Anda di halaman 1dari 10

“TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI WARIA MENURUT

PENDEKATAN TEORI PENJULUKAN EDWIN M. LEMERT”


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kriminologi
Dosen Pengampu Fariz Rifqi Hasbi S.H.,M.H

Disusun oleh :

Indah Cantikasari 191010250016


Fitri sarah wulandari 191010250006
Winda Purnamasari 181010250393
Nurul Husna 191010250018
Ilham nurohman 191010250019
Suhanda 191010250001
M. Dadi 191010201058

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul tentang tinjauan kriminologi mengenai
waria menurut pendekatan teori penjulukan edwin m. lemeri di semester 6 ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan kelompok 2 dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah di
semester 6 Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang tinjauan
kriminologi mengenai waria menurut pendekatan teori penjulukan edwin m. Lemert bagipara
pembaca dan juga bagi anggota kelompok 2 Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada
Bapak dosen selaku pembimbing kami di semester 6 yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata dari kami kelompok 2 selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi seluruh pembacanya.

Tangerang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3

BAB I ................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN................................................................................................................ 4

1.1 – Latar Belakang ....................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5

BAB II.................................................................................................................................. 6

KERANGKA TEORI ......................................................................................................... 6

2.1 Landasan Teori ......................................................................................................... 6

2.2.1 Teori Penjulukan Edwin M. Lemert ..................................................................... 6

BAB III ................................................................................................................................ 7

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 7

3.1 Waria (Wanita dan Pria) ......................................................................................... 7

3.2 Korelasi Kasus dengan Teori ................................................................................... 8

BAB IV ................................................................................................................................ 9

KESIMPULAN ................................................................................................................... 9

4.1 – Simpulan ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 – Latar Belakang
Di dalam kehidupan bermasyarakat setiap interaksi selalu bersinggungan dengan nilai-nilai
dan dibatasi oleh norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sosial. Norma yang ada dalam
masyarakat seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memperoleh ketentraman dan
perdamaian sebagai tujuan hidup karena norma memberikan batasan pada perilaku antar
individu dengan kelompoknya dan juga menjaga solidaritas antar anggota masyarakat. Tetapi
pada kenyataannya sangat sulit untuk menerapkan norma yang ada dalam masyarakat,
mengingat tidak sedikit yang melanggar norma tersebut.

Pernyimpangan norma di Indonesia sendiri masih banyak terjadi di kalangan lingkungan


hidup masyarakat, salah satunya adalah perilaku waria (wanita pria). Tim gabungan Dinas
Sosial, polisi, dan Satpol PP Makassar merazia penyakit masyarakat di sejumlah wisma.
Hasilnya, petugas mengamankan pasangan mesum, pekerja seks, waria, hingga 2 anak
membawa narkoba. Sedikitnya 8 pasangan mesum, 5 pekerja seks, dan 2 waria berhasil
terjaring razia dalam operasi ini. Pasangan mesum tersebut kemudian dibina dan dibawa ke
kantor Dinas Sosial Makassar. Sedangkan pekerja seks dan waria dibawa ke Matterodeceng di
Kabupaten Maros untuk dibina (Munsir, 2018).

Dan juga salah satu kisah tragis dimana ETF (17), pelaku pembunuhan Slamet Pujianto
alias Mety (44), waria pengusaha katering di Pasuruan mengaku baru kenal tiga bulan dengan
korban. Selama itu, korban sudah tiga kali mengajaknya berhubungan intim. Saat itu, pelaku
merasa kecewa karena hanya dibayar Rp 100 ribu, padahal pelaku tahu korban memiliki
banyak uang, terpikir oleh ETF niat menguasai uang korban pun muncul. Akhirnya ketika
korban meminta pelaku datang lagi ke rumahnya pada Selasa (25/9/2018) malam, pelaku
sengaja membawa sangkur dari rumah. Pelaku mengaku pembunuhan tersebut semata kerena
kecewa pada korban dan ingin mengambil uang korban. Setelah korban tewas, pelaku
membawa kabur uang Rp 3 juta dan handphone Samsung J5 Prime milik korban. Atas
perbuatannya, pelaku dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto pasal 365 KUHP
tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal (Arifin, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Norma yang ada dalam masyarakat seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
memperoleh ketentraman dan perdamaian sebagai tujuan hidup karena norma memberikan
batasan pada perilaku antar individu dengan kelompoknya dan juga menjaga solidaritas antar
anggota masyarakat, menjadi masalah apabila norma yang ada dalam masyarakat dilanggar,
seperti perilaku waria (wanita dan pria) tersebut (Munsir, 2018).

Permasalahannya adalah penjulukan kepada waria oleh masyarakat membuat persepsi


tentang pelanggar tepatnya waria tersebut.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas, penulis dengan ini merumuskan
rumusan masalah yang penulis akan kaji.

1. Bagaimana proses terjadinya penjulukan dari masyarakat?

1.4 Tujuan Penelitian


Untuk menjawab beberapa permasalah sosial berdasarkan kajian ilmiah dan ilmu sosial
yang rasional dan juga sebagai tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Sosiologi
Perilaku Menyimpang.
BAB II

KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
2.2.1 Teori Penjulukan Edwin M. Lemert
Labelling theory atau disebut teori Penjulukan adalah teori interaksi simbolik, manusia
belajar memainkan berbagai peran dan mengasumsikan berbagai peran yang relevan dengan
peran-peran ini, terlibat dalam kegiatan yang menunjukkan kepada satu sama lainnya siapa dan
apa mereka, serta mendefinisikan situasi-situasi yang mereka masuki. Perilaku mereka
berlangsung dalam konteks sosial, makna dan definisi situasi tersebut.

Menurut Edwin M. Lemert, penjulukan sosial terbentuk dengan sistematisasi sebagai


berikut:

1. Orang-orang dapat terlibat dalam perilaku yang memiliki risiko untuk dijuluki
sebagai penyimpangan, kenakalan atau kriminal;
2. Ada dua jenis perilaku devians:
a. Primary Deviance, yaitu mengasumsikan bahwa tiap orang memiliki
kesempatan yang sama untuk melanggar norma dan peraturan sosial dengan
ataupun tanpa alasan yang jelas.
b. Secondary Deviance, yaitu setelah perilaku menyimpang dilakukan
berulang-ulang dan diberikan label sebagai troublemaker atau pembuat
masalah, maka julukan ini akan melekat dan mengarahkannya untuk
melakukan penyimpangan lebih banyak, dimana fase ini yang menjadi fokus
teori penjulukan;
3. Secondary Deviance terbentuk setelah masyarakat/sosial peduli dan berhati-hati
terhadap perilaku penyimpangan pertama (primary deviance);
4. Hanya setelah julukan melekat, maka pergerakan perilaku criminal justru makin
meningkat (Ahmadi & H. Nur'aini, 2005).
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Waria (Wanita dan Pria)
Waria (lakuran dari kata wanita dan pria) atau wadam (lakuran dari kata hawa dan
adam) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupan sehari-
harinya. Secara seksual mereka adalah laki-laki (memiliki alat kelamin layaknya laki-laki),
namun mereka mengekspresikan identitas gendernya sebagai perempuan. Keberadaan waria
telah tercatat sejak lama dalam sejarah dan memiliki posisi yang berbeda-beda dalam setiap
masyarakat. Namun demikian, tidak semua waria dapat diasosiasikan sebagai homoseksual.
Pilihan menjadi waria sama sekali tidak berhubungan dengan kondisi biologis (seksual)
mereka, melainkan berhubungan dengan "kebutuhan" mereka untuk mengekspresikan identitas
gender-nya.

Sebutan bencong atau banci juga dikenakan terhadap waria dan bersifat. Namun
sebutan tersebut bersifat negatif dan terlalu kasar. Sedangkan terminologi priawan adalah
kebalikan dari waria, yaitu pria yang secara biologis wanita, baik yang melakukan transisi atau
pun tidak. Pada tanggal 16 Februari 2015 Para Priawan Indonesia mendeklarasikan Persatuan
Priawan Indonesia, sebagai wadah dan Jaringan kerja antar priawan dan pusat informasi
mengenai priawan Indonesia.

Umumnya, para waria bekerja di sektor informal seperti mengamen, menjadi pegawai
salon, tukang pijat dan lain-lain. Di beberapa kota besar, seperti Yogyakarta misalnya, kerap
dijumpai para waria mengamen di lampu merah, di warung-warung pinggir jalan, hincha di
pasar. Masyarakat umum bahkan ada yang mengasosiasikan pekerjaan waria sebagai Pekerja
Seks Komersial (PSK) karena kebiasaan mereka yang gemar keluar malam.

Namun demikian, baik identitas sebagai waria maupun pekerjaan yang sedang mereka
tekuni, sering dianggap negatif oleh masyarakat. Identitas gender waria dianggap melanggar
kodrat Tuhan hingga negara, melalui MUI, mengeluarkan fatwa bahwa keberadaan waria
adalah haram. Stereotipe negatif yang dialamatkan kepada waria tidak jarang ada yang berbuah
menjadi tindakan kekerasan. Tidak sedikit waria yang pernah mengalami kekerasan, baik fisik
maupun verbal, ketika sedang menjalankan pekerjaan atau sedang melakukan aktivitas lain
superti mengikuti seminar.
Masyarakat Indonesia secara umum berada di dalam lingkungan dengan kerangka
heteronormatif yang menjadi pondasinya. Kerangka tersebut percaya bahwa hanya ada dua
identitas seksual berikut konstruksi gender yang mengikutinya, yaitu laki-laki dan perempuan.
Menurut kerangka tersebut, laki-laki sewajarnya berpasangan dengan perempuan dan
sebaliknya. Ketika muncul identitas gender lain di luar laki-laki dan perempuan (seperti waria),
maka akan dianggap tidak normal, aneh, dan menyimpang. Terlebih lagi, ketika waria tersebut
juga seorang pecinta sesama jenis (gay), stereotipe negatif tersebut akan semakin sering
dialamatkan kepada mereka. Frame heteronormatif tersebut menjadi awal mula munculnya
beragam stereotipe negatif berikut perlakuan kasar yang dialamatkan oleh masyarakat kepada
waria (wikipedia, 2018).

3.2 Korelasi Kasus dengan Teori


Menurut pendekatan teori Penjulukan Edwin M. Lemert, fenomena anak punk ini
termasuk ke dalam Primary Deviance dimana si aktor mengasumsikan bahwa tiap orang
memiliki kesempatan yang sama untuk melanggar norma dan peraturan sosial dengan ataupun
tanpa alasan yang jelas. Dimana masyarakat akhirnya terus-menerus mengetahui dan terpapar
oleh perilaku devians, dan masyarakat memberikan julukan kepada devians tersebut.

Berdasarkan kasus yang dipermasalahkan diatas, penulis beranggapan bahwa fenomena


perilaku waria koheren dengan teori penjulukan Edwin M. Lemert, karena dalam teori tersebut
ditunjukan bahwa fokus kajian teori tersebut adalah pemberian label oleh masyarakat kepada
individu/kelompok yang dianggap menyimpang akibat aktivitas individu/kelompok
penyimpang ini terus-menerus memaparkan perilaku menyimpang dari norma yang ditetapkan
oleh masyarakat.
BAB IV

KESIMPULAN
4.1 – Simpulan
Menurut penulis, mengapa penulis sendiri sangat yakin dengan korelasi antara teori
Penjulukan Edwin M. Lemert dengan kasus waria karena si aktor mengasumsikan bahwa tiap
orang memiliki kesempatan yang sama untuk melanggar norma dan peraturan sosial tanpa
alasan yang jelas dan masyarakat pun terus-menerus mengetahui dan terpapar oleh perilaku
devians, dan masyarakat memberikan julukan kepada devians tersebut. Teori tersebut ditujukan
dengan pemberian label oleh masyarakat kepada individu/kelompok yang dianggap
menyimpang akibat aktivitasnya, penyimpangan ini terus-menerus memaparkan perilaku
menyimpang dari norma yang ditetapkan oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, D., & H. Nur'aini, A. (2005). Teori Penjulukan. 297-299.

Arifin, M. (2018, Oktober 1). Ini Cerita di Balik Motif Pembunuhan Waria Pengusaha
Katering. Diambil kembali dari news.detik.com: https://news.detik.com/berita-jawa-
timur/d-4237011/ini-cerita-di-balik-motif-pembunuhan-waria-pengusaha-katering

Munsir, I. (2018, November 14). Pasangan Mesum-Waria Kena Razia Penyakit Masyarakat
di Makassar. Diambil kembali dari news.detik.com: https://news.detik.com/berita/d-
4301104/pasangan-mesum-waria-kena-razia-penyakit-masyarakat-di-makassar

wikipedia. (2018, November 28). Waria. Diambil kembali dari wikipedia.org:


https://id.wikipedia.org/wiki/Waria

Anda mungkin juga menyukai