Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Drg.Hardy Prabowo, Sp.Pros
DEPARTEMEN PROSTHODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
2.1 Dianetes Melitus
Diabetes gestasi
Diabetes gestasi merupakan suatu kondisi bagi seorang wanita yang awalnya tidak
didiagnosis DM, menunjukan level glukosa darah tinggi selama hamil. Wanita
yang mengembangkan diabetes mellitus tipe 1 selama kehamilan dan wanita
dengan diabetes mellitus tipe 2 asimtomatik tidak terdiagnosis yang ditemukan
selama kehamilan diklasifikasikan dengan Gestational Diabetes Mellitus (GDM).
kelainan ini dimulai pada trimester ketiga kehamilan. Tidak ada penyebab khusus
yang telah diidentifikasi namun dipercaya bahwa hormon yang dihasilkan pada
saat kehamilan meningkatkan ketahanan wanita pada insulin, sehingga toleransi
glukosa terganggu.4,6
2.2.2 Patogenesis
Resistensi insulin pada sel otot dan hati, serta kegagalan sel beta pankreas telah
dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe 2. Hasil penelitian
terbaru telah diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih berat
dari yang diperkirakan sebelumnya. Organ lain yang juga terlibat pada DM tipe 2
adalah jaringan lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi
inkretin), sel alfa pankreas (hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi
glukosa), dan otak (resistensi insulin), yang ikut berperan menyebabkan gangguan
toleransi glukosa. Saat ini sudah ditemukan tiga jalur patogenesis baru dari
ominous octet yang memperantarai terjadinya hiperglikemia pada DM tipe 2.
Sebelas organ penting dalam gangguan toleransi glukosa ini (egregious eleven)
perlu dipahami karena dasar patofisiologi ini memberikan konsep :
- Pengobatan harus ditujukan untuk memperbaiki gangguan patogenesis,
bukan hanya untuk menurunkan HbA1c saja
- Pengobatan kombinasi yang diperlukan harus didasarkan pada kinerja obat
sesuai dengan patofisiologi DM tipe 2.
- Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau
memperlambat progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi pada
penyandang gangguan toleransi glukosa.Schwartz pada tahun 2016
menyampaikan, bahwa tidak hanya otot, hepar, dan sel beta pankreas saja
yang berperan sentral dalam patogenesis penyandang DM tipe 2 tetapi
terdapat delapan organ lain yang berperan, disebut sebagai the egregious
eleven.11
Secara garis besar patogenesis hiperglikemia disebabkan oleh sebelas hal
(egregious eleven) yaitu kegagalan sel beta pankreas, disfungsi sel alfa pankreas,
sel lemak, otot, hepar, otal, kolon/mikrobiota, usus halus, ginjal, lambung, sistem
imun.11
a. Penyakit Periodontal
b. Penyakit Gingiva
Ini adalah infeksi bakteri kronis yang mempengaruhi jaringan gingiva dan
tulang yang menopang gigi (Gambar 6). Jika tidak diobati, penyakit gusi
dapat menyebabkan abses atau kerusakan total jaringan pendukung gigi
dan akhirnya, gigi tanggal. Memburuknya kadar glikemik atau
peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan metabolisme yang
buruk yang dapat menyebabkan peradangan gingiva. Penyakit gingiva
cenderung lebih parah pada penderita diabetes karena penyakit ini
Gambar 5. Penyakit gingiva 5
c. Karies Gigi
Sejumlah jenis lesi mukosa mulut, termasuk lichen planus dan stomatitis
aphthous rekuren, telah dilaporkan pada orang dengan DM (gambar 7).
Petrou-Amerikanou dan rekan melaporkan bahwa prevalensi lichen planus
oral secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan DM tipe I dan
sedikit lebih tinggi pada pasien dengan DM tipe 2 dibandingkan pada
subjek kontrol. Namun, ini terjadi mungkin karena efek samping dari agen
hipoglikemik oral atau obat antihipertensi.5
e. Infeksi jamur
f. Sensasi terbakar
Riwayat kesahatan
Penting bagi dokter untuk membaca dan mempelajari Riwayat Kesehatan
pada pertemuan awal. Dokter gigi juga harus bertanya kepada pasien
tentang kadar glukosa darah terkini, tipe diabetes yang diderita, obat
antidiabetic, dosis, waktu pemberian dan obat lain yang diresepkan secara
bersamaan.
Waktu kunjungan
secara umum disarankan waktu kunjungan dilakukan pada pagi hari
dikarenakan kadar kortisol endogen umumnya lebih tinggi pada saat ini.
Pada pasien yang menerima terapi insulin waktu kunjungan harus
dijadwalkan agar tidak bertepatan dengan puncak aktivitas insulin, karena
itu adalah periode risiko maksimal terjadinya hipoglikemia.
Diet
Penting bagi dokter gigi untuk memastikan bahwa pasien telah makan
dengan normal dan meminum obat seperti biasa. Jika pasien melewatkan
sarapan karena janji dengan dokter gigi tetapi tetap menggunakan dosis
insulin normal, maka risiko terjadinya hipoglikemik akan meningkat.
Utnuk prosedur tertentu misalnya sedasi sadar dokter gigi dapat meminta
pasien mengubah pola makan dan dosis obat mungkin perlu diubah dengan
berkonsultasi dengan dokter spesialis pasien.
Riwayat Kesehatan:
pasien menderita diabetes selama 5 tahun terakhir dan dalam pengobatan
pasien juga menderita hipertensi selama 2 tahun terakhir dan dalam
pengobatan
pasien dirujuk ke laboraturium hematologi untuk pemeriksaan darah
dengan hasil gula darah 184 mg/dL dan hemoglobin 10,4 g/dL. Kemudian
pasien disarankan untuk menurunkan kadar gula darahnya selama
seminggu dengan hasil akhir 150 mg/dL
pasien kemudian dirujuk ke Departemen Bedah Mulut untuk ekstraksi
semua gigi rahang atas dalam satu kunjungan. Disarankan dalam satu
kunjungan agar semua gigi rahang atas dapat dijahit dalam 2 kuadran dan
penyembuhan soket setelah pemasangan gigi tiruan dapat dengan segera
EO :
TAK
Pasien didiagnosis mengalami edentulous pada sebagian giginya dengan
dukungan periodontal yang buruk dari sisa gigi yang ada dan disarankan untuk
pemasangan Gigi Tiruan Penuh (GTP). Setelah 8 gigi rahang atas diekstraksi (gigi
16,17,22,23,24,25,26,27) dengan [emberian anestesi infiltrasi lokal, kemudian
segera dirujuk ke departemen prostodonsia untuk segera dilakukan pemasangan
gigi tiruan penuh.
DISKUSI:
Immediate denture merupakan salah satu solusi terbaik yang ditawarkan dokter
gigi kepada pasien sesaat setelah pasien dilakukan ekstraksi giginya atau selama
periode edentulisme. Terdapat 2 jenis yaitu gigi tiruan langsung konvensional dan
gigi tiruan langsung sementara (atau transisi), gigi tiruan langsung konvensional
diindikasikan ketika hanya gigi anterior saja yang tersisa dan ridge residual
posterior sembuh dengan baik. Setelah pencabutan gigi anterior gigi tiruan segera
disediakan dan hanya perlu dipasang Kembali setelah masa penyembuhan. Gigi
tiruan Sebagian adalah protesa gigi lepasan yang dirancang untuk meningkatkan
estetika, stabilitas dan/ fungsi untuk jangka yang terbatas lalu setelah itu harus
digantikan dengan protsa definitf. Hal ini diindikasikan Ketika gigi anterior dan
posterior harus dicabut sebelum gigi tiruan dipasang dikarenakan gigi tiruan
penuh (GTP) baru dapat dibuat setelah masa penyembuhan. Pasien juga harus
diinstruksikan untuk menghindari mengonsumsi minuman panas dan
diinstruksikan untuk tidak segera melepaskan gigi tiruan selama 24 jam pertama,
makanan harus cair atau lunak untuk 24 jam pertama.
3.1 Kesimpulan
2. Obradors E.M, Devesa A.E, Salas E.J, Vinas M, Lopez J.L. Oral
Manifestations Of Diabetes Mellitus. A Systematic Review. J Sec:
MOPCB. 2017;22(5):e586-594.
12.