Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP-06)

Sekolah : SMK Taruna Mandiri Kelas/Semester : X/Genap


Mata Pelajaran: FISIKA Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok : SUHU & KALOR Alokasi Waktu : 3 X 3 (20’menit)
Sub Materi : Suhu, Kalor, Perpindahan Kalor, Pemuaian

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model Discoveri lerning peserta didik dapat:
1. Membuktikan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
2. Menyimpulkan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
3. Mendisain (C6) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan:
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari – hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional
serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik.
3. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
dipelajari.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti :
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
Peserta didik mengamati video pembelajaran (https://www.youtube.com/watch?
v=wAWyNNR8FGc) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor
Stimulus dengan benar tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pemuaian,
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar

Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan-pertanyaan tentang apa


Identifikasi Masalah
yang diamati.
Pengumpulan Data Peserta didik membaca modul untuk memahami masalah yang disajikan.
Peserta didik mengumpulkan informasi dari hasil modul tentang serta
Pengolahan Data mengkonfirmasi dengan sumber belajar lain sehingga memahami proses pemuaian,
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan benar

Peserta didik mengolah informasi yang diperoleh dan mengaplikasikan dengan


Pembuktian menjawab soal-soal untuk memahami proses pemuaian, perubahan wujud zat dan
perpindahan kalor dengan benar

Peserta didik membuat kesimpulan proses pemuaian, perubahan wujud zat dan
Menarik Kesimpulan perpindahan kalor dengan benar

Penutup
1. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara Bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tes individual maupun kelompok.
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

PENILAIAN
Teknik Penilaian
1. Sikap : Jurnal
2. Keterampilan : Kinerja
3. Pengetahuan : Ter tertulis

Cimahi, 2 Januari 2022


Mengetahui :
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

TETEN SUTENDI, S.Pd MURTI SAPTO WAHYONO, S.Pd


NUPTK. 7546 7626 6411 0032 NUPTK. 0559 7576 5820 0022

Lampiran Penilaian
1). Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian Diri
Nama : ……………………………….
Kelas : ……………………………….
Hari, Tanggal : ……………………………….
Pertemuan Ke -: ……………………………….
Materi Pokok : ……………………………….

Berilah tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai dengan sikapmu!
Nilai Skor: 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang), 3 (sering), dan 4 (selalu)
Lalu tuliskan nilai skor pada kolom Nilai dan jumlahkan ke bawah, kemudian hitung penskorannya berdasarkan
rumus di bawah

Skor
No Pernyataan Nilai
1 2 3 4
1 Saya berdoa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan
2 Saya menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang saya anut
3 Saya jujur dalam perkataan dan perbuatan
4 Saya mengakui kesalahan yang diperbuat
5 Saya membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
Saya melaksanakan tugas dari guru dengan jujur mengerjakan
6
sendiri
Saya melaksanakan tugas dari guru dengan penuh sadar dan
7
ikhlas
8 Saya mengumpulkan tugas guru dengan tepat waktu
Saya mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap tinggal di rumah
9
dalam mencegah penyebaran wabah covid 19
Saya melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran
10
pemerintah untuk mencegah penularan virus covid 19
JUMLAH SKOR

Rubrik Penilaian:

Skor penilaian menggunakan skala 1-4, yaitu :


 Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 3 apabila peserta didik sering sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 4 apabila peserta didik selalu sesuai dengan aspek sikap yang dinilai.
Interval Nilai Kualitatif Penskoran
81-100 SB (Sangat Baik)
70-80 B (Baik) Skor yang
Nilai = didapat  100
60-69 C (Cukup) 40
< (59) K (Kurang)

2). Penilaian Kompetensi Pengetahuan

KISI – KISI PENILAIAN

Nama Sekolah : SMK Taruna Mandiri Tahun pelajaran : 2021/2022


Kelas/Semester : X /Genap Mata Pelajaran : FISIKA
Materi/Sub Nomor Kunci
Indikator Instrumen Bobot
Materi Soal Jawaban
Diberikan es Suhu & Berapakah kalor yang diperlukan
Kalor untuk merubah 500 g es dari -
yang bermassa
20ºC agar menjadi air 40ºC, jika
dan memiliki
diketahui c(es) = 0,5 kal/g ºC;
suhu tertentu L(es) = 80 kal/g; c(a) = 1 kal/g
dan mencari ºC.
menjadi air
peserta didik
dapat
menghitung
kalor dengan
benar

1
Jawab

Jadi, kalor yang diperlukan


sebesar 60.500 kal.

Pemuaian Zat Padat, Cair, dan


Gas

Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm


dan  koefisien muai panjang 0,001/oC.
Kubus tersebut diberi kaalor  sehingga
suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC,
berapakah pertambahan volume dan
volume akhir kubus tersebut?
Pembahasan
2 ΔV = Vo.γ.ΔT 5
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V=  1000 + 50 = 1050 cm2

Jumlah 10

Penskoran: Skor yang didapat x 100


10

3). Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam membuat bagan,
yaitu kesesuaian bagan, ketepatan isi materi, kerapihan, dan ketepatan waktu mengumpulkan. Lembar
penilaian penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini, dengan ketentuan
aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru.
Format Penilaian Keterampilan

Kesesuaian Ketepatan isi Ketepatan waktu


Nama Peserta Kerapihan
No bagan materi mengumpulkan
Dididk
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Keterangan : Diisi dengan tanda ceklist (√)


Nilai = Skor Perolehan × 100
16
Pedoman Penskoran (Rubrik)
No. Aspek Penskoran
Skor 4 apabila bagan sesuai dengan materi dan jelas.
Kesesuaian bagan Skor 3 apabila bagan sesuai dengan materi, namun kurang jelas .
1
Skor 2 apabila bagan kurang sesuai dengan materi dan kurang jelas.
Skor 1 apabila bagan tidak sesuai dengan materi dan tidak jelas
Skor 4 apabila materi benar, rasional, dan jelas.
Ketepatan isi Skor 3 apabila materi benar, rasional, dan tidak jelas.
2
materi Skor 2 apabila materi kurang benar, kurang rasional, dan kurang jelas.
Skor 1 apabila materi tidak benar, tidak rasional, dan tidak jelas.
Skor 4 apabila bagan sangat rapih
Kerapihan Skor 3 apabila bagan cukup rapih
3
Skor 2 apabila bagan kurang rapih
Skor 1 apabila bagan tidak rapih
Ketepatan waktu Skor 4 apabila tepat waktu mengumpulkan tugas.
mengumpulkan Skor 3 apabila terlambat 1 hari
4
Skor 2 apabila terlambat 2 hari
Skor 1 apabila terlambat 3 hari

MATERI 6
SUHU & KALOR

3.6 Mengevaluasi proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan


kalor Menyaji hasil
4.6 penyelidikan mengenai perpindahan kalor menggunakan azas black

Suhu dan Kalor Fisika SMK. Telah kita ketahui bahwa suhu merupakan salah satu besaran dalam fisika.
Selain suhu kita juga sering mendengar istilah panas dan dingin. Udara akan terasa panas jika di siang hari,
di malam harinya akan terasa dingin. Segelas air mendidih yang di masukkan ke dalam gelas akan terasa
panas walaupun hanya gelas yang kita pegang. Keadaan derajat panas dan dingin yang di alami suatu benda
bisa dikatakan suhu. Sedangkan jika terjadi perpindahan suhu pada air panas yang di larutkan ke dalam air
dingin itu disebut panas atau kalor.

Google Image - Materi Lengkap Suhu dan Kalor Fisika SMK Serta Contohnya
.

Suhu
Jika kita mengatakan suhu suatu benda, pasti kita sering menggunakan kata panas atau dingin suatu benda
tersebut. Panas dan dingin ini sering digunakan karena kita mempunyai indra perasa yang hanya merasakan
bahwa suatu benda tersebut terasa panas, hangat, ataupun dingin. suhu yang dirasa tersebut
bersifat kualitatif atau hanya berupa deskripsi. Sedangkan dalam ilmu fisika suhu yang terasa dapat di ukur
menggunakan suatu alat ukur suhu yaitu termometer, termometer ini bersifat kuantitatif (di tunjukkan
dalam angka-angka).

Alat Ukur Suhu


Alat untuk mengukur suhu seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu termometer. Pada tingkat SMP kita
sudah pernah diberikan materi tentang suhu, pada tingkat SMA ini kita akan mendalami lagi materi tersebut
ditambah mencari nilai suhu dengan perbandingan suhu termometer yang belum diketahui. Kita ketahui
bahwa macam-macam termometer suhu yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Adapun titik didih
dan titik beku masing-masing termometer suhu adalah sebagai berikut.

Setelah kita ketahui macam-macam termometer suhu, biasanya kita sering menjumpai persoalan perubahan
nilai dari suhu satu dengan suhu lainnya. Secara matematis perbandingan skala dari keempat termometer
suhu adalah sebagai berikut:

Contoh 1.
Suhu sebuah benda 80ºC, hitunglah suhu benda tersebut ke dalam suhu Reamur dan Fahrenheit.
Diketahui:   t = 80ºC
Ditanya: a. R = ...?
               b. F = ...?
Jawab

Jadi, nilai dalam skala Reamur dan Fahrenheit berturut-turut adalah 64ºR dan 176ºF.

Jika dalam soal suhu yang diberikan tidak dalam keempat skala termometer suhu diatas, maka itu akan
menjadi masalah tersendiri jika kita belum paham dengan konsep selanjutnya. Konsep selanjutnya kita bisa
menggunakan rumus perbandingan termometer suhu seperti yang ditunjukkan dibawah.

Contoh 2.
Sebuah termometer X setelah ditera dengan termometer Celcius di dapatkan suhu 40ºC = 80ºX dan 20ºC =
50ºX. Jika suhu sebuah benda 80ºC, maka berapa ºX suhu pada benda tersebut?
Diketahui:   40ºC = 80ºX
                    20ºC = 50ºX
Ditanya:      20ºC = ... ºX
Jawab

Jadi, besar skala yang ditunjukkan pada termometer X adalah 140ºX.

Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk dari energi yang dapat berpindah dari benda yang memiliki suhu tinggi
menuju ke benda bersuhu rendah jika kedua suhu saling bercampur.
1 kalor = 4,18 joule
1 Joule = 0,24 kal

Dalam istilah kalor, terdapat istilah kalor jenis (c) yaitu sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau
dilepaskan untuk menaikan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat tersebut. Secara matematis rumus
kalor dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:   Q = kalor
                      m = massa
                       c = kalor jenis
                    ∆T = perubahan suhu

Untuk lebih mempermudah lagi, kita akan berikan nilai tetapan dari kalor jenis masing-masing zat yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari kalor jenis beberapa zat adalah sebagai berikut:

Selain kalor jenis, terdapat istilah lain dari kalor yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor (C)
merupakan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar
satu satuan suhu. Secara matematis rumus dari kapasitas kalor dapat ditulis sebagai berikut:

Asas Black
Asas Black mengatakan jika terdapat dua zat yang suhunya berbeda di campurkan maka zat yang suhunya
tinggi akan melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan zat yang suhunya rendah akan menyerap kalor
sehingga suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan termal.
Q dilepas = Q diserap

Secara matematis rumus untuk menghitung kalor total dapat dituliskan sebagai berikut:

 Keterangan:   Q = kalor
                      m = massa
                       c = kalor jenis
                    ∆T = perubahan suhu
                      L = kalor laten

Nama-nama kalor laten, antara lain adalah sebagai berikut:

 Pada saat melebur disebut kalor lebur


 Pada saat menguap disebut kalor uap
 Pada saat menyublim disebut kalor sublim
 Pada saat membeku disebut kalor beku
 Pada saat mengembun disebut kalor embun
Dari masing-masing nama kalor laten terdapat kesamaan dari masing-masing nama kalor laten tersebut
yang dilakukan oleh para ilmuwan sebagai beriku:

  Kalor uap = Kalor embun


Kalor lebur = Kalor beku

Dari rumus menghitung kalor total yang telah dituliskan diatas untuk mencari nilai dari kalor dalam wujud
es sampai menjadi uap jenuh digambarkan sebagai berikut:

Contoh 3.
Sebuah kalorimeter dengan kapasitas 80 J/ºC mula-mula diisi dengan 200 g air dengan suhu 100ºC.
Kemudian ke dalam kalorimeter di masukkan sebuah logam yang bermassa100 g dengan suhu 40ºC.
Setelah tercapai kesetimbangan termal diperoleh suhu akhir campuran 60ºC. Berapakah kalor jenis logam
tersebut? (kalor jenis air = 1 kal/g ºC).
Diketahui:   Ck = 80 J/ºC = 19,2 kal/ºC
                 m(a) = 200 g
                 T(a) = T(k) = 100ºC
                 m(l) = 100 g
                  T(l) = 400ºC
                 C(a) = 1 kal/g ºC
                      T = 60ºC
Ditanya: Cl = ...?
Jawab

Jadi, kalor jenis logam sebesar 4,384 kal/g ºC.

Contoh 4.
Berapakah kalor yang diperlukan untuk merubah 500 g es dari -20ºC agar menjadi air 40ºC, jika diketahui
c(es) = 0,5 kal/g ºC; L(es) = 80 kal/g; c(a) = 1 kal/g ºC.
Jawab

Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 60.500 kal.

Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas


 donbull 21 Comments
Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda
karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun
volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah melihat rel kereta
yang bengkok, itu adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh pemuaian yang
merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja pemuaian cairan merkuri
pada termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa kita lihat dari pemuaian
bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika dan sekring yang
prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting.

Jenis-jenis pemuaian zat
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena
pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi.
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna
memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati kabel
listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai
pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta
tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang
berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang
mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.

Rumus pemuaian panjang


Δx= Lo. α. ΔT
ΔX =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu

L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula

tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat

No Jenis zat Alpha( /0C)

1 Aluminium 0,000024

2 Perunggu 0,000019

3 Baja 0,000011

4 Tembaga 0,000017

5 Kaca 0,000009

6 Pirek 0,000003

7 Berlian 0,000001

8 Grafit 0,000008

contoh soal pemuaian panjang


Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik sebesar
40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam
tersebut setelah suhunya naik?
Pembahasan
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m

b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis
logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami
pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α.
Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)

contoh soal pemuaian luas

sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik
50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan luas
lempeng logam tersebut?
ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA  = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2

c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu
muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada
koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V=  Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume

Contoh Soal Pemuaian Volume


Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan  koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi kaalor 
sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir kubus
tersebut?
Pembahasan
ΔV = Vo.γ.ΔT
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V=  1000 + 50 = 1050 cm2

2. Pemuaian Zat Cair

Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini
terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang
ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian
akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi
contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan.

rumus pemuaian zat cair

secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat padat.
Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b .
ΔV = Vo.b.ΔT
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair.  Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume
zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi.  ΔT selisih suhu.

contoh soal pemuaian zat cair

Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan
sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci
tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi
ΔV = Vo.b.ΔT
ΔV  = 4 liter.0,004.80
ΔV  = 1,28 liter
Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas
Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat
ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat
menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba
meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.

Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas

a. Hukum Gay Lussac


PV = nRT
P  =  tekanan (atm)
V  =  volume (L)
n  =   mol zat
R  =  0,0082
T  =  suhu (0K),  x0C  =  (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas mutlak
tersebut sehingga

V/T = nR/T = tetap

karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah
pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi

Vo      V1
—- = —-  –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1         T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil
perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya

PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan sesudah
pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya

P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)


c. Hukum Boyle-Gay Lussac

Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini
menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap.

P1.V.1                   P2.V2


——–     =    ———- = tetap
 T1                            T2
Contoh Soal Pemuaian Gas
Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah volume
gas tersebut.
Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo      V1
—- = —-
T1       T2

200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3
Contoh Pemuaian
Jenis Contoh
Pemuaian Zat Pemuaian Zat
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang
hari
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang
akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.
5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan
pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga
Pemuaian memuai kemudian dipasangkan pada poros 
Zat padat roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat
kuat.

1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair


(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
Pemuaian 2. Air dalam panci akan meluap ketika
Zat Cair dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor
peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)

Pemuaian
(zat) Gas 1. Balon yang meletus terkena panas.
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat  di kehidupan kita. Sobat bisa coba mengamatinya
sendiri.

Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat


Benar kata pepatah semua itu ada baik dan buruknya termasuk juga pemuaian. Beberapa pemuaian zat yang
tidak terkendali bisa menjadi sesuatu yang merugikan seperti rel kereta yang bengkok atau ban kendaraan
yang pecah tiba-tiba karena terlalu panas. Ini bisa menyebabkan kecelakann yang fatal. Yang paling penting
adalah kita mengatisipasinya sebaik mungkin seperti membuat jarak antar rel atau membuat ban dari bahan
yang tidak mudah memuai. Selain merugikan masih banyak juga manfaat dari pemuaian zat sepeti
pemuaian bimetal yang digunakan untuk pengamanan alat-alat listrik dari kebakaran atau korsletting dan
juga pemakaian listrik berlebih. Okey sekian dulu pemuaian zatnya, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai