Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot Perut

terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Menggantung pada Siswa SMP Negeri 1
Tanasitolo

Oleh Andi Arwinsyah


Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot
Perut terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Menggantung pada Siswa SMP Negeri 1
Tanasitolo. (Dibimbing oleh Konsultan I Anto Sukamto dan Konsultan II Rahmat Kasmad)

Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui pengaruh daya ledak tungkai terhadap
kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten
Wajo; (ii) untuk mengetahui pengaruh kelentukan togok kebelakang terhadap kemampuan
lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo; (iii)
untuk mengetahui pengaruh kekuatan otot perut terhadap kemampuan lompat jauh gaya
menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo; (iv) Untuk mengetahui
pengaruh daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang, dan kekuatan otot perut secara
bersama-sama terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1
Tanasitolo Kabupaten Wajo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui tes loncat tegak untuk data daya ledak tungkai, neck extension test
untuk data kelentukan togok kebelakang, tes baring duduk untuk data kekuatan otot perut dan tes
kemampuan lompat jauh gaya menggantung untuk data kemampuan lompat jauh gaya
menggantung. Teknik analisis data diolah dengan menggunakan bantuan komputer melalui
program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) terdapat pengaruh yang signifikan daya ledak
tungkai terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1
Tanasitolo Kabupaten Wajo dengan nilai β = 0,001 (P < 0,05) dan t hitung = 3,547 (P < 0,05);
(ii) terdapat pengaruh yang signifikan kelentukan togok kebelakang terhadap kemampuan
lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo dengan
nilai β = 0,002 (P < 0,05) dan t hitung = 3,399 (P < 0,05);(iii) terdapat pengaruh yang signifikan
kekuatan otot perut terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP
Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo dengan nilai β = 0,002 (P < 0,05) dan t hitung = 3,338 (P <
0,05);(iv) terdapat pengaruh yang signifikan daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang,
dan kekuatan otot perut secara bersama-sama terhadap kemampuan lompat jauh gaya
menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo dengan nilai Ro = 0,716 (P
< 0,05) dan F hitung = 12,621, dimana besar pengaruh 47,2%.

Kata kunci: Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot
Perut

1
Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya
Menggantung

Pendahuluan

Salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) tertua di Kabupaten Wajo adalah SMP Negeri 1
Tanasitolo yang terletak di Jl. Andi Pawellangi, Baru Tancung Kecamatan Tanasitolo yang berdiri tahun
1965 memiliki sarana dan prasarana olahraga yang cukup memadai untuk beberapa cabang olahraga. Dari
5 (lima) SMP yang ada di Kecamatan Tanasitolo, sekolah ini memiliki siswa dan siswi terbanyak dengan
jumlah 435 siswa/siswi di tahun ajaran 2014/2015. Banyaknya jumlah siswa/siswi tersebut tentunya bisa
menjadi potensi besar dalam memilih atlet yang dapat mewakili Kecamatan Tanasitolo dalam
memberikan prestasi olahraga khususnya di cabang olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh dalam
berbagai even. Banyaknya siswa/siswi tersebut berbanding lurus dengan banyak dana yang diterima oleh
sekolah dalam bentuk Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Pemerintah Pusat dan Dana
Pendidikan Gratis dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan alokasi dana hampir 1 juta rupiah
per siswa pertahun. Dana tersebut sebagian (20%) dapat dialokasikan untuk kegiatan ekstrakurikuler
dimana didalamnya termasuk pembinaan olahraga.
Penyaluran minat dan bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler khususnya pembinaan
olahraga merupakan langkah awal dalam memilih etlet-atlet muda yang handal tidak terkecuali pada
cabang olahraga atletik nomor lompat jauh. Beberapa faktor pendukung dalam pembinaan olahraga di
sekolah telah terpenuhi seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu pelatih (dalam hal ini guru penjas), atlet
(siswa/siswi), sarana dan prasarana serta dana yang cukup untuk melaksanakan pembinaan olahraga.
Bahkan pembinaan olahraga tersebut dapat dievaluasi pada setiap kegiatan PORSENI antar kelas yang
dilaksanakan minimal sekali dalam 2 (dua) semester atau satu tahun pelajaran.
Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan juga sangat mendukung kegiatan ekstrakurikuler
khususnya di bidang olahraga dengan menyiapkan fasilitas dan mengalokasikan dana tiap tahunnya sesuai
dengan kebutuhan setiap cabang olahraga dalam menyiapkan siswa-siswi untuk berlaga dalam even
olahraga antar sekolah menengah pertama dalam hal ini O2SN baik di tingkat kabupaten maupun di
tingkat yang lebih tinggi. Potensi jumlah siswa-siswi diatas rata-rata untuk kategori SMP di Kabupaten
Wajo yang dimiliki merupakan modal besar dalam memilih dan membina atlit usia dini khususnya di
cabang olahraga atletik nomor lompat jauh, namun sampai saat ini khusus untuk cabang olahraga atletik
nomor lompat jauh belum sekalipun meraih hasil yang maksimal. maka peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang, dan
kekuatan otot perut terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1
Tanasitolo Kabupaten Wajo”.

Rangkuman hasil analisis regresi sederhana antara kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan,
dan kelentukan togok terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung

Adjusted
Variabel R t hitung Sig
R Square

X1 terhadap Y 0,499 0,229 3,547 0,001

X2 terhadap Y 0,483 0,213 3,399 0,002

X3 terhadap Y 0,476 0,206 3,338 0,002

2
Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya
Menggantung

Rangkuman hasil analisis regresi ganda antara kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan
kelentukan togok terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung

AdjustedR
Variabel R df 1 df 2 F hitung Sig
Square
X123 terhadap Y 0,716 0,718 3 36 12,621 0,000

a. Terdapat pengaruh daya ledak tungkai terhadap lompat jauh gaya menggantung.
Hipotesis statistik yang diuji :
H0 : βx1y = 0
H1 : βx1y ≠ 0
Hasil pengujian:
Dari hasil analisis data yang terlihat pada Tabel 4.6 terdapat nilai sig 0,001. Nilai sig. lebih kecil
dari 0,05, atau nilai 0,001 < 0,05, maka H 1 diterima dan H0 ditolak. Variabel X1 mempunyai
thitung  yakni 3,547 sedangkan ttabel = 2,028. Jadi thitung>ttabel dan dapat disimpulkan bahwa variabel X1
memiliki pengaruh terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X 1  mempunyai pengaruh
yang positif terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan daya ledak tungkai memiliki pengaruh signifikan
terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung.
Nilai koefisien untuk variabel X1 sebesar 0,045. Berarti setiap kenaikan daya ledak tungkai satu
satuan maka kemampuan lompat jauh gaya menggantung akan naik sebesar 0,045. Nilai adjusted R
square sebesar 0,229, maka daya ledak tungkai berpengaruh 22,9% terhadap kemampuan lompat jauh
gaya menggantung. Sedangkan 77,1% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
b. Terdapat pengaruh kelentukan togok kebelakang terhadap lompat jauh gaya menggantung.
Hipotesis statistik yang diuji :
H0 : βx2y = 0
H1 : βx2y ≠ 0
Hasil pengujian:
Dari hasil analisis data yang terlihat pada Tabel 4.6 terdapat nilai sig 0,002. Nilai sig lebih kecil
dari 0,05, atau nilai 0,002 < 0,05, maka H 1 diterima dan H0 ditolak. Variabel X2  mempunyai
thitung  yakni 3,399 sedangkan ttabel = 2,028. Jadi thitung>ttabel dan dapat disimpulkan bahwa variabel X2
memiliki pengaruh terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X 2  mempunyai pengaruh
yang positif terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan kelentukan togok kebelakang memiliki pengaruh
signifikan terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung.
Nilai koefisien untuk variabel X2 sebesar 0,052. Berarti setiap kenaikan daya ledak tungkai satu
satuan maka kemampuan lompat jauh gaya menggantung akan naik sebesar 0,052. Nilai adjusted R
square sebesar 0,213, maka daya ledak tungkai berpengaruh 21,3% terhadap kemampuan lompat jauh
gaya menggantung. Sedangkan 78,7% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.

c. Terdapat pengaruh kekuatan otot perut terhadap lompat jauh gaya menggantung.
Hipotesis statistik yang diuji :
H0 : βx3y = 0
H1 : βx3y ≠ 0
Hasil pengujian:
Dari hasil analisis data yang terlihat pada tabel Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,002. Nilai
sig. lebih kecil dari 0,05, atau nilai 0,002 < 0,05, maka H 1 diterima dan H0 ditolak. Variabel X3 
mempunyai thitung  yakni 3,338sedangkan ttabel = 2,028. Jadi thitung>ttabel dan dapat disimpulkan bahwa
3
Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya
Menggantung

variabel X3 memiliki pengaruh terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X 3


mempunyai pengaruh yang positif terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan kelentukan togok kebelakang
memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung.
Nilai koefisien untuk variabel X 3 sebesar 0,089. Berarti setiap kenaikan kekuatan otot perut satu
satuan maka kemampuan lompat jauh gaya menggantung akan naik sebesar 0,089. Nilai adjusted R
square sebesar 0,206, maka daya ledak tungkai berpengaruh 20,6% terhadap kemampuan lompat jauh
gaya menggantung. Sedangkan 79,4% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.

d. Terdapat pengaruh daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang dan kekuatan otot perut
secara bersama-sama terhadap lompat jauh gaya menggantung.
Hipotesis statistik yang diuji :
H0 : Rx1,2,3y = 0
H1 : Rx1,2,3y ≠ 0
Hasil pengujian:
Dari Tabel 4.7 di atas diperoleh Fhitung sebesar 12,621 dan nilai sig. 0,000. Nilai
Fhitung(12,621)>Ftabel(2,87),dan nilai sig. lebih kecil dari 0,05 atau 0,000>0,05 maka H 1 diterima berarti
secara bersama-sama daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang dan kekuatan otot perut
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung.
Dengan melihat nilai adjusted R square dapat disimpulkan bahwa daya ledak tungkai, kelentukan
togok ke belakang, dan kemampuan otot perut berpengaruh sebesar 0,472 atau 47,2% terhadap
kemampuan lompat jauh gaya menggantung. Sedangkan 52,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Dan karena nilai R Square diatas 5% (0,512) maka dapat disimpulkan
kemampuan variabel-variabel independen  dalam menjelaskan variasi variabel cukup kuat.

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan
daya ledak tungkai terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1
Tanasitolo Kabupaten Wajo.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan kelentukan togok kebelakang terhadap kemampuan lompat jauh
gaya menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan otot perut terhadap kemampuan lompat jauh gaya
menggantung pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan daya ledak tungkai, kelentukan togok kebelakang, dan kekuatan
otot perut secara bersama-sama terhadap kemampuan lompat jauh gaya menggantung pada siswa
SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo.

Daftar Pustaka

Adang, S., Yudha, M. S., Yudha, H., 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan & Kompetisi
untuk Siswa SMU/SMK. Jakarta: Penerbit Direktorat Jenderal Olahraga

Annarino. 1976. Development condotioning for women and man. St. Louis : Second edition The CV
Mosby.
Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

4
Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya
Menggantung

Bompa. 1983. Theory and methodology of training the key to athletic performance. Iowa Kendall/Hunt
Publishing Company.

Carr, Gerry. A., 1991. terjemahan oleh Eri, D. N., 1997. Atletik untuk Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Dwijowinoto, Kasiyo. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia.
Djaali. 2010. Konsep Dasar dan Pokok-Pokok Desain Eksperimen. Jakarta: Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta.

Firmansyah, R., 2007. Gerak dan Energi. Jakarta : CV Media Komunikasi


Fox. 1984. The physiological basic of physical education and athletic. Toronto : Sounders College
Publishing.

Guthrie,M., 1953 terjemahan oleh Novi, L., 2008. Sukes Melatih Atletik. Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani.
Halim, Ichsan, Nur. 2004. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. FIK UNM.
Dick. 1988 terjemahan oleh Harsono, 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta
: Depdikbud Dirjen Dikti.
Herre. D, 1982. Priniciple of Sport Training Inducation to Theory and Metode of Training Sport. Verlag
Berham.

Ihsan, A., Hasmiyati. 2011. Manajemen Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan. Makassar: Badan
Penerbit UNM

Irfani, Nur. 2007. Pengaruh antara kekuatan otot perut dan kelentukan Togok dengan kemampuan
menyundul bola posisi Berdiri kaki sejajar pada pemain sepakbola Ps. Untag semarang tahun
2007.
http//:unm-digilib-uns-Irfani-225-1-12.ifin-k
diunggah 03 januari 2015
Jansen C.R, 1983. Apllied Kinesiologi Biomekanika. New york Hill Company.

Jarver, J., 1986 terjemahan Handoko 1986,. Atletik Berprestasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kosasih Engkos., 1985. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Mahardono, A., Pratignyo, S,. Ganjar, A., 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk SLTP. Jakarta: PT
Intermasa
Muslih, M., 2011. Tafsir 4 Juz’amma for Kids Ath-Thaariq – At-Takwir. Solo: PT Tiga Serangkai
Nasution S. 2001. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan., 2001 Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Ditjen Pendidikan
Dasar Menengah bekerjasama dengan Ditjen Olahraga.

Rani. Abd. Adib, 1989, Pengaruh Strategi Biomekanika Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan
Sepak Bola, ditinjau dari Beberapa Tingkat Kemampuan Fisik dan Kinestesis, Bagi
5
Pengaruh Daya Ledak Tungkai, Kelentukan Togok Kebelakang dan Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya
Menggantung

Murid Sekolah Lanjutan Atas di Kotamadya Ujung Pandang, Disertasi, Fakultas


Pascasarjana IKIP Jakarta
http://lib.unnes.ac.id/176/1/6119.pdf
diunggah 05 januari 2015

Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Semarang : FPOK IKIP.
Soemosarjono, Sadoso., 1986. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Soewadji, Yusuf., 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung :Penerbit CV Alfabetha.
Suryabrata, Sumadi., 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Syaifuddin., 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Uram, Paul, 1986. Latihan Peregangan untuk Pelatih Guru Olahraga Mahasiswa FPOK dan Atlet.
Jakarta : Penerbit Akademika Presindo.

Wahyuni, S., Pramono, Sutarmin., 2010 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk kelas VIII
SMP dan MTS. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
. 2013b.Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.


Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wiarto, Giri. 2013a. Anatomi & Fisiologi Sistem Gerak Manusia. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

. 2013b. Fisiologi dan Olahraga.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai