pada bayi menyebabkan mekanisme
pertahanan bayi terhadap nyeri menjadi terbatas. Penanganan yang tidak tepat akan menimbulkan
dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga manajemen nyeri saat imunisasi harus
menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Salah manajemen nyeri non farmakologi yang bisa dilakukan
adalah metode 5 S ( swaddling, side/stomach position, shushing, swinging, sucking) yang efektif dan
mudah dilakukan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intervensi fisik metode
5 S terhadap respon nyeri bayi saat dilakukan injeksi imunisasi. Metode Desain penelitian ini adalah
Randomized Controlled Trial dengan pos tes pada kelompok kontrol (post test only control group design).
Sampel terdiri dari bayi usia 2 – 6 bulan berjumlah 80 responden yang terpilih secara acak melalui
randomisasi blok. Sampel terbagi dalam kelompok intervensi (n=41) dan kontrol (n=39). Pada kelompok
intervensi dilakukan metode 5 S oleh petugas dan pada kelompok kontrol bayi ditenangkan oleh orang tua
sesaat setelah dilakukan imunisasi. Kriteria inklusi meliputi: usia 2-6 bulan, jenis imunisasi Pentavalen,
berat badan lahir > 2500 gram dan bukan prematur, sehat dan tidak pernah di rawat di NICU. Kriteria
eksklusi meliputi bayi menagis sebelum tindakan imunisasi dan bayi mendapatkan polio oral sebelum 2
menit setelah imunisasi. Pengukuran respon nyeri menggunakan MBPS (modified behavioral pain scale)
dan dilakukan 3 kali yaitu 30 detik, 1 menit, 2 menit setelah imunisasi. Analisis menggunakan uji Chi
square untuk melihat pengaruh metode 5S terhadap nyeri. Hasil Nyeri secara signifikan lebih rendah
pada kelompok intervensi 5 S dibanding kelompok kontrol. Dari ketiga pengukuran di dapatkan nilai p <
0,01 di semua pengukuran dengan nilai Odd ratio untuk masing-masing pengukuran adalah 3,4 (95% CI
1,28-8,91), 3,8 (95% CI 1,34-10,5) dan 5,0 (95% CI 1,64-15,5). Kesimpulan Pemberian metode 5S
efektif menurunkan respon nyeri bayi usia 2 – 6 bulan saat dilakukan tindakan imunisasi Pentavalen.

Kata kunci: nyeri,injeksi imunisasi Pentavalen, metode

PENDAHULUAN bayi 11. Selain itu, tindakan imunisasi


Periode bayi merupakan fase yang dilakukan secara rutin merupakan
penting dalam tumbuh dan kembang sumber utama nyeri iatrogenik pada
anak serta sangat rentan untuk terjangkit bayi dan anak – anak 10. Nyeri yang
penyakit terutama penyakit infeksi tidak ditangani akan mengakibatkan
karena daya tahan tubuh yang belum dampak yang serius baik dalam jangka
terbentuk dan berfungsi secara optimal. waktu pendek maupun jangka waktu
Upaya yang bisa dilakukan adalah panjang 12.
imunisasi untuk mencegah penyakit dan Tindakan yang bisa dilakukan untuk
kematian dari penyakit menular dengan mengelola nyeri secara non
meningkatkan kekebalan seseorang farmakologis. untuk mengurangi nyeri
secara aktif terhadap suatu penyakit 3. saat imunisasi adalah intervensi fisik
Namun, imunisasi secara injeksi metode 5 S (swaddling, side/stomach
merupakan salah satu tindakan yang position, shushing, swinging and
paling menyebabkan nyeri pada masa

34 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 3, No. 1, November 2016; 34-38


sucking) yang mampu mengurangi nyeri dengan menggunakan median. Nilai
selama pelaksanaan imunisasi rutin. median yang didapatkan adalah 8. Data
Tujuan penelitian ini untuk di analisis dengan menggunakan uji
mengidentifikasi pengaruh pemberian Chi-Square, dengan hubungan antar
metode intervensi fisik 5 S terhadap variabel dianggap bermakna jika dalam
respon nyeri imunisasi pada bayi di uji statistik didapatkan nilai p<0,05.
Puskesmas Lerep dan Puskesmas
Ungaran. HASIL
Karakteristik Responden
METODE Berdasarkan hasil uji statistik
Jenis penelitian ini kuantitatif, didapatkan bahwa total 80 responden
desain Randomized Controlled Trial yang terlibat dalam penelitian terbagi
dengan pos tes pada kelompok kontrol. atas 41 (51,2%) responden dalam
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kelompok intervensi dan 39 (48,8%)
Lerep dan Puskesmas Ungaran di dalam kelompok kontrol. Adapun untuk
wilayah Kabupaten Semarang pada karakteristik responden yang terdiri dari
bulan Juli–September 2015. jenis kelamin, usia, pengalaman
Penetapan sampel didasarkan dari sebelumnya terhadap nyeri dan
kepustakaan yaitu dari penelitian penyuntik tidak terdapat perbedaan
2
sebelumnya . Jumlah sampel jumlah yang signifikan antara kedua
keseluruhan adalah 80 responden untuk kelompok. Jumlah tersebut mewakili
kedua kelompok dan penetapan bahwa karakteristik reponden di
kelompok intervensi dan kontrol kelompok intervensi maupun kelompok
dilakukan dengan randomisasi blok. kontrol tidak ada perbedaan atau setara.
Adapun kriteria inklusi meliputi ; Usia Adapun distribusi respon nyeri
2–6 bulan, jenis imunisasi Pentavalen, imunisasi didapatkan nyeri berat banyak
BB > 2.500 gram, bukan prematur, ditemukan pada kelompok kontrol.
sehat, tidak dengan kelainan kongenital.
Tidak pernah dirawat di NICU. Adapun Analisis Bivariat
kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah Dari hasil analisis uji Chi-Square
bayi diberikan vaksin Polio oral pengaruh metode 5 S terhadap respon
sebelum 2 menit dan sudah menangis nyeri bayi di pengukuran 1 (30 detik),
sebelum dilakukan imunisasi. pengukuran 2 (1 menit) dan pengukuran
Pengukuran respon nyeri bayi dilakukan 3 (2 menit). Adapun hasil analisis
dengan menggunakan skala nyeri disimpulkan bahwa nilai p pada
MBPS (modified behavioral pain scale) pengukuran pertama adalah 0,012, nilai
selama 3 kali yaitu 30 detik, 1 menit p pada pengukuran kedua adalah 0,010
dan 2 menit setelah dilakukan tindakan dan nilai p pada pengukuran ketiga
imunisai. Alat ukur ini dapat digunakan adalah 0,03. Dari analisis tersebut
untuk bayi usia 2 sampai 6 bulan pada didapatkan bahwa nilai p dari semua
saat dilakukan injeksi imunisasi 8. Hasil pengukuran nyeri yang dilakukan saat
pengukuran nyeri ini terdiri dari 3 tindakan penyuntikan imunisasi yang di
penilaian dengan total skor 0 untuk ukur dengan menggunakan skala nyeri
tidak ada nyeri dan 10 untuk nyeri MBPS adalah p < 0,05.
hebat. Adapun penilaian tersebut terdiri Adapun untuk nilai Odd Ratio
dari ekspresi muka (0-3), menangis (0– didapatkan 3,38 pada pengukuran 1
4), pergerakan (0, 2, 3). Pembagian yang berarti bayi yang diberikan
kategori dilakukan dengan cut off point intervensi metode 5 S mempunyai

Efektifitas Metode 5 S (Swaddling, Side/ Stomach Position, Sushing, Swinging, Sucking) 35


Terhadap Respon Nyeri Pada Bayi Saat Imunisasi Pentavalen
Trimawati
kemungkinan3,38 kali untuk mengalami dengan jenis kelamin perempuan masuk
nyeri lebih rendah (nyeri ringan-sedang) dalam kategori nyeri berat lebih banyak
dibandingkan bayi yang tidak diberikan dibandingkan responden laki- laki. Hal
intervensi metode 5S atau probabilitas tersebut berarti respon nyeri perempuan
pasien yang diberikan intervensi metode lebih tinggi dibandingkan laki- laki.
5S untuk mengalami nyeri yang lebih Beberapa faktor yang mempengaruhi
ringan adalah 77 %. Nilai Odd Ratio respon nyeri seseorang antara lain, usia,
pada pengukuran 2 adalah 3,75 yang jenis kelamin, pengalaman sebelumnya
berarti bayi yang diberikan intervensi terhadap nyeri. Untuk jenis kelamin
metode 5 S mempunyai kemungkinan sebenarnya tidak terlalu berbeda, akan
3,75 kali untuk mengalami nyeri lebih tetapi faktor budaya yang juga
rendah (nyeri ringan-sedang) berpengaruh terhadap respon nyeri
dibandingkan bayi yang tidak diberikan sesuai jenis kelamin 8. Menurut
intervensi metode 5S atau probabilitas penelitian yang dilakukan 5, prevalensi
pasien yang diberikan intervensi metode terhadap nyeri lebih tinggi terjadi pada
5S untuk mengalami nyeri yang lebih perempuan dibandingkan laki-laki. Hal
ringan adalah 79 %. Adapun nilai Odd tersebut berkaitan dengan bagaimana
Ratio pada pengukuran 3 adalah 5,01 zat kimia seperti Progestin, Androgen
yang berarti bayi yang diberikan yang memodulasi sistem saraf yang
intervensi metode 5 S mempunyai berkaitan dengan nyeri. Hal senada juga
kemungkinan 5,01 kali untuk disampaikan oleh 10, bahwa laki – laki
mengalami nyeri lebih rendah (nyeri memiliki toleransi lebih tinggi terhadap
ringan-sedang) dibandingkan bayi yang nyeri sedangkan perempuan
tidak diberikan intervensi metode 5S membutuhkan waktu yang lebih lama
atau probabilitas pasien yang diberikan untuk tenang saat dilakukan tindakan
intervensi metode 5S untuk mengalami imunisasi.
nyeri yang lebih ringan adalah 83 %. Dalam variabel umur menunjukan
Dari nilai OR tersebut dapat bahwa ada hubungan antara umur
disimpulkan bahwa secara klinis responden dengan respon nyeri saat
pemberian intervensi metode 5 S efektif tindakan imunisasi. Analisa
menurunkan respon nyeri pada bayi. menunjukan bahwa semakin besar usia
Adapun pengaruh karakteristik bayi rata-rata respon nyeri semakin
responden terhadap respon nyeri besar. Menurut penelitian didapatkan
didapatkan bahwa jenis kelamin, usia bahwa usia bayi yang lebih tua lebih
dan pengalaman sebelumnya berespon terhadap nyeri dibanding usia
berpengaruh terhadap respon nyeri bayi bayi yang lebih muda. Hal tersebut
dengan nilai p<0,05 di semua sesuai dengan fase perkembangan bayi
pengukuran. Untuk penyuntik usia 4 bulan sampai dengan 8 bulan
didapatkan nilai p>0,05 yang berarti yang mulai memiliki kewaspadaan
bahwa tidak ada pengaruh penyuntik terhadap diri dan orang lain serta
terhadap respon nyeri bayi. muncunyal fase ansietas terhadap
perpisahan. Selain itu pada usia 6 bulan
PEMBAHASAN bayi menunjukan kelekatan pada satu
Pada penelitian didapatkan bahwa ada orang dan menjadi tampak kurang
hubungan antara jenis kelamin dengan bersahabat terhadap orang asing serta
respon nyeri saat dilakukan imunisasi ansietas terhadap orang asing menjadi
baik pada kelompok intervensi maupun semakin jelas. Perilaku yang umum
kelompok kontrol. Jumlah responden terjadi adalah memeluk orang tua,

36 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 3, No. 1, November 2016; 34-38


memalingkan muka dari orang asing metode kombinasi dari beberapa
dan menangis 9. manajemen nyeri secara non
Analisis dari variabel farmakologi. Adanya penggunaan
pengalaman sebelumnya terhadap nyeri bersamaan dari beberapa metode
didapatkan bahwa semakin banyak tersebut efektif untuk menurunkan
pengalaman terhadap nyeri justru respon nyeri yang muncul pada bayi 6.
jumlah responden dengan kategori nyeri Metode 5 S (swaddling,
berat lebih banyak. Hal tersebut sesuai side/sto,ach position, shushing,
dengan pendapat1, meskipun bayi sudah swinging and sucking) merupakan suatu
bisa merasakan nyeri tetapi persepsi metode kombinasi dari beberapa
terhadap nyeri belum dirasakan secara manajemen nyeri secara non
sempurna sehingga ingatan bayi farmakologi. Adanya penggunaan
terhadap respon nyeri ini juga belum bersamaan dari beberapa metode
disimpan secara sempurna. Hal tersebut tersebut efektif untuk menurunkan
menyebabkan bayi akan tetap respon nyeri yang muncul pada bayi 8.
memberikan respon yang hampir sama Menurut teori pengontrolan nyeri 9,
walaupun sudah pernah mengalami tubuh mempunyai neuromodulator atau
sumber nyeri yang sama. Pada pembunuh nyeri alami tubuh yang
karakteristik penyuntik didapatkan mampu melepaskan endorphin dan
bahwa karakteristik tersebut tidak dinorfin yang mampu menutup
berpengaruh terhadap respon nyeri pada mekanisme pertahanan terhadap nyeri.
bayi. Adapun tindakan distraksi, konseling,
Respon nyeri bayi terhadap pemberian placebo merupakan upaya
tindakan imunisasi pada penelitian ini yang dapat melepaskan endorphin.
menggunakan skala nyeri MBPS. Hasil Tindakan swaddling dan sucking secara
yang didapatkan dari penelitian tersebut bersamaan dapat menurunkan respon
adalah ada pengaruh yang signifikan setelah mendapat stimulus nyeri yang
respon nyeri antara kelompok intervensi dibuktikan dengan peningkatan saturasi
5 S dibandingkan dengan kelompok oksigen dan pada bayi dengan gangguan
kontrol yang mendapat penanganan otak mampu menurunkan lama
nyeri standar dari orang tua. Hal menangis dibandingkan dengan
tersebut ditunjukan dari hasil rata- rata pemberian pijatan. Tindakan tersebut
respon nyeri pada kelompok intervensi berfungsi untuk melindungi otak dari
lebih rendah dibanding kelompok stimulus intern Swinging merupakan
kontrol dari pengukuran pertama tindakan dengan menggendong bayi dan
sampai dengan pengukuran ketiga. digerakan dengan lembut. Tindakan ini
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan biasanya digunakan bersama dengan
penelitian sebelumnya , bahwa pada shushing. Tindakan swinging ini
kelompok intervensi 5 S didapatkan mengingatkan bayi ketika dalam rahim,
nilai rerata nyeri lebih rendah bahwa setiap ibu bergerak bayi dalam
dibandingkan dengan kelompok rahim juga ikut bergerak. Kombinasi
kontrol, kelompok pemberian sukrosa dari keduanya menurut penelitian 7 ,
dan kelompok intervensi 5 S ditambah mampu menurunkan distress pada bayi
sukrosa. Hasil penelitian tersebut dimana swinging berpengaruh dalam
menunjukan bahwa pemberian regulasi sedangkan shushing berfungsi
intervensi 5S efektif untuk mengurangi melanjutkan proses regulasi dan
nyeri pada bayi dibanding kelompok mempertahankan neurobehavioral
lain. Metode 5 S merupakan suatu terhadap respon.

Efektifitas Metode 5 S (Swaddling, Side/ Stomach Position, Sushing, Swinging, Sucking) 37


Terhadap Respon Nyeri Pada Bayi Saat Imunisasi Pentavalen
Trimawati
med/15238037 [Accessed October
KESIMPULAN 28, 2015].
Berdasarkan hasil penelitian dan Karp, H. (2003). The New Way to Calm
pembahasan pada bab sebelumnya, Crying and Helps Your Baby
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sleep Longer. Bantam Publisher
intervensi fisik metode 5 S (swaddling, Potter, P. A & Perry. (2006).
side/stomach position, shushing, Fundamental Keperawatan:
swinging & sucking) efektif dalam Konsep, Proses dan Praktik. Edisi
menurunkan respon nyeri bayi saat 4. Jakarta: EGC
dilakukan tindakan imunisasi. Scheschter, N. L., Zempsky, W. T,
Cohen, L. L ., McGrath, P. J.,
DAFTAR PUSTAKA McMurtry, C. M., & Bright.
Anand, K. J. S., Phil, D., & Hickey, P. (2007).Pain Reduction during
R. (1987). Pain and its effects in Peddiatric Immunization:
the human neonate and fetus. New Evidence Based Review and
England Journal of Medicine, Recommendation. Pediatrics, 119
317(21), 1321–1329 pp e1184-1198
Dahlan, S. (2013). Besar Sampel dan Taddio, A., Hogan, M., & Moyer.
Cara Pengambilan Sampel dalam (2011). evaluation of the
Penelitian Kedokteran dan Reliability, Validity and
Kesehatan. Evidence Based Practicality of 3 Measures of
Medicine. Edisi 3, Jakarta: Acute Pain in Infants Undergoing
Salemba Medika immunization Injection. Vaccine,
Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan 29(7), pp1390-1394.
Indonesia Wong.D. L., Hockenberry-eaton., &
Dilli, D., Kucuk, I. G., Dallar, Y. Wilson, D. (2009). Buku Ajar
(2009). Intervention to reduce Keperawatan Pediatrik. Edisi 6.
Pain during vaccination in Jakarta:EGC
infancy. The Journal of
Pediatrics, 153(3), 385–390.
Greenspan, J., Craft, R., & LeReshe.
(2007). Studying sex and gender
differences in pain and analgesia:
a consensus report. Pain, 132
Suppl , pp.S26–45. Available
Harrington, A.J.W. & Logan, S. (2012).
Effective Analgesia Using
Physical Interventions for Infant
Immunizations. Pediatrics,
129(5), pp.815–822.
Jahromi, L.B., Putnam, S.P. & Stifter,
C. (2004). Maternal regulation of
infant reactivity from 2 to 6
months. Developmental
psychology, 40(4), pp.477–87.
Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub

38 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 3, No. 1, November 2016; 34-38

Anda mungkin juga menyukai