(RPP-06)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model Discoveri lerning peserta didik dapat:
1. Membuktikan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
2. Menyimpulkan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
3. Mendisain (C6) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan:
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari – hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional
serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik.
3. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
dipelajari.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti :
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
Peserta didik mengamati video pembelajaran (https://www.youtube.com/watch?
v=wAWyNNR8FGc) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor
Stimulus dengan benar tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pemuaian,
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
Peserta didik membuat kesimpulan proses pemuaian, perubahan wujud zat dan
Menarik Kesimpulan perpindahan kalor dengan benar
Penutup
1. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara Bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tes individual maupun kelompok.
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
PENILAIAN
Teknik Penilaian
1. Sikap : Jurnal
2. Keterampilan : Kinerja
3. Pengetahuan : Ter tertulis
Lampiran Penilaian
1). Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian Diri
Nama : ……………………………….
Kelas : ……………………………….
Hari, Tanggal : ……………………………….
Pertemuan Ke -: ……………………………….
Materi Pokok : ……………………………….
Berilah tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai dengan sikapmu!
Nilai Skor: 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang), 3 (sering), dan 4 (selalu)
Lalu tuliskan nilai skor pada kolom Nilai dan jumlahkan ke bawah, kemudian hitung penskorannya berdasarkan
rumus di bawah
Skor
No Pernyataan Nilai
1 2 3 4
1 Saya berdoa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan
2 Saya menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang saya anut
3 Saya jujur dalam perkataan dan perbuatan
4 Saya mengakui kesalahan yang diperbuat
5 Saya membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
Saya melaksanakan tugas dari guru dengan jujur mengerjakan
6
sendiri
Saya melaksanakan tugas dari guru dengan penuh sadar dan
7
ikhlas
8 Saya mengumpulkan tugas guru dengan tepat waktu
Saya mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap tinggal di rumah
9
dalam mencegah penyebaran wabah covid 19
Saya melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran
10
pemerintah untuk mencegah penularan virus covid 19
JUMLAH SKOR
Rubrik Penilaian:
1
Jawab
Jumlah 10
MATERI 6
SUHU & KALOR
Suhu dan Kalor Fisika SMK. Telah kita ketahui bahwa suhu merupakan salah satu besaran dalam fisika.
Selain suhu kita juga sering mendengar istilah panas dan dingin. Udara akan terasa panas jika di siang hari,
di malam harinya akan terasa dingin. Segelas air mendidih yang di masukkan ke dalam gelas akan terasa
panas walaupun hanya gelas yang kita pegang. Keadaan derajat panas dan dingin yang di alami suatu benda
bisa dikatakan suhu. Sedangkan jika terjadi perpindahan suhu pada air panas yang di larutkan ke dalam air
dingin itu disebut panas atau kalor.
Google Image - Materi Lengkap Suhu dan Kalor Fisika SMK Serta Contohnya
.
Suhu
Jika kita mengatakan suhu suatu benda, pasti kita sering menggunakan kata panas atau dingin suatu benda
tersebut. Panas dan dingin ini sering digunakan karena kita mempunyai indra perasa yang hanya merasakan
bahwa suatu benda tersebut terasa panas, hangat, ataupun dingin. suhu yang dirasa tersebut
bersifat kualitatif atau hanya berupa deskripsi. Sedangkan dalam ilmu fisika suhu yang terasa dapat di ukur
menggunakan suatu alat ukur suhu yaitu termometer, termometer ini bersifat kuantitatif (di tunjukkan
dalam angka-angka).
Setelah kita ketahui macam-macam termometer suhu, biasanya kita sering menjumpai persoalan perubahan
nilai dari suhu satu dengan suhu lainnya. Secara matematis perbandingan skala dari keempat termometer
suhu adalah sebagai berikut:
Contoh 1.
Suhu sebuah benda 80ºC, hitunglah suhu benda tersebut ke dalam suhu Reamur dan Fahrenheit.
Diketahui: t = 80ºC
Ditanya: a. R = ...?
b. F = ...?
Jawab
Jadi, nilai dalam skala Reamur dan Fahrenheit berturut-turut adalah 64ºR dan 176ºF.
Jika dalam soal suhu yang diberikan tidak dalam keempat skala termometer suhu diatas, maka itu akan
menjadi masalah tersendiri jika kita belum paham dengan konsep selanjutnya. Konsep selanjutnya kita bisa
menggunakan rumus perbandingan termometer suhu seperti yang ditunjukkan dibawah.
Contoh 2.
Sebuah termometer X setelah ditera dengan termometer Celcius di dapatkan suhu 40ºC = 80ºX dan 20ºC =
50ºX. Jika suhu sebuah benda 80ºC, maka berapa ºX suhu pada benda tersebut?
Diketahui: 40ºC = 80ºX
20ºC = 50ºX
Ditanya: 20ºC = ... ºX
Jawab
Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk dari energi yang dapat berpindah dari benda yang memiliki suhu tinggi
menuju ke benda bersuhu rendah jika kedua suhu saling bercampur.
1 kalor = 4,18 joule
1 Joule = 0,24 kal
Dalam istilah kalor, terdapat istilah kalor jenis (c) yaitu sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau
dilepaskan untuk menaikan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat tersebut. Secara matematis rumus
kalor dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: Q = kalor
m = massa
c = kalor jenis
∆T = perubahan suhu
Untuk lebih mempermudah lagi, kita akan berikan nilai tetapan dari kalor jenis masing-masing zat yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari kalor jenis beberapa zat adalah sebagai berikut:
Selain kalor jenis, terdapat istilah lain dari kalor yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor (C)
merupakan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar
satu satuan suhu. Secara matematis rumus dari kapasitas kalor dapat ditulis sebagai berikut:
Asas Black
Asas Black mengatakan jika terdapat dua zat yang suhunya berbeda di campurkan maka zat yang suhunya
tinggi akan melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan zat yang suhunya rendah akan menyerap kalor
sehingga suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan termal.
Q dilepas = Q diserap
Secara matematis rumus untuk menghitung kalor total dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: Q = kalor
m = massa
c = kalor jenis
∆T = perubahan suhu
L = kalor laten
Dari rumus menghitung kalor total yang telah dituliskan diatas untuk mencari nilai dari kalor dalam wujud
es sampai menjadi uap jenuh digambarkan sebagai berikut:
Contoh 3.
Sebuah kalorimeter dengan kapasitas 80 J/ºC mula-mula diisi dengan 200 g air dengan suhu 100ºC.
Kemudian ke dalam kalorimeter di masukkan sebuah logam yang bermassa100 g dengan suhu 40ºC.
Setelah tercapai kesetimbangan termal diperoleh suhu akhir campuran 60ºC. Berapakah kalor jenis logam
tersebut? (kalor jenis air = 1 kal/g ºC).
Diketahui: Ck = 80 J/ºC = 19,2 kal/ºC
m(a) = 200 g
T(a) = T(k) = 100ºC
m(l) = 100 g
T(l) = 400ºC
C(a) = 1 kal/g ºC
T = 60ºC
Ditanya: Cl = ...?
Jawab
Contoh 4.
Berapakah kalor yang diperlukan untuk merubah 500 g es dari -20ºC agar menjadi air 40ºC, jika diketahui
c(es) = 0,5 kal/g ºC; L(es) = 80 kal/g; c(a) = 1 kal/g ºC.
Jawab
Jenis-jenis pemuaian zat
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena
pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi.
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna
memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati kabel
listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai
pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta
tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang
berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang
mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
1 Aluminium 0,000024
2 Perunggu 0,000019
3 Baja 0,000011
4 Tembaga 0,000017
5 Kaca 0,000009
6 Pirek 0,000003
7 Berlian 0,000001
8 Grafit 0,000008
b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis
logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami
pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α.
Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik
50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan luas
lempeng logam tersebut?
ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu
muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada
koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini
terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang
ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian
akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi
contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan.
secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat padat.
Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b .
ΔV = Vo.b.ΔT
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume
zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu.
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan
sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci
tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi
ΔV = Vo.b.ΔT
ΔV = 4 liter.0,004.80
ΔV = 1,28 liter
Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas
Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat
ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat
menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba
meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah
pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi
Vo V1
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil
perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan sesudah
pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya
Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini
menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap.
200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3
Contoh Pemuaian
Jenis Contoh
Pemuaian Zat Pemuaian Zat
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang
hari
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang
akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.
5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan
pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga
Pemuaian memuai kemudian dipasangkan pada poros
Zat padat roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat
kuat.
Pemuaian
(zat) Gas 1. Balon yang meletus terkena panas.
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba mengamatinya
sendiri.