Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA ISLAM

" KEIMANAN DAN KETAKWAAN"

DI SUSUN OLEH :

NAMA : RALIM PATTIIHA

NIM : 202123075

PRODI : ILMU PEMERINTAHANI

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

TAHUN AJARAN 2021- 2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah p uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita dan jangan lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga
penulis dapat menyelesaikannya makalah yang berjudul “ Keimanan dan Ketaqwaan ” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama islam,
jangan lupa penulis terima kasih kepada pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan
dan Arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga
dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern,
khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Ambon,13 November 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia dalam kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau dengan kata lain melakukan
interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam
proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses
pembentuk akhlak sangat berperan dengan masalah keberhasilan dan ketakwaan seseorang. Keimanan
dan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semoga baik
dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini karena cara dan ketakwaan
adalah modal utama untuk membentuk seseorang.

Saat ini yakin dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada
yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari mandiri dan ketakwaan itu, hal ini karena
manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan menganggap itu hanya sebagai arti bahasa , tidak
mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja.

Keimanan sering disalah pahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha
memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya Yang
Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi
dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau
persangkaan tetapi harus melalui ilmu dan pemahaman. Itu sendi dan kepercayaan diri seorangnya
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat
menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak
mahmudah.Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab,
amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dan lain lain.

Taqwa adalah Menjalankan Perintah dan Menjauhi Larangan Allah, Ketahui Maknanya. ... Menurut
bahasa, kata taqwa berarti "memelihara" atau "menghindari". Dengan kata lain, pemeliharaan tersebut
berkaitan erat dengan diri atau keluarga. Sederhananya, taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan
menjahui segala larangan-Nya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian iman?


2. Bagaimana tanda-tanda orang yang beriman?

3. Apa pengertian takwa?

4. Bagaimana korelasi antara keinginan dan ketakwaan?

1.3 TUJUAN

1. Mendeskripsikan pengertian iman

2. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman

3. Mendeskripsikan pengertian takwa

4. korelasi antara semangat dan ketakwaan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Iman
Iman menurut bahasa adalah yakin, keyakinan berarti keyakinan. Dengan demikian, rukun adalah dasar,
inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman
juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu – amanan yang berarti tidak percaya. Oleh karena itu iman
berarti percaya sikap batin yang terletak dalam hati. Sebagai hasilnya, orang yang percaya kepada Allah
dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak
mencerminkan kepatuhan atau kepatuhan ( taqwa ) kepada yang dipercayainya, masih disebut orang
yang percaya. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati
manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam.

Dalam surah al-Baqarah ayat 165 :

‫اب ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ ا ْال َع َذا اال ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ ا ْال َع َذا‬
َ ‫اس هَّللا ِ ادًا هَّللا ِ الَّ ِذينَ ا ا هَّلِل ِ لَوْ يَ َرى الَّ ِذينَ لَ ُموا ْال َع َذ‬
ِ َّ‫الن‬

Artinya :

“ Dan manusia di antara ada orang-orang yang memuja tandingan-tandingan selain

Allah; mereka mencintai mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang sangat beriman kepada
Allah. Dan jika orang-orang yang melakukan zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
hari), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).

Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani , iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati,
diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Immaanu 'aqdun bil qalbi
waigraarun billisaani wa'amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau
keselarasan antara hati, ucapan, dan perbuatan, serta dapat dikatakan sebagai pandangan dan sikap
hidup atau gaya hidup.

Definisi Iman Secara Istilah Syar'iy

1) Al-Imaam Ismaa'iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata :

‫ا إليمان الشرع ارة الطاعات الباطنة الظاهرة‬

“Iman dalam pengertian syar'i adalah satu kutipan yang mencakup semua makna ketaatan lahir dan
batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403].

An-Nawawiy menukil kutipannya :

‫اإليمان لسان الشرع التصديق القلب العمل األركان‬

“Iman dalam istilah syar'iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh”
[Syarh Shahih Muslim, 1/146].

2) Imam Ibnu 'Abdil-Barr rahimahullah berkata:

‫ ال ل ال‬،‫ل الفقه الحديث لى اإليمان ل ل‬


“Para ahli fiqh dan hadits telah membuktikan bahwasannya iman itu kutipan dan perbuatan. Dan kecuali
ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238].

3) Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

‫ ال‬،‫ ا الت األربعة‬.‫ ل الجوارح‬،‫ الصه‬،‫ ل القلب‬: ‫ العمل ان‬. ‫ التكلّم لمة اإلسالم‬،‫ ل اللسان‬،‫ االعتقاد‬،‫ ل القلب‬: ‫ القول ان‬.‫اإليمان ل ل‬
‫ لم األجزاء‬،‫ ا ال القلب‬،‫اإليمان اله‬

Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : kutipan hati, yaitu i'tiqaad; dan
kutipan lisan, yaitu kutipan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa'). Perbuatan
juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan anggota badan perbuatan. Bila hilang
keempat hal tersebut, iman akan hilang dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran
(tashdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikihaa,
hal. 35].

Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur'an, mengandung arti positif. Dengan
demikian, kata iman yang tidak tergantung dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai
iman haq . Sedangkan yang selainnya, disebut iman bathil.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa
keraguan tentang apa yang datang dari Allah SWT dan rasulNya.

2. Tanda-tanda Orang yang Beriman

Al-Qur'an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1. Jika disebut nama Allah, maka hati akan bergetar dan berusaha agar Allah tidak lepas dari syaraf
memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur'an, maka bergejolak untuk segera melaksanakannya ( al-
Anfal : 2). Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.

2. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu
harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul ( Ali Imran: 120 , al - Maidah: 12,
al-Anfal: 2, at-Taubah : 52, Ibrahim : 11, Mujadalah : 10, dan at-Taghabun : 13).

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya ( al-Anfal :3dan al-Mu'minun :
2, 7). sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4. Menafkahkan rezki yang diterimanya ( al-Anfal : 3 dan al - Mukminun : 4). Hal ini dilakukan sebagai
suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi,
agar tidak terjadi antara kaya dengan yang miskin.
5. kutipan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan ( al-Mukminun : 3, 5). Perkataan yang
bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur'an menurut Sunnah
Rasulullah.

6. Memelihara amanah dan janji ( al-Mukminun : 6). Seorang mu'min tidak akan berkhianat dan dia akan
selalu memegang amanah dan menepati janji.

7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong ( al-Anfal : 74). Berjihad di jalan Allah adalah bersungguh-
sungguh dalam menjamin ajaran Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin ( an-Nur : 62). Sikap seperti itu merupakan
salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah
Rasul.

Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang
muslim. Abu A'la Maududi menyebutkan tanda orang percaya sebagai berikut:

1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.

2. Memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.

3. Memiliki sifat rendah hati dan khidmat.

4. Senantiasa jujur dan adil.

5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap masalah dan situasi.

6. Memiliki pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.

7. Memiliki sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut
kepada maut.

8. Memiliki sikap hidup damai dan ridha.

9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi. ( A. Toto Suryana AF, dkk, 1996 : 69).

3. Pengertian Taqwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan
melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan menjaga sikap yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan membatasi
laranganNya dalam kehidupan ini.

karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dilihat kedalam lima kategori atau
indikator ketaqwaan.

A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument
ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.

B. Mengeluarkan harta yang diberikan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, orang yang terputus
dalam perjalanan, orang yang meminta bantuan dana, orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat
dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui pengorbanan harta.

C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.

D. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.

E. Sabar disaat kepayahan, dan diwaktu perang, atau kata lain memiliki semangat perjuangan.

4. Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan

Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa
adalah orang yang percaya yaitu yang berpandangan dan hidup dengan jalan Allah menurut Sunnah
Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya
untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.

Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat
untuk berbuat kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya
akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar-
benar beriman dan orang yang benar-benar percaya adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang
mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan cirri-ciri daro
orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi
dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahu secara teoritis adalahtauhid yang membahas tentang
keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Diskusi keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan
Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang
Tuhan. logistik tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud
Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.

Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia.
Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain
Allah) lebih merupakan pengartian tauhid praktis (tauhid ibadah). Tauhid ibadah ketaatan adalah hanya
kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanya
Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.

Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman kepada Allah, Tuhan Yang
Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan
serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid
secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid
yang menanti dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, harus
ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan
sehari-hari secara murni dan konsekuen.

Dalam tauhid, seseorang harus tanpa iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan,
serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengartian yakin
dan percaya kepada Allah melalui fikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan lisan, dan
mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan percaya dan bertakwa,
apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan
meninggalkan segala larangan-Nya.

BAB III

1. KESIMPULAN

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk merasakan kebahagiaan
hidup. dikatakan percaya kepada Allah apabila memenuhi tiga keyakinan akidah dalam islam. Yaitu: isi
hati, ucapan, dan tingkah laku.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya

“bahwa sesungguhnya orang-orang yang percaya adalah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar
hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-Nya) dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan
sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhan-NYA dan ampunan
serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan
hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.

2. SARANA

Hendaknya umat muslim berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya meningkat. sifat-sifat tercela agar
iman dalam diri kita terus terjaga. Hendaknya umat muslim bersyukur atas nikmat yang telah diberikan
oleh Allah SWT. Senantiasa tawakal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

http://amrhy.blogspot.co.id/2011/10/makalah-keimanan-dan-ketakwaan.html
http://mdwimartasadewo.blog.com/2012/11/04/makalah-keimanan-dan-ketakwaan/

https://fitachoiyanti14.blogspot.com/2016/03/makalah-keimanan-dan-ketaqwaan-matkul.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai