Anda di halaman 1dari 20

Keep On The Track

(Qs.Yusuf:21-29)

Ustadz :
K.H.Luthfan Khibar A’lam

Disusun Oleh:
MENTRI 1

Putri Dara Juanti Fitri Maulidia


Ghaida Tsuraya Almira Rasya
NurJannah Siti Julianti
Puja Hagis Aura Decshaila
Andini Harsyta Rajwa Nur Alifia

Coach :
Nurmala

PONDOK TAHFIDZ MULENIAL ASHQAF DAN MARYAM COLLAGE


PROGRAM STUDI TADABBUR QURAN
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

 
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, dan maha suci Engkau yang telah memberi
kemudahan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas tadabbur, “Surah Yusuf”
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang penuh dengan
cahaya yaitu Agama Islam. Walupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya,
penulis sebagai manusia biasa yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat
mengharapkan bimbingan dan kritik dari berbagai pihak, dengan harapan penulis dapat
menyempurnakan segala kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.

Pontianak, 21 Januari 2023

 
MENTRI 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
Latar Belakang....................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
Pembahasan.........................................................................................................................................5
A. Mendapat Kemuliaan...................................................................................................................5
B. Teguh dan kuat............................................................................................................................7
C. Terungkapnya Kebenaran...........................................................................................................13
Bab III................................................................................................................................................16
Penutup..............................................................................................................................................16
Kesimpulan....................................................................................................................................16
BAB I

Latar Belakang

Dalam Al-Qur’an ada yang namanya surah Yusuf, surah ke-12 yang berjumlah 111
ayat. Yang dimana seluruh isinya berkisaran pada cerita Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya
beserta orang tua mereka, dan didalam surah ini Allah juga menonjolkan akibat baik dari
sebuah kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan dan Allah juga
memberikan kita pelajaran didalam surah ini yaitu pelajaran tentang kuat dan teguhnya iman
dalam menghadapi ujian,godaan ,dan cobaan sebagaimana firman Allah :

ٰ
‫س ٓو َء َوٱ ْلفَ ْحشَٓا َء ۚ ِإنَّهۥُ ِمنْ ِعبَا ِدنَا‬ ْ َ‫َولَقَ ْد َه َّمتْ بِ ِۦه ۖ َو َه َّم بِ َها لَ ْوٓاَل َأن َّر َءا بُ ْر َهـٰنَ َربِّ ِهۦ ۚ َك َذلِ َك لِن‬
ُّ ‫ص ِرفَ َع ْنهُ ٱل‬
ِ َ‫ٱ ْل ُم ْخل‬
٢٤ َ‫صين‬

Artinya: “Sungguh, perempuan itu benar-benar telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Yusuf
pun berkehendak kepadanya sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, Kami memalingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia
(Yusuf) termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”( Qs.Yusuf : 24)

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya, perempuan itu telah
berkehendak kepadanya, yakni Nabi Yusuf untuk melayani nafsu birahinya. Dan Nabi Yusuf
pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya, niscaya dia
akan terjatuh dalam perbuatan maksiat. Demikianlah, Kami kuatkan dan kami teguhkan
keimanannya sehingga Kami palingkan darinya perilaku keburukan dan kekejian.

Jadi, Pelajaran yang Allah berikan dari ayat 24 ini yaitu kita sebagai manusia harus
memiliki iman yang kuat agar Ketika dihadapkan oleh godaan kita tidak terjerumus ke dalam
godaan itu dan kita tetap berada di jalur ketaatan, Maka dari ayat 24 ini penulis mangangkat
makalah dengan judul “ keep on the track”.
BAB II
Pembahasan

Surat Yusuf terdiri dari 111 ayat, termasuk kelompok surat makkiyah, diturunkan di
Mekkah sebelum hijrah. Surah ini dinamai Yusuf karena hampir seluruhnya menceritakan
perjalanan Nabi Yusuf as dari sebelum menjadi apa-apa sampai menjadi orang yang
berpengaruh di Mesir. Maka dari itu kita harus memiliki sifat seperti nabi Yusuf di dalam diri
kita , Sifat seperti apa itu ? , Yaitu Seperti pembahasan dari ayat 21-29 yang akan di bahas
menjadi tiga poin.

A. Mendapat Kemuliaan

Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan bahwa Yusuf telah diselamatkan oleh kafilah


yang lewat di sumur tempat dia dimasukkan dan di Mesir dijual kepada seorang kaya yang
berpengaruh dan berkuasa sebagai menteri. Dan penjelasan berikutnya yaitu ayat 21-22 yang
berbunyi :

َ‫س ٰ ٓى َأن يَنفَ َعنَٓا َأ ْو نَت َِّخ َذهۥُ َولَ ۭ ًدا ۚ َو َك ٰ َذلِكَ َم َّكنَّا لِيُوسُف‬
َ ‫ص َر ٱِل ْم َرَأتِ ِٓۦه َأ ْك ِر ِمى َم ْث َو ٰىهُ َع‬ ْ ‫َوقَا َل ٱلَّ ِذى ٱ‬
ْ ‫شت ََر ٰىهُ ِمن ِّم‬
٢١ َ‫س اَل يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫ب َعلَ ٰ ٓى َأ ْم ِرِۦه َولَ ٰـ ِكنَّ َأ ْكثَ َر ٱلنَّا‬ ِ ‫ض َولِنُ َعلِّ َمهۥُ ِمن تَْأ ِوي ِل ٱَأْل َحا ِدي‬
ٌ ِ‫ث ۚ َوٱهَّلل ُ َغال‬ ِ ‫ِفى ٱَأْل ْر‬

Artinya: “Orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah kepadanya
tempat (dan layanan) yang baik. Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut
dia sebagai anak.” Demikianlah, (kelak setelah dewasa,) Kami memberikan kedudukan yang
baik kepada Yusuf di negeri (Mesir) dan agar Kami mengajarkan kepadanya takwil mimpi.
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.” (Qs.
Yusuf : 21)

Dalam ayat ini Allah ingin memperlihatkan kepada kita bagaimana cara Allah mau
memindahkan Nabi Yusuf as dari desa menuju istana,dari dibuang oleh saudara nya,dijual
oleh musafir dan Dibeli oleh Mentri yang berpengaruh di Mesir. Lalu mentri itu
memeliharanya dan memuliakannya serta berpesan kepada keluarga (istri)nya agar
memperlakukannya dengan baik dan selayaknya. Maka apa yang terjadi pada Nabi Yusuf ini
semuanya takdir dari Allah SWT. Seperti yang terjadi kepada kita sekarang , di mana kita
berada sekarang itu sudah menjadi ketentuan Allah , sudah Allah yang atur , Dan sudah Allah
yang rencanakan, karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita . Sebagaiman firman
Allah :

ٰۤ ‫کم ۚ وع‬ ٰۤ ‫کم ا ْلقتَا ل و ُهو ُك ْره لَّـ ُكم ۚ وع‬


‫َسى اَنْ ت ُِح ُّب ْوا‬ َ ْ ُ ‫ش ْيــًئا َّوه َُو َخ ْي ٌر لَّـ‬
َ ‫َسى اَنْ تَ ْك َره ُْوا‬ َ ْ ٌ َ َ ُ ِ ُ ُ ‫ُكتِ َب َعلَ ْي‬
َ‫ش ْيــًئا َّو ُه َو ش ٌَّر لَّـ ُك ْم ۗ  َوا هّٰلل ُ يَ ْعلَ ُم َواَ ْنـتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُم ْون‬
َ

Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi
boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu
menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui."(QS. Al-Baqarah : 216)

Dalam ayat diatas Allah mengajarkan kepada kita bahwa bisa jadi sesuatu yang tidak kita
senangi malah menjadi sesuatu yang baik untuk kita dan sesuatu yang kita senangi malah
menjadi keburukan untuk kita. seperti perjalanan Nabi Yusuf ini yang di mana perjalanan ini
tidak menyenangkan bagi Nabi Yusuf, di buang saudaranya dan dijual musafir. Tetapi
dibalik hal tidak menyenangkan itu ternyata malah itu yang terbaik untuk Nabi Yusuf. Maka
hal ini sebenarnya juga terjadi pada kita sekarang ini, yang di mana sesuatu yang kita anggap
baik ternyata malah tidak baik bagi kita dan sesuatu yang kita anggap buruk malah itu yang
terbaik untuk kita. seperti contohnya pondok pesantren yang dimana banyak para remaja
sekarang ini beranggapan bahwa pondok pesantren itu sesuatu yang tidak menyenangkan dan
sesuatu yang buruk padahal pondok pesantren itu adalah pilihan terbaik untuk kita menuntut
ilmu, untuk menjadi hamba yang lebih baik lagi. Demikianlah Allah mengatur dan
mentakdirkan kehidupan kita dengan menunjukan jalan ketaatan untuk kita dan memberi
kesempatan kepada kita agar kita mampu mengembang-kan bakat dan kepandaian kita,
sebagaimana firman Allah:

َّ ‫اِنَّا َه َد ْي ٰنهُ ال‬


‫سبِ ْي َل اِ َّما شَا ِك ًرا َّواِ َّما َكفُ ْو ًرا‬

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya jalan (yang lurus); ada yang
bersyukur dan ada pula yang sangat kufur.” (Qs. Al-Insan : 3)

Maka ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu telah menunjukan jalan kepada
hambanya. Jalan seperti apa itu? Yaitu jalan yang lurus walaupun di jalan itu banyak
rintangan dan ujian, seperti perjalanan hidup Nabi Yusuf. tetapi kita harus tetap yakin dan
bersyukur seperti Nabi Yusuf saat di berikan ujian sama Allah bahwa Allah selalu bersama
kita, membersamai perjalanan hidup kita sampai kita mendapat kemenangan.

.Qs. Yusuf : 22

ٰ ُ ‫َولَ َّما بَلَ َغ َأ‬


ِ ‫ش َّد ٓۥهُ َءاتَ ْينَ ٰـهُ ُح ْك ۭ ًما َو ِع ْل ۭ ًما ۚ َو َك َذلِ َك نَ ْج ِزى ٱ ْل ُم ْح‬
٢٢ َ‫سنِين‬

Artinya: “Ketika dia telah cukup dewasa, Kami berikan kepadanya kearifan dan ilmu.
Demikianlah, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Pada ayat ini Allah ingin memberitahukan kepada kita bahwa bagi orang-orang yang
berbuat baik maka akan Allah angkat derajatnya, Allah berikan kearifan dan Allah berikan
ilmu. Contoh seperti Nabi Yusuf ini ketika saat ia sudah mulai dewasa, Allah memberikan
kecerdasan dan keahlian sehingga ia mampu memberikan pendapat dan pikirannya dalam
berbagai macam masalah yang dihadapi Dan ilmu yang didapatnya ini murni semata-mata
ilham dan karunia dari Allah. sebagaimana firman Allah :

۟ ُ‫يُْؤ تِى ٱ ْل ِح ْك َمةَ َمن يَشَٓا ُء ۚ َو َمن يُْؤ تَ ٱ ْل ِح ْك َمةَ فَقَ ْد ُأوتِ َى َخ ْي ۭ ًرا َكثِي ۭ ًرا ۗ َو َما يَ َّذ َّك ُر ِإٓاَّل ُأ ۟ول‬
ِ ‫وا ٱَأْل ْلبَ ٰـ‬
‫ب‬

Artinya: “Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa
yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada
yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali orang-orang yang mempunyai akal seha.
“ (Qs. Al-Baqarah : 269)

Dalam ayat ini Allah memberi penjelasan bahwa Allah yang memberikan hikmah kepada
siapa yang dikehendaki dan jika Allah tidak berkehendak maka tidak ada yang dapat
mengambil pelajaran darinya. Kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat. Maka dari
penjelasan ini kita harus menjadi hamba yang Allah kehendaki untuk diberikan hikmah dan
ilmu. Seperti apa contohnya? yaitu seperti ayat 21 surah yusuf ,Allah memberikan ilmu
kepada mereka yang berbuat baik.jadi jika kita lihat dari ayat ke 21 ini jika kita ingin menjadi
hamba yang dikehendaki Allah untuk diberikan ilmu maka kita harus menjadi hamba yang
berbuat baik. Berbuat baik yang bisa kita lakukan seperti:
A. Berbakti kepada orang tua
B. Berbuat baik kepada makhul hidup (manusia,tumbuhan,hewan)
C. Berbuat baik kepada Agama Allah
D. Sabar menghadapi ujian
E. Tidak menceritakan keburukan orang lain
F. Tidak mngeluh saat di hadapkan ujian

Dari beberapa kebaikan ini Insya Allah akan menjadikan kita sebagai hamba yang
dikehendaki Allah dan menjadi hamba yang dekat dengan Allah dan menjadi hamba yang
berilmu dan diangkat derajatnya. Sufyan bin ‘Uyainah ra. Berkata:

‫س ِع ْن َد هّللا َم ْن ِزلَةً َمنْ َكانَ بَيْنَ هّللا ِ َوبَيْنَ ِعبَا ِد ِه َو ُه ْم اَأل ْنبِيِا ُء وا ْل ُعلَ َما ُء‬
ِ ‫َأ ْرفَ ُع النَّا‬

“Kedudukan tertinggi manusia di sisi Allah adalah para Nabi dan ‘Ulama (orang yang
berilmu).”

Demikianlah Allah memberi balasan kepada setiap insan yang telah berbuat baik yang
tidak pernah mengotori dirinya dengan perbuatan keji dan yang tetap berada di jalur ketaatan,

Dari penjelasan poin pertama ini, bahwa saat kita berada di jalan Allah kita akan
mendapatkan kemuliaan, dan dengan kita dekat dengan Al-Qur’an maka kita mendapat
kemuliaan. Sebagaimana firman Allah:

‫ۗ وا ْلقُرْ ٰا ِن ْال َم ِج ْي ِد‬


َ  ‫  ٓق‬

“Qaaf. Demi Al-Qur’an yang mulia.”

(QS. Qaf 50: Ayat 1)

Dalam surah Qaf ayat 1 ini menjelaskan Al-Qur’an yang mulia maka dengan kita dekat
dan hidup bersama Al-Qur’an kita mendapat kemuliaan.

B. Teguh dan kuat

Ayat-ayat yang lalu menerangkan bahwa menteri Mesir (al-'Aziz) yang membeli
Yusuf memerintahkan kepada istrinya agar dia diberikan tempat yang baik di istananya dan
diperlakukan sebagai salah seorang keluarga istana karena dia mempunyai firasat bahwa
Yusuf akan menjadi orang besar nantinya. Dan penjelasan berikutnya yaitu ayat 23-26 yang
dimana Ayat-ayat ini menerangkan bahwa istri al-'Aziz sendiri telah menggoda dan merayu
Yusuf karena terpesona dengan ketampanannya dan Ke 4 ayat ini juga menerangkan tentang
teguh dan kuatnya Iman.

َ ‫ت ٱَأْل ْب ٰ َو َب َوقَالَتْ َهيْتَ لَكَ ۚ قَا َل َم َعا َذ ٱهَّلل ِ ۖ ِإنَّهۥُ َربِّ ٓى َأ ْح‬
َ‫سن‬ ِ ‫َو ٰ َر َو َد ْتهُ ٱلَّتِى ُه َو فِى بَ ْيتِ َها عَن نَّ ْف‬
ِ َ‫س ِهۦ َو َغلَّق‬
َ ‫َم ْث َو‬
٢٣ َ‫اى ۖ ِإنَّ ۥهُ اَل يُ ْفلِ ُح ٱلظَّ ٰـلِ ُمون‬

Artinya:“Perempuan, yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya, menggodanya. Dia menutup


rapat semua pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku
berlindung kepada Allah. Sesungguhnya dia (suamimu) adalah tuanku. Dia telah
memperlakukanku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang zalim tidak akan
beruntung.”( Qs. Yusuf : 23)

Si tampan dan si cantik mungkin itu sebutan yang pas untuk Nabi Yusuf dan Zulaikha
ini. dimana Nabi Yusuf yang memiliki wajah yang tampan, akhlak yang baik,ilmu yang luas.
Siapapun jika dihadapkan Nabi Yusuf mungkin akan tergiur juga, sama seperti Zulaikha,
awalnya semua normal sampai pada akhirnya ketertarikan Zulaikha kepada Yusuf mulai
terjadi, Zulaikha yang ingin agar Yusuf memenuhi nafsunya, merencanakan sesuatu untuk
merayu Nabi Yusuf. Dan saat Zulaikha menutup rapat semua pintu maka tinggallah mereka
berdua di dalam ruangan itu maka disitulah kesempatan Zulaikha untuk merayu Yusuf.
Berada di sebuah ruangan berduaan dengan seorang wanita cantik berbudi tinggi, berakhlak
mulia, bersih dari sifat-sifat congkak dan sombong, dan menjauhi segala hal yang akan
menjatuhkan derajatnya yaitu Zulaikha siapapu akan tergoda jika berada di posisi Nabi Yusuf
akan tetapi dengan keteguhan dan kekuatan iman dari seorang Nabi Yusuf menjadikan nya
bisa menahan nafsunya bisa menghindarkan dirinya dari kemaksiatan zina. Kemaksiatan zina
ini merupakan sesuatu tindakan yang keji sebagaimana firman Allah :

۟ ‫َواَل تَ ْق َرب‬
٣٢ ‫ُوا ٱل ِّزن ٰ َٓى ۖ ِإنَّهۥُ َكانَ فَ ٰـ ِح َش ۭةً َو َسٓا َء َسبِياًۭل‬

Artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Qs. Al-Isra: 32)
Maka dari ayat ini Allah menjelaskan kepada kita larangan mendekati zina,dan zina itu
benar” tindakan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Jika kita berbicara tentang zina, maka
kita bukan hanya berbicara tentang laki” dan wanita yang bukan mahram melakukan
hubungan tidak halal,tapi juga membahas ke hal” yang dianggap sepele,seperti zina mata,
zina mata ini di anggap sepele oleh kebanyakan orang bagi mereka hanya dosa biasa tak
termasuk zina, tapi tanpa mereka ketahui zina mata ini sudah termasuk ke dalam zina dan
sudah termasuk kedalam perbuatan yang keji dan jalan yang buruk Dan yang ke-2 zina
tangan yaitu tangan seorang laki-laki menyentuh yang bukan mahram, itu termasuk perbuatan
yang keji dan jalan yang buruk. Maka dari itu kita harus menguatkan hati kita,iman kita, dan
pikiran kita agar Kita tak termasuk kedalam kumpulan orang yang berbuat keji dan orang
yang mendzalimi dirinya, karena orang yang Melakukan kedzalimi Allah tidak akan
mengampuni mereka dan mereka menjadi hamba yang rugi. Sebagaimana firman Allah:

‫ اِنَّ الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا َوظَلَ ُم ْوا لَ ْم يَ ُك ِن هّٰللا ُ لِيَـ ْغفِ َر لَ ُه ْم َواَل لِيَـ ْه ِديَ ُه ْم طَ ِر ْيقًا‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kedzaliman, Allah tidak
akan mengampuni mereka dan tidak pula akan menunjukkan kepada mereka jalan (yang
lurus).” (Q.S An-Nisa: 168)

‫ت ا ْل ُو ُج ْوهُ لِ ْل َح ِّي ا ْلقَيُّ ْو ِم ۗ  َوقَ ْد َخا َب َمنْ َح َم َل ظُ ْل ًما‬


ِ َ‫َو َعن‬

Artinya: “Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Maha Hidup lagi Maha
Berdiri Sendiri. Dan sungguh merugi orang yang berbuat kedzaliman”. (Q.S Thaha: 111)

Maka apa yang terjadi di kehidupan Nabi Yusuf ini itu juga yang sedang kita alami di
dalam diri kita sekarang ini. Zulaikha ibaratkan nafsu dan Yusuf ibaratkan akal pikiran di
dalam diri kita di mana Saat kita lebih mengedepankan nafsu kita maka kita akan menuruti
nafsu tersebut, contohnya saat adzan berkumandang seharusnya kita bersiap-siap
melaksanakan sholat akan tetapi kita malah menuruti nafsu kita untuk kembali tidur. Dari hal
ini nasfu lebih di turuti dari akal pikiran padahal kita tahu bahwa sholat lebih baik dari tidur
tapi karena kita mengutamakan nafsu maka hal itu tak berarti bagi kita, dan Nabi Yusuf yang
ibaratkan akal pikiran kita,yang dimana lebih berfikir akan sesuatu itu, seperti saat ia di goda
oleh Zulaikha jika Yusuf lebih menggunakan nafsu mungkin sudah terjadi kemaksiatan itu
tapi Nabi Yusuf menggunakan akal pikirannya yang dimana dia tau bahwa semua ini dosa
dan dia menjauhinya,menolaknya dan sikap seperti Nabi Yusuf ini harus kita terapkan di
dalam diri kita, Yaitu lebih mengedepankan akal pikiran dari pada nafsu, dan menjadikan kita
pribadi yang dapat mengendalikan nafsu dan bisa menjaga hati dan iman dari segala godaan.

Qs.Yusuf : 24

ٰ
‫س ٓو َء َوٱ ْلفَ ْحشَٓا َء ۚ ِإنَّهۥُ ِمنْ ِعبَا ِدنَا‬ ْ َ‫َولَقَ ْد َه َّمتْ بِ ِۦه ۖ َو َه َّم بِ َها لَ ْوٓاَل َأن َّر َءا بُ ْر َهـٰنَ َربِّ ِهۦ ۚ َك َذلِكَ لِن‬
ُّ ‫ص ِرفَ َع ْنهُ ٱل‬
٢٤ َ‫صين‬ ِ َ‫ٱ ْل ُم ْخل‬

Artinya: “Sungguh, perempuan itu benar-benar telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Yusuf
pun berkehendak kepadanya sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, Kami memalingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia
(Yusuf) termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”

Sesungguhnya wanita itu telah berkehendak (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf,
dan Yusuf pun berkehendak pula (melakukannya) dengan wanita itu andaikata dia tidak
melihat tanda (dari) Tuhannya. Seorang lelaki Jika dihadapannya terdapat wanita canti yang
menggoda siapa yang tak akan tergoda apalagi yang menggodanya wanita cantik,berwibawa,
Seperti Zulaikha, Nabi Yusuf pun berkehendak kepada Zulaikha untuk melakukan
kemaksiatan akan tetapi sekiranya Nabi Yusuf Tidak melihat tanda-tanda dari Tuhannya
maka Nabi Yusuf hanyalah lelaki normal pada umumnya yang jika dihadapannya terdapat
wanita cantik maka akan mudah tergoda imannya. Tapi Nabi Yusuf tau akan tanda”
kebesaran Allah Nabi Yusuf ini mampu untuk menahan dirinya, akal pikirannya mampu
mengendalikan nafsunya maka selamatlah Nabi Yusuf dari kerusakan. Tapi jika Nabi Yusuf
Seperti lelaki normal pada biasa lelaki yang tidak terjaga imannya oleh Allah maka ia akan
lebih mementingkan nafsunya, tidak akan memperdulikan tanda yang sudah di berikan oleh
Allah. Baginya menuntaskan nafsu saat itu lebih penting maka terjerumuslah ia dalam
kebinasaan sebagaimana firman Allah:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ك َع ْنهَا َم ْن اَّل يُْؤ ِمنُ بِهَا َوا تَّبَ َع ه َٰوٮهُ فَتَرْ ٰدى‬
َ َّ‫ص َّدن‬
ُ َ‫فَاَل ي‬

“Maka janganlah engkau dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman
kepadanya dan oleh orang yang mengikuti keinginannya, yang menyebabkan engkau
binasa.””
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 16)

Adapun mengenai tanda yang dilihat oleh Nabi Yusuf, pendapat para ulama berbeda-beda
pula. Ada yang berpendapat bahwa Yusuf melihat gambar ayahnya Ya’qub sedang menggigit
jari telunjuknya. Ada yang berpendapat bahwa yang dilihat adalah bayangan tuannya Qiftir
dan ada juga yang berpendapat bahwa Yusuf mengangkat pandangan matanya ke atap rumah,
tiba-tiba di atap rumah itu terdapat tulisan firman-Nya yang mengatakan:

١٠ َ‫وَِإنَّ َعلَ ْي ُك ْم لَ َح ٰـفِ ِظين‬

Artinya: “Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi


(perbuatan kalian).” (Qs. Al-Infithar: 10)

Maka dari itu Yusuf yang mendapat tanda-tanda dari Tuhannya yang mencegahnya
untuk melakakukan kekejian itu.“Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami
yang terpilih.” (Yusuf: 24) Yakni termasuk orang yang terpilih, disucikan, dan didekatkan
kepadaNya. Dan termasuk hamba yang teguh dan kuat iman nya.

QS. YUSUF : 25

‫س ٓو ًءا ِإٓاَّل َأن‬


ُ َ‫ب ۚ قَالَتْ َما َجزَٓا ُء َمنْ َأ َرا َد بَِأ ْهلِك‬ َ ‫يصهۥُ ِمن ُدبُ ۢ ٍر َوَأ ْلفَيَا‬
ِ ‫سيِّ َدهَا لَدَا ٱ ْلبَا‬ َ ‫اب َوقَدَّتْ قَ ِم‬
َ َ‫ستَبَقَا ٱ ْلب‬
ْ ‫َوٱ‬
٢٥ ‫اب َألِي ٌۭم‬ٌ ‫س َجنَ َأ ْو َع َذ‬ْ ُ‫ي‬

Artinya: “Keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik bajunya (Yusuf)
dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu.

Dia (perempuan itu) berkata, “Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk
terhadap istrimu selain dipenjarakan atau (dihukum dengan) siksa yang pedih?”
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, dalam ayat di atas, Allah memberi tahu tentang
keadaan Nabi Yusuf dan Zulaikha tatkala hendak keluar dan berlomba menuju pintu. Nabi
Yusuf lari menghindar, sementara Zulaikha memintanya kembali ke rumah. Zulaikha
akhirnya berhasil menggapai Nabi Yusuf dan memegangi bagian belakang bajunya. Zulaikha
berhasil menarik baju Nabi Yusuf hingga terkoyak, Maka jika kita lihat dari tafsir dari ayat
ini bisa di jelas kan bahwa Zulaikha sungguh sangat berkehendak kepada Nabi Yusuf,
bayangkan Zulaikha yang sudah berumur mengejar Nabi Yusuf dan dapat mengoyakkan baju
Nabi Yusuf , maka ini bukti bahwa Zulaikhah benar-benar menginginkan Nabi Yusuf.
Dan saat pintu terbuka ternyata di depan pintu sudah ada suami dari Zulaikha, maka
saat ketahuan oleh suaminya, Zulaikha membuat tipu daya Untuk memfitnah Nabi Yusuf.
Fitnah merupakan satu hal yang sangat amat dilarang. Bahkan pelaku fitnah itu lebih berdosa
dari pada pembunuh.Sebagaimana firman Allah:

ْ ‫يل ٱهَّلل ِ َو ُك ْف ۢ ٌر بِ ِۦه َوٱ ْل َم‬


‫س ِج ِد ٱ ْل َح َر ِام‬ ِ ِ ‫سب‬ َ ‫ش ْه ِر ٱ ْل َح َر ِام قِتَا ۢ ٍل فِي ِه ۖ قُ ْل قِتَا ٌۭل فِي ِه َكبِي ۭ ٌر ۖ َو‬
َ ‫ص ٌّد عَن‬ َّ ‫َن ٱل‬ِ ‫سـَٔلُونَ َك ع‬ ْ َ‫ي‬
‫اج َأ ْهلِ ِهۦ ِم ْنهُ َأ ْكبَ ُر ِعن َد ٱهَّلل ِ ۚ َوٱ ْلفِ ْتنَةُ َأ ْكبَ ُر ِمنَ ٱ ْلقَ ْت ِل ۗ َواَل يَزَالُونَ يُقَ ٰـتِلُونَ ُك ْم َحت َّٰى يَ ُردُّو ُك ْم عَن ِدينِ ُك ْم ِإ ِن‬
ُ ‫وَِإ ْخ َر‬
ِ ‫وا ۚ َو َمن يَ ْرتَ ِد ْد ِمن ُك ْم عَن ِدينِ ِهۦ فَيَ ُمتْ َو ُه َو َكافِ ۭ ٌر فَُأ ۟ولَ ٰـِٓئكَ َحبِطَتْ َأ ْع َم ٰـلُ ُه ْم فِى ٱل ُّد ْنيَا َوٱ ْلـ‬
ۖ ‫َٔاخ َر ِة‬ ۟ ‫ستَطَ ٰـ ُع‬ ْ ‫ٱ‬
٢١٧ َ‫ها َخ ٰـلِدُون‬ َ ‫ب ٱلنَّا ِر ۖ ُه ْم فِي‬ ْ ‫َوُأ ۟ولَ ٰـِٓئ َك َأ‬
ُ ‫ص َح ٰـ‬

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:
“Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya
dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya)
daripada membunuh. mereka tidak hentihentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran,
Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”(QS. Al Baqarah (2):217)

‫هّٰللا‬ ‫هّٰلِل‬
ِ َ‫َوقَا تِلُ ْو ُه ْم َح ٰتّى اَل تَ ُك ْونَ ِف ْتنَةٌ َّويَ ُك ْونَ ال ِّديْنُ ُكلُّ ٗه ِ ۚ فَاِ ِن ا ْنـتَ َه ْوا فَاِ نَّ َ بِ َما يَ ْع َملُ ْونَ ب‬
‫ص ْي ٌر‬
Artinya: “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-
mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa yang mereka kerjakan” (Qs. Al-Anfaal:39)
Maka Dari ayat diatas ini dijelaskan bahwa pelaku fitnah dosanya lebih besar dari
pelaku pembunuhan karena Fitnah adalah suatu kebohongan besar yang sangat merugikan,
dan fitnah termasuk salah satu dosa besar yang tidak diampuni Allah SWT, kecuali orang
tersebut melakukan taubat nasuha.Dan kita sebagai seorang manusia jangan sampai
berpikiran untuk mengfitnah saudara kita , contohnya; kita yang hidup berdampingan di
pondok, jangan sampai hanya karna kita tidak menyukai nya kita melakukan fitnah terhadap
dia,agar orang lain juga tidak menyukainya.
QS. YUSUF : 26

ُ ‫ش ِه َد شَا ِه ۭ ٌد ِّمنْ َأ ْهلِ َهٓا ِإن َكانَ قَ ِمي‬


َ َ‫صهۥُ قُ َّد ِمن قُبُ ۢ ٍل ف‬
٢٦ َ‫ص َدقَتْ َوه َُو ِمنَ ٱ ْل َك ٰـ ِذبِين‬ ِ ‫قَا َل ِه َى ٰ َر َو َد ْتنِى عَن نَّ ْف‬
َ ‫سى ۚ َو‬

Artinya: “Dia (Yusuf) berkata, “Dia yang menggoda diriku.” Seorang saksi dari keluarga
perempuan itu memberikan kesaksian, “Jika bajunya koyak di bagian depan, perempuan itu
benar dan dia (Yusuf) termasuk orang-orang yang berdusta.”
Ayat ini menerangkan tentang bersihnya Yusuf dari perbuatan seorang. Yusuf adalah seorang
pemuda yang takut kepada Tuhannya, yang tidak goyah imannya oleh bujuk rayu seorang
wanita. Dengan tegas dia berkata kepada menteri, suami dari perempuan itu, "Dalam
peristiwa yang terjadi ini sebenarnya perempuan itu yang menggoda saya dan mengajak saya
untuk memenuhi kehendak nafsunya, sampai saya melompat lari seperti yang saya lakukan
sekarang." Maka dari tafsir ayat ini menyampaikan bahwa Nabi Yusuf berusaha untuk
menjauh dari kemaksiatan dengan berlari sekuat tenaga menuju pintu. Dan Nabi Yusuf yang
di fitnah oleh Zulaikha memberikan pembelaan bahwa dia tidak bersalah. Tetapi dalam
pembelaan itu jika ia tetap tidak dipercayai sudah Pasrah yang penting dia sudah berusaha
untuk meluruskan kesalahan itu. Nabi Yusuf hanya menjelaskan bahwa dia tidak bersalah
tapi tidak menjelaskan bagaimana kejadiannya dari A-z . Maka sifat Nabi Yusuf ini lah yang
harus kita contohi yaitu saat kita tidak bersalah tapi kita dituduh bersalah kita tidak perlu
menjelaskan semuanya dari A-z karna kita tahu Allah maha mengetahui apa yang
terjadi,Allah tahu kita tidak bersalah, kita hanya disuruh untuk meluruskan atau
mengklarifikasi. Maka disini Nabi Yusuf mengajarkan Kepada kita bahwa kita tidak perlu
takut untuk di persalahkan dan Nabi Yusuf juga mengajarkan kepada kita bahwa apabila
seseorang di fitnah atau dizalimi maka seseorang itu bisa untuk membela diri. Sebagaimana
firman Allah :
َ َ‫َوالَّ ِذيْنَ اِ َذٓا ا‬
ِ َ‫صابَ ُه ُم ا ْلبَ ْغ ُي ُه ْم يَ ْنت‬
٣٩ َ‫ص ُر ْون‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka
membela diri.”( Qs. sy-Syura: 39)
Dari ayat diatas, dapat dipahami bahwa jika seseorang mendapat perlakuan yang dzalim
dari orang lain, seseorang itu bisa membela diri dari kezaliman. Pembelaan diri ini, baik yang
bersifat mental maupun fisik, dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi serta ditujukan
untuk memberantas kezaliman dan kejahatan. Dengan pembelaan diri ini pula diharapkan
terwujudnya keadilan bagi setiap orang. Begitu juga yang terjadi kepada Nabi Yusuf yang di
mana beliau di fitnah oleh istri Al Aziz bahwa Nabi yusuf yang menggoda,sedangkan yang
terjadi sebenarnya ialah istri Al Aziz yang menggoda Nabi Yusuf, Maka pada saat itu juga
Yusuf membela dirinya karena dia merasa tidak bersalah.
Dari penjelasan poin ke kedua ini kita membahas tentang teguh dan kuat terhadap godaan,
apapun godaannya, cobaan dan ujian kita harus menghadapi dengan sabar sebagaiman firman
Allah:

‫َّسـوْ ُل‬ُ ‫ضرَّٓا ُء َو ُز ْل ِزلُوْ ا َح ٰتّى يَقُــوْ َل الر‬َّ ‫اَ ْم َح ِس ْبتُ ْم اَ ْن تَ ْد ُخلُوا ْال َجـنَّةَ َو لَ َّما يَْأتِ ُك ْم َّمثَ ُل الَّ ِذ ْينَ َخلَوْ ا ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ۗ  َم َّس ْتهُ ُم ْالبَْأ َسٓا ُء َوا ل‬
ٌ‫َوا لَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َم َعهٗ َم ٰتى نَصْ ُر هّٰللا ِ ۗ اَ اَل ۤ اِ َّن نَصْ َر هّٰللا ِ قَ ِريْب‬

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka
ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?"
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

C. Terungkapnya Kebenaran
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bagaimana bujuk rayu istri menteri Mesir itu
terhadap Yusuf, sehingga berani mengunci pintu kamarnya, karena ingin berbuat serong
dengan dia. Pada ayat-ayat berikut ini diterangkan bahwa dalam peristiwa ini, Yusuf adalah
seorang yang bersih, tidak terpedaya oleh bujukan dan rayuan dengan adanya bukti yang
terungkap yang membenarkan Nabi Yusuf.

QS. YUSUF : 27-29

ّ ٰ ‫ت َوه َُو ِمنَ ال‬


َ‫ص ِدقِ ْين‬ ْ َ‫َواِ ْن َكا نَ قَ ِم ْيصُهٗ قُ َّد ِم ْن ُدب ٍُر فَ َك َذب‬

Artinya: “Jika bajunya koyak di bagian belakang, perempuan itulah yang berdusta dan dia
(Yusuf) termasuk orang-orang yang jujur.”(27)

َ ‫فَلَ َّما َر ٰا قَ ِم ْي‬


ِ ‫صهٗ قُ َّد ِم ْن ُدب ٍُر قَا َل اِنَّهٗ ِم ْن َك ْي ِد ُك َّن ۗ اِ َّن َك ْي َد ُك َّن ع‬
‫َظ ْي ٌم‬
Maka, ketika melihat bajunya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia (suami perempuan itu)
berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu (hai kaum wanita). Tipu dayamu benar-
benar hebat. (28)

َ‫ت ِمنَ ْال ٰخ ِطٮِئ ْين‬


ِ ‫ك ُك ْن‬ ِ ِۢ‫يُوْ ُسفُ اَ ْع ِرضْ ع َْن ٰه َذا َوا ْستَ ْغفِ ِريْ لِ َذ ْنب‬
‫ك ۖ اِنَّ ِـ‬

“Wahai Yusuf, lupakanlah ini dan (wahai istriku,) mohonlah ampunan atas dosamu karena
sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang bersalah.”(29).

pada ayat 27 ini sebenarnya al-'Aziz telah mempercayai bahwa Yusuf tidak bersalah.
Kemudian keyakinannya ini dikuatkan lagi oleh saksi yang lain, yang menyatakan, bahwa
Yusuf tidak bersalah. Dalam mencari bukti ini suami dari Zulaikha tidak hanya menggunakan
satu bukti tetapi ia menggali beberapa bukti agar ia bisa mengambil keputusan yang tepat
maka dari suami Zulaikha menunjuk kan bahwa beliau iala orang yang bijaksana karna dalam
memutuskan sesuatu beliau tidak menggunakan kan nafsunya tidak menggunakan
rasanya,tapi ia menggunakan bukti-bukti yang benar. Maka sifat seperti suami Zulaikha ini
harus kita timbulkan di dalam diri kita agar saat kita dihadapi oleh suatu permasalahan kita
tidak menggunakan nafsu dan perasaan dalam memberikan keputusan dari permasalahan
tersebut. Sebagaimana firman Allah:

‫َز ْي ٌز َح ِک ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬ ۤ ُ ‫فَا ِ ْن َزلَ ْـلتُ ْم ِّم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َجٓا َء ْت ُک ُم ْالبَيِّ ٰن‬
ِ ‫ت فَا ْعلَ ُموْ ا اَ َّن َ ع‬

“Tetapi jika kamu tergelincir setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepadamu,
ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah:209)

Dan pada ayat 28, Setelah diadakan penyelidikan dan pertukaran pikiran antara
menteri dengan keluarga istrinya tentang peristiwa yang terjadi ini, maka diperiksalah baju
Yusuf yang sobek itu. Ternyata baju Yusuf bagian belakang yang robek. Jelaslah dalam
peristiwa ini, Yusuf yang benar tidak dapat dibantah dan diragukan lagi. Maka tuduhan
perempuan itu terhadap Yusuf adalah palsu. bagaimanapun pandainya orang bersalah
mengemukakan alasan-alasannya, namun yang bersalah akan diketahui juga, sesuai dengan
pepatah: "Sepandai-pandainya membungkus yang buruk, akhirnya akan berbau juga."
Sebagaimana firman Allah:

ِ ‫ت َو َما فِى ٱَأْل ْر‬


‫ض ۗ َوٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ُك ِّل‬ َّ ‫صدُو ِر ُك ْم َأ ْو تُ ْبدُوهُ يَ ْعلَ ْمهُ ٱهَّلل ُ ۗ َويَ ْعلَ ُم َما فِى ٱل‬
ِ ‫س َم ٰـ ٰ َو‬ ۟ ُ‫قُ ْل ِإن ت ُْخف‬
ُ ‫وا َما فِى‬
٢٩ ‫ش َْى ۢ ٍء قَ ِدي ۭ ٌر‬
Artinya: “katakanlah: jika kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada kalian,
atau kalian menampakkannya, maka Allah mengetahui semua itu. Allah mengetahui apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu”
(QS. Al Imran: 29)

َ‫ولِٓئ َك ُه ُم ا ْل ٰك ِذبُ ْون‬


ٰ ُ‫ۚ وا‬ ‫انَّما ي ْفتَرى ا ْلـ َكذب الَّذيْنَ اَل يْؤ منُونَ ب ٰا ٰي هّٰللا‬
َ  ِ ‫ت‬ ِ ِ ْ ِ ُ ِ َ ِ ِ َ َ ِ

Artinya:“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang


tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS An-
Nahl: 105)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah maha mengetahui apapun yang kita
sembunyikan. Jadi apapun bentuk kebohongan kita, entah bohong kepada manusia pada
umumnya, bohong niat, dan jenis bohong apapun maka Allah maha mengetahui kebohongan
tersebut. Dan yang mengada-adakan kebohongan mereka itu orang yang tidak beriman.

Setelah jelas duduk perkara peristiwa ini, maka menteri berkata kepada istrinya,
"Sekarang jelas, engkau telah membujuk dan merayu Yusuf. Ketahuilah, bujuk rayu yang
seperti itu besar bahayanya. Untung Yusuf seorang pemuda yang kuat imannya, tidak
terpengaruh oleh godaan seperti yang engkau lakukan itu."

Selanjutnya dalam ayat 29 ini, menteri itu berkata, "Wahai Yusuf, peliharalah dirimu,
tutup mulutmu, jangan sampai kejadian ini engkau ceritakan kepada orang lain. Kejadian ini
adalah rahasia kami, kalau diketahui orang, kami akan mendapat malu.

Engkau jangan merasa takut dalam persoalan ini, percayalah hahwa kami tetap
menjaga namamu, sebab engkau benar-benar orang yang berakhlak mulia dan beriman kuat.
Engkau hai istriku, bertakwalah kepada Tuhanmu, mohon ampunlah atas dosamu, karena
engkau termasuk orang yang bersalah dan berdosa. Sebagaimana cerita Dzulaikha yang
berlumur akan dosa, namun ampunan melebihi apapun yang ada di dunia, jika manusia itu
mau bertaubat. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

‫وب َج ِمي ًعا ۚ ِإنَّهۥُ ه َُو‬


َ ُ‫ٱلذن‬ ۟ ُ‫س ِه ْـم اَل تَ ْقنَط‬
ُّ ‫وا ِمن َّر ْح َم ِة ٱهَّلل ِ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ يَ ْغفِ ُر‬ ِ ُ‫وا َعلَ ٰ ٓى َأنف‬ ۟ ُ‫س َرف‬ ْ ‫ى ٱلَّ ِذينَ َأ‬
َ ‫قُ ْل يَ ٰـ ِعبَا ِد‬
٥٤ َ‫ُنصرُون‬ ۟ ‫سلِ ُم‬
ُ ‫وا لَهۥُ ِمن قَ ْب ِل َأن يَْأتِيَ ُك ُم ٱ ْل َع َذ‬
َ ‫اب ثُ َّم اَل ت‬ ْ ‫ َوَأنِيبُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى َربِّ ُك ْم َوَأ‬٥٣ ‫ٱ ْل َغفُو ُر ٱل َّر ِحي ُم‬

Artinya: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-
dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (53)
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).(54) (Qs. Az-Zumar:53-54)

‫ب اِلَى هّٰللا ِ َمتَا بًا‬


ُ ‫صا لِ ًحـا فَاِ نَّ ٗه يَت ُْو‬
َ ‫َو َمنْ تَا َب َو َع ِم َل‬

Artinya:“ dan, barang siapa yang bertobat dan beramal shaleh maka sesungguhnya Allah
akan menerima tobatnya”. (Qs. Al-Furqan:71)

Dalam pembahasan ayat diatas menjelaskan kepada manusia janganlah kalian


berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah, dan bertobatlah kalian atas kemaksiatan yang
telah kalian lakukan, karena sesungguhnya Allah yang maha pengampun lagi penyayang
akan menerima tobat kalian.

Dan pada point’ ketiga ini membahas tentang menegakkan kebenaran, yang dimana kita
harus selalu menegakkan kebenaran,harus selalu jujur karena kebohongan itu akan tetap
terbongkar walaupun kita sudah menyembunyikannya serapat mungkin
Bab III

Penutup

Kesimpulan

Ayat 21-29 menjelaskan tentang perjalan Nabi Yusuf yang mendapat kemuliaan, yang
mendapat godaan, dan yang mendapat fitnah yang di dalamnya mengandung hikmah
khususnya bagi kaum remaja saat ini agar selalu mencontoh perbuatan-perbuatan baik yang
ada dalam Al-Qur’an. Dan dalam pembahasan ini kita diajak untuk belajar, diajak untuk
menghidupkan sifat Nabi Yusuf di dalam diri kita, Sifat Nabi Yusuf seperti apa? Seperti sifat
yang telah kita bahas dalam makalah .

1. Sabar
2. Teguh iman
3. Jujur dan bijaksana

3 sifat ini akan menjadikan kita pribadi yang taat, pribadi yang selalu takut kepada
Allah,pribadi yang teguh pendirian yang tetap Istiqomah berada di jalur ketaatan

Anda mungkin juga menyukai