Modul 1
Modul 1
1.Hakikat Belajar
Belajar adalah proses, aktivitas, bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya ingatan,
tapi juga pengalaman. Hasil belajar bukanlah penguasaan hasil pelatihan, melainkan perubahan
tingkah laku. Belajar adalah proses dimana individu berinteraksi dengan lingkungan untuk
mengubah perilakunya. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikologis yang secara aktif
berinteraksi dengan lingkungan, yang bermuara pada perubahan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
Seseorang yang telah melalui proses belajar akan mengalami perubahan pada dirinya
yaitu,
1. Perubahan interpersonal
2. Terjadi perubahan positif-aktif
3. Perubahan yang bersifat efekti
CIRI - CIRI BELAJAR
Djamarah (2011: 15-17) menyatakan, jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah
laku, maka dari itu ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-
ciri belajar.
1. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar, artinya individu yang belajar akan
menyadari perubahan ini, atau setidaknya individu tersebut akan merasakan
perubahannya. Misalnya, ia menyadari bahwa ilmunya berkembang,
kemampuannya berkembang, dan kebiasaannya berkembang. Oleh karena itu,
perubahan perilaku pribadi akibat mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam
kategori perubahan makna belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak
mengetahui perubahan tersebut.
2. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional, akibat pembelajaran, perubahan
yang terjadi pada diri individu bersifat kontinyu, tidak statis. Perubahan yang
terjadi akan mengarah pada perubahan selanjutnya dan akan berguna dalam
kehidupan atau proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya, jika seorang anak
belajar menulis, dia akan mengalami transisi dari tidak bisa menulis menjadi bisa
menulis. Perubahan ini terus berlanjut hingga kemampuan menulisnya menjadi
lebih baik dan sempurna. Dia bisa menulis dengan kapur, dan sebagainya. Selain
itu, dengan kemampuan menulisnya, ia juga dapat mempelajari keterampilan
lainnya. Misalnya, Anda dapat menulis surat, menyalin catatan, mengerjakan
soal,
3. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif, Dalam proses pembelajaran,
perubahan ini selalu meningkat, tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih
baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, jika Anda melakukan lebih banyak upaya
belajar, Anda akan mendapatkan lebih banyak perubahan yang lebih baik.
Perubahan aktif berarti perubahan tidak terjadi sendiri, tetapi karena upaya
individu itu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku akibat proses
pendewasaan (yang terjadi secara otomatis akibat dorongan internal) tidak
termasuk perubahan makna pembelajaran.
4. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara, Perubahan sementara
(sementara) yang terjadi hanya dalam waktu singkat (seperti berkeringat, robek,
menangis, dll.) Tidak dapat diklasifikasikan sebagai perubahan pembelajaran.
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses pembelajaran bersifat
permanen atau permanen. Artinya perilaku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat permanen. Misalnya, keterampilan bermain piano anak tidak akan hilang
setelah belajar, tetapi jika terus digunakan atau dilatih, mereka akan terus
memiliki dan menjadi lebih berkembang.
5. Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah, Artinya perubahan perilaku
terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perubahan mengarah pada
perubahan perilaku, dan perubahan ini benar-benar terwujud. Misalnya seseorang
yang belajar mengetik sebelumnya telah menentukan tujuan yang bisa dicapai
dengan belajar mengetik, atau tingkat kemahiran yang akan dia capai. Oleh
karena itu tingkah laku belajar selalu diarahkan pada tingkah laku yang
ditentukan.[9]
6. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku, Perubahan yang diperoleh
individu setelah proses pembelajaran meliputi perubahan perilaku secara
keseluruhan. Jika seseorang mempelajari sesuatu, dia akan mengalami perubahan
radikal dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dll. Sebagai
akibatnya. Misalnya, jika seorang anak belajar naik sepeda, maka perubahan
yang paling nyata adalah teknik mengendarai sepeda. Namun, ia mengalami
perubahan lain, seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan
tentang berbagai jenis sepeda, pengetahuan tentang peralatan sepeda, keinginan
untuk sepeda yang lebih baik, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya.
Oleh karena itu, salah satu aspek perubahan sangat erat kaitannya dengan aspek
lainnya[10]
7. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang
setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam
kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa
dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik
harus senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta
didiknya, karena mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah
bersifat positif.
JENIS-JENIS BELAJAR
Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne (1985)
mengemukakan delapan jenis belajar. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah:
1. Belajar Isyarat (Signal Learning) Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau
tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat. Misalnya berhenti
berbicara ketika 1.10 mendapat isyarat telunjuk menyilang mulut sebagai tanda
tidak boleh ribut; atau berhenti mengendarai sepeda motor di perempatan jalan
pada saat tanda lampu merah menyala.
2. Belajar Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning) Belajar stimulus-respon
terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar. Misalnya, menendang
bola ketika ada bola di depan kaki, berbaris rapi karena ada komando, berlari
karena mendengar suara anjing menggonggong di belakang, dan sebagainya
3. Belajar Rangkaian (Chaining Learning) Belajar rangkaian terjadi melalui
perpaduan berbagai proses stimulus respon (S-R) yang telah dipelajari
sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau spontan seperti
konsep merah-putih, panas-dingin, ibubapak, kaya-miskin, dan sebagainya 4.
4. Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning) Belajar asosiasi verbal
terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap
makna yang bersifat verbal. Misalnya perahu itu seperti badan itik atau kereta api
seperti keluang (kaki seribu) atau wajahnya seperti bulan kesiangan.
5. Belajar Membedakan (Discrimination Learning) Belajar diskriminasi terjadi bila
individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan
mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak itu. Misalnya,
membedakan jenis tumbuhan atas dasar urat daunnya, suku bangsa menurut
tempat tinggalnya, dan negara menurut tingkat kemajuannya.
6. Belajar Konsep (Concept Learning) Belajar konsep terjadi bila individu
menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu
pengertian atau makna yang abstrak. Misalnya, binatang, tumbuhan dan manusia
termasuk makhluk hidup; negara-negara yang maju termasuk developed-
countries; aturan-aturan yang mengatur hubungan antar-negara termasuk hukum
internasional.
7. Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning) Belajar aturan/hukum terjadi bila
individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang
terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan menerapkannya atau menarik
kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan. Misalnya, ditemukan bahwa
benda memuai bila dipanaskan, iklim suatu tempat dipengaruhi oleh tempat
kedudukan geografi dan astronomi di muka bumi, harga dipengaruhi oleh
penawaran dan permintaan, dan sebagainya.
8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning) Belajar pemecahan
masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk
menjawab suatu pertanyaan, misalnya, mengapa harga bahan bakar minyak naik,
mengapa minat masuk perguruan tinggi menurun. Proses pemecahan masalah
selalu bersegi jamak dan satu sama lain saling berkaitan.
2. Hakikat Pembelajaran
Dalam Kegiatan Belajar 1 Anda telah mempelajari tentang konsep belajar dilihat dari
berbagai pandangan psikologi dan pendidikan. Selanjutnya kita akan membahas konsep dan
pola dasar pembelajaran, yang secara pedagogis merupakan wahana pendidikan untuk
menghasilkan proses belajar.
3. Materi Pembelajaran
Topiknya bervariasi dalam kedalaman, keluasan dan kompleksitas. Materi
pembelajaran yang sangat sulit biasanya memerlukan langkah-langkah analisis pada
berbagai tingkatan. Analisis hanya dapat dilakukan pada tingkat analisis yang
dangkal, sedang atau dalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat
memberikan panduan praktis untuk mengatasi kesulitan materi pembelajaran.
4. Situasi Pembelajaran
Situasi pembelajaran yang diciptakan oleh guru tidak selalu sama, sehingga guru
harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di
lain waktu, guru akan menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok
berdasarkan sifat materi dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
situasi yang tercipta akan mempengaruhi pilihan dan penentuan metode pengajaran.
5. Fasilitas Pembelajaran
Fungsi fasilitas belajar adalah mendorong proses pembelajaran dan memenuhi
kebutuhan proses pembelajaran. Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas belajar
yang lengkap, ketersediaan fasilitas belajar tidak lagi menjadi batasan, namun tidak
semua sekolah memiliki fasilitas belajar yang sesuai dengan standar yang diharapkan.
Keadaan ini hendaknya tidak menjadi kendala bagi guru untuk merancang
pembelajaran yang tetap dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam beberapa hal,
guru dengan semangat dan komitmen yang kuat tetap dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang menarik dan menarik, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
6. Faktor alokasi waktu pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhatikan ketersediaan
waktu. Desain pembelajaran yang baik adalah dengan menggunakan alokasi waktu
yang telah diperhitungkan secara detail, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
dinamis, dan tidak ada gunanya membuang-buang waktu. Kegiatan pembukaan, inti
dan penutup diatur secara sistematis. Di antara kegiatan inti, termasuk tahap
eksplorasi-penentuan-konfirmasi, memakan waktu paling lama dibandingkan dengan
kegiatan awal dan akhir.
6. Guru.
Kualifikasi akademik guru dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi
kemampuannya. Minimnya penguasaan berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
pemilihan dan penentuan metode. Apalagi, mereka tidak memiliki pengalaman
mengajar yang cukup. Namun ada sebagian orang yang berhak memilih, namun pada
kenyataannya akan menemui kendala akibat kepribadian yang tidak stabil dan
penguasaan metode yang digunakan tidak memadai
CIRI - CIRI PEMBELAJARAN
1. Adanya Interaksi
Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pemeblajaran,baik antara peserta
didik dengan lingkungan belajaranya,maupun pendidik dengan peserta didik
2. Hubungan antara komponen komponen pembelajaran
Menurut Sumiati dan Asra (2009:3) Komponen –komponen pembelajaran
meliputi : guru isi,atau materi pembelejaran dan siswa .interaksi antara tiga
komponen uatama melibatatkan metode pembelajaran,media pembelajaran dan
penataan lingkungan tempat belajar ,sehingga tercipta lingkungan yang kondusif
guna mencapai tujuan pembelajaran
3. Tujuan pemeblajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
berlangsung dan pelaksanannya terkendali ,baik,waktu,isi,proses maupun hasilnya
4. Pembelajaran harus membuat siswa belajar karna pembelajaran merupakan proses
yang disengaja dan terencana
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran adalah untuk mewujudkan perubahan tingkah laku
atau kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga terwujud
perubahan tingkah laku atau kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau uraian.
Menariknya, dapat disimpulkan dari gagasan Camp dan David E. Chapel bahwa
tujuan pembelajaran harus ditetapkan secara tertulis. Artinya, setiap RPP harus ditulis
sebagai (rencana tertulis), dan upaya menetapkan tujuan pembelajaran dapat
memberikan manfaat tertentu bagi guru dan siswa.
MODUL 2
Pengembangan Bahan pembelajaran
Menjelaskan dan menyebutkan beberapa komponen pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalam proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif,
dan psikomotorik.Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik
mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan dan terampil
dalam aspek psikomotoriknya. Selain itu, tujuan pembelajaran akan tercapai jika
pembelajar atau peserta didik mampu mengekspresikan dan menampilkan bakat serta
potensinya secara optimal.
2. Kurikulum
Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan
atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau
bidang studi dan aktivitas belajar siswa tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh
terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Misalnya: fasilitas sekolah, lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses
belajar mengajar, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang memadai.
3. Guru
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti pendidik, yaitu
seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, memfasilitasi, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru merupakan satu diantara pembentuk- pembentuk utama calon warga masyarakat.
Peranan guru tidak terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga
sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan belajar siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Siswa
Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di
sekolah atau lembaga pendidikan di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru,
pelatih, dan instruktur. Siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak
tahu apa-apa, melainkan subjek pendidikan yang punya pengetahuan, kelebihan, dan
potensi tertentu. Siswa memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan
yang berbeda.
5. Metode
Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk
menggelar aktivitas belajar mengajar agar berjalan dengan baik. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan
keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak
menguasai metode secara tepat
6. Materi
Materi merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa jika materi pelajaran yang
diberikan menarik, kemungkinan besar keterlibatan siswa akan tinggi; sebaliknya jika
materi pelajaran tidak menarik, keterlibatan siswa akan rendah. Materi merupakan salah
satu dari komponen komponen pembelajaran yang harus disiapkan terlebih dahulu sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk
mencapai tujuan dengan memerhatikan komponen-komponen yang lain, terutama
komponen peserta didik yang merupakan sentral sekaligus subyek pendidik dan
pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi, media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan
Media pembelajaran adalah perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware)
yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. Dilihat dari jenisnya, media
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Media auditif; yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara seperti radio
dan audio player.
Media visual; yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti foto,
gambar, lukisan, slide, animasi, dan lain-lain
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar
seperti: televisi, film, multimedia player, dan lain-lain.
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation”. Evaluasi adalah suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab
akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan
belajar.
Evaluasi yang efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Dasar
evaluasi yang dimaksud adalah filsafat, psikologi, komunikasi, kurikulum, manajemen,
sosiologi, antropologi, dan lain-lain.
Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai
pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak.
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran
yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar.
Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan
belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang
bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan
MODUL 3
Pengembangan Bahan pembelajaran
Menjelaskan peran komponen bahan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
2. Kurikulum peran dalam kegiatan pembelajaran sebagai sarana untuk mengukur kemampuan
diri dan konsumsi pendidikan. Hal ini berkaitan juga dengan pengejaran target target yang
membuat peserta didik dapat mudah memahami berbagai materi ataupun melaksanakan proses
pembelajaran setiap harinya dengan mudah
4. Siswa adalah objek dari suatu pembbelajaran yang mana mereka memegang peran penting
dalam terjadinya proses pembelejaran
5. Metode pembelajaran berperan sebagai alat motivasi ekstrinsik atau motivasi dari luar
untuk siswa. Dengan demikian siswa bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
baik. Dimana motivasi tersebut akan mendorong siswa agar semakin bersemangat
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
7. Alat pembelajaran atau (media) Perannya Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang
efektif. Untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mempercepat proses belajar siswa
dan membantu siswa dalam memahami materi belajar.
8. Evaluasi dalam pembelajaran perananya adalah untuk Mendapatkan sebuah pemahaman
yang lebih baik dari hasil pembelajaran yang sudah terlaksana, Menjadikan salah satu keputusan
tentang pelaksanaan maupun hasil pembelajaran, memberikan kualitas yang bagus bagi
proses pembelajaran kedepannya.