Anda di halaman 1dari 2

Pasien PTM memiliki keadaan umum baik, dengan keluhan badan sering kesemutan

selama 2 bulan yang lalu, disertai banyak kencing, minum, makan dan berat badan turun.
Pasien PTM dengan Dx Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) diberi terapi farmakologis berupa
metformin, glibenclamide, dan vitamin B kompleks.
Metformin merupakan obat yang meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.
Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), dan
memperbaiki intake glukosa di jaringan perifer. Metformin merupakan pilihan pertama pada
sebagian besar kasus DMT2. Dosis Metformin diturunkan pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal (GFR 30-60 ml/menit/1,73m 2). Metformin tidak boleh diberikan pada beberapa
keadaan sperti: GFR<30 mL/menit/1,73m2, adanya gangguan hati berat, serta pasien-pasien
dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis, renjatan,
PPOK, gagal jantung [NYHA FC III-IV]). Metformin hadir dalam sediaan 500 mg, dengan
dosis harian 500-3000 mg. Efek samping yang mungkin berupa gangguan saluran pencernaan
seperti halnya gejala dispepsia. Metformin mampu menyabakan penurunan HbA1c sebesar
1,0-2,0%.
Glibenclamide merupakan obat golongan Sulfonilurea. Glibenclamide hadir dalam
sediaan 5 mg dan 2,5 mg, dengan dosis harian 2,5-20 mg. Obat golongan ini mempunyai efek
utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Efek samping utama adalah
hipoglikemia dan peningkatan berat badan. Penggunaan sulfonilurea harus hati-hati pada
pasien dengan risiko tinggi hipoglikemia, seperti orang tua, gangguan faal hati, dan ginjal
(hepar dan ginjal pasien PTM tidak dilaporkan terdapat abnormalitas). Obat golongan
Sulfonilurea mampu menyabakan penurunan HbA1c sebesar 1,0-2,0%.
Soelistijo S, Novida H, Rudijanto A, Soewondo P, Suastika K, Manaf A, et al. Konsesus
Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe2 Di Indonesia 2015. Perkeni. 2015. 82
p.
Association American Diabetes. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care. 2015
Jan 1;38.
Kekurangan vitamin B dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti beri-
beri, kesemutan, hingga anemia. Kekurangan vitamin B6 (PLP, piridoksin, piridoksal) dan
vitamin B1 (tiamin) umum terjadi pada DMT2. Kejadian nefropati diasosiasikan dengan
perubahan metabolisme vitamin B6 dan merupakan indikasi yang kuat dari disfungsi endotel
dan peradangan. Tiamin, piridoksin dan biotin (vitamin B7) ditemukan menurun pada pasien
DMT2. Penyerapan asam folat dan vitamin B12 juga ditemukan sangat berkurang dengan
penggunaan metformin jangka panjang, sehingga dapat terjadi defisiensi dan pasien
kemungkinan besar perlu diberikan suplemen secara teratur.
Nix WA, Zirwes R, Bangert V, Kaiser RP, Schilling M, Hostalek U, et al. Vitamin B status in
patients with type 2 diabetes mellitus with and without incipient nephropathy. Diabetes Res
Clin Pract. 2015 Jan 1;107(1):157–65.
Valdés-ramos R, Laura GA, Elina MB, Donají BA. Vitamins and Type 2 Diabetes Mellitus.
Endocrine, Metab Immune Disord Targets. 2015 Mar 2;15(1):54–63.

Anda mungkin juga menyukai