Anda di halaman 1dari 24

Dari Redaksi Daftar Isi

Fokus Lahan Basah


Lebo Taliwang, Penyangga Kehidupan yang Perlu
Pemulihan 3
Salam redaksi,
Lahan basah Konservasi Lahan Basah
menawarkan berbagai Karbon di Hutan Result Based Payment dalam REDD+ di
keunikan dan keindahan alami Indonesia: Peluang dan Tantangan Penerapannya 4
untuk dinikmati.
Berita Lahan Basah
Fokus kali ini menyajikan keindahan dan Membangun Bersama Alam, Solusi Berbasis Alam untuk
peran penting sebuah Taman Wisata
Dunia yang Lebih Aman 6
Alam yang dimiliki Kabupaten
Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Melindungi Burung Laut di Pesisir Yogyakarta 8
Tenggara Barat, yaitu Danau Taliwang
Persoalan Kelembagaan yang Menangani Subsiden Tanah
atau masyarakat sekitar menyebutnya
di Indonesia menjadi Isu Sentral 10
dengan Lebo Taliwang. Kawasan lahan basah
terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, Sepenggal Cerita Program Building with Nature
merupakan sumber kehidupan berbagai Indonesia dari Desa Betahwalang 14
biota, terutama berbagai jenis burung air, Sayangi dan Lindungi Terumbu Karang 16
dan menjadi penyangga bagi kehidupan
masyarakat dan ekosistem sekitarnya. Namun, Stop Press
saat ini Lebo Taliwang hampir 80% permukaan
Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove
airnya telah tertutupi gulma air. Ancaman lain
Berbasis Kerentanan Pesisir di Kota Serang,
adalah pendangkalan yang terus bertambah
Provinsi Banten 17
akibat material endapan yang terbawa aliran
sungai. Flora & Fauna Lahan Basah
Kekayaan Burung di Habitat Lahan Basah Tersisa
Bagaimana kabar berita lahan basah lainnya, di Jakarta Utara 21
silahkan buka lembar demi lembar warta khusus
perlahanbahasan ini. Dokumentasi Perpustakaan 23

Selamat membaca !

Ucapan
Terima Kasih dan Undangan
DEWAN REDAKSI:
Kami haturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-
Pembina: tingginya khususnya kepada seluruh penulis yang telah
Direktur secara sukarela berbagi pengetahuan dan pengalaman
Yayasan Lahan Basah (Wetlands International) berharganya untuk dimuat pada majalah ini.
Pimpinan Redaksi: Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun
Yus Rusila Noor yang berminat untuk menyumbangkan bahan-bahan
berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto,
Anggota Redaksi: untuk dimuat pada majalah ini. Tulisan diharapkan sudah
Maulyati Nuraini Slamet dalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi
Triana 1,5 maksimal 2 halaman A4 (sudah berikut foto-foto).

“Artikel yang ditulis oleh para penulis, Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat
sepenuhnya merupakan opini yang dikirimkan kepada:
bersangkutan dan Redaksi tidak bertanggung
Triana - Publication & Communication
jawab terhadap isinya”
Yayasan Lahan Basah (Wetlands International)
Jl. Bango No. 11 Bogor 16161
tel: (0251) 8312189
fax./tel.: (0251) 8325755
e-mail: publication@wetlands.or.id
2  Warta Konservasi Lahan Basah
Fokus Lahan Basah

Lebo Taliwang,
Penyangga Kehidupan yang Perlu Pemulihan
Tri Endang Wahyuni*

K
ota Taliwang merupakan kota Pelabuhan Penyeberangan Poto pada 3 desa, Desa Meraran Kecamatan
yang tidak asing di Provinsi Tano, Lebo Taliwang dapat ditempuh Taliwang, Desa Sampir dan Desa
Nusa Tenggara Barat. Kota selama lebih kurang 30 menit dari Seloto Kecamatan Seteluk, Kabupaten
ini merupakan ibukota Kabupaten pelabuhan tersebut. Berada di antara Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Sumbawa Barat, yang memiliki perbukitan yang sebagian besar Barat.
perusahaan tambang emas dan mengering kala kemarau, danau ini
tembaga terbesar kedua di Indonesia, seperti oase di tengah keringnya Lebo Taliwang dengan luas ± 820 ha
PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Kabupaten Sumbawa Barat. terlihat jelas dari jalan raya menuju ke
Dari Pulau Lombok menuju ke Kota Kota Taliwang. Tampak sebagian besar
Taliwang kita akan menyeberang Lebo Taliwang merupakan sebuah perairan ditumbuhi oleh tanaman air,
selat menggunakan kapal feri dan kawasan konservasi dengan baik yang mengambang maupun yang
berlabuh di Pelabuhan Poto Tano, status sebagai taman wisata alam, berakar di dasar danau. Tumbuhan
Kabupaten Sumbawa Barat. diperuntukkan bagi wisata alam yang mengapung didominasi oleh
dan pengawetan jenis tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes) dan

D
alam penyeberangan menuju dan satwa liar. Selain itu juga kiambang (Pistia stratiotes). Tumbuhan
Kota Taliwang ini, kita akan berfungsi sebagai sistem penyangga yang daunnya mengapung dan
menjumpai sebuah danau kehidupan bagi masyarakat dan batang serta perakarannya tenggelam
dimana salah satu sisinya berada ekosistem di sekitarnya. Taman didominasi oleh Teratai (Nelumbium
tepat di pinggir jalan raya. Lebo Wisata Alam Danau Taliwang dikelola nelumbo) dan Teratai putih (Nymphaea
Taliwang, demikian masyarakat oleh Balai Konservasi Sumber Daya alba). Selain tumbuhan air, dijumpai
setempat menamai danau tersebut. Alam Nusa Tenggara Barat (BKSDA pula semacam rumput gelagah yang
Lebo dalam bahasa setempat NTB) yang berkedudukan di Mataram, tersebar tidak merata di pinggiran
berarti rawa atau danau. Berjarak ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat. danau.
± 24 kilometer ke arah selatan dari Wilayah Danau Taliwang berada .....bersambung ke hal 12

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  3


Panorama Lebo Taliwang yang mempesona (Foto: Tri Endang W.)
Konservasi Lahan Basah

Result Based Payment dalam REDD+ di Indonesia:


Peluang dan Tantangan Penerapannya
Iwan Tri Cahyo Wibisono*

S
etelah pada tahun 2009 utama dalam pengurangan emisi pengembangan Forest Reference
menyatakan komitmen GRK. REDD+ merupakan aksi Emission Level (FREL), dan beberapa
pengurangan emisi Gas Rumah mitigasi di bidang kehutanan upaya lainnya.
Kaca (GRK) sebesar 26% - 41% dari yang sejalan dengan arah
skenario Business as Usual (BAU) di pembangunan berkelanjutan Di tahun 2017, KLHK secara spesifik
tahun 2020, pemerintah Indonesia dengan pendekatan kebijakan meletakkan kebijakan dasar dalam
pada tahun 2015 memperbarui dan insentif positif yang menjadi rangka implementasi REDD+ di
komitmennya menjadi 29% komponen penting dalam Indonesia. Melalui peraturan
- 41 % di tahun 2030. Dalam pencapaian target Nationally menteri LHK no. 70 Tahun 2017,
dokumen Nationally Determined Determined Contribution (NDC). pemerintah memberikan arah
Contribution (NDC) yang dikirim dan panduan tentang tata cara
oleh pemerintah Indonesia ke NDC Dalam menuju pencapaian pelaksanaan REDD+ di Indonesia.
registry-UNFCC pada tahun 2016, komitmen yang telah dijanjikan, Peraturan ini secara lugas
sektor kehutanan diproyeksikan pemerintah Indonesia telah menyasar berbagai pihak, termasuk
berkontribusi terhadap penurunan melakukan banyak hal, antara lain pemerintah provinsi, pemerintah
emisi karbon sebesar 17,2% - 23%, kebijakan moratorium ijin baru di kabupaten, lembaga non-
di mana program Reducing Emission lahan gambut dan hutan primer pemerintah, kelompok masyarakat,
from Deforestation and Forest (moratorium policy), kebijakan dan organisasi non-profit lainnya
Degradation, Role of Conservation, satu peta atau one map policy, yang berbadan hukum untuk dapat
Sustainable Management of Forest, pembangunan Demonstration terlibat secara aktif dalam program
and Enhancement of Forest Carbon Activities (DA), pembuatan pengurangan emisi nasional melalui
Stocks (REDD+) merupakan pilar Strategi Nasional REDD+, pelaksanaan REDD+.

4  Warta Konservasi Lahan Basah

BUMI butuh belaian dan kasih sayang kita (Ilustrasi: Triana)


Konservasi Lahan Basah

Dalam konteks pengurangan menambahkan matriks perubahan Upaya-upaya yang telah ditempuh
emisi nasional yang akan dihitung tutupan lahan (setidaknya antara pemerintah dalam pengurangan
untuk keperluan NDC, maka dua tahun berbeda), maka akan emisi nasional patut mendapatkan
program REDD+ harus dicatat dapat dihitung pengurangan emisi apresiasi, mengingat sumber
dan didaftarkan ke dalam Sistem atau besaran penyerapan GRK. daya hutan Indonesia yang saat
Registri Nasional Pengendalian Dengan dikeluarkannya empat ini kondisinya sudah semakin
Perubahan Iklim (SRN-PPI). peraturan sekaligus di tahun 2017 mengkuatirkan. Saat ini hutan
Sistem ini merupakan sistem (Permen LHK No 70, 71, 72, dan Indonesia yang masih tersisa
pengelolaan dan penyediaan 73 Tahun 2017) sebagaimana harus dilindungi lewat langkah
data dan informasi berbasis web telah dijelaskan sebelumnya, konkret dan intensif, sementara
tentang aksi dan sumber daya untuk maka lengkap sudah payung untuk wilayah yang telah
adaptasi dan mitigasi perubahan instrumen kebijakan dalam menuju mengalami kerusakan perlu
iklim di Indonesia. Selain untuk pelaksanaan REDD+ secara penuh. pemulihan kembali. Apresiasi
memastikan transparansi dan kepada pemerintah juga perlu
keterbukaan informasi, sistem Berbicara mengenai pengurangan disematkan, mengingat upaya
registri juga dimaksudkan untuk emisi melalui REDD+ dalam konservasi-restorasi hutan
menghindari adanya resiko double konteks NDC, ini merupakan hal (barbalut pengurangan emisi GRK)
counting atau double claimming, yang biasa saja. Media massa telah memberikan peluang insentif bagi
terutama bagi program-program banyak meliputnya sejak tahun para pihak melalui skema RBP.
yang telah didaftarkan di luar 2009 hingga sekarang. Namun yang
platform nasional, misalnya menjadi sangat menarik adalah Sebagai penanggung jawab
melalui voluntary registry (contoh: bahwa Permen LHK No. 70 Tahun program pengurangan emisi
Verified Carbon Standard/ Verra). 2017 membuka peluang bagi nasional, pemerintah lebih banyak
Pemerintah juga mengeluarkan pelaksana REDD+ untuk mengakses memiliki kesempatan dan peluang
Permen LHK No 71 Tahun 2017 pembayaran berbasis kinerja untuk mengintensifkan kegiatan
yang secara spesifik memberikan atau Result Based Payment (RBP). konservasi-restorasi, terutama
panduan dan prosedur dalam RBP sendiri didefinisikan sebagai di tingkat provinsi maupun
penyelenggaraan Sistem Registri insentif positif atau pembayaran kabupaten. Melalui skema RBP,
Nasional Pengendalian Perubahan yang diperoleh dari hasil capaian maka juga akan lebih terbuka
Iklim. pengurangan emisi yang telah kesempatan bagi pemerintah untuk
diverifikasi, dan manfaat selain menjalin kolaborasi dengan para
Untuk menunjang operasionalisasi karbon. Pada saat proses registri pihak untuk mendukung upaya-
REDD+, dua peraturan lainnya dilakukan, pelaksana program upaya yang dilakukan di lapangan.
dikeluarkan, yaitu: 1) Permen REDD+ akan diminta memilih dua
LHK no 72 tahun 2017 tentang opsi; sebagai RBP atau Non RBP. Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat
pedoman pelaksanaan pengukuran, Apabila memilih RBP, maka program (LSM) lingkungan yang selama ini
pelaporan, dan verifikasi aksi ini akan diarahkan untuk dapat berkecimpung dengan kegiatan
dan sumber daya pengendalian mengakses pendanaan melalui konservasi dan restorasi, skema
perubahan iklim; dan 2) Permen skema RBP. RBP tentunya memberikan peluang
LHK no 73 tahun 2017 tentang untuk dapat lebih mengintensifkan
pedoman penyelenggaraan dan Pelaksana REDD+ didorong kegiatan yang sedang dilakukan
pelaporan inventarisasi Gas Rumah untuk mengukur dan melaporkan atau menjalankan program baru di
Kaca (GRK) nasional. Dalam permen pencapaian pengurangan emisi tempat lain. Di sisi lain, RBP juga
terakhir ini, disebutkan bahwa atas intervensi yang dilakukan berpotensi besar dalam konteks
pedoman umum inventarisasi melalui program masing-masing keberlanjutan program-program
nasional serta pedoman paling lama setiap 2 tahun sekali. konservasi-restorasi yang selama
perhitungan emisi Gas Rumah Hasil perhitungan ini nantinya ini dilakukan. Sudah menjadi
Kaca (GRK) mengadopsi pedoman akan dicek dan diverifikasi oleh kenyataan bahwa program atau
Intergovernmental Panel on Climate pemerintah dan/atau pihak ketiga proyek hanya aktif di masa periode
Change Tahun 2006 (2006 IPCC dalam mencapai angka final hasil tertentu, umumnya 1 tahun hingga
Guideline for National Greenhouse pengurangan emisinya. Setelah 5 tahun. Setelah periode proyek
Gas Inventories). Di dalam peraturan proses verifikasi selesai, maka habis, maka tidak ada lagi dana
ini terdapat data aktifitas, faktor akan dilanjutkan dengan proses untuk melanjutkan kegiatan yang
emisi, dan faktor serapan, ketiganya pembayaran berbasis kinerja, yang telah dilakukan.
merupakan elemen utama dalam dalam hal ini dapat melibatkan
penghitungan emisi GRK. Dengan Bank Kustodian. .....bersambung ke hal 20

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  5


Berita Lahan Basah

Membangun Bersama Alam


Solusi Berbasis Alam untuk Dunia yang Lebih Aman

Yus Rusila Noor*

K
ajian Global oleh mendalam, yang juga merupakan penurunan yang serius. Laporan
Intergovernmental jiwa dari pekerjaan kami. IPBES mengingatkan kembali
Science-Policy Platform gambaran mengenai penurunan
for Biodiversity and Ecological Lahan basah adalah sistem alami spesies lahan basah di seluruh
Services (IPBES) melukiskan yang menghubungkan bentang muka bumi. Ini tentu saja berita
gambaran yang mengkhawatirkan terestrial, air tawar, dan lautan. yang kurang menyenangkan
terkait dengan penurunan Mereka adalah yang paling untuk alam sekaligus manusia,
di alam. Kita kehilangan mengalami kehilangan, padahal karena kita membutuhkan lahan
keanekaragaman hayati lebih lahan basah sangat penting untuk basah yang sehat untuk dapat
cepat dibandingkan dengan masyarakat dan alam. Lahan menyediakan jasa lingkungan
kondisi sebelumnya dalam basah adalah rumah dari sejumlah mereka.
sejarah kemanusiaan. Setidaknya besar spesies dan memiliki
satu juta spesies berada dalam nilai penting luar biasa sebagai “Ekosistem perairan daratan dan
risiko – dan kehilangan serta sumber air alami, menyimpan air tawar adalah di antara yang
degradasi lahan basah yang terus cadangan karbon terbesar dan paling tinggi laju penurunannya.
berlanjut membuatnya menjadi juga sebagai penyangga iklim. Hanya 13% lahan basah yang
semakin mengkhawatirkan. Sayangnya kita telah kehilangan tercatat pada tahun 1700 masih
Perubahan kebijakan yang lahan basah tiga kali lebih cepat ada pada tahun 2000; kehilangan
meningkat nampaknya dibandingkan dengan hutan. akhir-akhir ini bahkan lebih cepat
merupakan respon yang kurang Hal ini kemudian menyebabkan (0,8% pada tahun 1970 hingga
efektif. Isi laporan meminta spesies yang bergantung 2008)” – Laporan IPBES, 2019.
adanya pendekatan transformatif kepada lahan basah mengalami

6  Warta Konservasi Lahan Basah

Alam adalah sahabat sejati kita (Foto: Yus Rusila Noor)


Berita Lahan Basah

“Penurunan populasi seringkali Filosofi dan sains dari solusi alam dan memberikan sumbangan
memberikan peringatan berbasis alam membentuk inti kepada dunia yang lebih aman.
bahwa spesies yang berada di dari kerja kami, di mana alam dan Kami mengundang setiap orang
ambang kepunahan semakin manusia menjadi saling terikat untuk bergabung dengan pekerjaan
bertambah. The Living Planet dan saling berhubungan erat. Kita kami untuk melindungi lahan basah
Index, yang merupakan sintesis melihat dalam kehidupan sehari- untuk masyarakat dan alam. ••
kecenderungan dalam populasi hari banyak contoh baik dari solusi
vertebrata, telah menurun secara berbasis alam, yang kemudian
cepat sejak tahun 1970, menurun dapat ditiru dan ditingkatkan, yang * Head of Programme Yayasan Lahan
40% untuk spesies terestrial, 84% dapat memperlihatkan jalan untuk Basah (Wetlands International)
spesies air tawar dan 35% spesies mentransformasikan bentang
lautan” – Laporan IPBES 2019.

Sebagaimana secara kuat


disampaikan dalam kajian,
kehilangan keanekaragaman
hayati, termasuk kehilangan lahan
basah, bukan hanya menjadi
masalah lingkungan tetapi juga
masalah moral. Lebih jauh,
kehilangan keanekaragaman
hayati akan semakin menjauhkan
kita dari pencapaian Sasaran
Pembangunan Berkelanjutan.
Inilah mengapa Wetlands
International mengajak semua
pihak untuk mengarusutamakan
lahan basah dan keanekaragaman
hayatinya untuk ditempatkan
lebih integral dalam mendesain
dan melaksanakan skema
pembangunan.

Kami turut menggemakan ajakan


para penulis laporan dalam
mengajak masyarakat untuk
mengembangkan hubungan baru
dengan alam – kita menerima peran
kita sebagai bagian dari alam,
dan kita bekerja bersama alam.
Kami mengajak untuk membuat
suatu agenda transformatif yang
memasukan pengakuan lahan
basah sebagai modal alam dan
mengikutsertakan pendekatan
“membangun bersama alam” untuk
menangani berbagai tantangan
yang terkait dengan pembangunan
dan iklim. Untuk mewujudkan hal
tersebut, kita membutuhkan tata
kelola yang memadukan sektor
kebijakan, teknologi, pembiayaan
dan mendorong adanya perubahan
perilaku.

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  7


Berita Lahan Basah

Melindungi Burung Laut


di Pesisir Yogyakarta
Radhitiya Anjar Pramana Putra* dan Fransisca Noni Tirtaningtyas**

S
isi selatan Daerah Istimewa menyebabkan burung laut banyak tetapi juga menjadi sumber mata
Yogyakarta menarik untuk mencari makan dan menghabiskan pencaharian bagi masyarakat
diamati keanekaragaman waktu istirahat di lokasi tersebut. sekitar pesisir. Rata-rata mata
jenis burungnya. Garis pantai pencaharian masyarakat di 33 desa
sepanjang 110 km yang Catatan oleh Taufiqurrahman dkk. yang dekat dengan pantai adalah
berbatasan dengan Samudera (2015), mengungkapkan bahwa nelayan, budidaya ikan, penambang
Hindia memiliki topografi landai tebing-tebing yang berada di sisi pasir, dan transportasi laut (BPS DIY,
dan berpasir hitam pada sisi barat, timur, ternyata juga digunakan 2018).
sedangkan pada sisi timur, tebing oleh buntut-sate putih untuk
tinggi mencuat hingga 70 meter bersarang, sedangkan dara-laut Keberadaan burung laut telah lama
dan berpasir putih menjadi daya tengkuk hitam menggunakan menguntungkan nelayan saat di
tarik tersendiri (Taufiqurrahman tebing tersebut untuk beristirahat laut. Secara ekologis burung laut
dkk., 2015). sejenak setelah mencari ikan. tergantung pada laut lepas dalam
Hasil catatan juga menjelaskan mencari makan (Howes dkk., 2003),
Berdasarkan penelitian yang bahwa puluhan burung dari suku sehingga nelayan pun sudah sejak
dilakukan oleh Badan Lingkungan Fregatidae banyak melintas di lama menjadikan burung laut
Hidup Provinsi DIY pada tahun sepanjang garis pantai DIY. sebagai salah suatu pertanda bahwa
2016, batas wilayah laut di DIY di suatu lokasi terdapat kumpulan
sejauh 12 mil dari garis pantai Potensi ikan dan sumber daya ikan (Mallawa, 2010).
menjadi salah satu lokasi mencari laut pesisir Yogyakarta, tidak
makan bagi burung laut. Potensi hanya menjadi sumber makanan Namun, saat burung laut mencari
ikan dan habitat yang cocok, dan habitat bagi burung laut, makan bersamaan dengan nelayan,

8  Warta Konservasi Lahan Basah


Pesisir Yogyakarta, tempat mencari makan dan istirahat burung-burung laut (Foto: Fransisca Noni T.)
Berita Lahan Basah

ancaman terhadap burung laut laut yang dilindungi menjadi empat orang tidak mengetahui
dapat terjadi. Penelitian banyak tantangan bagi peneliti burung jenis ini dan dua orang tidak
mencatat bahwa tertangkap dalam menyebarluaskan informasi menjawab.
tidak sengaja pada kail atau mengenai perlindungan burung
jala nelayan menjadi salah satu laut kedepannya. Wawancara dengan tiga dari
yang menyebabkan kematian enam staf pemerintah lokal
burung laut. Padahal, dari 346 mengatakan bahwa mereka telah
jenis burung laut yang ada di Burung laut dan masyarakat tahu mengenai perburuan burung
dunia, 97 jenis (28%) berstatus dan tiga yang lain belum pernah.
terancam (threatened), 17 jenis
pesisir Yogyakarta
Ketiga orang mengatakan bahwa
(5%) dalam status kritis (critically jenis burung yang sering diburu
endangered), dan lebih dari 10% Untuk mengetahui informasi
tidak ada pada jenis burung
hampir terancam (near threatened) lebih banyak mengenai burung
laut, namun jenis burung pantai
(Croxall dkk., 2012). laut, khususnya jenis Cikalang
dan burung berkicau, seperti
christmas (Fregata andrewsi),
Cucak kutilang, Anis merah, dan
maka diadakan pengamatan
Di Yogyakarta, tercatatat 13 jenis Jalak sering dilakukan. Menurut
burung laut dan informasi terkait
burung laut yang dilindungi oleh mereka tidak ada yang dilakukan
pada beberapa tempat, yaitu
Peraturan Menteri Lingkungan oleh mereka atau cuek pada saat
Pantai Trisik dan Pantai Baru
Hidup dan Kehutanan nomor perburuan berlangsung, hal ini
yang mewakili sisi barat pesisir
P. 106/MENLHK/SETJEN/ karena tidak ada himbauan dari
D.I. Yogyakarta, sedangkan untuk
KUM.1/12/2018 yaitu Cikalang pemerintah mengenai pelestarian
sisi timur diwakili oleh Pantai
christmas (Fregata andrewsi), burung.
Sadeng dan Pantai Pok Tunggal.
Cikalang besar (Fregata ariel),
Informasi diperoleh dari beberapa
Angsabatu kakimerah (Sula Beberapa dari masyarakat yang
nelayan, masyarakat, dan pegawai
sula), Angsabatu coklat (Sula dipergoki oleh pemerintah
pemerintah.
leucogaster), Camarangguk setempat mengatakan tujuan
coklat (Anous stodilus), Dara- mereka berburu burung sebagai
laut kumis (Chlidonias hybrida), Kegiatan yang menggunakan
kebutuhan ekonomi, burung hasil
Dara-laut sayap-putih (Chlidonias metode wawancara kepada
tangkapan tersebut nantinya akan
leucopterus), Dara-laut tiram masyarakat sekitar pesisir pantai
dijual kembali dan hanya sebagai
(Gelochelidon nilotica), Dara-laut dilakukan pada 30 dan 31 Maret
hobi semata.
batu (Onychoprion anaethetus), 2019. Wawancara dilakukan
Dara-laut kecil (Sterluna albifrons), terhadap 34 orang yang terdiri
dari 14 orang nelayan, 14 Pengetahuan masyarakat
Dara-laut tengguk-hitam (Sterna mengenai adanya burung laut,
sumatrana), Dara-laut biasa (Sterna orang masyarakat, dan 6 orang
pemerintah lokal. khususnya jenis cikalang cukup
hirundo), Dara-laut benggala baik, dikarenakan menurut
(Thalasseus bengalensis), dan Dara- penuturan beberapa narasumber,
laut jambul (Thalasseus bergii) Wawancara dengan 12 dari 14
burung laut menjadi pertanda
(Taufiqurrahman, dkk., 2015). orang nelayan menyatakan bahwa
angin buruk dan adanya kumpulan
belum pernah ada burung laut
ikan di laut.
Cikalang christmas masuk dalam yang menyangkut pada jaring, jala,
daftar merah International Union pancing, rumpun atau sawai yang
digunakan nelayan saat mencari Meskipun informasi jenis burung
for Conservation of Nature (IUCN) laut yang ada di masyarakat
dengan status kritis (Critically ikan di laut, sedangkan dua lainnya
tidak menjawab. Diantara nelayan sudah cukup baik, namun burung
Endagered/CR) karena tren populasi laut tidak lepas dari beberapa
yang menurun, saat ini jumlah yang diwawancara, 12 orang
diantaranya mengetahui jenis ancaman. Ancaman yang sangat
individu di alam 2400-4800 ekor. terlihat berasal dari pencemaran
Burung yang berbiak hanya di Pulau cikalang.
air, baik limbah domestik maupun
Christmas, Australia menjelajah limbah industri. Beberapa orang
hingga Indonesia saat mencari Wawancara dengan tujuh
dari masyarakat menyatakan
makan dan istirahat. masyarakat diluar nelayan dari
bahwa mereka masih membuang
14 orang yang memiliki mata
sampah di sungai.
Pengetahuan yang tidak banyak pencaharian seperti pembuat bata
diketahui oleh masyarakat merah, petani, penguras kapal, dan
nelayan mengenai jenis burung pengisi kapal mengatakan bahwa
mereka mengetahui jenis cikalang, .....bersambung ke hal 22

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  9


Berita Lahan Basah

Persoalan Kelembagaan yang Menangani


Subsiden Tanah di Indonesia menjadi Isu Sentral
Jakarta, 17 Juni 2019. Sebagai Februari 2019 lalu. Pokja yang mitigasi dan adaptasi amblesan
Tindak lanjut dari pertemuan diketuai oleh Asdep Kebencanaan tanah di daerah.
anggota kelompok kerja penyusun Kemaritiman Kementerian
peta jalan amblesan (subsiden) Koordinator Bidang Kemaritiman Sebelum sosialisasi ini dilakukan,
tanah pada bulan Desember lalu, ini beranggotakan 48 perwakilan tim perumus yang terdiri dari
Kementerian Koordinator Bidang dari 11 kementerian dan lembaga, Kemenko Maritim, Yayasan Lahan
Kemaritiman bersama dengan asosiasi dunia usaha, universitas Basah, Ikatan Ahli Geodesi ITB,
Yayasan lahan Basah (Wetlands dan lembaga penelitian serta Direktur Konservasi Air PUPR
International Indonesia) kembali LSM. Adapun tugas dari pokja dan Pusat Air Tanah dan Geologi
melakukan rapat koordinasi ini adalah menyusun peta jalan Tata Lingkungan ESDM telah
pokja dengan agenda sosialiasi dan rencana aksi mitigasi dan melakukan 2 kali rapat penyusunan
SK pokja dan draft roadmap yang adaptasi subsiden tanah di dataran draft roadmap dan melakukan
selama ini telah disusun oleh tim rendah pesisir, mendorong dan fieldtrip ke Semarang, Demak
perumus. Rapat yang dipimpin memfasilitasi pemerintah daerah dan Pekalongan. Temuan-temuan
oleh Sahat M Panggabean, Asdep dalam membentuk Tim Kerja, dan di lapangan digunakan untuk
Kebencanaan Kemaritiman mendorong penerapan program memperkaya isi roadmap.
Kementerian Koordinator Bidang dan kegiatan sesuai dengan peta
Kemaritiman ini dihadiri oleh jalan dan rencana aksi mitigasi dan Dalam diskusi draft roadmap, tim
24 orang perwakilan anggota adaptasi amblesan tanah di dataran perumus yang diwakili oleh Dr. Heri
pokja. Turut hadir dalam acara ini rendah pesisir. Pokja juga bertugas Andreas menyampaikan setidaknya
Direktur Kehutanan dan Konservasi untuk mensinergikan pelaksanaan ada 6 strategi besar yang perlu
Sumber daya Air Bappenas, Dr. Nur program mitigasi dan adaptasi dijalankan dalam kurun waktu 10
Hygiawati Rahayu. amblesan tanah antar sektor, tahun mendatang dari 2019-2020,
pusat dengan daerah, dan dengan hal tersebut meliputi persoalan
Pokja penyusun peta jalan stakeholder lainnya, memfasilitasi kelembagaan, penyusunan peta
subsiden tanah disahkan melalui peluang pendanaan dan risiko subsiden, monitoring laju
SK no. 5/DII/Maritim II/2019 pada mendorong adanya percontohan subsiden, penyusunan tata ruang

10  Warta Konservasi Lahan Basah


Peserta rapat koordinasi kelompok kerja penanganan permasalahan subsiden di Indonesia (Foto: dok. Pokja)
Berita Lahan Basah

berbasiskan bencana subsiden, isu subsiden tanah tersebar di dikoordinatori oleh Bappenas
penyusunan strategi adaptasi dan beberapa kementerian secara tengah melakukan penyususunan
penyusunan staregi mitigasi atau parsial, seperti persoalan RPJMN 2019-2024.
pencegahan dan penghentian laju konservasi air ada di Kementerian
subsiden. Adapun lokasi subsiden Lingkungan Hidup, monitoring Beberapa hal yang menjadi catatan
yang menjadi prioritas adalah penggunaan air tanah ada di dan menjadi bahan tindak lanjut
kawasan pesisir, gambut, dan Kementerian ESDM. Beberapa ke depannya dari rakor ini di
migas. hal krusial lainnya malah belum antaranya penyusunan alternatif
ada yang melakukan sama sekali, kelembagaan yang menangani isu
Dalam diskusi mengemuka bahwa seperti persoalan monitoring subsiden tanah, pembuatan peta
persoalan kelembagaan yang secara berkala. Selain itu, persoalan risiko bencana subsiden tanah,
menjadi krusial dan merupakan mainstreaming isu kedalam dan mainstreaming isu subsiden
titik pangkal yang perlu disepakati RPJMN juga menjadi hal yang kedalam RPJMN. ••
bersama. Hingga saat ini persoalan perlu segera dilakukan mengingat
yang terkait dengan penanganan saat ini pemerintah pusat yang
(Dilaporkan oleh Susan Lusiana,
Project Coordinator PfR Indonesia)

Kerangka Umum Roadmap

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  11


Fokus Lahan Basah

..... sambungan dari halaman 3


Lebo Taliwang, Penyangga Kehidupan yang Perlu Pemulihan .....
Sumber Kakayaan Hayati Hidupan dalam air yang 79% dari 53 jenis burung air yang
ditemukan di Lebo Taliwang pun ditemukan di Sumbawa terdapat
Sebagai kawasan lahan basah alami beranekaragam. Beberapa jenis dalam kawasan ini, atau lebih
terbesar di Nusa Tenggara Barat, ikan yang hidup di sini antara kurang 46% dari seluruh burung
Lebo Taliwang merupakan sumber lain Nila (Tilapia nelotia), Gabus air di Nusa Tenggara. Pada tahun
kehidupan biota baik yang hidup (Ophiocephalus striatus), Mujair 2002, kawasan Lebo Taliwang masih
di perairan maupun biota yang (Tilapia mozambica), Sidat (Anguilla tercatat sebagai habitat burung
menggantungkan sebagian hidupnya sp), Sepat (Trichogaster pectoralis). air yang terancam punah, yaitu
pada lebo tersebut. Tidak kurang Selain merupakan habitat ikan, Lebo Bangau bluwok (Mycteria cinerea).
dari 50 jenis burung yang sebagian Taliwang juga menjadi rumah bagi Sayangnya jenis tersebut dalam
besar merupakan burung air, dapat beberapa jenis amfibi dan reptilia. beberapa tahun terakhir tidak
ditemukan di lokasi ini, antara lain: Menurut konservasi4lebotaliwang. teramati lagi.
Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Kuntul blogspot.com beberapa jenis
besar (Eggreta alba), Kuntul perak amfibi tersebut adalah Katak
(Eggreta intermedia), Blekok sawah kolong (Bufo melanostictus), Katak Manfaat Untuk Masyarakat
(Ardeola spesiosa), Mandar batu sawah (Rana cancrivora), Katak
(Gallinula chloropus), Katungkat/ rawa (Rana limnocharis), Katak Selain merupakan sumber
burung sepatu jengger (Irrediparra sungai (Bufo asper), Katak kolam kehidupan bagi kekayaan hayati
gallinacea), Mandar Besar (Porphyrio (Rana chalconota), Katak gading di Pulau Sumbawa, Lebo Taliwang
porphyrio), Cangak merah (Ardea (Rana erythraea), Katak hijau juga merupakan bagian dari denyut
purpurea) dan Bambangan merah (Occidozyga lima), Katak tegalan nadi kehidupan bagi masyarakat
(Ixobrychus cinnamomeus). Burung- (Fejervarya limnocharis), Katak batu Kabupaten Sumbawa Barat.
burung pemakan ikan yang berwarna (Limnonectes macrodon) dan Katak Ikan-ikan yang hidup di dalam
cerah pun turut mencari makan di pohon (Polypedates leucomystax). lebo merupakan sumber mata
Lebo Taliwang seperti raja Udang Beberapa jenis reptilia juga dapat pencaharian bagi masyarakat sekitar.
erasia (Alcedo atthis) dan Raja dijumpai di kawasan lahan basah ini, Ikan-ikan tersebut ditangkap untuk
udang biru (Alcedo coerulescens). antara lain Kura-kura air tawar (Coura dikonsumsi dan dijual. Jenis yang
Burung-burung pemakan biji dan amboinensis) dan Biawak (Varanus banyak dimanfaatkan adalah Nila,
serangga pun dapat dijumpai di salvator). Gabus, Mujair, Betok dan Sepat.
lebo ini, antara lain Bondol kepala Lebo taliwang juga menjadi sumber
pucat (Lonchura pallida), Pipit zebra Kawasan Lebo Taliwang merupakan pengairan bagi sawah-sawah di
(Taeniopygia guttata) dan Kutilang daerah penting bagi burung di Nusa sekitar lebo.
(Pycnonotus aurigaster). Burung Tenggara sesuai dengan ketetapan
predator juga dapat dijumpai di sini, Kementerian Kehutanan bersama Seperti danau-danau lainnya,
Elang bondol (Haliastur indus), elang dengan Birdlife International pada Lebo Taliwang mempunyai fungsi
Alap coklat (Accipiter fasciatus) dan tahun 2002. Menurut Birdlife hidrologis sebagai penyimpan air
Alap-alap sapi (Falco moluccensis). International, hal ini mengingat yang berasal dari air hujan, aliran
bahwa Lebo Taliwang lebih kurang permukaan serta sungai-sungai
yang bermuara di Lebo Taliwang. Di

Kuntul kerbau berteman dengan kuda di Mandar besar di LeboTaliwang Burung sepatu jengger di Lebo Taliwang
tepian Lebo Taliwang.
(Foto-foto: Tri Endang W.)

12  Warta Konservasi Lahan Basah


Fokus Lahan Basah

Aktivitas masyarakat memancing di danau Lebo Taliwang (Foto: Tri Endang W.)

kala musim hujan, danau ini akan yang cepat, menyebabkan warna Upaya Optimalisasi Danau
menyimpan kelebihan air hujan dan air menjadi kehijauan. Penguraian
menyimpannya sehingga menjadi limbah di dalam air yang Balai Konservasi Sumber Daya Alam
persediaan air di kala kemarau. memerlukan oksigen menyebabkan (BKSDA) Nusa Tenggara Barat sebagai
perairan menjadi kekurangan pengelola Taman Wisata Alam (TWA)
Selain manfaat di atas, Lebo oksigen sehingga mengganggu Danau Taliwang telah berupaya
Taliwang juga menjadi lokasi pertumbuhan ikan dan makhluk melakukan optimalisasi fungsi
wisata alam bagi masyarakat. Saat hidup lain di dalam danau. Lebo Taliwang dengan melakukan
ini telah banyak aktivitas wisata pembersihan gulma. Namun upaya
dilakukan oleh masyarakat di Pendangkalan juga menjadi tersebut tidak sebanding dengan
danau ini. Sekedar menikmati masalah utama pada Lebo Taliwang. kecepatan pertumbuhan gulma-gulma
pemandangan, memancing, berfoto, Berdasarkan pemantauan BKSDA air. Areal bekas pembersihan akan
menelusuri danau menggunakan NTB pada tahun 2002, kedalaman kembali tertutup gulma dengan cepat.
perahu dapat menjadi alternatif danau ini masih mencapai 6 –
wisata untuk menyegarkan pikiran 7 meter. Namun tahun 2018 Sejak tahun 2016, BKSDA Nusa
kembali. atau dalam kurun waktu 16 Tenggara Barat telah menyusun
tahun, kedalaman danau hanya Rencana Pemulihan Ekosistem TWA
mencapai maksimal sekitar 2 Danau Rawa Taliwang. Dalam kegiatan
Ancaman Bagi Lebo Taliwang meter. Pendangkalan disebabkan tersebut, BKSDA NTB menggandeng
karena air yang masuk ke danau Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Secara kasat mata, sekitar 80% baik dari sungai maupun aliran Barat dan Balai Wilayah Sungai Bali
Lebo Taliwang telah tertutup permukaan membawa material Nusa Tenggara I. Sampai dengan
oleh tanaman air, baik Enceng lumpur. Pengendapan lumpur tahun 2018 ini telah dicapai kemajuan
gondok maupun kiambang serta dipercepat dengan adanya proses kegiatan terkait kerjasama tersebut,
teratai. Pertumbuhan gulma- penguraian unsur-unsur organik berupa pembersihan gulma dan
gulma air ini sangat cepat bahkan di perairan. Dengan melihat kasus pembangunan jalan yang menjadi
jika dibiarkan dapat menutupi tersebut, maka jika dibiarkan dalam inisiasi sabuk hijau di sekitar lebo.
permukaan air Lebo Taliwang. Hal beberapa tahun lagi Lebo Taliwang Untuk menunjang wisata alam BKSDA
seperti ini merupakan akibat dari akan menjadi daratan. NTB juga telah membangun dermaga
eutrofikasi, atau pengayaan nutrien dari kayu untuk aktivitas wisata
yang sebenarnya telah menjadi Penambangan emas ilegal di maupun berfoto.
masalah bagi sebagian besar sebagian perbukitan di sekitar Lebo
danau di muka bumi. Eutrofikasi Taliwang juga menjadi ancaman Dalam memberdayakan masyarakat
disebabkan oleh melimpahnya serius bagi kelestarian lebo. sekitar lebo, BKSDA NTB telah
limbah fosfat dan nitrat. Fosfat Sisa-sisa merkuri yang digunakan memberikan bantuan berupa sampan
dan nitrat yang ditemui di pupuk dalam pengolahan bebatuan untuk masyarakat di Desa Meraran
pertanian, pakan ternak maupun untuk memperoleh emas dapat Kecamatan. Sampan kemudian
limbah rumah tangga, terutama terbawa air permukaan masuk ke disewakan kepada pengunjung yang
detergen, dapat memasuki Lebo dalam lebo. Merkuri merupakan ingin berkeliling wisata di Lebo
Taliwang melalui sungai maupun salah satu logam berat yang dapat Taliwang. Dari hasil dari penyewaan
aliran air permukaan ke dalam terakumulasi di tubuh biota dan ini, masyarakat telah mampu membeli
danau. Melimpahnya fosfat dan menimbulkan dampak buruk bagi sampan lagi. ••
nitrat di perairan menyebabkan kesehatan manusia.
pertumbuhan gulma air dan alga * Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) pada
BKSDA Nusa Tenggara Barat

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  13


Ilustrasi: Aldo Suryadiputra)

(Ilustrasi: Aldo Suryadiputra)


Berita Lahan Basah

Sepenggal Cerita
Program Building with Nature Indonesia
dari Desa Betahwalang
Abu Dawud*, Kuswantoro** dan Apri Susanto Astra***

K
isah ini bermula pada awal bersama teknik budidaya perikanan mengikuti pertemuan demi pertemuan,
kuartal kedua tahun 2016, saat yang ramah lingkungan. Memasuki Abu Dawud mendapat banyak manfaat
pertama kalinya tim Wetlands pertengahan tahun 2016, dan penilaian adanya peluang besar
International Indonesia yang terdiri terbentuklah kelompok masyarakat bagi perkembangan masyarakat
dari Eko Budi Priyanto, Kuswantoro di Desa Betahwalang dengan nama dan wilayah pesisirnya. Dukungan
dan Didik Fitrianto, memperkenalkan Kelompok Sido Makmur yang program BwN dengan mendirikan
program Building with Nature (BwN) beranggotakan 30 orang warga desa. Sekolah Lapang Tambak, menambah
kepada pemerintah dan warga Desa keyakinan dan semangat Abu Dawud
Betahwalang, Kecamatan Bonang, Abu Dawud, salah satu pengurus serta anggota kelompok lainnya untuk
Kabupaten Demak. kelompok Sido Makmur, Desa mengembangkan kemampuan dasar
Betahwalang, mencoba menuturkan dalam berkomunikasi, berpikir, dan
Pertemuan demi pertemuan secara pengalaman dan penilaiannya bermasyarakat, serta cara budidaya
rutin dilaksanakan oleh tim BwN mengenai perbedaan kondisi dalam tambak yang baik dan ramah
bersama warga desa, dengan agenda lingkungan pesisir desanya sebelum lingkungan.
awal berupa penggalian informasi dan sesudah kegiatan Building with
tentang permasalahan, potensi, Nature diterapkan. Tahapan berikutnya, program BwN
kebijakan, opsi solusi serta visi dan memperkenalkan mekanisme Bio-
misi desa. Secara simultan, program Abu Dawud awalnya merasa tidak rights semacam mekanisme kerjasama
BwN juga mulai melaksanakan yakin dengan program BwN di timbal balik yang saling mengikat.
kegiatan Sekolah Lapang Tambak, desanya, anggapannya hanya Program akan memberikan dukungan
yaitu sebuah kegiatan pembelajaran kegiatan biasa-biasa saja. Namun, saat bantuan modal usaha kepada

14  Warta Konservasi Lahan Basah


Abu Dawud (kedua dari kanan) bersama anggota Kelompok Sido Makmur sedang melakukan monitoring di lokasi kegiatan
rehabilitasi jalur hijau Desa Betahwalang. (Foto: Kuswantoro)
Berita Lahan Basah

Penebaran bibit ikan bandeng di Lokasi rehabilitasi jalur hijau Desa Lokasi rehabilitasi jalur hijau Desa
tambak budidaya (Foto: Kuswantoro) Betahwalang, November 2017 Betahwalang, September 2018
(Foto: Kuswantoro) (Foto: Kuswantoro)

anggota kelompok, dan sebagai keluarga para anggota kelompok. Selain semua capaian tersebut,
kompensasinya kelompok wajib Selain itu produksi tepung peningkatan kapasitas juga dialami
melaksanakan program-program dari cangkang rajungan turut oleh kelompok Sido Makmur di Desa
BwN, antara lain ymerehabilitasi memberikan tambahan pendapatan Betahwalang dalam penyusunan
dan merestorasi kawasan pesisir bagi kelompok. proposal, salah satu tolok ukur
mereka. Perjanjian kerjasama yang keberhasilannya adalah dengan
saling mengikat ini disepakati dan Di penghujung tahun 2017, disetujuinya proposal oleh Dinas
ditandatangani oleh kedua belah kelompok Sido Makmur memasang Kelautan dan Perikanan Kabupaten
pihak. waring dan bambu (struktur Demak pada periode tahun
permeabel) di pantai depan tambak- 2018-2019. Dukungan berupa
Dana tahap pertamapun mulai tambak mereka yang terkena abrasi. penyediaan bibit udang vaname
dicairkan. Abu Dawud semakin Kegiatan ini merupakan bagian dari sebanyak 352.000 ekor, pemberian
bertambah keyakinannya, program program BwN khususnya di Desa Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan
yang ditawarkan BwN ternyata Betahwalang untuk mengembalikan Perikanan (KUSUKA) untuk 16
bukanlah hanya angan-angan dan hutan mangrove yang hilang dengan anggota Kelompok Sido Makmur,
pemberi harapan belaka. “Kami cara memerangkap sedimen agar penyediaan bibit ikan bandeng
sangat senang, dana tersebut akan terbentuk media tumbuh bagi bibit sebanyak 70.000 ekor, dan pelibatan
kami manfaatkan sebaik-baiiknya mangrove yang jatuh di atasnya. anggota Kelompok Sido Makmur
bagi pengembangan usaha budidaya dalam pelatihan dan studi banding
tambak kami” ujar Abu Dawud. Dalam kurun waktu 4 bulan, budidaya ikan bandeng di Kabupaten
“Sebagai kompensasinya, kami siap sedimentasi berupa lumpur dan Kendal.
untuk berkomitmen menjalankan bibit-bibit mangrove yang tumbuh
program-program BwN di desa kami", secara alami mulai tampak secara Abu Dawud mewakili seluruh
sambungnya penuh semangat. signifikan. Untuk memantau tingkat anggota kelompok mengucapkan
laju sedimentasi, kelompok telah terima kasih kepada semua pihak
Kelompok mulai menyusun memasang pipa monitoring, dan yang terlibat dan mendukung
rencana kerja dan melaksanakan papan peringatan agar siapapun program BwN di Desa Betahwalang,
program-program BwN, seperti: tidak mengganggu lokasi pemulihan khususnya kepada Wetlands
rehabilitasi jalur hijau pantai, tersebut. International Indonesia dan Blue
revitalisasi tambak budidaya, usaha Forests. “Semoga program BwN
ekonomi kelompok, mengadakan Hasil monitoring di kuartal dapat terus dikembangkan secara
pertemuan rutin kelompok, terlibat akhir tahun 2018, terpantau berkesinambungan di desa kami”,
dalam Musrenbang tingkat desa, sedimentasi semakin bertambah ungkap Abu Dawud penuh harap. ••
penyusunan peraturan desa terkait luas, pengamatan pipa monitoring
pengelolaan pesisir, dan monitoring. menunjukkan laju sedimentasinya
mencapai 15 cm per bulan. Begitu * Sekretaris Kelompok Sido Makmur,
Seiring perjalanan waktu, kerja sama pula dengan perkembangan Desa Betahwalang
tersebut telah terlihat hasilnya. tumbuhan mangrove alami di ** Community Development Officer
Panen tambak meningkat walaupun atasnya terpantau tumbuh subur, Yayasan Lahan Basah
masih belum banyak, namun cukup diantaranya jenis Avicennia marina (Wetlands Internatioal)
untuk mendukung perekonomian dan Avicennia alba. *** Project Coordinator BwN Indonesia

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  15


Berita Lahan Basah

Sayangi dan Lindungi


Terumbu Karang Kita
Fikri Fadhillah*

T
erumbu karang adalah Terumbu karang membutuhkan menjadi lemah dan rentan, akhirnya
ekosistem bawah laut yang waktu yang tidak sebentar untuk kehidupan masyarakat di sekitarnya
merupakan sekumpulan tumbuh dan berkembang biak menjadi ikut terancam.
hewan karang yang bersimbiosis secara alami. Karena itulah penting
dengan sejenis tumbuhan alga. sekali bagi kita untuk melestarikan Diperlukan upaya-upaya nyata untuk
terumbu karang di pesisir kita. mengembalikan dan melestarikan
Terumbu karang menjadi tempat Terumbu karang yang masih sehat ekosistem terumbu karang, seperti
tinggal dan berkembang biak yang dan baik dapat dijadikan salah satu tidak membuang sampah dan limbah
sangat nyaman bagi hewan-hewan indikator bahwa lingkungan pesisir ke laut, tidak menggunakan racun
laut kecil seperti ikan, kepiting, di wilayah tersebut belum tercemar atau bom untuk menangkap ikan,
udang, kerang dsb. sekaligus tempat oleh limbah-limbah yang akan tidak mengambil terumbu karang
berlindung mereka dari ancaman merusak lingkungan. untuk keperluan apapun, dan lain
hewan predator lain. sebagainya. Jika terumbu karang
Namun, kenyataan saat ini, kembali sehat dan berseri, maka
Selain berperan untuk menjaga keberadaan sebagian terumbu peran dan fungsinya pun akan
ekosistem laut, terumbu karang juga karang di Indonesia telah mengalami kembali pula, sehingga ancaman
dapat menjadi obyek wisata bawah kerusakan dan kehancuran abrasi dan pencemaran pantai akan
laut yang menarik bagi wisatawan akibat ulah tangan-tangan kembali dapat dicegah secara alami.
lokal maupun internasional. yang tidak bertanggung jawab.
Dengan demikian, ekosistem Keanekaragaman hayati terutama Semoga terumbu karang dan laut
terumbu karang dapat mendukung ikan-ikan yang biasa bersenda gurau Indonesia menjadi lebih indah dan
peningkatan perekonomian di didalamnya turut pula hilang lestari.
masyarakat di sekitarnya. entah ke mana. Ekosistem pesisir
yang sebelumnya tangguh kini *SMKN 2 Kota Serang

16  Warta Konservasi Lahan Basah


Lindungilah terumbu karang kita (Ilustrasi: Aldo Suryadiputra)
STOP PRESS

Telah dipublikasikan flyer dilakukan oleh Wetlands Pantai; Analisa Perkiraan/


Strategi Pengelolaan International Indonesia Estimasi Nilai Manfaat
Ekosistem Mangrove Berbasis melalui program Partners for Ekonomi Ekosistem
Kerentanan Pesisir di Kota Resilience Strategic Partnership Mangrove; serta Strategi
Serang, Provinsi Banten. Data (PfRSP). Pengelolaan Mangrove
yang disajikan berasal dari Berbasiskan Kerentanan di
hasil kajian risiko bencana, Untuk mengetahui secara pesisir Kota Serang, Banten,
kajian sempadan pantai, dan lengkap mengenai potret silahkan hubungi kami atau
kajian strategi pengelolaan dinamika garis pantai pesisir; klik gambar di bawah ini.
ekosistem mangrove di Analisa Indeks Kerentanan,
pesisir Kota Serang, yang Ancaman, dan Risiko Erosi

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  17


Flora & Fauna Lahan Basah

Kekayaan Burung di Habitat


Lahan Basah Tersisa di Jakarta Utara
Fransisca Noni Tirtaningtyas*, Nani Rahayu**, Dede Dicky Permadi**, Fega Purnama**, Prayitno Goenarto*

T
aman Wisata Alam Angke
Kapuk (TWAAK) menjadi
salah satu lahan basah
yang tersisa di Jakarta yang
terletak di Kelurahan Kapuk
Muara, Kecamatan Penjaringan,
Kotamadya Jakarta Utara.
Kawasan ini berbatasan dengan
Arboretum Angke Kapuk di
sebelah barat, Perumahan Pantai
Indah Kapuk di sebelah selatan,
Mangrove di TWA Angke Kapuk (kiri) dan Jalur di dalam TWA Angke Kapuk (kanan)
Hutan Lindung Angke Kapuk dan
(Foto: Fransiska Noni T.)
Teluk Jakarta di sebelah timur dan
utara (BKSDA Jakarta 2015).

Sumber mata pencaharian sampah tersebut tertinggal di antara Jenis Burung di Kawasan
masyarakat di sekitar TWAAK akar nafas mangrove. TWA Angke Kapuk
adalah nelayan (48,92%), buruh
(26,02%) dan karyawan swasta Jenis mangrove yang mendominasi Pengumpulan data mengenai
atau negeri (11,61%). Kondisi di kawasan ini antara lain, Api-api avifauna penting untuk dilakukan
hidrologi kawasan dipengaruhi (Avicennia marina), Bakau kurap karena kelompok satwa tersebut
oleh keadaan tambak, sungai, dan (Rhizophora mucronata) dan Bakau menjadi salah satu indikator
pasang surut dengan keadaan minyak (Rhizophora apiculata), pentingnya suatu habitat sehingga
air yang berkadar garam 20 – sedangkan jenis flora pantai/ perlu terus dipertahankan
40%. Beberapa sungai kecil di rawa adalah Waru laut (Thespesia keberadaannya. Pengamatan
dalam kawasan hanya merupakan populnea), Bluntas (Pluchea indica), burung di TWA Angke Kapuk
kanal dan saluran air yang Mendongan (Scripus littoralis), dilakukan pada Januari 2018 dan
menghubungkan tambak-tambak. Kitower (Derris heterophylla) dan April 2019 melalui observasi
Mengkudu (Morinda citrifolia). (ground check) dan consentration
TWAAK berbatasan langsung count. Pengamatan dilakukan dari
dengan Teluk Jakarta sehingga Meskipun berada di antara lokasi pagi hari hingga sore hari (07.00-
kawasan ini menjadi “saringan” yang rawan terhadap polusi sampah, 17.00 WIB) di sepanjang jalur dan
bagi sampah yang dibuang melalui lokasi ini ternyata masih menyimpan lokasi berkumpulnya burung air
13 sungai yang bermuara di Teluk banyak kekayaan avifauna. Jenis di hutan mangrove TWA Angke
Jakarta. Sekitar 21 ton sampah tumbuhan mangrove menjadi salah Kapuk. Penjelajahan kawasan
mengalir dari sungai-sungai di satu lokasi berbiak, istirahat, dan dilakukan dengan berjalan kaki
Jakarta, Tangerang, dan Bekasi ke mencari makan bagi jenis burung dan menggunakan speedboat.
Teluk Jakarta. Pada saat pasang, air dan jenis burung hutan di antara
sampah terbawa ke darat termasuk gedung dan perumahan di sekitar Berdasarkan dua kegiatan
ke dalam TWAAK, dan saat surut TWAAK. pemantauan, didapat 38 jenis

18  Warta Konservasi Lahan Basah


Flora & Fauna Lahan Basah

burung yang terdiri atas 12 jenis Tabel 1. Jenis burung di kawasan Taman Wisata Alam Angke Kapuk
burung air dan 26 jenis burung
hutan di kawasan ini (Tabel 1). Spesies Perlindungan
Terpantau juga jenis burung No. 2018* 2019*
Lokal Latin P.106/2018
migran yang menggunakan lokasi
ini untuk istirahat dan mencari 1 Trinil pantai Actitis hypoleucos 20 2 -
makan, yaitu jenis Trinil pantai 2 Cipoh kacat Aegithina tiphia - 2 -
(Actitis hypoleucos) dan Jalak 3 Raja-udang biru Alcedo coerulescens 4 2 -
cina (Sturnus sturninus). Dari
4 Kareo padi Amaurornis phoenicurus 9 2 -
seluruh jenis yang ditemukan,
terdapat lima jenis burung yang 5 Itik benjut Anas gibberifrons 50 34 -
dilindungi oleh Peraturan Menteri 6 Pecuk-ular asia Anhinga melanogaster 48 1 √
Lingkungan Hidup dan Kehutanan 7 Kapinis rumah Apus nipalensis - 1 -
Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/ 8 Cangak abu Ardea cinerea 18 1 -
KUM.1/12/2018, yaitu Tangkar
9 Cangak merah Ardea purpurea 5 - -
centrong, Cangak besar, Elang
tiram, Pecuk ular, dan Kipasan 10 Blekok sawah Ardeola speciosa 182 20 -
belang. 11 Kuntul kerbau Bubulcus ibis 35 - -
12 Kokokan laut Butorides striata 49 1 -
TWA Angke Kapuk menjadi salah
13 Burung-madu sriganti Cinnyris jugularis 1 1 -
satu lokasi kumpulan burung
untuk berbiak, mencari makan 14 Walet sapi Collocalia esculenta 2 >10 -
atau istirahat. Jumlah jenis burung 15 Tangkar centrong Crypsirina temia - 1 √
yang masih terpantau lebih dari 16 Caladi tilik Dendrocopos moluccensis 2 - -
10 individu setiap jenisnya bahkan
17 Cabai jawa Dicaeum trochileum - 1 -
hingga ratusan dapat dikatakan
masih membutuhkan ruang untuk 18 Cangak besar Ardea alba 40 - √
aktivitas istirahat. Luas kawasan 19 Kuntul kecil Egretta garzetta 71 2 -
yang hanya 99,82 ha mungkin 20 Kuntul perak Egretta intermedia 9 - -
masih kurang untuk menampung
21 Perkutut jawa Geopelia striata 4 2 -
jumlah yang mungkin bisa lebih
dari jumlah yang terpantau pada 22 Remetuk laut Gerygone sulphurea 10 3 -
saat survei. Lokasi terdekat dari 23 Isap-madu indonesia Lichmera limbata - 3 -
TWA Angke Kapuk yang diduga 24 Bondol peking Lonchura punctulata 2 - -
menjadi wilayah jelajah burung- 25 Bondol jawa Lonchura leucogastroides 2 6 -
burung di kawasan ini adalah
26 Kowak-malam abu Nycticorax nycticorax 4 - -
Hutan Lindung Angke Kapuk,
Suaka Margasatwa Muara Angke, 27 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 2 1 -
beberapa pulau kecil di Teluk 28 Elang tiram Pandion haliaetus 2 - √
Jakarta, serta tambak-tambak yang 29 Burung-gereja erasia Passer montanus - 10 -
dekat dengan laut.
30 Pecuk-padi hitam Phalacrocorax sulcirostris 360 2 -
Selain mencari makan dan 31 Perenjak jawa Prinia familiaris 1 - -
istirahat, beberapa jenis burung 32 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 3 2 -
juga melakukan aktivitas 33 Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier - 2 -
berkembang biak di TWAAK. Jenis
34 Kipasan belang Rhipidura javanica 4 - √
burung yang teramati berkembang
biak di kawasan ini adalah Kuntul 35 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 18 - -
kecil Egretta garzetta, Pecuk 36 Jalak cina Sturnus sturninus 100 - -
ular asia Anhinga melanogaster, 37 Cekakak sungai Halcyon chloris 8 2 -
Itik benjut Anas gibberifrons,
38 Punai gading Treron vernans 5 - -
dan Kareo padi Amaurornis
phoenicurus. Burung-burung ini,
kecuali itik benjut, pada umumnya
membuat sarang pada pohon api-
api. .....bersambung ke hal 23

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  19


Konservasi Lahan Basah

..... sambungan dari halaman 5


Result Based Payment dalam REDD+ di Indonesia .....
Dalam banyak kasus, hasil yang dilibatkan dalam kegiatan Telah dijelaskan sebelumnya
dicapai oleh suatu proyek menjadi pengelolaan SDA, terutama bahwa telah terdapat peraturan
tidak terawat, rusak, dan tidak konservasi-restorasi hutan. yang secara khusus mengatur MRV
menentu keberlanjutannya. Berbagai paket pemberdayaan dan inventarisasi GRK. Namun
Dalam konteks ini maka ekonomi masyarakat telah demikian, apakah peraturan
pendanaan melalui RBP dapat menjadi bagian dalam program– tersebut benar-benar telah siap
menjadi salah satu solusi untuk program yang diimplementasikan untuk digunakan pelaksana
menjamin keberlanjutan kegiatan. oleh pemerintah, LSM, maupun REDD+ dalam melakukan
Bagi LSM, dana proyek yang pihak-pihak lain. Tidak sedikit penghitungan pengurangan emisi
tersedia dapat dijadikan semacam di antara kelompok masyarakat atau penyerapan emisi? Apabila
start up hingga program berjalan telah merasakan hasil dalam kita mengunjungi situs Verified
di lapangan, didaftarkan, dan bentuk peningkatan pendapatan Carbon Standard atau Verra,
dapat mengakses pendanaan RBP dan taraf ekonomi. Meskipun maka terdapat banyak sekali
untuk keberkelanjutannya. demikian, harus diakui masih tool, module, atau methodology
banyak program pemberdayaan yang tersedia untuk dapat
Selain para pelaku konservasi yang belum berhasil atau gagal dijadikan basis dalam melakukan
dan restorasi, skema RBP juga dalam memberdayakan ekonomi kuantifikasi pengurangan atau
akan membuka peluang bagi masyarakat. Terlepas dari hal penyerapan karbon melalui
para konsultan untuk dapat ini, pelaksanaan REDD+ dengan tipe atau kategori proyek
mengambil bagian dalam skema RBP akan lebih membuka seperti REDD, IFM (Improved
verifikasi capaian pengurangan peluang bagi masyarakat untuk Forest Management), atau ARR
emisi yang dilaporkan oleh pelaku dapat terlibat secara aktif. Bahkan (Aforestation, Reforestation,
REDD+. Apabila terdapat seribu melalui Hutan Desa (HD) atau and Revegetation). Sebelum
kegiatan yang terdaftar, maka Hutan Kemasyarakatan (HKM), penghitungan emisi dilakukan,
akan banyak peluang paket-paket masyarakat dapat mendaftarkan eligibilility dan additionality dari
pekerjaan untuk konsultan tiap kegiatannya ke dalam SRN PPI suatu proyek harus dibuktikan
tahunnya. Tidak hanya itu, peluang untuk dapat mengakses skema terlebih dahulu melalui tool yang
munculnya jasa konsultasi RBP. Apabila ini dilakukan, maka tersedia. Dengan menggunakan
untuk pembuatan concept note, dukungan pihak-pihak lain akan tool yang berbeda, penentuan
pembuatan proposal, pengukuran, sangat diperlukan mengingat skenario BAU (Bussiness As
atau penghitungan pengurangan kapasitas masyarakat yang ada saat Usual) ditentukan dengan
emisi juga akan terbuka luas. ini dinilai masih belum memadai mengikuti langkah-langkah
terutama untuk melakukan yang ada. Baru kemudian
Dalam dasawarsa terakhir, kegiatan Monitoring, Reporting and penghitungan pengurangan
masyarakat semakin banyak Verification (MRV). emisi atau penyerapan emisi

.....bersambung ke hal 23

20  Warta Konservasi Lahan Basah


Kegiatan rehabilitasi di lahan gambut (Foto: Iwan Tri Cahyo W.)
Konservasi Lahan Basah

dilakukan dengan mencari selisih RBP dan mana yang non-RBP Apabila hal-hal yang terkait
antara emisi dari skenario tanpa tidak dapat diperoleh. Terlepas dengan sumber pendanaan dan
intervensi (BAU) dan dengan dari hal tersebut, hal ini cukup institusi pengelolanya telah ada
intervensi (project), dengan juga untuk mengkonfirmasi bahwa kejelasan, maka akan muncul
memperhitungkan Leakage dan rangkaian kegiatan REDD+ terus beberapa pertanyaan lain.
Buffer. Mempelajari peraturan berjalan, setidaknya di tahap awal Terkait dengan teknis pencairan
yang ada, Permen LHK No. 72 yaitu registry. Tidak menutup dana, pertanyaan penting di
Tahun 2017 dan Permen LHK No. kemungkinan bahwa pendaftar antaranya adalah; berapa nilai
73 Tahun 2017 dirasa masih perlu akan bertambah seiring dengan pembayaran yang diberikan
didetailkan kedalam petunjuk berjalannya waktu. untuk setiap pengurangan emisi
yang lebih teknis (turunan yang terverifikasi? Atau, apakah
aturan lain) seperti yang telah Pertanyaan yang lain adalah dari ada perbedaan nilai pembayaran
dicontohkan sebelumnya dalam mana sumber pendanaannya? Di antara pengurangan emisi dan
VCS (dalam bentuk tool, module dalam pasal 16 Permen LHK 70 penyerapan emisi? Informasi
dan methodology). Apabila Tahun 2017, disebutkan bahwa ini sangat ditunggu, mengingat
petunjuk yang lebih teknis ini sumber pendanaan dapat berasal hal ini akan menentukan apakah
telah tersedia, maka pelaksana dari hibah, kerjasama/pembayaran nilai pembayaran ini sebanding
REDD+ tinggal memilih mana program, atau kegiatan yang dengan upaya yang dilakukan di
saja yang sesuai dengan BAU dan berbasis kinerja, anggaran lapangan atau tidak.
intervensi yang dilakukan. pendapatan, dan belanja negara,
dan sumber lainnya yang sah. Hal Perkembangan dari proses yang
Di sisi lain, untuk dapat penting untuk diketahui adalah sedang berjalan oleh pelaksana
mengoptimalkan pelaksana realisasi pendanaan yang telah REDD+ yang telah mendaftar
REDD+ dalam mengakses RBP, siap digunakan untuk menjalankan SNI PPI penting sekali untuk
perbaikan Forest Reference skema RBP. diketahui. Kisah sukses (success
Emission Level (FREL) perlu story) sangat diperlukan agar
dilakukan agar manfaat karbon Pada pertengahan bulan Februari ketidakpastian, keraguan, dan
dari Conservation, Sustainable 2019, media massa ramai- pertanyaan-pertanyaan di atas
Management of Forest, dan memberitakan bahwa Norwegia dapat terjawab dengan tuntas.
Enhancement of Forest Carbon siap melakukan pembayaran Apabila ada contoh kasus
Stocks berpotensi dapat di pertama untuk pengurangan emisi yang membuktikan bahwa RBP
diklaim dalam RBP REDD+. Hal ini GRK sebesar 4,8 juta ton karbon benar-benar terealisasi, dan
mengingat perhitungan FREL saat dioksida (CO2) kepada Indonesia memberikan keuntungan, maka
ini hanya mencakup emisi dari untuk laporan 2016 sampai 2017. ini akan dapat menjadi daya
deforestasi, degradasi hutan, dan Dari informasi ini, spekulasi tarik bagi para pihak untuk
dekomposisi gambut. Sementara berkembang bahwa kesiapan ramai mengikuti kisah sukses
untuk forest growth (dari kegiatan pembayaran Norwegia ini terkait ini. Apabila demikian, maka
konservasi), pengurangan emisi dengan RBP. Tentunya informasi pengurangan emisi dari REDD+
dari pengelolaan hutan lestari, ini perlu dikonfirmasi dan mendpat diyakini akan berjalan secara
dan karbon yang diserap melalui penjelasan lebih lanjut dari pihak- progresif dan signifikan. Namun
kegiatan penanaman masih belum pihak terkait. Selain informasi ini, sebaliknya, apabila teryata RBP
masuk di dalamnya, sehingga menarik sekali untuk mengetahui pada akhirnya tidak terealisir
belum bisa diklaim untuk REDD+. apakah sumber-sumber dana (tidak ada pembayaran), atau
lainnya, misalnya dari Anggaran terjadi pembayaran namun tidak
Bagaimana pelaksanaan skema Pendapatan dan Belanja Negara, menguntungkan, maka akan sulit
RBP dalam REDD+ saat ini? telah dieksplorasi atau dialokasikan meyakinkan para pihak untuk
Menengok data pada website untuk keperluan RBP. Sebagaimana ikut mendaftar dan berkontribusi
resmi SRN PPI hingga akhir direncanakan, dana dari berbagai melalui REDD+. ••
Januari 2019, telah terdapat sumber ini akan dimasukkan ke
928 pendaftar (registar) dengan dalam satu kantor oleh Badan
melibatkan 2192 kegiatan. Dari Layanan Umum (BLU) yang *Programme Coordinator Wetlands
jumlah ini, telah terdapat 289 merupakan entitas yang berperan Conservation and Restoration,
nomor registri (registry number) sebagai mekanisme pendanaan Yayasan Lahan Basah (Wetlands
International)
yang dikeluarkan. Namun sayang, bagi proyek terkait perubahan iklim
informasi lebih detail mengenai dan isu lingkungan hidup, termasuk
berapa yang masuk kategori REDD+ di dalamnya.

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  21


Berita Lahan Basah

..... sambungan dari halaman 9


Melindungi Burung Laut di Pesisir Yogyakarta .....
D.I. Yogyakarta memiliki sembilan sungai yang Sampah menjadi salah satu penyebab banyaknya
melewati empat kabupaten dan satu kota dengan burung laut yang mati. Menurut Wilcox dkk. (2015),
dua muara sungai, yaitu Muara Sungai Progo dan sekitar 59% jenis burung laut dalam studi yang
Muara Sungai Opak. Menurut data BPS DIY (2018), ada dilaporkan di literatur antara tahun 1962 dan 2012,
delapan lokasi pembuangan sampah yang dibuang sekitar 29% individu telah mencerna plastik dan
langsung ke sungai. Selain itu lokasi D.I. Yogyakarta ditemukan di ususnya. Selain itu kegiatan nelayan
yang berbatasan dengan Samudera Hindia membuat terkadang juga dapat menyebabkan kematian,
semakin banyaknya sampah yang ada di laut. Bisa kebanyakan adalah tertangkap tidak sengaja pada
terjadi bahwa sampah yang berada di air tidak secara jaring atau alat pancing yang digunakan. Di Teluk
sengaja dimakan oleh burung laut, karena mengira Jakarta, jenis Cikalang christmas dan Dara-laut kecil
sampah yang mengambang tersebut itu adalah ikan. terpantau terjerat alat pancing pada tahun 2011
hingga 2013 (Tirtaningtyas dan Yordan, 2017).
Informasi mengenai burung laut yang dikonsumsi
juga dialami oleh salah satu narasumber yang pada
saat mudanya sering mengonsumsi jenis burung
laut.

Konservasi burung laut

Informasi mengenai status perlindungan burung


laut atau sosialisasi mengenai status perlindungan
dan ancaman burung laut belum banyak diketahui,
baik oleh masyarakat maupun pemerintah
setempat. Dari seluruh staf pemerintahan lokal
yang diwawancara mengatakan bahwa informasi
mengenai status perlindungan maupun ancaman
pada burung laut masih sangat minim. Meskipun
demikian, menurut salah satu sumber bahwa telah
ada pendidikan lingkungan mengenai sampah, oleh
Badan Lingkungan Hidup, pendidikan penangkapan
lobster oleh Polisi Air dan Udara (Polairud),
penyuluhan mengenai penyu oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan.

Pemerintah lokal terkait diharapkan untuk


dapat memberikan sosialisai mengenai status
perlindungan dan ancaman pada burung laut,
dimulai dari jenis dan status burung laut yang
terdapat di Provinsi DIY. Langkah selanjutnya
adalah bersama dengan masyarakat menjaga
kelestariannya melalui cara sederhana, yaitu
dengan mengurangi penggunaan plastik dan
membuang sampah pada tempatnya. ••

* Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dan


relawan Burung Laut Indonesia

** Komunitas Burung Laut Indonesia


Sosialisasi perlindungan burung laut. (Foto: Fransisca Noni T.)

22  Warta Konservasi Lahan Basah


Dokumentasi Perpustakaan

Badan Restorasi Gambut (BRG). Badan Restorasi Cobbing, M. 2018. A Crisis of


2019. Rencana Restorasi Gambut (BRG). Convenience: The Corporations
Ekosistem Gambut Provinsi 2019. Rencana Behind The Plastic Pollution
Sumatera Selatan Tahun 2018- Tindakan Pandemic. GREENPEACE, 45 pp.
2023. Badan Restorasi Gambut Tahunan
(BRG). xiii + 159 pp. Provinsi Wasaraka, R.V. 2019. Perempuan
Sumatera Perkasa: Belajar praktik Kesetaraan
Badan Restorasi Gambut (BRG). Selatan Dalam
2019. Rencana Tindakan Tahunan Tahun 2019:
Provinsi Sumatera Selatan tahun Kesatuan Wiratno, D. Indriyo, A. Syarifudin
2019: Kesatuan Hidrologis Gambut Hidrologis dan A. Kartikasari. 2004. Berkaca di
(KHG) Sungai Medak – Sungai Gambut Cermin Retak: Refleksi Konservasi
Lalah. Badan Restorasi Gambut (KGH) Sungai dan Implikasi Bagi Pengelola Taman
(BRG). various pp. Musi. Badan Restorasi Nasional. The Gibbon Foundation
Gambut (BRG). Indonesia/PILI. xxxiii+338 pp.

Flora & Fauna Lahan Basah

..... sambungan dari halaman 19


Kekayaan Burung di Habitat Lahan Basah Tersisa di Jakarta Utara .....

Isap-madu Indonesia Kokokan Laut Blekok sawah Itik benjut


(Foto-foto: Prayitno Goenarto)

Lokasi ini juga menarik untuk dan Walet-palem asia Cypsiurus wilayah. Penurunan kualitas,
jenis burung migran. Pada saat balasiensis (Mark Schellekens, Juni modifikasi, dan hilangnya habitat
survei, terpantau dua jenis burung 2000) (Sullivan dkk. 2009). Satu merupakan ancaman penting
migran yaitu jenis Trinil pantai dan jenis yang dianggap sebagai jenis terhadap jenis-jenis burung.
Jalak cina. Pada musim puncak yang kemungkinan lepas di lokasi Eksploitasi dan perubahan
migrasi yang terjadi pada Agustus ini yaitu jenis Isap-madu Indonesia penggunaan lahan oleh manusia
hingga Desember kemungkinan Lichmera limbata. Persebaran merupakan salah satu ancaman
beberapa jenis burung migran jenis ini hanya di Bali dan Nusa utama bagi kehidupan burung.
mencari tempat untuk makan dan Tenggara (Mackinnon dkk. 2010; Perubahan fungsi menjadi spot-
istirahat di lokasi ini. Berdasarkan Eaton dkk. 2016). Menurut Chng spot kecil yang menyisakan ruang
hasil pengamatan di TWAAK dkk. 2015, jenis ini termasuk seperti habitat buatan untuk
oleh beberapa pengamat burung salah satu jenis burung yang burung misalnya tambak atau
menemukan beberapa jenis diperdagangkan di salah satu dari sawah bisa dijadikan tempat untuk
burung migrasi lainnya seperti, tiga pasar burung di Jakarta. mencari makan. TWAAK yang juga
Trinil semak Tringa glareola (Philip menjadi salah satu habitat tersisa
Chaon, September 2018), Kecici Komunitas burung dapat tentu penting untuk tetap dijaga
belalang Locustella certhiola digunakan untuk mendeteksi kelestariannya. ••
(Enrico Leonardi, Januari 2016), perubahan lingkungan serta dapat
Sikatan bubik Muscicapa dauurica menggambarkan kondisi habitat * Pengamat burung asal Jakarta
(Todd Pepper, November 2014), atau sebagai bioindikator suatu ** Staf BKSDA Jakarta

Vol. 27 No. 2, Juni 2019  23

Anda mungkin juga menyukai