KEMETROLOGIAN
KEMETROLOGIAN
Metrologi Legal umumnya terkait dengan transaksi perdagangan, kesehatan, keselamatan dan
keamanan. Payung hukum pengaturan Metrologi Legal di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. Salah satu kegiatan Metrologi Legal yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat adalah tera dan tera ulang UTTP (alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya).
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (UUML), Metrologi di
definisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur secara luas, sedangkan Metrologi Legal
merupakan metrologi yang mengelola satuan-satuan ukur, metoda-metoda pengukuran dan alat ukur
yang menyangkut persyaratan teknik dan peraturan berdasarkan undang-undang yang bertujuan
melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran.
Metrologi Legal memiliki peran penting untuk melindungi konsumen dan memastikan barang-barang
yang diproduksi memenuhi standar dimensi dan kualitas yang telah ditetapkan. Sedangkan Metrologi
industri banyak berhubungan dengan pengukuran massa, volume, panjang, suhu, tegangan listrik, arus,
keasaman, kelembapan dan besaran-besaran fisika maupun kimia lainya yang diperlukan dalam
pengontrolan proses dan produksi oleh industri.
Di dalam perniagaan alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapanya (UTTP) merupakan suatu alat yang
sangat fital dan mutlak di perlukan karena harus di gunakan dalam transaksi perdagangan barang
maupun jasa. Dalam rangka melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran
pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar
satuan, metoda pengukuran dan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya sebagaimana
dipersyaratkan Pemerintah Republik Indonesia dalam Undang Undang No. 2 Tahun 1981 tentang
Metrologi Legal.
tanda sah
tanda batal
tanda jaminan
tanda daerah
tanda pegawai berhak.
Tanda sah adalah tanda yang dibubuhkan atau dipasang pada UTTP atau pada surat keterangan tertulis
terhadap UTTP yang memenuhi syarat teknis dan kemudian dinyatakan sah pada waktu ditera atau
ditera ulang. Tanda sah mempunyai bentuk segi lima dengan 3 (tiga) jenis ukuran tinggi yaitu 6 mm, 4
mm dan 2 mm yang di dalamnya memuat 2 (angka) terakhir yang menunjukkan tahun. Tanda sah terdiri
dari Sah Logam (SL) untuk pembubuhan pada logam, Sah Kayu (SK) untuk pembubuhan pada kayu dan
Sah Pelombir (SP) untuk pembubuhan pada timah pelombir.
Tanda batal dibubuhkan atau dipasang pada UTTP atau pada surat keterangan tertulis terhadap
UTTP yang tidak memenuhi syarat teknis dan kemudian dinyatakan batal pada waktu ditera atau ditera
ulang. Tanda batal mempunyai bentuk segitiga sama sisi dengan 3 (tiga) jenis ukuran sisi yaitu 6 mm, 4
mm dan 2 mm yang di dalamnya terdapat 13 (tiga belas) garis sejajar tegak lurus pada satu sisi. Hanya
ada 1 (satu) jenis tanda batal yaitu Batal Logam (B) untuk pembubuhan pada logam dan kayu.
Tanda Batal
Tanda jaminan dibubuhkan atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari alat-alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya yang sudah disahkan untuk mencegah penukaran dan atau perubahan.
Tanda jaminan mempunyai bentuk lingkaran dengan 4 (empat) jenis ukuran garis tengah yaitu tinggi 8
mm, 5 mm, 4 mm dan 2 mm yang di dalamnya terdapat gambar (8) delapan helai daun bunga teratai.
Tanda jaminan terdiri dari Jaminan Logam (J) untuk pembubuhan pada logam dan Jaminan Pelombir (JP)
untuk pembubuhan pada timah pelombir.
Tanda daerah adalah tanda yang dibubuhkan atau dipasang pada alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya yang telah disahkan pada waktu ditera untuk mengetahui tempat dimana tera
dilakukan. Tanda daerah mempunyai bentuk oval dengan 2 (dua) jenis ukuran sumbu yaitu sumbu
panjang 8 mm dengan sumbu pendek 6 mm dan sumbu panjang 4 mm dengan sumbu pendek 3 mm
yang di dalamnya terdapat kombinasi angka yang menunjukkan daerah asal UPT /UML berada. Hanya
ada satu jenis tanda daerah yaitu Daerah Logam (D) untuk pembubuhan pada logam.
Tanda Daerah
Tanda pegawai berhak adalah tanda yang dibubuhkan atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari
alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang sudah disahkan untuk mengetahui siapa
pegawai berhak yang melakukan tera dan tera ulang pada UTTP tersebut. Tanda pegawai berhak
mempunyai bentuk lingkaran dengan 3 (tiga) jenis ukuran garis tengah yaitu 8 mm, 5 mm dan 4 mm
yang di dalamnya terdapat kombinasi huruf yang merupakan inisial pegawai berhak berdasarkan
keputusan Menteri Perdagangan RI. Tanda pegawai berhak diri dari Pegawai Berhak Logam (H) untuk
pembubuhan pada logam dan Pegawai Berhak Pelombir (HP) untuk pembubuhan pada timah pelombir.
Dalam melaksanakan pelayanan tera / tera ulang di tahun 2021, Bidang Kemetrologian dan Standarisasi
Perdagangan Dinas Perdagangan dan perindustrian Kota Banjarmasin memiliki 85 buah CTT yang terdiri
dari Sah Logam (SL) sebanyak 12 buah, Sah Kayu (SK) 4 buah, Sah Pelombir (SP) 10 buah, Jaminan Logam
(J) 16 buah, Jaminan Pelombir (JP) 10 buah, Batal (B) 12 buah, Daerah (D) 8 buah, inisal pegawai berhak
logam (H) 7 buah dan inisial pegawai berhak pelombir (HP) 6 buah.
Pengamatan Tera adalah tindakan mengamati atau memantau penerapan ketentuan mengenai
alatalat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya, barang dalam keadaan terbungkus, dan
satuan ukuran untuk mencegah terjadinya tindak pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh pengamat tera