Anda di halaman 1dari 42

YAYASANPENDIDIKAN ISLAM AL ANSHAR LAKOLOGOU

MADRASAH IBTIDAYAH AL ANSHAR LAKOLOGOU

Jl. La Ode Matila1 Desa Lakologou Kec. Tongkuno Kab. Muna

TEMPLATE UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : Widiastuti, S.Pd.I


Kelompok Mapel : Akidah Akhlak 3.1
Judul Modul : Pengembangan Profesi Guru
Judul Masalah : Kendala dalam Memahami Makna Asmaul Husna yang
Meliputi Sifat al-Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn,
al-Jâmi‘, alHâfiz, dan al-Aâkhir pada Pembelajaran
Akidah Akhlak

NO KOMPONEN DESKRIPSI
1. Identifikasi Masalah (berbasis Mengidentifikasi kesulitan belajar
masalah yang ditemukan di peserta didik dalam memahami makna
lapangan) Asmaul Husna yang meliputi sifat al-
Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn,
al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir pada
Pembelajaran Akidah Akhlak
2. Penyebab Masalah (dianalisis Materi yang disajikan cenderung lebih
apa yang menjadi akar masalah sering menggunakan metode ceramah
yang menjadi pilihan masalah)
3. Solusi a. Dilihat dari permasalahan yang
a. Dikaitkan dengan teori/dalil muncul pada pembelajaran Asmaul
yang relevan Husna yaitu adanya kesulitan
b. Sesuaikan dengan langkah/ belajar peserta didik dalam
prosedur yang sesuai memahami makna Asmaul Husna
dengan masalah yang akan yang meliputi sifat al-Karîm, al-
dipecahkan Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-
Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir pada

1
Pembelajaran Akidah Akhlak. Hal
ini berkaitan dengan teori belajar
kognitif.
Menurut teori belajar kognitif,
belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan
respon, tetapi lebih dari itu belajar
dengan teori kognitif melibatkan
proses berpikir yang sangat
komplek.
Dalam teori belajar kognitif Jean
Piaget mengatakan perkembangan
kognitif merupakan suatu proses
genetic yaitu suatu proses yang
didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan system
saraf. Dengan semakin
bertambahnya umur seseorang,
maka makin kompleks susunan sel
syarafnya dan makin meningkat
pula kemampuannya.
Piaget membagi tahap-tahap
perkembangan kognitif menjadi
empat yaitu:
 Tahap sensorimotor (umur 0-2
tahun)
 Tahap preoperasional (umur 2-
7/8 tahun)
 Tahap operasional konkrit
(umur 7/8-11/12 tahun)
 Tahap operasional formal
(umur 11/12-18 tahun)

2
Berdasarkan tahapan di atas, untuk
siswa Aliyah, termasuk kedalam
tahap operasional formal dimana
untuk memahami makna Asmaul
Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-
Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-
Hâfiz, dan al-Aâkhir tidak cukup
hanya dengan menghafal saja
tetapi juga perlu dilakukan dengan
menganalisis dari setiap Asmaul
Husna yang dipelajari.
b. Langkah yang dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman peserta
didik dalam memaknai Asmaul
Husna yang meliputi sifat al-
Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-
Matîn, al- Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-
Aâkhir adalah dengan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan
siswa serta tidak membosankan
dengan menggunakan metode
pembelajaran yang variatif yaitu
kombinasi penggunaan beberapa
metode pembelajaran secara
bervariasi sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar.
Adapun contoh metode yang
digunakan adalah penggunaan
metode hafalan dan metode jigsaw.
Metode hafalan digunakan untuk
meningkatkan daya hafal siswa
tentang Asmaul Husna al-Karîm,

3
al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-
Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
beserta artinya.
Setelah hafal, siswa diharapkan
mampu memahami makna dari
setiap Asmaul Husna al-Karîm, al-
Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-
Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
menggunakan metode jigsaw.

4
MEMAHAMI MAKNA ASMAUL HUSNA MELIPUTI SIFAT AL-KARIM,
AL-MU’MIN, AL-WAKIL, AL-JAMI’, AL-HAFIZ DAN AL-AKHIR PADA
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

NAMA MAHASISWA : WIDIASTUTI,S.PD.I

MAHASISWA PPG : AKIDAH


AKHLAK ANGKATAN 3.1

UTUSAN :
MISALANSHAR LAKOLOGOU
ALAMAT : DESA BONE
KANCITALA
KEC. BONE
SULAWESI
TENGGARA

Tahun 2022

5
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur hanya milik Allah Swt. yang
telah menganugerahkan hidayah, taufiq dan inayah sehingga proses penulisan
makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah keharibaan
Rasulullah Saw. Amin.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas analisa materi dalam kegiatan
perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan tahun 2022. Makalah
ini dibuat berdasarkan Problem Based Learning (PBL) atau dikenal dengan
pembelajaran berbasis masalah. Dalam Menyusun makalah ini, penulis
menganalisa masalah apa saja yang timbul dalam proses kegiatan pembelajaran.
Dari masalah tersebut kemudian dicari solusi untuk mengatasinya. Harapan
penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para
peserta PPG khususnya.

Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang


terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah Swt. memberikan pahala
yang tidak akan terputus, dan semoga makalah ini benar-benar berkah manfaat
bagi Agama, Nusa dan Bangsa, Amin Ya Rabbal ‘Alamin

6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………….. 6


Daftar Isi ………………………………….. 7
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Pokok Bahasan …………………………………. 8
B. Relevansi …………………………………. 8
C. Petunjuk Belajar …………………………………. 9
KEGIATAN INTI
A. Capaian Pembelajaran …………………………………. 10
B. Sub Capaian Pembelajaran …………………………………. 11
C. Uraian Materi dan Sub Materi …………………………………. 11
D. Tugas Praktik …………………………………. 24
E. Forum Diskusi …………………………………. 24
PENUTUP
A. Rangkuman …………………………………. 26
B. Tes Formatif …………………………………. 28
C. Daftar Pustaka …………………………………. 33

7
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Pokok Bahasan


Materi ini disusun atas dasar dari hasil analisis materi ajar yang
sebelumnya sudah dibaca dan dipelajari oleh penulis. Dari hasil analisis
tersebut penulis menemukan masalah-masalah sebagai berikut:
1) Siswa belum bisa menghafal Asmaul Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-
Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir beserta artinya;
2) Terdapat materi yang sulit dipahami dalam memaknai Asmaul Husna
yang meliputi sifat al-Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘,
al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
Adapun masalah yang muncul dikarenakan hampir setiap
pembelajaran Akidah Akhlak menggunakan metode ceramah. Dimana metode
ini kurang sesuai untuk menganalisis makna Asmaul Husna al-Karîm, al-
Mu’min, al- Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir, oleh karena
itu diperlukan adanya perubahan penggunaan metode.
Metode yang paling tepat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah metode variatif dimana dalam metode ini menggunakan lebih dari 1
metode. Perpaduan metode hafalan dan metode jigsaw dianggap dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam memaknai Asmaul Husna al-Karîm,
al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir.

B. Relevansi
Berdasarkan masalah-masalah yang timbul sebelumnya, maka dalam
modul ini diharapkan dapat:
1) Menjelaskan makna Asmaul Husna yang meliputi sifat al-Karîm,
al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
2) Menganalisis nilai-nilai Asmaul Husna yang meliputi sifat al
Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-
Aâkhir

8
C. Petunjuk Belajar
Ikutilah petunjuk-petunjuk di bawah ini agar bisa memperoleh dan
bisa memiliki kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran dalam
kegiatan belajar dalam materi ajar Akidah Akhlak.
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini;
2) Bacalah sekilas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan
catatlah kata-kata sulit yang anda temukan di dalam modul. Pelajarilah
kata-kata tersebut dan cari pengertiannya pada kamus;
3) Jika belum menguasai materi sesuai yang diharapkan, bacalah kembali
modul untuk meningkatkan pemahaman anda;
4) Selesaikan permasalahan dalam forum diskusi serta analisis lah berbagai
kasus yang ada pada modul dengan materi yang ada didalamnya.

9
KEGIATAN INTI

A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari dan memahami seluruh materi yang ada di dalam
bahan ajar Akidah Akhlak, anda diharapkan mampu menguasai muatan
materi yang sulit dipahami atas dasar materi pada bahan ajar sebelumnya
yaitu:
1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro- aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3) Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
5) Menghayati kebesaran Allah dengan al Asma al Husna-Nya (al-Kariim,
al-Mukmin, al-Wakil, al-Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir,)
6) Mengamalkan sikap santun dan bijaksana sebagai cermin pemahaman al
Asma al Husna-Nya (al-Kariim, al-Mukmin, al-Wakil, al-Matiin, al-
Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)
7) Menganalisis makna al Asma al Husna-Nya (al-Kariim, al-Mukmin, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)

10
8) Menyajikan hasil analisis tentang makna al Asma al Husna-Nya (al-
Kariim, al-Mukmin, al-Wakil, al-Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)

B. Sub Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, anda diharapkan
dapat:
1) Menjelaskan kebesaran Allah al Asma al Husna-Nya (al-Kariim, al-
Mukmin, al-Wakil, al-Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)
2) Mengamalkan sikap santun dan bijaksana sebagai cermin pemahaman
terhadap al Asma al Husna-Nya (al-Kariim, al-Mukmin, al-Wakil, al-
Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)
3) Menganalisis makna al Asma al Husna-Nya (al-Kariim, al-Mukmin, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)
4) Menyajikan hasil analisis makna al Asma al Husna-Nya (al-Kariim, al-
Mukmin, al-Wakil, al-Matiin, al-Jami’, al-Hafidz, al-Akhir)

C. Uraian Materi
1. Pengertian Asmaul Husna

Dalam Islam, mengetahui,


memahami, dan meyakini nama-nama
dan sifat-sifat Allah menempati
kedudukan yang sangat tinggi.
Seseorang tidak mungkin menyembah
Allah dengan cara yang sempurna
sampai ia benar-benar mengetahui dan
meyakini nama-nama dan sifat-sifat-
Nya. Dengan dilandasi pengetahuan
dan keyakinan terhadap nama dan
sifat-Nya itulah, seseorang dapat
menyertakan mata hatinya (bashirah)
saat menyembah kepada Allah Swt disebutkan dalam QS. al- A’raf [7] :
180

11
ْ َّ
َ
ْ َ ُ ُ ُْ
‫ّلِل الاسماۤء الحسنى فادعوه بهاۖ وذروا ال ٰذين يلحدون في اسم ۤا ِٕى‬
ۗ‫ه‬
‫ٖ سيجزون‬

َ ْ ُ ْ ُ
َ
‫ما كا نوا ي ع م ل و ۖن‬

“Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka,


bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaulhusna) itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.
Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan.”
Asmaul Husna berasal dari Bahasa Arab artinya nama-nama Allah
yang indah dan baik. Asma berarti nama (penyebutan) dan husna
berarti yang baik atau yang indah, jadi al-Asma’ al-Husna adalah nama-
nama milik Allah Swt yang baik dan yang indah.
Al-Asma’ al-Husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar
Allah Swt yang baik dan yang agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya.
Nama- nama Allah yang agung dan mulia merupakan suatu kesatuan yang
menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah Swt. Nama-nama
Allah itu adalah nama yang baik dan sempurna, sedikitpun tidak ada
َ lainnya.َّ
kekurangannya dan tidak boleh diserupakan dengan yang
ُْ ُ َ ُ
‫ّالِل ل ْٓا اله ٰالا‬
‫هو‬
‫ه الاسم ۤاء الحسنى‬8‫ٖل‬

“Allah tidak ada tuhan selain Dia. Milik-Nyalah nama-nama yang


terbaik.”
al-Asma’ al-Husna adalah nama-nama Allah yang indah. Jumlahnya
ada 99 nama, seperti tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Bukhari, Muslim, al Turmudzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah bahwa
nabi Muhammad Saw bersabda:

‫سما ح دَ خل جن و ِإن‬ ‫ِ ت ْل َهل ب ا ْ َ ع و ْي‬


‫من ف ظ اْل ة‬ ‫ن‬ ‫س رة‬
‫ها‬ ‫ِت س ع‬ ‫وْت‬
12
‫ِإ َّن‬ ‫ح‬kُ‫ي‬
“Sesungguhnya bagi Allah 99 nama, barang siapa yang menghafalnya ia
akan masuk surga. Dan sesungguhnya Allah itu ganjil (tidak genap)
menyukai yang ganjil.” (H.R Imam Baihaqi)
Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa
yang menghitungnya maka dia masuk surga. (HR. Bukhari, no.2736,
Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493). Ibnu Katsir dalam tafsirnya
menyebutkan

13
bahwa maksud menghitungnya dalam kehidupan sehari-hari. Jika ia
mengetahui Allah Maha Pengampun maka ketika ia terlanjur berbuat dosa
ia segera menghentikannya dan bersegera bertaubat serta tidak putus asa
dari ampunan Allah (Ibnu Katsir,2009:733). Sedangkan untuk mengenal
asmaul husna dilakukan dengan melalui tiga tahapan . Pertama,
menghafal lafazh dan bilangannya. Kedua, memahami makna dan yang
diindikasikannya. Ketiga, berdoa dengannya, seperti firman Allah diatas.
Mempelajari tentang asmaul husna berarti masuk dalam bagian
belajar rukun iman yang pertama, yaitu iman kepada Allah. Mengenal
Allah, nama-nama dan sifat-sifat serta perbuatan-perbuatan-Nya
merupakan semulia-mulia ilmu agama, semurni-murni tujuan yang
dicapai seorang hamba, dan jalan satu-satunya untuk meraih kemuliaan,
kejayaan dan kebaikan di dunia serta di akhirat.

Pembacaan Asmaul Husna dapat memberikan keutamaan tersendiri


terhadap pembacanya. Asamul Husna merupakan perantara untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt dan juga sebagai media untuk
berdoa. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan titik sentral dari
optimisme manusia akan pengarapan terhadap sesuatu yang baik.
Asmaul Husna merupakan penghubung atau wasilah yang Allah
Swt turunkan untuk setiap manusia agar dengan wasilah tersebut mereka
mendapatkan kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat. Berbagai
kemudahan Allah Swt janjikan bagi mereka yang bersedia menggunakan
asmaul husna sebagai media untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dengan Asmaul Husna manusia akan mendapatkan Kembali aliran
positif ke dalam sisi rohani sehingga mereka memperoleh ketenangan,
kedamaian yang akhirnya akan melahirkan kebahagiaa dalam hidup
selain itu dengan adanya ketenangan dan kedamaian dalam hati setiap
manusia maka mereka akan mampu meningkatkan daya konsentrasi.
Maka tidak heran jika banyak sekali kegiatan-kegiatan baik yang bersifat
keagamaan sering diawalai dengan pembacaan Asmaul Husna. Banyak
sekali fadhilah (keistimewaan) yang akan diperoleh jika manusia mau
membaca dengan istiqomah atau bahkan menghafal dan berdoa dengan
menggunakan Asmaul Husna.

14
.

2. Mengkaji Asmaul Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-


Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
a. Al-Karim (Yang Maha Mulia)
Al-kariim artinya Yang
Maha Mulia. Allah adalah
Dzat Yang Maha sempurna
dengan kemuliaan-Nya, tidak
dilebihi oleh siapapun selain-
Nya. Karena kemuliaan-Nya,
Allah memilikim kebaikan
yang tidak terbatas. Dia akan
memberi jika diminta, dan tetap memberi meski tidak
diminta. َّ
َ َ َ َ ُ ٰ

‫ب العر ش الك ري ٰم‬8‫ ْٓا اله ٰالا هُّۚور‬8‫فتعلى ّالِل الم ٰلك الحُّۚقل‬
ٰ ٰ
“Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya. Tidak ada tuhan selain
Dia, pemilik ‘Arasy yang mulia.” (QS. Al-Mu’minun [23] :116)
Karena kemuliaan-Nya itu pula, Allah memuliakan al- Qur’an,
malaikat, para nabi dan juga manusia. Jibril, malaikat yang
menyampaikan kitab Allah kepada Nabi Muhammad Saw, adalah
utusan yang mulia, Rasulullah Saw juga seorang Nabi yang mulia,
begitu pula dengan anak-anak Adam lainnya.
َ ْ َ ْ ْ ْ َ ‫بن‬ َ
‫من‬ َ َ َ َ َ ٰ ‫ك‬ ْ َ
‫ر زق‬ ‫وال ب‬ ‫ح م ل ال ب‬ ‫۞ ولق د‬
ٰ ْ ْ
ْ ُ ٰ ْ ‫ّر م ْٓي‬
‫ال‬
‫ح ر ن هم و‬ ‫ر فى‬ ْ ُ ٰ ‫د‬
‫نه م و‬
ّ ٰ َ
ٰ َ
‫ط ي بت‬ ‫نا‬
ٰ ‫م‬

‫ا‬

15
ً ْ َ ْ ٰ َ
ْ ‫كثير‬
ࣖ ‫ٰ ٍ خ ل ت ف ٰض ي لا‬ ‫وف‬

َ ْ ْ َّ
‫ق نا‬ ‫ٰ ّم ن‬ ‫ىل‬
ْ
‫ع‬ ُْ ٰ ّ
‫ضلن ه م‬

”Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak

16
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”
(QS.al-Isra’ [17] :70)
Al-Azhari rahimahullah mengartikannya dengan: ” al-Karîm
salah satu dari sifat Allah Azza wa Jalla dan nama-Nya. Maknanya,
yaitu dzat yang sangat banyak memiliki kebaikan, amat pemurah,
pemberi nikmat dan keutamaan”.

Al-Karim dimaknai Maha Pemberi sebab Allah Swt. tetap


berikan, tidak sempat terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak boleh
berputus asa dari kedermawanan Allah Swt. bila miskin dalam harta,
sebab kedermawanan-Nya tidak cuma dari harta yang dititipkan
melainkan meliputi seluruh perihal. Manusia yang berharta serta
dermawan hendaklah tidak sombong sebab sudah mempunyai watak
dermawan sebab Allah Swt. tidak menggemari kesombongan.
Dengan demikian, untuk orang yang dikasih harta melimpah
ataupun orang tidak dianugerahi harta oleh Allah Swt., hingga
keduanya wajib senantiasa bersyukur kepada- Nya sebab orang yang
miskin juga sudah dikasih nikmat tidak hanya harta.
Al-Karim pula dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf sebab
Allah Swt. memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan
kewajiban kepada Allah Swt., setelah itu hamba itu ingin bertaubat
kepada Allah Swt. Untuk hamba yang berdosa, Allah Swt. merupakan
Yang Maha Pengampun. Allah Swt. hendak mengampuni seberapa
juga besar dosa hamba- Nya sepanjang hambanya tidak meragukan
kasih sayang serta kemurahan- Nya.
Dengan memahami dan menghayati makna al-Asma’ al-Husna
al-Kariim, maka hendaknya kita memiliki budi pekerti yang luhur,
diantaranya adalah:
1) Menghiasi diri dengan akhlak yang baik
2) Menjaga kehormatan diri
3) Memuliakan para rasul, malaikat, kitab Allah Swt dan semua
makhluk ciptaan Allah Swt sehingga kitab isa mulia di sisi Allah
Swt maupun di sisi manusia.

17
b. Al-Mu’min (Yang Maha
Memberi Keamanan)
Al-Mukmin artinya Yang
Maha Memberi Keamanan.
Allah
adalah satu-satunya dzat yang
memberi rasa aman,
ketenangan
dalam hati manusia. َّ
َّ ْ َ ُ ْ َ
َّ َْ
‫ مع‬8‫دادوا ايمانا‬8‫ؤ ٰم ٰنين يل ز‬8‫ قلو ٰب الم‬8‫هو ال ٰذي انزل السكينة في‬

ً ْ ْ
ْ َ َ ُ ْ ُ َ ْ
‫ُ ي حك ي ما‬ َ ‫ن ه‬8ٰ‫ا ي ما‬
‫و كا ن‬ ‫وا ل‬ ‫جنود‬ ٰ
ً ‫ّل‬
َ ْ
‫ما ع‬ ‫ا‬ ْ ‫ال‬ ‫م‬
‫ار‬
‫ٰل‬ ‫ِل‬ ٰ ٰ ّ
‫ض‬ ‫ه‬
‫س م وت‬ َ
‫ّٰلِل‬ ‫ٖ ٰو‬
ٖ

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-


orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka
(yang telah ada). Milik Allahlah bala tentara langit dan bumi dan
Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. AlFath [48] :4)
Manusia secara pribadi atau kelompok akan selalu berusaha
memperoleh rasa aman dengan cara yang berbeda-beda. Padahal
hakikat rasa aman itu sebenarnya hanya dari Allah Swt. Pasalnya
Allah Swt adalah tempat berlindung para hamba dari rasa takut. Salah
satu rasa aman yang diberikan Allah Swt kepada hamba-Nya adalah
rasa
aman dari siksa dunia dan akhirat.
ُ َ َّ َّ
ُ َُّ ُ َ ُ
ْ َ
18
‫هو ّالِل ال ٰذي ل ْٓا ٰاله ٰالا هُّۚو الم ٰلك القدوس السلم المؤ ٰمن المهي ٰمن الع زيز‬
ٰ
ُ 8َ
َ ْ ْ ُ َّ ٰ
‫كٰب‬ ‫ال ج‬
‫عما ي ش ر ك و ن‬
ٰ ‫ّل‬ ْ
ُ َ ُ ُ ّ
‫ر ِل‬ ‫با ر ا ل م ت‬
َ ٰ ْ ُ
‫ٖسبحنا‬

“Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. Dia (adalah)
Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahadamai, Yang Maha
Mengaruniakan keamanan, Maha Mengawasi, Yang Mahaperkasa,

19
Yang Mahakuasa, dan Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci
Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS.al-Hasyr [59] :23)

Kala kita hendak menyeru dan berdoa kepada Allah Swt. dengan
nama- Nya al- Mu’ min, berarti kita memohon diberikan keamanan,
dihindarkan dari fitnah, bencana, dan siksa. Karena Dialah Yang
Maha Memberikan keamanan, Dia yang Maha Pengaman. Dalam
nama al- Mu’ min terdapat kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada
pertolongan dan perlindungan, ada jaminan( insurance), dan ada bala
dorongan.

Berżikir dengan nama Allah Swt. al- Mu’ min di samping


meningkatkan dan memantapkan keyakinan dan keimanan kita, jika
keamanan dan rasa aman yang dirasakan manusia bagaikan makhluk
ialah suatu rahmat dan karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt.
Bagaikan al- Mu’ min, yakni Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman
pula tercantum pengertian jika bagaikan hamba yang beriman, seorang
mukmin dituntut mampu jadi bagian dari pertumbuhan dan
perkembangan rasa aman terhadap lingkungannya.

Mengamalkan dan meneladani Asmaul Husna al-Mu’min,


artinya bahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang
ada di sekelilingnya aman dari gangguan lidah dan tangannya.
Berkaitan dengan itu, Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah tidak
beriman. Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Para
sahabat bertanya, ‘Siapa ya Rasulullah saw.?’ Rasulullah saw.
menjawab, ‘Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari
gangguannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul Husna al-


Mu’min seharusnya kita meneladani sifat Allah tersebut, yaitu:
1) Memberikan rasa aman
2) Menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan menjauhi sifat khianat
3) Menunjukkan sikap yang ramah dan sopan santun kepada sesame

20
4) Menciptakan lingkungan keluarga, tetangga, dan masyarakat yang
kondusif
5) Mengembangkan pemikiran yang baik dan positif bagi sesame

c. Al-Wakil (Yang Maha


Mewakili)
Al-Wakil artinya Yang
Maha Mewakili. Allah adalah
al-Wakil. Dia yang paling tepat
untuk mewakili dan menangani
segenap urusan
makhluk. Allah adalah Dzat
yang bertanggungjawab atas semua
makhluk. Dia menciptakannya dari ketiadaan, lalu mengawasi dan
menjaga mereka. Selayaknyalah Allah menjadi tempat bergantung
bagi para makhluk-Nya. َّ َ
َ َّ
‫ّل ّلِل و ٰكيلا‬8‫ِل‬ ‫وتوكل على ا‬
8‫ٖوكفى با‬
ٰ

“Bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai


pemelihara.”(QS. Al-Ahzab [33] :3)
Dalam bertawakkal, manusia masih tetap dituntut untuk
melakukan sesuatu sampai batas kemampuannya, bukan berarti
menyerahkan begitu saja segala sesuatu kepada Allah, tetapi
penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha yang maksimal.

Orang yang mempercayakan seluruh urusannya kepada Allah


Swt., hendak mempunyai kepastian kalau seluruh hendak dituntaskan
dengan sebaik- baiknya. Perihal itu cuma bisa dicoba oleh hamba yang
mengenali kalau Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih
merupakan salah satunya yang bisa dipercaya oleh para hamba- Nya.
Seorang yang melaksanakan urusannya dengan sebaik- baiknya serta

21
setelah itu hendak menyerahkan seluruh urusan kepada Allah Swt.
buat memastikan karunia- Nya.

Menyerahkan seluruh urusan cuma kepada Allah Swt.


melahirkan perilaku tawakkal. Tawakkal bukan berarti mengabaikan
sebabsebab dari sesuatu peristiwa. Berdiam diri serta tidak hirau
terhadap karena itu serta dampaknya merupakan perilaku malas.
Ketawakkalan bisa diibaratkan dengan menyadari kausalitas. Orang
wajib berupaya buat memperoleh apa yang diinginkannya. Rasulullah
saw. bersabda,“ Ikatlah untamu serta bertawakkallah kepada Allah
Swt.”

Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah


doa yang aktif dan harapan akan adanya pertolongan-Nya. Allah Swt.
berfirman yang artinya, “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu
ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia
dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.“ (Q.S. al-An’ām/6:102).

Hamba al- Wakil merupakan yang bertawakkal kepada Allah


Swt. Kala hamba tersebut sudah memandang“ tangan” Allah Swt.
dalam sebab- sebab serta alibi seluruh suatu, ia menyerahkan segala
hidupnya di tangan al-Wakil.

Setelah memahami dan menghayati makna Asmaul Husna al-


Wakiil maka marilah kita meneladaninya dengan cara:
1) Berserah diri kepada Allah Swt
2) Bersyukur kepada Allah Swt
3) Menjadikan Allah Swt sebagai sumber kekuatan dan
pengharapan
4) Tidak berputus asa dalam berdoa dan bekerja
5) Berupaya menjadi pribadi yang memiliki kredibilitas
6) Menjiwai setiap ikhtiar atau perbuatannya dengan
mengharap keridhaan-Nya

22
d. Al-Matiin (Yang Maha Kukuh)
Al-Matiin artinya Yang Maha
Kukuh. Tiada
sesuatupun yang dapat
mengalahkan dan
mempengaruhi-Nya. Imam al
Khattabi memaknai al-Matiin
sebagai Dzat Yang Maha Kuat
yang kekuatan-Nya tidak
dapat
terbendung, Tindakan-tindakan-Nya tidak terhalangi dan tidak pernah
merasa lelah.

ْ ٰ ْ ‫ْ ْ ٰا‬
‫ْ َ ْ مبين‬ ُ ٰ َ ْ ‫و ٰف ي و‬
ٍ ٰ ‫ا ر س ل ن ه ا لى ٰف ر ع و‬
ٰ ْ
‫ذ‬ ٰ
ْ َ ‫س‬
ٰ ُ
‫ن ٰب س ل ط ن‬ ‫م ى‬
ٍ
“(Begitu pula Kami meninggalkan) pada Musa (tanda-tanda
kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir‘aun dengan
membawa mukjizat yang nyata.” (QS. adz-Dzariyat [51] :38)
Allah Maha Kukuh. Kukuh kekuasan-Nya, kukuh kehendak-
Nya, kukuh dalam sifat-sifat-Nya. Bagi kita sebagai
hamba-Nya, hendaknya kekukuhan Allah menjadi
landasan sikap kita sekurang-kurangnya untuk teguh
memegang prinsip kebenaran, memiliki keinginan yang kuat,
tidak tergoda untuk menerima atau mencari rezeki secara
batil, konsekuen dalam membela kebenaran, menjadi manusia
yang tawakkal, memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan
tidak merasa rendah di hadapan manusia lain, karena hanya
Allah lah Yang Maha Kuat dan Maha Kukuh

Seorang yang menciptakan kekokohan serta kekukuhan Allah


Swt. hendak buatnya jadi manusia yang tawakkal, mempunyai
23
keyakinan dalam jiwanya serta tidak merasa rendah di hadapan
manusia lain. manusia hendak senantiasa merasa rendah di hadapan
Allah Swt.

24
Cuma Allah Swt. yang Maha Memperhitungkan. Oleh sebab itu, Allah
Swt. melarang manusia berlagak ataupun merasa lebih dari
saudaranya. Sebab cuma Allah Swt. yang Maha Mengenali baik
buruknya seseorang hamba. Allah Swt. pula menyarankan manusia
bersabar.

Sebab Allah Swt. Mahatahu apa yang terbaik buat hambaNya.


Kekokohan serta kekukuhan- Nya tidak terhingga serta tidak
terbayangkan oleh manusia yang lemah serta tidak mempunyai energi
upaya. Jadi, sebab kekukuhan- Nya, Allah Swt. tidak terkalahkan serta
tidak tergoyahkan. Siapakah yang sangat kokoh serta kukuh tidak
hanya Allah Swt? Tidak terdapat satu makhluk juga yang bisa
menundukkan Allah Swt. walaupun segala makhluk di bumi ini
bekerja sama

e. Al-Jami’ (Yang Maha


Mengumpulkan)
Al-Jami’ artinya Yang
Maha Mengumpulkan.
Allah adalah Dzat yang
mengumpulkan semua
makhluk pada hari kiamat.
Menurut Imam Khattabi,
tujuan Allah
mengumpulkan makhluk pada hari itu adalah untuk membalas
kebaikan dan keburukan yang dilakukan para makhluk. Pada saat
Allah mengumpulkan para makhluk, tidak ada satupun yang luput,
baik makhluk yang meninggal terbakar, yang dilumat binatang buas
ataupun
yang tenggelam di lautan.

َ ‫و‬ ْ ْ ٰ َ ْ‫ك‬ َ ‫ك ْ م‬ ُ ْ
‫ف ي ٰه ك‬ َ ٰ ْ َ ‫ث يج م‬ ‫م يت ي‬
‫لا ٰة الى ي و ٰم ا ل ٰق ي م‬ ٰ
ّ ‫ب‬ ُ ّ
‫لن‬ ْ َ ‫م‬ ‫ع‬ ‫م‬
‫ري‬
25
ّ ‫م‬ ْ ‫يح‬ ْ ُ ‫ا ل‬
‫ث‬ ‫مك‬ ‫يي‬ ‫ق ل ل‬
ٰ

َ ْ َ ْ َ ْ
ُ َ
ࣖ‫ا كثر يعلمو ن‬

‫ال‬

َ
ّ
‫نا ٰس لا‬

Katakanlah, “Allah menghidupkan kamu lalu mematikan kamu


kemudian mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada

26
keraguan tentangnya, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”(QS. al-Jasiyah [45] : 26)
Pada hari itu, yang paling bahagia adalah orang-orang mukmin,
yaitu mereka yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan
mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Dengan memahami dan
menghayati makna Asmaul Husna al-Jami’ maka akan membuat kita
sadar bahwa kita suatu saat akan mati dan akan dikumpulkan di
sebuah tempat yang bernama padang mahsyar untuk menerima
keputusan dan balasan atas perbuatan kita.
Maka hendaklah kita meneladani Asmaul Husna al-Matiin yaitu
dengan:
1) Hiduplah secara berjamaah (bersatu)
2) Memiliki rasa toleransi yang kuat
3) Menghimpun potensi positif dalam diri
4) Mendukung upaya terwujudnya persatuan umat Islam dunia

f. Al-Hafiz (Yang Maha


Pemelihara)
Al-Hafidz artinya Yang
Maha Pemelihara. Allah Maha
Hafiidz berarti Allah sebagai
Dzat Yang Maha memelihara.
Allah lah yang memelihara
seluruh makhluk-Nya,
termasuk langit dan bumi yang
kita huni
ini.
َ ْ ْ ٰ ْ ‫ع‬
ٰ ‫اي‬
‫ضون‬ ‫رم‬
ٰ
‫ع‬ ‫ت‬ ‫ن‬

َ
‫ها‬

27
ُ ُ َّ ً ْ ‫ۤا‬ َ ‫و‬ ْ ّ
ْ َ ً ْ ْ ‫ءم‬ َ َ ‫ال‬ ‫س‬
‫س ق فا م ح ف و ظاُّۚ و ه م‬ ‫ج ع ل نا‬

“Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, tetapi


mereka tetap berpaling dari tanda-tandanya (yang menunjukkan

28
kebesaran Allah, seperti matahari dan bulan).” (QS.Al-Anbiya’ [ 21
]:32)

Asy-Syaikh Muhammad Khalil al-Harras dalam Syarh


Nuniyyah Ibnul Qayyim, mengatakan al-Hafidz memiliki dua makna
yang pertama, bahwa Allah Swt menjaga /memelihara apa yang
dilakukan oleh hamba-Nya berupa amal baik atau amal buruk , baik
yang ma’ruf atau yang munkar, taat atau maksiat. Yang kedua bahwa
Allah Swt adalah al-Hafidz yakni yang menjaga hamba-hamba-Nya
dari segala hal yang tidak meraka sukai. Allah Swt menghendaki
agar manusia mampu mengambil keteladanan dardi sifat-Nya itu.
Sebab, Dia telah menganugerahkan potensi kepada kita untuk dapat
melakukannya, maka marilah kita memelihara dan menjaga
keimanan kita kepada Allah, memelihara kebaikan, ketaatan,
kemurniat niat dengan mengharap keridhaan Allah Swt.

g. Al-Akhir (Yang Maha


Akhir)

Al-Aakhir artinya
Yang Maha Akhir, yang
tidak ada sesuatupun
setelah Allah Swt. Allah
al-Akhir menunjukkan
bahwa Allah Swt adalah
Dzat yang mengakhiri
segalanya. Allah lah Tuhan sang Pencipta, tiada Sang Pencipta
setelah-Nya. Allah lah penentu kehidupan manusia, tiada Penentu
selain-Nya.

ْ ‫ش‬ ْ ُ
‫ي ع ٰل ي م‬ ْ َ ُ
‫لك‬ َ ‫نوه‬
ٰ ‫وال با ٰط‬ ُّۚ ‫وال‬

‫ٍء‬ َ ّ
ُ
‫وب‬ ‫ظا ٰه ر‬
ٰ
29
ٰ ْ ‫ه‬ َ ْ َ ُ
ُ ‫و‬ ّ
‫وا ل ا ٰخ ر‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ول‬

“Dialah Yang Mahaawal, Mahaakhir, Mahazahir, dan Mahabatin. Dia


Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Hadid [57] :3)

30
Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah Swt. akan tetap abadi
dan kekal. Keabadian dan kekekalan Allah Swt tersebut
menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya tempat bergantung atas
segala urusannya, baik urusan dunia maupun urusan-urusan yang
akan kita bawa sampai ke akhirat kelak. Sungguh sangat merugi
orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada selain Allah,
karena sesungguhnya setiap yang ada di langit dan di bumi ini akan
hancur. Akan tetapi jika kita bersandar penuh pada Sang Maha
Kekal, pastinya kita tidak akan hancur dan terjerumus dalam
kesesatan. Orang yang mengesakan al- Akhir akan menjadikan Allah
Swt sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup
selain-Nya, tidak ada permintaan selain-Nya, dan segala kesudahan
hanya tertuju kepada-Nya.

Setelah memahami dan meyakini bahwa Allah adalah al-Akhir,


kita menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah Kembali kepada Allah
Swt maka sejatinya tidak menunda-nunda dalam berbuat kebaikan.
Justru, kita harus berusaha menyegerakan dan memperbanyak amal
sholeh sebagai persiapan dalam menghadapi kehidupan yang abadi
di akhirat kelak.

D. Tugas Praktik
Berdasarkan materi yang telah dipelajari dari modul ini silahkan siswa
menghafalkan Asmaul Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-
Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir beserta artinya, kemudian praktikkan di depan
kelas.

E. Forum Diskusi
Setelah siswa mendalami materi tentang Asmaul Husna al-Karîm, al-
Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir maka
lakukanlah diskusi secara kelompok.
 Bentuk 4 kelompok asal (sesuai dengan jumlah subtopik yang akan
dibahas)

31
 Dari kelompok asal tugaskan beberapa siswa (sesuaikan dengan
jumlahnya) untuk mempelajari 4 subtopik dan membentuk menjadi
kelompok ahli
 Setelah terbentuk kelompok ahli, diskusilah sesuai subtopik yang ada
 Setelah berdiskusi kelompok ahli kembali pada kelompk sebelumnya
(kelompok asal) untuk membahas hasi diskusi masing-masing subtopik
 Presentasikan hasilnya di depan kelas

Adapun sub topik yang didiskusikan adalah sebagai berikut:

1) Menafsirkan arti dan makna dari Asmaul Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-
Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
2) Menunjukkan dalil tentang Asmaul Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-
Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
3) Mencari keutamaan nilai-nilai yang terkandung dalam Asmaul Husna al-
Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-Hâfiz, dan al-Aâkhir
4) Mengidentifikasi contoh perilaku sehari-hari yang mencerminkan
Asmaul Husna al-Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-
Hâfiz, dan al-Aâkhir

32
PENUTUP

A. Rangkuman
Dalam Islam, mengetahui, memahami, dan meyakini nama-nama dan
sifat-sifat Allah menempati kedudukan yang sangat tinggi. Seseorang tidak
mungkin menyembah Allah dengan cara yang sempurna sampai ia benar-
benar mengetahui dan meyakini nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Asmaul Husna berasal dari Bahasa Arab artinya nama-nama Allah yang
indah dan baik. Asma berarti nama (penyebutan) dan husna
berarti yang baik atau yang indah, jadi al-Asma’ al-Husna adalah nama-nama
milik Allah Swt yang baik dan yang indah. Al-Asma’ al-Husna secara harfiah
adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah Swt yang baik dan yang agung sesuai
dengan sifat-sifat-Nya.

Pembacaan Asmaul Husna dapat memberikan keutamaan tersendiri


terhadap pembacanya. Asamul Husna merupakan perantara untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt dan juga sebagai media untuk
berdoa. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan titik sentral dari
optimisme manusia akan pengarapan terhadap sesuatu yang baik.
Asmaul Husna merupakan penghubung atau wasilah yang Allah
Swt turunkan untuk setiap manusia agar dengan wasilah tersebut mereka
mendapatkan kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat. Berbagai
kemudahan Allah Swt janjikan bagi mereka yang bersedia menggunakan
asmaul husna sebagai media untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dengan Asmaul Husna manusia akan mendapatkan Kembali aliran
positif ke dalam sisi rohani sehingga mereka memperoleh ketenangan,
kedamaian yang akhirnya akan melahirkan kebahagiaa dalam hidup
selain itu dengan adanya ketenangan dan kedamaian dalam hati setiap
manusia maka mereka akan mampu meningkatkan daya konsentrasi.
Maka tidak heran jika banyak sekali kegiatan-kegiatan baik yang bersifat
keagamaan sering diawalai dengan pembacaan Asmaul Husna. Banyak
sekali fadhilah (keistimewaan) yang akan diperoleh jika manusia mau
membaca dengan
33
istiqomah atau bahkan menghafal dan berdoa dengan menggunakan
Asmaul Husna.
Asmaul Husna berjumlah 99, dalam modul ini kita akan membahas 7
Asmaul Husna yaitu: al-Karîm, al-Mu’min, al-Wakîl, al-Matîn, al-Jâmi‘, al-
Hâfiz, dan al-Aâkhir.
Al-kariim artinya Yang Maha Mulia. Allah adalah Dzat
Yang Maha sempurna dengan kemuliaan-Nya, tidak dilebihi oleh siapapun
selain-Nya. Karena kemuliaan-Nya, Allah memilikim kebaikan yang tidak
terbatas. Dia akan memberi jika diminta, dan tetap memberi meski tidak
diminta.
Al-Mukmin artinya Yang Maha Memberi Keamanan. Allah
adalah satu-satunya dzat yang memberi rasa aman, ketenangan
dalam hati manusia.
Al-Wakil artinya Yang Maha Mewakili. Allah adalah al-Wakil. Dia
yang paling tepat untuk mewakili dan menangani segenap urusan
makhluk. Allah adalah Dzat yang bertanggungjawab atas semua makhluk.
Dia menciptakannya dari ketiadaan, lalu mengawasi dan menjaga mereka.
Selayaknyalah Allah menjadi tempat bergantung bagi para makhluk-Nya.
Al-Matiin artinya Yang Maha Kukuh. Tiada sesuatupun yang dapat
mengalahkan dan mempengaruhi-Nya. Imam al Khattabi memaknai al-Matiin
sebagai Dzat Yang Maha Kuat yang kekuatan-Nya tidak dapat terbendung,
Tindakan-tindakan-Nya tidak terhalangi dan tidak pernah merasa lelah.
Al-Jami’ artinya Yang Maha Mengumpulkan. Allah adalah Dzat yang
mengumpulkan semua makhluk pada hari kiamat. Menurut Imam Khattabi,
tujuan Allah mengumpulkan makhluk pada hari itu adalah untuk membalas
kebaikan dan keburukan yang dilakukan para makhluk. Pada saat Allah
mengumpulkan para makhluk, tidak ada satupun yang luput, baik makhluk
yang meninggal terbakar, yang dilumat binatang buas ataupun yang
tenggelam di lautan.
Al-Hafidz artinya Yang Maha Pemelihara. Allah Maha
Hafiidz berarti Allah sebagai Dzat Yang Maha memelihara. Allah lah yang

34
memelihara seluruh makhluk-Nya, termasuk langit dan bumi yang kita huni
ini.
Al-Aakhir artinya Yang Maha Akhir, yang tidak ada sesuatupun setelah
Allah Swt. Allah al-Akhir menunjukkan bahwa Allah Swt adalah Dzat yang
mengakhiri segalanya. Allah lah Tuhan sang Pencipta, tiada Sang Pencipta
setelah-Nya. Allah lah penentu kehidupan manusia, tiada Penentu selain-Nya.

B. Tes Formatif
1) Salah satu cara yang dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia untuk
lebih mengenal Allah Swt dan meyakini kebenarannya adalah dengan…
a. Puasa Senin Kamis tujuh kali berturut-turut
b. Mempelajari ilmu agama
c. Memahami Asmaul Husna
d. Sholat istikharah tiap malam
e. Memperbanyak shodaqah jariyah

Jawaban: c

2) Asmaul Husna berjumlah…


a. 20
b. 17
c. 45
d. 99
e. 33
Jawaban: d
3) Al-Asma al-Husna adalah nama-nama Allah Swt yang baik dan indah.
Pernyataan berikut yang paling benar berkaitan dengan Asmauh Husna
adalah…
a. Barangsiapa yang menghafalkan Asmaul Husna meskipun tidak
mengamalkannya, dia akan masuk surga
b. Asmaul Husna wajib dihafalkan agar lebih mudah mengenal Allah Swt
c. Jangan menghafal Asmaul Husna sebelum tahu betul apa isinya

35
d. Bisa digunakan untuk mengusir jin dan setan jika dipasang di dinding
rumah
e. Sangat baik diamalkan untuk berdzikir ataupun ketika

berdoa Jawaban: e

4) Allah Swt adalah Dzat Yang Maha Mengumpulkan semua makhluk pada
hari kiamat yang tujuannya untuk membalas kebaikan dan keburukan
yang dilakukan para makhluk. Pernyataan ini merupakan makna dari
Asmaul Husna yaitu…
a. Al-Karim
b. Al-Akhir
c. Al-Jami’
d. Al-Matiin
e. Al-Hafidz

Jawaban: c

5) Setelah memahami dan menghayati Asmaul Husna, Haifa berubah


menjadi anak berbudi pekerti sangat luhur, memulyakan guurunya, orang
tuanya dan teman-temannya. Karena Haifa benar-benar mampu
mengamalkan Asmaul Husna…
a. Al-Karim
b. Al-Akhir
c. Al-Jami’
d. Al-Matiin
e. Al-Hafidz

Jawaban: a

36
6) Perhatikan ayat di bawah ini:
َ َّ
َّ ْ ُ
ْ َ َّ َْ
‫ّلِل‬ ‫ن‬8ٰ‫ايما‬ 8‫يزداد ْٓوا ايمانا‬8‫هو ال ٰذي انزل السكينة في قلو ٰب المؤ ٰم ٰنين ٰل‬
‫هم‬ ‫مع‬
ٰ
ٖ

ً ْ َ َ ْ ُ ْ ُ
ْ ُ
‫ي حك ي ما‬ َ
‫و كا ن‬ ‫وا ل‬ ‫جنود‬
ً ‫ّل‬
َ
‫ما ع‬ ‫ا‬ ْ ‫ال‬
‫ار‬
‫ٰل‬ ‫ِل‬ ٰ ٰ ّ
‫ض‬
‫س م وت‬
ٖ

Ayat di atas menjelaskan Asmaul Husna…


a. Al-Jami’
b. Al-Mu’min
c. Al-Akhir
d. Al-Matiin
e. Al-Karim

Jawaban: b

7) Sikap seseorang yang memahami dan mengamalkan Asmaul Husn al-


Wakiil adalah...
a. Selalu melaksanakan sholat berjamaah di masjid
b. Memiliki sikap lemah lembut kepada orang lain
c. Mengerjakan ulangan dengan jujur
d. Tidak suka menyakiti hati orang lain
e. Senantiasa bertawakkal kepada Allah

Swt Jawaban: e

37
8) Kita menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah Swt
maka sejatinya tidak menunda-nunda dalam berbuat kebaikan. Hal ini
berkaitan dengan Asmaul Husna…
a. Al-Akhir
b. Al-Hafidz
c. Al-Matiin
d. Al-Karim
e. Al-Wakil

38
Jawaban: a

9) Dalil yang menjelaskan makna al-Matiin terdapat dalam…


a. QS. al- A’raf [7] : 180
b. QS.al-Anbiya’ [ 21 ]:32
c. QS. al-Hadid [57] :3
d. QS. adz-Dzariyat [51] :38
e. QS. al-Jasiyah [45] : 26

Jawaban: d

10) Arti dari Asmaul Husna al-Hafidz adalah…


a. Yang Maha Mulia
b. Yang Maha Mengumpulkan
c. Yang Maha Memelihara
d. Yang Maha Mewakili
e. Yang Maha Memberi Keamanan

Jawaban: c

Setelah menjawab semua soal sumatif diatas, maka cocokkanlah


jawaban andadengan kunci jawaban yang ada pada halaman
terakhir modul ini. Hitunglah berapa score yang anda dapat dengan
rumus penghitungan sebagai berikut :

Tingkat Penugasan = Jumlah jawaban benar X 100%


Jumlah jawaban salah

Keterangan :

90 – 100% = amat baik

39
80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Jika tingkat pemahaman anda bisa mencapai 80% ke atas, maka anda bisa
melanjutkan ke modul atau kegiatan belajar selanjutnya.

40
Daftar Pustaka

Bang Dev. 2019. Makna Asmaul Husna Al Karim, Al Mu’min, Al Wakil, Al


Matin. https://ex-school.com/artikel/makna-asmaul-husna-al-karim-al-
mumin-al-wakil-al-matin (diakses tanggal 26 Oktober 2022)

Dra. Nurul Hidayah, Akidah Akhlak, Kementrian Agama, Jakarta, 2019

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, Pustaka Imam As Syafi’I, Jakarta, 2009

Syaifur Rohman. 2020. Pembiasaan Membaca Asmaul Husna untuk Menjaga


- Abdullah Zaedan. 2008. Cerita 99 Asmaul Husna Untuk Anak.
Jakarta.
Quantum Media.
- Eka Wardhana dan Tim Syamil Books, Muhammad Teladanku
- Kemeterian Agama RI. 2014. Akidah Akhlak Kelas
( Pendekatan scientifik Kurikulum 2013) untuk Kelas
IV MI Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia
- Kementerian Agama Republik Indonesia. 2019.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan
Bahasa Arab (KMA 183). Jakarta : Kementerian
Agama Republik Indonesia
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta.
Badan Pengadaan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Imam Az-Zabidi. 1996. Ringkasan Hadis Shahih Al-
Bukhari. Jakarta. Pustaka Imani
- Muhammad Ibrahim Salim. Dibalik Nama-Nama
Allah ( Sebuah Upaya Untuk Meningkatkan
Pemahaman Aqidah). Gema Insani Pers Sugiasih.
2009. 366 Kisah Al-Quran. Jakarta. Mediatama
Publising Tim Karya Guru. 2008.
Bina Akidah Akhlak. Untuk Kelas IV MI.Jakarta.
Erlangga Wiyadi. 2015. Membina Akidah dan Akhlak
4 untuk Kelas IV MI. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
41
Sumber Website http://wahdahjakarta.com
https://rumaysho.com https://www.pelajaran.co.id
http://kisahimuslim.blogspot.com
Potensi Aqidah pada Anak. Dimar, 1(2), 117-138.

42

Anda mungkin juga menyukai