Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“Penyebab dan Dampak Terjadinya Anomi dalam Masyarakat”


Disusun untuk memenuhi tugas kuliah “Kriminologi”
Dosen Pengampu : Bapak Mukhlis

Disusun Oleh:

Yanda Syahrul Qotni Putra (2009112818)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Tiada kata yang pantas kami ucapkan selain rasa syukur,
yang tiada hentinya atas rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat sehat dan semangat
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini hingga selesai tanpa ada halangan yang berarti.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada nablullah Muhammad SAW, dan
semoga kita tetap menjadi pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
“Kriminologi” yang telah memberikan kami arahan dalam pembuatan makalah ini. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena adanya
keterbatasan referensi dan ilmu kami sebagai penyusun. Oleh karena itu, saran dan tanggapan
dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi penyusunan makalah yang lebih untuk ke
depannya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pekanbaru, 11 Maret 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nilai dan norma dalam masyarakat adalah satu kesatuan, dan tidak dapat
dipisahkan – nilai memegang peranan penting dalam kehidupan sosial manusia, karena
nilai menjadi orientasi dasar dalam tindakan-tindakan yang diambil oleh manusia dalam
kehidupannya, contohnya yaitu melalui interaksi-interaksi sosial dan tindakan yang
diambil dalam masyarakat. Nilai sosial inilah menjadi sumber dinamika masyarakat.
Apabila nilai dan norma sosial lenyap dalam masyarakat, maka kekuatan pengikat
dalam masyarakat pun akan hilang juga dan akan terjadi kekacauan di dalam masyarakat.
Untuk itulah di dalam masyarakat diperlukan yang namanya nilai dan norma sosial.
Anomie adalah istilah yang diperkenalkan oleh Emile Durkheim yang mana
istilah ini dipakai untuk menggambarkan suatu situasi atau keadaan yang kacau, karena
tiadanya peraturan. Secara Bahasa, Anomie berasal dari Bahasa Yunani, yaitu a-;”tanpa”,
dan nomos;”hokum” atau “peraturan”.
Menurut Robert K. Merton, anomi adalah kondisi sosial yang disebabkan oleh
adanya ketidakharmonisan antara tujuan unsur budaya dengan cara-cara yang dipakai
untuk mencapai tujuan pada kehidupan manusia.
Di antara kedua pengertian ini, terdapat kesamaan, yaitu adanya sebuah keadaan
yang kacau di mana seakan-akan tidak adanya aturan yang mengikat di dalam masyarakat
tersebut sehingga terjadi masalah2 tertentu di dalam masyarakat tersebut.
Menurut Rusydi Syahra (2000:4) menyatakan bahwa Keadaan tanpa pegangan
dan nilai untuk memahami kondisi dan perubahan yang sedang berlangsung atau
normlessness seperti disebut di atas ini di dalam bidang kajian sosiologi klasik disebut
dengan istilah anomie. Dapat diambil kesimpulan bahwa terjadinya anomie ini adalah
karena adanya sebuah keadaan di mana tidak adanya pegangan dan nilai untuk
memahami kondisi dan perubahan yang sedang berlangsung. Tidak adanya pegangan ini
adalah karena terjadinya perubahan yang konstan di mana globalisasi terus berjalan dan
zaman terus berkembang, sehingga nilai-nilai dan peraturan-peraturan lama dinilai sudah
tidak relevan.
Menurut Darmanto Yatman dalam Nuryati Atamimi (1998:27) menyatakan
bahwa remaja saat ini sudah tidak memiliki nilai-nilai dominan yang mempengaruhi
pembentukan perilaku remaja, misalnya sudah tidak lagi mengenal perbuatan dosa atau
pahala, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Bahkan yang melakukan
perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan teori anomie justru bukan hanya
kalangan orang-orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak remaja,karena mereka sendiri
masih memiliki mental yang labil dan tidak memiliki pegangan yang kuat dalam
tindakan-tindakan mereka, sehingga terjadilah perbuatan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan topik yang penulis telah bahas pada makalah ini. Penulis akan
melakukan pembatasan-pembatasan tertentu pada topik makalah ini agar pembaca dapat
memahami inti pembahasan dari hal-hal yang akan penulis bahas. Adapun rumusan
masalah yang penulis rangkum untuk makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Apa pengertian dari teori Anomie?
2) Apa saja penyebab dari perilaku Anomie?
3) Apa dampak dari perilaku Anomie?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis buat. Penulis telah merangkum
tujuan penulisan makalah ini. Tujuan ini dibuat agar memudahkan pembaca untuk
memahami apa tujuan dari pembahasan-pembahasan yang telah dibuat. Adapun tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Pengertian dari Anomie
2) Penyebab dari perilaku Anomie
3) Dampak dari perilaku Anomie
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Anomie
Menurut Saputra Ilham Akbar (2018:6) menyatakan bahwa Teori ini berpandangan
bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma
masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat
dipelajari dan dipatuhi oleh masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan
benar. Dari pendapat ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa anomie adalah suatu situasi di mana
seakan-akan tidak ada aturan yang mengikat masyarakat tersebut, sehingga terjadi kekacauan-
kekacauan tertentu.
Menurut Della Ayuwandra (2016:4) menyatakan bahwa anomie merupakan suatu
keadaan yang terjadi akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur social
sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi
menyimpang,seperti halnya Durkheim, Robert K Merton mengaitkan masalah kejahatan dengan
anomie.
Menurut Emil Durkheim, definisi anomie adalah suatu situasi yang berada tanpa adanya
norma sosial dan tanpa arah sehingga dalam kehidupan yang dijalani tidak tercipta keselarasan
antara kenyataan yang diharapkan dengan kenyataan sosial yang ada.
Menurut Robert K. Merton, definisi anomie adalah kondisi sosial yang disebabkan
adanya ketidakharmonisan antara tujuan unsur budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk
mencapai tujuan pada kehidupan manusia.
2.2. Penyebab Terjadinya Anomie
Menurut Della Ayuwandara (2016:4) menyatakan bahwa Robert K. Merton
mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat mempunyai
struktur budaya dengan sistem nilai-nilai yang berbeda sehingga tidak ada satu standar nilai yang
dijadikan satu kesepakatan untuk dipatuhi Bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai
dengan standarnya.
Menurut Merton dalam Kamanto, 2000. struktur sosial tidak hanya menghasilkan tingkah
laku konformis saja melainkan juga menghasilkan tingkah laku yang menyimpang atau disebut
anomie. Struktur sosial menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial, menekan individu
tertentu ke arah tingkah laku menyimpang. Struktur sosial adalah salah satu penyebab terjadinya
anomie, karena adanya kedudukan tertentu yang menyebabkan orang ingin memanjat struktur
sosial tersebut, sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Menurut Rusydi Syahra (2000:3) menyatakan bahwa Suatu hal yang barangkali dapat
dirasakan oleh masyarakat luas adalah kondisi kehidupan ekonomi,politik sosial, dan budaya
bangsa kita sedang mengalami kompleksitas kesulitan yang luar biasa sehingga tidak seorang
tokoh dan pakar pun merasa memiliki formula untuk mengatasinya secara meyakinkan. Masalah
yang dihadapi sangat kompleks karena krisis telah melanda hampir seluruh aspek kehidupan
bangsa.
Salah satu penyebab utama terjadinya anomie yaitu adanya struktur sosial di dalam
masyarakat, dan karena adanya struktur tersebut, masyarakat jadi menghalalkan segala cara agar
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada intinya adalah, masyarakat menjadi merasa bahwa
dengan menghalalkan segala cara, mereka akan mendapatkan apapun yang mereka inginkan,
bahkan dengan cara melanggar hukum sekalipun.
2.3. Dampak Terjadinya Anomie

Anda mungkin juga menyukai