BAB 1 PENDAHULUAN
Praktikum kali ini dilakukan dengan cara menentukan modulus elastisitas atau
modulus Young suatu benda padat. Batang penguji yang akan digunakan adalah
lintang segi empat, lintang lingkaran berongga, dan lingtang lingkaran pejal.
Pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan beban penguji dengan massa
50kg dan 100kg.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menghitung nilali elastisitas dari tiap bahan yang berbeda
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh berat pada nilai elastisitas
3. Mahasiswa dapat mengetahui sifat elastisitas berdasarkan sifat fisisnya
2
1.4 Manfaat
Regangan dan tegangan memiliki hubungan yang mencirikan sifat bahan untuk
tingkat pembebanan yang masih dalam batastertentu, dan terdapat hubungan yang
proposional antara komponen tegangandan komponen regangan yang
berpasangan. Proposionalitas hubungan tersebut dicerminkan oleh sifat
elastisitas linier bahan, seperti modulus elastisitas young, angka perbandingan
Poisson, maupun modulus geser (Souisa, 2011).
dengan tetapan pegas (k) dan perubahan panjang (x)”. Hukum Hookr pada pegas
dapat di rumuskan sebagai berikut:
F= k. Δx
(2.1)
Keterangan:
F= Gaya tarik
k= Konstanta pegas
2. Batang uji diletakkan pada kedua titik tumpu (A=B=1/2L) dan diberikan tempat
beban dalam keadaan tanpa beban, Kemudian kedudukan skala dicatat
4. Beban dikurangi dan kedudukan skala pada tiap pengukuran beban dicatat
Jenis Batang mb d Y (Y - bY I K AP
(g) Ȳ)2
vertikal = a 50
100
horizontal =
Ȳ = Σ=
b
100
50
Ȳ = Σ=
vertikal = b 50
horizontal = 100
Ȳ = Σ=
a
100
50
Ȳ = Σ=
mb d Y (Y - bY I K AP
(g) (cm) (N/cm2) Ȳ)2 (N/cm2)
50
100
Ȳ = Σ=
100
50
Ȳ = Σ=
mb d Y (Y - bY I K AP
(g) (cm) (N/cm2) Ȳ) 2
(N/cm2)
Ȳ = Σ=
100
50
Ȳ = Σ=
8
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengukuran modulus elastisitas
4.2 Pembahasan
Modulus elastisitas banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
penggunaan pegas pada sepeda motor. Pegas sepeda motor berfungsi untuk
meredam kejut pada saat sepeda motor melewata jalan yang kasar atau tidak rata.
Cara kerja pegas ini yaitu pada saat melalui jalan yang bergelombang massa
penyumpang akan memimpa pegas hingga pegas mengalami mampatan. Sifat
elastisitas pada pegas menyebabkan pegas meregang Kembali dan pengendara
mendapat efek ayunan.
Pengaruh elastisitas berupa dari jenis batang dan ketebalan batang dapapt
mempengaruhi nilai modulus elastisitas, karena setiap batang penampang memiliki
komposisi yang berbeda. Pada batang penampang lintang sgi empat,
keelastisitasnnya cukup besar karena komposisi batang yang ringan dan tipis,
sehingga Ketika diberi beban pemberat batang ini mengendur dengan cukup besar.
Penampang lintang berongga sangat kecil elastisitasnya karena batang kuat untuk
menopang beban 50-100 gram, sehingga perlu penambahan beban agar dapat
melihat keelastisitasanya sebanyak 700-900 gram.
Pada praktikum kali ini, batang uji diukur panjang dan dimensinya. Langkah
pertama dalam praktikum yaitu diletakkan batang penampang di alat pelentur,
dengan posisi seimbang antara sisi kanan dan kiri. Letakan beban-beban 50 gram
pada batang uji, lau ukur keelastisitas batang uji. Langkah kedua yaitu dengan
menambah beban menjadi 100 gram. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali pada
setiap massa beban. Diamati defleksi dari hasil pembacaan skala. Pada table
percobaan 0 gram hasil selalu 0 karena tidak ada beban sehingga tidak terjadi
defleksi.
9
Pada batang berongga dan batang pejal jelas memiliki nilai modulus
elastisitas yang berbeda, hal ini disebabkan factor ketebalan dan jenis dua batang
uji ini. Pada batang berongga nilai modulus elastisitasnya lebih kecil dan dengan
beban yang lebih banyak diibanding batang uji pejal yaitu 700-900 gram.
10
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah nilai modulus
elastisitas dipengaruhi oleh material batang uji, semakin kuat batang uji semakin
kecil nilai modulus elastisitas. Beban menjadi variabel yang menjadi variabel
kontrol, semakin berat beban maka semakin besar nilai defleksinya. Material yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah kayu dan alumunium, alumunium yang
lebih keras dari kayu memiliki nilai modulus elastisitas yang lebih kecil sehingga
sifat fisis mempengaruhi nilai modulus elastisitas.
5.2 Saran
Ketika melaksanakan praktikum di laboratorium, disarankan bagi praktikan
untuk memeriksa terlebih dahulu keadaan semua peralatan yang akan digunakan,
apakah masih berfungsi dengan baik atau memerlukan penggantian. Tindakan ini
bertujuan agar jalannya percobaan berlangsung tanpa hambatan dan hasil yang
optimal dapat diperoleh dari praktikum tersebut. Di samping itu, memahami dengan
baik materi yang akan dipraktikkan juga merupakan hal penting agar proses
eksperimen dapat berlangsung lebih lancar dan efisien.
11
Daftar Pustaka
Amri, I., dan K. Irdoni. 2019. Sintesis dan karakteristik bioplastic dari bahan umbi
kayu (starch cassava) dan serat nanas. Chempublish Journal. 4(2): 62-70.
Astuti, I., R. Sumarni, dan Y. Bhakti. 2018. Penggunaan video based laboratory
dalam menentukan nilai modulus elastisitas penggaris alumunium. Unnes
Physics Education Jurnal. 7(1):92-96.
Elisa, Y. Claudya. 2016. Penentuan konstanta pegas dengan cara statis dan
dinamis. Jurnal Fisika Edukasi. 3(1): 1-57.
Souisa, M., 2011, Analisis modulus elastisitas dan angka poisson bahan
dengan uji tarik. Jurnal Barekeng. 5(2): 9-14.
LAMPIRAN