Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH INDEKS HARAPAN HIDUP DAN INDEKS

PENDIDIKAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN


MANUSIA (IPM) DI INDONESIA TAHUN 2010-2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Salah Satu


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

LENALTO MAIJUANDA
NPM : 1710602010084

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SAKTI ALAM KERINCI


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
SUNGAI PENUH
2021
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : LENALTO MAIJUANDA
NPM : 1710602010084
Tempat/Tanggal Lahir : Mukai-Mudik, 23 Mei 1997
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Alamat Desa Senimpik, Kecamatan Siulak Mukai
No Hp : 085364672816
Judul Skripsi : INDEKS HARAPAN HIDUP DAN INDEKS
PENDIDIKAN TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI
INDONESIA TAHUN 2010-2020 Dengan
ini menyatakan sesungguhnya bahwa :
1. Skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
akademik S.E (SARJANA EKONOMI) baik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Sakti Alam Kerinci maupun di Perguruan Tinggi lainnya.
2. Skripsi saya ini adalah murni gagasan, rumusan, penelitian dan pikiran saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3. Dalam Skripsi saya ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah
ditulis atau dipublikasikan, kecuali secara eksplisit dicantumkan dalam naskah
dengan cara menyebutkan nama sebagai acuan dalam naskah dengan cara
menyebutkan nama pengarang dan mencatumkan dalam Daftar Pustaka.
4. Apabila salah satu poin tersebut di atas saya langgar, saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik yang telah di peroleh Karena
Skripsi saya ini, serta sanksi ainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Perguruan Tinggi.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dalam keadaan sadar,
agar dapat di pergunakan seperlunya.

Sungai Penuh, November 2021


Saya Yang Menyatakan

LENALTO MAIJUANDA
NPM. 1710602010084

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan ini pembimbing skripsi dan ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

NAMA : LENALTO MAIJUANDA

NPM : 1710602010084
PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH INDEKS HARAPAN HIDUP DAN


INDEKS PENDIDIKAN TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI
INDONESIA TAHUN 2010-2020

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman

yang berlaku dalam ujian komprehensif dan ujian skripsi pada tanggal

24 November 2021.

Sungai Penuh, 27 November 2021

Pembimbing I Pembimbing II

SILVIA RAHAYU, S.P.,M.Si MAULEDY AHMAD, S.E.,M.M NIDN : 10


131086 02 NIDN : 10 200667 01

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

HEPPI SYOFYA, S.E.,M.Si


NIDN : 10 290388 01

i
i
Hari : Rabu

Tanggal : 24 November 2021

Pukul : 14.00 wib s/d selesai


Tempat
: Ruang Ujian Skripsi STIE Sakti Alam Kerinci.

TIM PENGUJI

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : DR. INDRA BUDAYA, S.E., M.M


PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi dan

Komprehensif Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci Sungai

Penuh pada :

Sekretaris : YOLLA RAMADANI, S.Pd.,M.Pd

Penguji Utama : Hj. MASRIDA ZASRIATI, S.E., M.Si

Penguji Pendamping : DEWI ERNITA, S.E., M.E

Penguji Anggota I : SILVIA RAHAYU, S.P., M.Si

Penguji Anggota II : MAULEDY AHMAD, S.E., M.M

Mengetahui : Disahkan Oleh :


KETUA STIE KETUA PROGRAM STUDI
SAKTI ALAM KERINCI EKONOMI PEMBANGUNAN

GAMPO HARYONO, S.E., M.M HEPPI SYOFYA, S.E.,M.Si


NIDN : 02 280787 01 NIDN : 10 290388 01

i
ii
THE EFFECT OF LIFE EXPECTATION INDEX AND EDUCATION INDEX
ON HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)
IN INDONESIA 2010-2020

LENALTO MAIJUANDA

Main Supervisor : SILVIA RAHAYU, S.P.,M.Si


Vice Supervisor : MAULEDY AHMAD, S.E., M.M

Study Program : Development Economics


Sakti Alam Kerinci School of Economics, Sungai Penuh

ABSTRACT

This study describes the effect of the life expectancy index and education index on
the human development index (HDI) in Indonesia in 2010-2020. The variables
used are variable X1 (life expectancy index), X2 (education index) and variable
Y (IPM). Using secondary data obtained from BPS Indonesia in the form of time
series from 2010-2020, which was then analyzed using multiple linear
regression analysis. From the results of the analysis and discussion, it can be
concluded as follows: 1. Simultaneously, the life expectancy index and the
education index have a significant effect on the human development index (HDI)
in Indonesia in 2010-2020 with F count > F table. While partially that the life
expectancy index have significant effect on the human development index (HDI)
in Indonesia in 2010-2020 because t count > t table. But on education index
have no significant effect on the human development index (HDI) in Indonesia in

.
2016-2020 because t count < t table 2. The magnitude of the simultaneous
influence between the variables of the Life Expectancy Index and the Education
Index on the Human Development Index (HDI) in Indonesia in 2010-2020 is
99.3% while the remaining 0.7% is influenced by other factors that are not
examined in in this research. Meanwhile, partially the influence of the Human
Development Index (HDI) in Indonesia in 2010-2020 is 89.9294% and the
magnitude of the influence of the Human Development Index (HDI) in Indonesia
in 2016-2020 is 9.443%.

Keywords: Life Expectancy Index, Education Index, HDI.

i
v
PENGARUH INDEKS HARAPAN HIDUP DAN INDEKS PENDIDIKAN
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
DI INDONESIA TAHUN 2016-2020

LENALTO MAIJUANDA

Pembimbing Utama : SILVIA RAHAYU, S.P., M.Si


Pembimbing Pendamping : MAULEDY AHMAD, S.E., M.M

Program Studi : Ekonomi Pembangunan


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci, Sungai Penuh

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan tentang Pengaruh indeks harapan hidup dan indeks
pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun
2016-2020. Variabel yang digunakan adalah variabel X 1 (indeks harapan hidup),
X2 (indeks pendidikan) dan variabel Y (IPM). Menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari BPS Indonesia dalam bentuk time series dari tahun 2010-2020, yang
kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari
hasil analsis dan pembahasan, maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Secara
simultan indeks harapan hidup dan indeks pendidikan berpengaruh secara
signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun 2010-
2020 dengan F hitung > F tabel. Sedangkan secara parsial bahwa indeks harapan
hidup berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM)
di Indonesia tahun 2010-2020 karena t hitung > t tabel. Sedangkan pada indeks
pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan
manusia (IPM) di Indonesia tahun 2010-2020 karena t hitung < t tabel. 2. Besar
pengaruh secara simultan antara variabel variabel Indeks Harapan Hidup dan
Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia
Tahun 2010-2020 adalah 99,3% sedangkan sisanya sebesar 0,7 % di pengaruhi
oleh faktor lain yang tidak di teliti di dalam penelitian ini. Sedangkan secara
parsial besarnya pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia
Tahun 2010-2020 yaitu sebesar 89,9294% dan besarnya pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia Tahun 2010-2020 yaitu sebesar
9,443%.

Kata kunci : Indeks Haparan Hidup, Indeks Pendidikan, IPM.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan judul

“PENGARUH INDEKS HARAPAN HIDUP DAN INDEKS PENDIDIKAN

TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA

TAHUN 2016-2020”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci. Dalam kesempatan ini penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Gampo Haryono, S.E., M.M selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

(STIE) Sakti Alam Kerinci.

2. Bapak H. M. Afdhal Chatra. P, S.E., M.Ec. Dev. selaku Wakil Ketua I (Satu)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

3. Ibu Dona Elvia Desi, S.E., M.M Selaku Wakil Ketua II (Dua) Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

4. Bapak Dr. Indra Budaya, S.E., M.M Selaku Wakil Ketua III (Tiga) Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

5. Ibu Heppi Syofya, SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi

Pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci.

6. Ibu Silvia Rahayu, SP., M.Si sebagai Pembimbing Utama yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikiran serta kesabaran dalam membimbing penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

v
i
7. Bapak Mauledy Ahmad, SE.,MM sebagai Pembimbing Pendamping yang telah

banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Para dosen dan seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti

Alam Kerinci yang telah banyak membantu penulis mulai dari awal perkuliahan.

9. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah mendukung penulis dalam

mewujudkan harapan dan cita-cita penulis untuk untuk mendapat gelar sarjana

ekonomi.

10. Rekan-rekan sesama pejuang skirpsi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2017

yang telah saling membantu dalam suka maupun duka dengan harapan dapat

untuk menyelesaikan pendidikan bersama-sama.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari segala

kekurangan, untuk itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca

sangat diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

kami maupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Sungai Penuh, November 2021

Penulis

LENALTO MAIJUANDA
NPM : 1710602010084

v
ii
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ......................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................iii

ABSTRACT ................................................................................................................iv

ABSTRAK .................................................................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian …...….………………………….………. 1

1.2. Rumusan Masalah…….…..……………….…………....……............ 7

1.3. Tujuan Penelitian .…………..…….………….................................... 8

1.4. Manfaat Penelitian …..…….…….…………………..………............ 8

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

HIPOTESIS ……………………………………………...…………..…. 9

2.1. Kajian Teoritis .………………...………......…….………................. 9

2.1.1. Pembangunan Ekonomi ............................................................ 9

2.1.2. Ekonomi Pembangunan .......................................................... 11

v
iii
2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................... 12

2.1.4. Indeks Pembangunan Manusia ............................................... 14

2.1.4.1 Definisi Indeks Pembangunan Manusia .......................14

2.1.4.2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia ..................15

2.1.4.3 Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ................18

2.1.4.4 Manfaat Indeks Pembangunan Manusia ......................19

2.1.4.5. Perubahan Metodologi IPM ....................................... 19

2.1.5. Indeks Harapan Hidup (IHH) ..................................................21

2.1.6. Indeks Pendidikan (IP) ............................................................23

2.1.6.1.Tujuan Pendidikan ........................................................26

2.1.6.2 Lembaga Pendidikan .....................................................29

2.2. Penelitian Terdahulu ……..………… …..……………..……..….... 31

2.3. Kerangka Konseptual ………….……………………...………...…. 36

2.4. Hipotesis Penelitian …………………………………..….………… 37

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 38

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 38

3.2. Jenis Data …………….…………………......................……........... 38

3.3. Sumber Data ...................................................................................... 39

3.4. Teknik Pengumpulan Data ……………............................................ 39

3.5. Definisi Opersional Variabel ............................................................ 39

3.6. Metode Analisis Data ........................................................................ 40

3.7. Alat Analisis....................................................................................... 40

3.8. Uji Hipotesis ...................................................................................... 42

3.8.1. Uji t (Secara Parsial) ............................................................... 42

i
x
3.8.2. Uji F (Secara
Simultan) .......................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN ................................... 44

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 44

4.1.1 Kondisi Geografis Negara Indonesia .................................... 44

4.1.2 Kondisi Geologis Negara Indonesia ..................................... 45

4.1.3 Kondisi Administrasi Negara Indonesia ............................... 46

4.1.4 Kondisi Demografi Negara Indonesia .................................. 47

4.1.5 Kondisi IPM Negara Indonesia ............................................ 49

4.2. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 50

4.3. Analisis Data ................................................................................. 52

4.3.1 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 52

4.3.2 Besar Pengaruh Variabel Indeks Harapan Hidup (X1) dan

Indeks Pendidikan (X2) Terhadap IPM (Y) ............................ 53

4.3.2.1 Analisis Pengaruh Secara Simultan ............................. 53

4.3.2.2 Analisis Pengaruh Secara Parsial ................................. 55

4.3.4 Pengujian Hipotesis .............................................................. 55

4.3.4.1 Hipotesis Uji F .......................................................... 55

4.3.4.2 Hipotesis Uji t ........................................................... 56

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 57

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 59

5.2. Saran ............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62

x
LAMPIRAN ..............................................................................................................63

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks

Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010-2020 ......... 6

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 34

Tabel 4.1. Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi (Jiwa/km2) Tahun 2019 ........... 48

Tabel 4.2. Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks

Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010-2020 ........................... 51

Tabel 4.3. Analisis Regresi ....................................................................................... 52

Tabel 4.3 Besar Pengaruh Secara Simultan .............................................................. 53

Tabel 4.5. Besar Pengaruh Secara Parsial ................................................................. 54

Tabel 4.6. Hasil Analisis F Hitung ............................................................................ 55

Tabel 4.7. Pengaruh Secara Parsial ........................................................................... 56

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ........................................................................... 36


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. SPSS ..................................................................................................... 63

Lampiran 2. t Tabel.................................................................................................... 65

Lampiran 3. F Tabel................................................................................................... 66

x
i
Lampiran 4. Data Kompoen IPM di Indonesia Tahun 2010 2020............................. 67

x
ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan saat ini menjadi isu strategis yang sangat selalu dibahas oleh

negara-negara di dunia terutama negara-negara berkembang. Pembangunan

menuntut suatu negara untuk bekerja keras agar dapat mengoptimalkan potensi

dan sumber daya yang dimiliki, sehingga mendatangkan kesejahteraan bagi warga

negaranya. Agar pembangunan yang berkelanjutan terwujud dibutuhkan

langkahlangkah kongkrit yang harus dilakukan. Salah satunya melalui program

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sebagai proses menyiapkan

masyarakat dengan berbagai sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian

untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan

mereka, serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas

masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan

masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-potensi

yang ada didaerahnya dan membantu masyarakat untuk terbebas dari

keterbelakangan atau kemiskinan.

Pemerintah sebagai pelaksana pembangunan tentunya membutuhkan

modal manusia yang berkualitas sebagai modal dasar pembangunan. Untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas diperlukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kualitas SDMnya. Adapun kualitas manusia dapat diukur melalui

Indeks Pembangunan Manusia. Mulyadi (2003) menyatakan bahwa peningkatan

kualitas manusia dapat dipenuhi dengan berbagai kebijakan, yaitu pembangunan


2

11

pendidikan akan memperhatikan arah pembangunan ekonomi dimasa yang akan

datang, pembangunan kesehatan mendapat perhatian dengan menanamkan budaya

hidup sehat serta memperluas cakupan dan mutu pelayanan kesehatan, untuk

penduduk miskin peningkatan kualitasnya dilakukan dengan memberikan

keterampilan praktis, menumbuhkan sikap produktif serta mendorong semangat

keswadayaan dan kemandirian untuk bersama melepaskan diri dari kemiskinan

menekan laju pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pelaksanaan gerakan

KB, meningkatkan keseimbangan kepadatan dan penyebaran penduduk.

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensi yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat,

dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan

ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara

sedang berkembang, termasuk Indonesia. Pembangunan tidak hanya persoalan

pertumbuhan melainkan juga pada peningkatan kesejahteraan, keamanan, serta

kualitas sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya lingkungan

hidup. Pembangunan ekonomi maupun pembangunan pada bidang-bidang lainnya

selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pelaku pembangunan,

oleh karena itu jumlah penduduk di dalam suatu negara merupakan unsur utama

dalam pembangunan.

Sejalan dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya

daerah yang relatif mempunyai kemiskinan, berbagai kegiatan pembangunan

harus diarahkan kepada pembangunan daerah yang dilakukan secara terpadu dan
3

berkesinambungan sesuai prioritas, oleh karena itu keberhasilan pembangunan

nasional menjadi salah satu indikator utama untuk laju penurunan jumlah

penduduk miskin.

Persoalan tentang indeks pembanguan manusia (IPM) sudah menjadi

perhatian khusus bagi penyelengg ara pemerintahan di setiap negara. BPS

(2006:8) Indeks pembangunan manusia merupakan salah satu alat untuk

mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara. Tingginya indeks

pembangunan manusia mengindikasikan keberhasilan pemerintah daerah dalam

mewujudkan peningkatan kualitas manusianya.

Berbagai ukuran pembangunan manusia dibuat namun tidak semuanya

digunakan sebagai ukuran standar yang dapat dibandingkan antara negara.

Oleh karena itu badan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dalam BPS (2016)

menetapkan suatu aturan standar pembangunan manusia (IPM) Atau Human

Development Indeks (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator

yaitu, angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan

kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup merepresentasikan dimensi

umur panjang dan sehat. Selanjutnya, angka melek huruf dan rata-rata lama

sekolah mencerminkan output dari dimensi pengetahuan dan pendidikan.

Adapun indikator kemampuan daya beli digunakan untuk mengukur dimensi

standar hidup layak. Indeks pembanguanan manusia Human Development

indeks (HDI) menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan

nasional. Rendahnya indeks pembangunan manusia suatu Negara

mengindikasikan kurang maksimalnya penyel enggara pemerintah daerah dalam

menangani kesejahteraan masyarakat. Angka IPM yang rendah disebabkan karena


4

rendahnya kualitas sumber daya manusiadan kesejahteraan penduduknya yang di

ukur berdasarkan empat indikator yang ditetapkan oleh PBB. Melalui indeks

pembangunan manusia dapat mengetahui perkembangan kualitas penduduk atau

sumber daya manusia setiap provinsi di Indonesia.

Pada tahun 2010 UNDP dalam BPS (2015:2) menyempurnakan metode

IPM (Metode Baru), dengan dimensi/indikator :

1. Kesehatan : Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH)

2. Pendidikan, terdiri dari :

a. Harapan Lama Sekolah (HLS)

b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

3. Standar Hidup : PNB per kapita.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang

dihitung sebagai rata-rata sederhana dari tiga indeks yang menggambarkan

kemampuan dasar manusia dalam memperluas pilihan-pilihan, yaitu: Indeks

Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Standar Hidup Layak.

BPS Indonesia (2021:2) IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur

panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan

standar hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat

digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang

diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi

bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang

usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan

Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah ratarata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas yang telah atau sedang menjalani
5

pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya

(tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur

tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh

pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per

kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity).

Setiap tahun BPS nasional terbitkan tingkat IPM dari semua provinsi yang

ada di Indonesia. Tujuan diterbitkan nilai IPM setiap provinsi adalah untuk

mengetahui seberapa besar keberhasilan pembangunan kualitas manusianya.

Selain itu, dapat dijadikan sebagai sarana atau alat untuk membandingkan

ketercapaiaan IPM setiap provinsi di Indonesia. Setelah membandingkan dapat

diketahui provinsi-provinsi dengan nilai IPM yang rendah dan tinggi.

Tabel 1.1.
Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia di
Indonesia Tahun 2010-2020

Tahun Indeks Harapan Hidup Indeks Pendidikan IPM

2010 69,81 18,75 66,53


2011 70,01 18,96 67,09
2012 70,20 19,27 67,70
2013 70,40 19,71 68,31
2014 70,59 20,12 68,90
2015 70,78 20,39 69,55
2016 70,90 20,67 70,18
2017 71,06 20,95 70,81
2018 71,20 21,08 71,39
2019 71,34 21,29 71,92
2020 71,47 21,46 71,94

Rata-rata 70,71 20,24 69,48


6

Sumber : BPS Indonesia 2021.

Dari tabel 1.1 diatas terlihat beberapa fenomena yaitu pada Umur

Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang

dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2016 hingga

2020, Indonesia telah berhasil meningkatkan Umur Harapan Hidup saat lahir.

Selama periode tersebut, secara rata-rata Umur Harapan Hidup tumbuh sebesar

71,19 persen per tahun. Pada tahun 2016, Umur Harapan Hidup saat lahir di

Indonesia hanya sebesar 70,90 dan pada tahun 2020 telah mencapai 71,47.

Sedangkan pada dimensi pendidikan menunjukkan perkembangan yang

berfluktuasi dari tahun ke tahun selama periode 2016 hingga 2020. Indeks

pendidikan dibentuk oleh indeks Harapan Lama Sekolah yang menjadi sinyal

positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Pada tahun 2016,

indeks pendidikan di Indonesia telah mencapai 20,67 yang berarti bahwa

anakanak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka

hingga lulus SMA atau Diploma 1. Sementara itu, indeks Rata-rata Lama Sekolah

di Indonesia selama periode 2016 hingga 2020 juga terus tumbuh. Pertumbuhan

yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia

Indonesia yang lebih baik. Hingga tahun 2020, secara rata-rata penduduk

Indonesia usia 25 tahun ke atas mencapai 46,63 atau telah mengenyam pendidikan

hingga kelas VIII (SMP kelas II).

Secara umum, pembangunan manusia Indonesia terus mengalami

kemajuan selama periode 2016 hingga 2020. IPM Indonesia meningkat dari 70,18

pada tahun 2016 menjadi 71,94 pada tahun 2020. Selama periode tersebut, IPM

Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 7,25 persen per tahun.


7

Dari beberapa fenomena di atas maka berdasarkan uraian di atas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Indeks Harapan

Hidup dan Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Di Indonesia Tahun 2016-2020”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang

akan dijawab dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh indeks harapan hidup dan indeks pendidikan terhadap indeks

pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020 ?

2. Berapa besarkah pengaruh indeks harapan hidup dan indeks pendidikan

terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020?.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah mengenai

pengaruh indeks harapan hidup dan indeks pendidikan terhadap indeks

pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh indeks harapan hidup dan indeks pendidikan

terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh indeks harapan hidup dan indeks

pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun

2016-2020.
8

1.4. Manfaat Penelitian

Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas,

maka penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi :

1. Manfaat Akademis.

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah referensi di bidang karya

ilmiah yang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

b. Bagi penelitian yang selanjutnya, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

sebagai tambahan di dalam referensi. Dimana penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap ilmu ekonomi terutama yang berkaitan

dengan ilmu ekonomi pembangunan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi dunia akademisi dan penelitian selanjutnya yang

ingin melakukan penelitian sejenis dengan penelitian ini.

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA


KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
9

2.1. Kajian Teoritis

2.1.1. Ekonomi Pembangunan

Menurut Todaro (2006:69), pembangunan adalah suatu perubahan yang

bersifat multidimensional yang mencangkup perubahan-perubahan penting dalam

struktur sosial, sikap-sikap rakyat dan lembaga-lembaga ekonomi dan juga

akselarasi pertumbuhan ekonomi pengurangan kesenjangan dan pemberantasan

kemiskinan yang absolut. Menurut Kuncoro (2004:37) capaian hasil

pembangunan perlu indikator fundamental ekonomi daerah. Indikator fundamental

ekonomi daerah yang dimaksud meliputi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan

perkapita daerah, indikator pembangunan manusia (Human Development

Index/HDI). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan

pembangunan manusia yang tinggi pula tidak akan berarti capaian hasil

pembangunan.

Karena itu pembangunan ekonomi berhubungan dengan keamanan dan

proses politik yang diperlukan, untuk melakukan transformasi struktural dan

institusional yang cepat pada seluruh kehidupan masyarakat yang secara efisien

akan membawa hasil dari kemajuan ekonomi bagi sebagian besar lapisan

masyarakat atau populasi, seperti peranan pemerintah dan perlunya perencanaan

ekonomi yang terkoordinasi yang diiringi dengan kebijakan-kebijakan ekonomi

yang luas serta mendasar. Hal ini merupakan suatu masalah yang cukup esensial

dalam pembangunan ekonomi. Dalam kaitannya dengan keberhasilan perencanaan

9
pembangunan menurut Jhingan dalam Arsyad (2002:57) memerlukan adanya

halhal sebagai berikut :


10

1. Komisi Perencanaan

Dimana dalam komisi perencanaan ini harus di organisir secara tepat, komisi

ini juga harus dibagi dalam beberapa sub-komisi yang koordinir oleh sejumlah

ahli, seperti ahli ekonomi, perdagangan, statistik dan lain-lain.

2. Data Statistik

Perencanaan yang baik memerlukan analisis yang menyeluruh tentang potensi

yang dimiliki suatu daerah.

3. Tujuan

Rencana dapat pula menetapkan tujuan-tujuan seperti halnya peningkatan

pendapatan masyarakat suatu daerah, distribusi pendapatan dan lain-lain.

4. Penetapan Sasaran Prioritas

Penetapan sasaran dan prioritas untuk mencapai suatu tujuan perencanaan dibuat

secara makro dan sektoral.

5. Mobilisasi Sumber Daya

Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai

dasar mobilisasi sumber daya yang tersedia. Sumber-sumber pembiayaan ini

dapat berasal dari dalam maupun luar negeri.

6. Dalam perencanaan

Dalam perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan dalam

perekonomian untuk menghindari kelangkaan maupun surplus pada periode

perencanaan. Keseimbangan antara tabungan dan investasi, antara permintaan

dan penawaran barang, penyediaan tenaga kerja, antara devisa dan penawaran

terhadap impor sangat diperlukan.

7. Sistem Administrasi yang Efisien


11

Administrasi yang baik, efisiensi dan tidak korupsi adalah syarat mutlak

keberhasilan suatu perencanaan.

8. Kebijakan pembangunan yang tetap

Pemerintah harus menetapkan kebijakan pembangunan yang tepat demi

berhasilnya rencana pembangunan dan untuk menghindari kesulitan yang

mungkin timbul dalam pelaksanaannya.

9. Administrasi yang Ekonomis

Setiap usaha harus berdampak ekonomis dalam administrasi, khususnya

dalam pengembangan departemen-departemen pemerintah.

10. Dasar Pendidikan

Administrasi yang bersih dan efisien memerlukan dasar pendidikan yang

kuat. Perencanaan yang berhasil harus memperhatikan moral dan etika

masyarakat.

11. Dukungan Masyarakat

Dukungan masyarakat memerlukan faktor penting dalam suatu negara yang

demokratis. Perencanaan memerlukan dukungan yang luas dari masyarakat.

2.1.2. Pembangunan Ekonomi

Menurut Sukirno (2006:13) Pembangunan Ekonomi diartikan sebagai

suatu proses multimendisional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam

struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga-lembaga

nasional termasuk pilar percepatan pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran dan

pemberantasan kemiskinan yang absolut. Menurut Mier dalam Adisasmita

(2005:205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses kenaikan

pendapatan rill perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Menurut Irwan
12

(2002:5) Pembangunan ekonomi adalah sebagai suatu usaha untuk meningkatkan

taraf hidup suatu bangsa yang sering kali dengan tinggi rendahnya pendapatan rill

perkapita.

Berdasarkan menurut beberapa pengertian ahli

diatas maka pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalanm jangka

panjang.

2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output dalam jangka

panjang. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek, yaitu proses, output perkapita,

dan jangka panjang. Jadi, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan

gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu. Menurut Boediono (2004:21-22)

menyebutkan secara lebih lanjut bahwa pertumbuhan ekonomi juga berkaitan

dengan kenaikan output perkapita. Dalam pengertian ini teori tersebut harus

mencakup teori mengenai pertumbuhan gross domestic product (GDP) dan teori

mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut

dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek

yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu

apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita

menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

Menurut Kuznets dalam Todaro (2006:83), mendefinisikan pertumbuhan

ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk

menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.

Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian


13

kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga)

komponen : pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari

meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju

merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat

pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada

penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan

adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang

dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya adalah peningkatan kegiatan

produksi secara riil (tidak termasuk kenaikan harga), baik dalam bentuk barang

maupun jasa, dalam periode tertentu. Karena itu, pengukuran tingkat pertumbuhan

ekonomi daerah dapat dilakukan dengan menghitung peningkatan nilai PDRB

pada tahun tertentu ke tahun berikutnya. Untuk menghindarkan termasuknya

kenaikan harga dalam perhitungan, maka data yang digunakan sebaiknya adalah

PDRB dengan harga konstan dan bukan dengan harga berlaku.

Perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilakukan dalam

bentuk perkiraan laju pertumbuhan ekonomi tahunan atau untuk periode waktu

tertentu. Menurut Sjafrizal (2014:156) laju pertumbuhan ekonomi tahunan

tersebut dapat dihitung menggunakan formula sederhana :

Laju Pertumbuhan = (PDRBHK.t–PDRBhk,t-1) x 100%


PDRB hk,t-

dimana PDRBHK,t adalah nilai PDRB dengan harga konstan pada tahun t

sedangkan PDRBHK,t-1 nilai PDRB pada tahun sebelumnya.


14

2.1.4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

2.1.4.1 Definisi Indeks Pembangunan Manusia

BPS (2014:4) Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya.

Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari

pembangunan, bukan alat dari pembangunan. Tujuan utama pembangunan adalah

menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur

panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation

Development Progamme-UNDP). Pembangunan manusia didenisikan sebagai

proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people's choices).

Suhandojo (2002:165) pembangunan manusia merupakan pembangunan

kemampuan seseorang melalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan atau

pendidikan dan keterampilan. Menurut Ranis dan Stewart (2002:2) mengartikan

pembangunan manusia sebagai peningkatan kondisi seseorang sehingga

memungkinkan hidup lebih panjang sekaligus lebih sehat dan lebih bermakna.

IPM menurut BPS 2009 dalam Badrudin (2012:154) IPM merupakan

ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas

hidup. Menurut Bagolin (2004:23), IPM merupakan salah satu instrumen untuk

mengetahui pencapaian pembangunan manusia suatu negara karena dalam

batasan-batasan tertentu. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang dirilis oleh

UNDP menyatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu

pendekatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pembangunan manusia.

Sedangkan menurut BKKBN dalam Soepono (2009:71) IPM merupakan indikator

komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapain

pembangunan manusia yang sudah dilakukan suatu negara (wilayah).


15

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai

rata-rata sederhana dari tiga indeks yang menggambarkan kemampuan dasar

manusia dalam memperluas pilihan-pilihan, yaitu: Indeks Harapan Hidup, Indeks

Pendidikan, dan Indeks Standar Hidup Layak.

2.1.4.2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia

Lembaga United Nations Development Programme (UNDP) telah

mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia dalam ukuran

kuantitatif yang disebut Human Development Indeks (HDI). Meskipun HDI

merupakan alat ukur pembangunan SDM yang dirumuskan secara konstan, diakui

tidak akan pernah menangkap gambaran pembangunan SDM secara sempurna.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen

yang mempengaruhi IPM antara lain:

a. Indeks Harapan hidup

Indeks Harapan Hidup menunjukkan jumlah tahun hidup yang diharapkan

dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Dengan memasukkan informasi

mengenai angka kelahiran dan kematian per tahun, variabel tersebut

diharapkan akan mencerminkan rata-rata lama hidup sekaligus hidup sehat

masyarakat. Sehubungan dengan sulitnya mendapatkan informasi orang yang

meninggal pada kurun waktu tertentu, maka untuk menghitung angka harapan

hidup digunakan metode tidak langsung. Data dasar yang dibutuhkan dalam

metode ini adalah rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak masih hidup dari

wanita pernah kawin. Secara singkat, proses penghitungan angka harapan

hidup ini disediakan oleh program Mortpak. Untuk mendapatkan Indeks


16

Harapan Hidup dengan cara menstandartkan angka harapan hidup terhadap

nilai maksimum dan minimumnya.

b. Indeks Hidup Layak

Untuk mengukur dimensi standar hidup layak (daya beli), UNDP mengunakan

indikator yang dikenal dengan real per kapita GDP adjusted. Untuk

perhitungan IPM sub nasional (provinsi atau kabupaten/kota) tidak memakai

PDRB perkapita karena PDRB perkapita hanya mengukur produksi suatu

wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan

konsentrasi IPM. Untuk mengukur daya beli penduduk antar provinsi di

Indonesia, BPS menggunakan data rata-rata konsumsi 27 komoditi terpilih dari

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dianggap paling dominan

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar bisa

dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan dengan indeks

PPP (Purchasing Power Parity).

c. Indeks Pendidikan

Penghitungan Indeks Pendidikan (IP) mencakup dua indikator yaitu angka

melek huruf (LIT) dan rata-rata lama sekolah (MYS). Populasi yang digunakan

adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas karena pada kenyataannya

penduduk usia tersebut sudah ada yang berhenti sekolah. Batasan ini

diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi sebenarnya mengingat

penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses sekolah atau

akan sekolah sehingga belum pantas untuk rata-rata lama sekolahnya. Kedua

indikator pendidikan ini dimunculkan dengan harapan dapat mencerminkan

tingkat pengetahuan (cerminan angka LIT), dimana LIT merupakan proporsi


17

penduduk yang memiliki kemampuan baca tulis dalam suatu kelompok

penduduk secara keseluruhan. Sedangkan cerminan angka MYS merupakan

gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk.

Menurut Todaro (2006:187) pembangunan manusia ada tiga komponen

universal sebagai tujuan utama meliputi:

a) Kecukupan, yaitu merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik. Kebutuhan

dasar adalah kebutuhan yang apabila tidak dipenuhi akan menghentikan

kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan dan

keamanan. Jika satu saja tidak terpenuhi akan menyebabkan keterbelakangan

absolut.

b) Jati Diri, yaitu merupakan komponen dari kehidupan yang serba lebih baik

adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri

sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak mengejar sesuatu, dan seterusnya.

Semuanya itu terangkum dalam self esteem (jati diri).

c) Kebebasan dari Sikap Menghamba, yaitu merupakan kemampuan untuk

memiliki nilai universal yang tercantum dalam pembangunan manusia adalah

kemerdekaan manusia. Kemerdekaan dan kebebasan di sini diartikan sebagai

kemampuan berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran dari

aspek-aspek materil dalam kehidupan. Dengan adanya kebebasan kita tidak

hanya semata-mata dipilih tapi kitalah yang memilih.

Pada tahun 1990 UNDP merilis IPM/Human Development Report (HDR) dengan

laporan tiap tahun. Kemudian pada tahu 2010 UNDP menyempurnakan metode

IPM (Metode Baru), dengan dimensi/indikator :

a. Kesehatan : Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH)

b. Pendidikan, terdiri dari :


18

c. Harapan Lama Sekolah (HLS)

d. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

c. Standar Hidup : PNB per kapita.

Keuanggulan IPM metode batu :

1. Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik

(diskriminatif).

2. Dengan memasukkan Rata-rata Lama Sekolah dan angka Harapan Lama

Sekolah, bisa didapatkan gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan

perubahan yang terjadi.

2.1.4.3 Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komposisi indikator

yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu negara

yaitu (UNDP, Human Development Report dalam BPS (2014:6) :

a. Kesehatan : Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH)

b. Pendidikan, terdiri dari :

1. Harapan Lama Sekolah (HLS)

2. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

c. Standar Hidup : PNB per kapita.

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan

Manusia adalah sebagai berikut:

IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3)

Dimana:

X1 = Indeks harapan hidup

X2 = Indeks pendidikan
19

X3 = Indeks standar hidup layak.

2.1.4.4 Manfaat Indeks Pembangunan Manusia

IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut:

1. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

2. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan


suatu

wilayah/negara.

3. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran

kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan

Dana Alokasi Umum (DAU).

2.1.4.5. Perubahan Metodologi IPM

Perhitungan indikator IPM terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

kondisi perkembangan masyarakat, terakhir pada tahun 2014 IPM mengalami

perubahan yang disebut dengan IPM Metode Baru. Adapun perubahan-perubahan

metodolodi dalam penyusunan IPM menurut BPS (2015:5) yaitu sebagai berikut:

1. Periode Tahun 1990

Launching : Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, PDB per kapita

Metode agregasi : menggunakan rata-rata aritmatik.

2. Periode Tahun 1995

Penyempurnaan : Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, Kombinasi

APK dan PDB per kapita.

3. Periode Tahun 2010

UNDP merubah metodologi: Komponen IPM yang digunakan AHH, RLS,

HLS, dan PNB per Kapita


20

Metode agregasi : menggunakan ratarata geometrik.

4. Periode Tahun 2014

Penyempurnaan:

a. Mengganti tahun dasar PNB per Kapita dari 2005 menjadi 2011

b. Merubah metode agregasi indeks pendidikan dari rata-rata geometrik

menjadi rata-rata aritmatik.

Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM :

1. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan

IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan

secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu,

karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga

tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik. PDB per

kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.

2. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM

menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi

oleh capaian tinggi dari dimensi lain.

Indikator yang mengalami perubahan :

1. Angka melek huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan Lama

Sekolah

2. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional

Bruto (PNB) per kapita.

Keunggulan IPM metode baru :

Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan

baik (diskriminatif) :
21

1. Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah,

bisa didapatkan gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan

yang terjadi

2. PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat

pada suatu wilayah.

2.1.5. Indeks Harapan Hidup (IHH)

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH/Life Expectancy) didenisikan sebagai

rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.

AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH dihitung dari hasil

sensus dan survei kependudukan.

Indeks Harapan Hidup menunjukkan jumlah tahun hidup yang

diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Dengan memasukkan

informasi mengenai angka kelahiran dan kematian per tahun variabel

diharapkan akan mencerminkan rata-rata lama hidup sekaligus hidup sehat

masyarakat. Sehubungan dengan sulitnya mendapatkan informasi orang

yang meninggal pada kurun waktu tertentu, maka untuk menghitung angka

harapan hidup digunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian

Trussel). Data dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah rata-rata

anak lahir hidup dan rata rata anak masih hidup dari wanita pernah kawin.

Secara singkat, proses penghitungan angka harapan hidup ini disediakan

oleh program Mortpak. Untuk mendapatkan Indeks Harapan Hidup dengan

cara menstandartkan angka harapan hidup terhadap nilai maksimum dan

minimumnya.
22

Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk menilai derajatkesehatan penduduk yang menggambarkan kualitas hidup.

Menurut CIA World factbook tahun 2011 angka harapan hidup di Indonesia

secara keseluruhan adalah 70,76 dengan komposisi angka harapan hidup untuk

pria berkisar 68,26 sedangkan angka harapan hidup untuk wanita berkisar 73,38.

Angka tersebut memang menunjukkan kenaikan yang signifikan dari tahun ke

tahun. Namun, angka harapan hidup di Indonesia masih berada pada urutan ke 108

di dunia berdasarkan data PBB dari 191 negara. Indonesia yang merupakan negara

kesatuan dengan cakupan wilayah yang cukup luas, pasti memiliki kadar angka

harapan hidup yang berbeda-beda setiap daerah.

BPS Yogyakarta (2014:10-11) agar hasil perolehan data dapat

dipertanggungjawabkan, maka digabungkan dengan beberapa informasi yang

berkaitan dengan tingkat kesehatan. Indikator yang digunakan dalam perhitungan

tersebut diantaranya adalah angka kesakitan penduduk, angka kunjungan ke

puskesmas, dan jumlah sarana fasilitas kesehatan per sepuluh ribu penduduk. Oleh

karena itu, hasil proxy yang diperoleh sebenarnya lebih sesuai disebut indeks

longevity. Data tersebut telah dikumpulkan oleh BPS dengan sensus atau survei

BPS lain atau survei/ pendataan yang dilakukan khusus untuk penyusunan IPM.

2.1.6. Indeks Pendidikan (IP)

BPS (2014:9-10) indeks pendidikan dibentuk atas dua dimensi yaitu :

1. Rata-rata Lama Sekolah - RLS (Mean Years of Schooling - MYS)

Rata-rata Lama Sekolah didenisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh

penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam

kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan
23

penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama sekolah adalah

penduduk berusia 25 tahun ke atas.

2. Angka Harapan Lama Sekolah - HLS (Expected Years of Schooling – EYS)

Angka Harapan Lama Sekolah didenisikan lamanya sekolah (dalam tahun)

yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah

pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah

per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama

Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk

mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang

ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat

dicapai oleh setiap anak.

Menurut Todaro (2006:187) pembangunan manusia ada tiga komponen

universal sebagai tujuan utama meliputi :

1. Kecukupan, yaitu merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik.

Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang apabila tidak dipenuhi akan

menghentikan kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan,

kesehatan dan keamanan. Jika satu saja tidak terpenuhi akan menyebabkan

keterbelakangan absolut.

2. Jati diri, yaitu merupakan komponen dari kehidupan yang serba lebih baik

adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai

diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak mengejar sesuatu, dan

seterusnya. Semuanya itu terangkum dalam self esteem (jati diri).


24

3. Kebebasan dari sikap “Menghamba”, yaitu merupakan kemampuan untuk

memiliki nilai universal yang tercantum dalam pembangunan manusia adalah

kemerdekaan manusia. Kemerdekaan dan kebebasan di sini diartikan sebagai

kemampuan berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran dari

aspek-aspek materil dalam kehidupan.

Menurut Brown dalam Ahmadi (2004:74) bahwa pendidikan adalah proses

pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan didalam tingkah

laku dihasilkan didalam diri orang itu melalui didalam kelompok.

Dari pandangan ini pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu lahir

dan berlangsung sepanjang hidup.

Ahmadi dan Uhbiyati (2007:70) mengemukakan bahwa pendidikan pada

hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta

penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak

sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang

dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.

Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting

dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu

sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan

keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu

bangsa sebagian besar di tentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu.

Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan

negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

langsung masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan pendidikan.

Dalam hal ini masing-masing negara menentukan sendiri dasar dan tujuan

pendidikan di negaranya.
25

Pendidikan dapat di tempuh melalui tiga jalur yaitu:

1. Pendidikan Formal

Menurut Undang - Undang No 20 Tahun 2003 pendidikan formal

didefinisikan sebagai jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, penddikan menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non formal dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan diluar

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang (Undang-Undang No 20 Tahun 2003).

3. Pendidikan Informal

Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dalam Suprijanto

(2005:6-8) adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk

kegiatan secara mandiri.

2.1.6.1.Tujuan Pendidikan

Sebagaimana diketahui, bahwa pendidikan adalah merupakan suatu

pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya atau kita

rasakan. Di samping itu hasil akhir dari pendidikan ditentukan pula oleh hasilhasil

dari bagian-bagian dari pendidikan yang sebelumnya. Untuk membawa anak

kepada tujuan akhir, maka perlu anak diantar terlebih dahulu kepada tujuan

dari bagian-bagian pendidikan.

Menurut Langeveld dalam (Ahmadi dan Uhbiyati 2007 :105) tujuan

pendidikan bermacam-macam yaitu :

1. Tujuan Umum
26

Tujuan ini juga disebut tujuan total, tujuan yang sempurna atau tujuan akhir. Tujuan

akhir dari pendidikan itu ialah untuk membentuk insan kamil atau manusia

sempurna.

2. Tujuan Khusus

Untuk menuju kepada tujuan umum itu, perlu adanya pengkhususan tujuan

yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu misalnya :

a). Diseuaikan dengan cita-cita pembangunan bangsa.

b). Disesuaikan dengan tugas dari suatu badan atau lembaga pendidikan.

c). Disesuaikan dengan bakat kemampuan anak didik.

d). Disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan sebagainya.

Tujuan - tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan

keadaankeadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai tujuan umum

pendidikan inilah yang dimaksud dengan tujuan khusus.

3. Tujuan tak lengkap

Tiap-tiap aspek pendidikan mempunyai tujuan-tujuan pendidikan

sendirisendiri. Tujuan dari aspek-aspek pendidikan inilah yang dimaksud

tujuan pendidikan tak lengkap. Sebab masing-masing aspek pendidikan itu

menganggap seolah-olah dirinya terlepas dari aspek pendidikan yang lain. Pada

hal masing – masing pendidikan itu hanyalah merupakan bagian-bagian dari

pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu tujuan dari masing-masing

aspek itu harus dilengkapi dengan tujuan dari aspek-aspek yang lain.

4. Tujuan insidentil (tujuan seketika atau sesaat).

Tujuan ini timbul secara kebetulan, secara mendadak dan hanya bersifat

sesaat. Misalnya : tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam


27

kehidupan sekolah. Maka diadakanlah darmawisata ke suatu tempat. Dalam

hai ini tujuan itu telah selesai, setelah darmawisata itu dilaksanakan.

5. Tujuan sementara

Tujuan sementara adalah tujuan - tujuan yang ingin kita capai dalam

fasefase tertentu dalam pendidikan. Misalnya : anak dimasukkan ke sekolah.

Tujuanya ialah agar anak dapat membaca dan menulis. Dapat membaca dan

menulis inilah yang disebut tujuan sementara. Tujuan yang lebih lanjut ialah

agar anak dapat belajar ilmu pengetahuan dari buku-buku. Dapat belajar dari

buku inipun menjadi tujuan sementara. Tujuan sebenarnya ialah agar

anak dapat memiliki iulmu pengetahuan tertentu. Memiliki ilmu

pengetahuan inipun merupan tujuan sementara. Dan begitulah seterusnya.

6. Tujuan perantara

Tujuan perantara disebut juga tujuan intermediair. Tujuan inilah adalah

merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Misalnya :

kita belajar bahasa Inggris atau bahasa Belanda, atau yang lain. Tujuan belajar

bahasa ini ialah, agar kita dapat mempelajari buku-buku yang tertulis dalam

bahasa Inggris atau dalam bahasa yang lain.

Demikian macam-macam tujuan pendidikan, yang kesemuanya

mengarah kepada tujuan umum pendidikan. Yaitu menuju kehidupan sebagai

insal kamil, dimana terjamin adanya hakikat manusia secara harmonis.

Berbagai macan uraian dari tujuan pendidikan diatas maka dapat di simpulkan

bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan manusia agar supaya

memiliki ketrampilan dan mampu bersaing dan berdaya guna bagi bangsa dan

negara.
28

2.1.6.2 Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan

bertanggung jawab atas terseleng garanya pendidikan terhadap anak didik.

1. Lembaga Pendidikan Formal

Ahmadi dan Uhbiyati (2007:162) membahas masalah sekolah sebagai

lembaga pendidikan perlu diketahui di katakan formal karena diadakan

di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan

dalam kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai PT,

berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Pada umumnya lembaga

formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan

pengetahuan dan paling mudah untuk mengubah generasi muda yang

dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Bagi pemerintah karena dalam

rangka pengembangan bangsa dibutuhkan pendidikan, maka jalur yang

ditempuh untuk mengetahui outputnya baik secara kuantitatif maupun

kualitatif. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi

dan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut

kurikulum. Fungsi pendidikan formal :

a. Membantu Lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,

memperbaiki dan memperdalam/memperluas, tingksh laku anak/peserta

didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat.

b. Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum :

(1) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan temannya

sendiri dan masyarakat sekitar.


29

(2) Peserta didik belajar taat kepada peraturan/tahu disiplin.

(3) Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat berdasarkan

norma-norma yang berlaku.

2. Jenjang lembaga pendidikan formal

Jenjang lembaga pendidikan formal di mulai dari tingkat pendidikan

dasar (TK, SD), kemudian pendidikan menengah (SLTP, SLTA), dan

pendidikan tinggi atau (PT). Jenis lembaga pendidikan formal :

a. Pendidikan umum

b. Pendidikan kejuruan.

Tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal :

a. Tempat sumber ilmu pengetahuan.

b. Tempat untuk mengembangkan bangsa.

c. Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting

guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.

3. Lembaga Pendidikan Non Formal.

Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS)

ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib,

dan berencana, diluar kegiatan persekolahan . Komponen yang diperlukan

dalam lembaga pendidikan formal harus disesuaikan dengan keadaan

anak / peserta didik agar memperoleh hasil memuaskan, antara lain;

a. Guru atau tenaga pengajar atau tutor

b. Fasilitas

c. Cara menyampaikan atau metode, dan

d. Waktu yang dipergunakan.


30

4. Lembaga Pendidikan In formal

Dalam lembaga pendidikan informal kegiatan pendidikan tanpa

organisasi yang ketat tanpa adanya program waktu, (tak terbatas),dan tanpa

adanya evaluasi. Adapun alasanya diatas pendidikn in formal ini tetap

memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi seseorang/peserta

didik. Bertolak dari hal tersebut terasa betapa pentingnya pendidikan. Wajar

kalau pembangunan pendidikan merupakan bagian organik dari pembangunan

nasional secara keseluruhan yang pada hakekatnya adalah pembangunan

manusia seutuhnya. Pendidikan bertujuan menjadikan orang semakin

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur manusia. Pendidikan juga mengarah kepada

kreativitas.

2.2. Penelitian Terdahulu

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2006-2010, oleh Dwi

Heriyanto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pembangunan

manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat dipengaruhi oleh berbagai

indikator pembentuk IPM itu sendiri, dengan konstribusi yangberbeda-beda untuk

setiap model studi. Variabel-variabel yang berpengaruh dominan penyebab

rendahnya IPM di Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Barat adalah variable

kesehatan, dengan indikator AHH yang sangat rendah dibandingkan dengan

Kabupaten/Kota lainnya.

Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bali, oleh

Nyoman Lilya Santika Dewi dan I Ketut. Pembangunan manusia merupakan salah

satu indikator tercapainya pembangunan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk


31

mengetahui pengaruh indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli

terhadap IPM Provinsi Bali secara simultan dan parsial. Berdasarkan hasil olah

data, diperoleh bahwa indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli

masyarakat berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap IPM Provinsi

Bali sedangkan hasil uji parsial diperoleh bahwa indeks pendidikan dan indeks

daya beli masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, sedangkan

indeks kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM Provinsi Bali.

Pengaruh Angka Harapan Hidup, Tingkat Pendidikan dan Pengeluaran

Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulawesi Utara Pada

Tahun 2003-2017, oleh Riyan Muda, Rosalina Koleangan dan Josep Bintang

Kalangi. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Berganda. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa indikator tingkat pendidikan berpegaruh positif

dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM), indikator harapan

hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia

(IPM), dan pengeluaran per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap

indeks pembangunan manusia (IPM).

Kajian Indeks Pembangunan Manusia (IPM); Analisa Pengaruh Rendahnya

Indeks Pendidikan di Kabupaten Tangerang, oleh Endang Iryani dan Akhmad

Subkhi Ramdani. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ada tiga permasalahan

yang menjadikan rendahnya pendidikan di kabupaten Tangerang. Pertama,

permasalahan internal orang tua dan anak sekolah. Dalam hal ini terdapat

masalah: Terdapatnya anak yang putus sekolah dan sebagian besar anak hanya

mengikuti pendidikan sampai SMP/MTS ataupun SMA/Madarasan Aliyah.


32

Kedua, permasalahan pemerataan pendidikan bagi semua masyarakat. Terkait

dengan pemerataan pendidikan: Kurangnya kuantitas dan kualitas guru di

pedesaan, Kurangnya sarana fasilitas sekolah di pelosok desa, kurangnya mutu

pendidikan di ekolah swasta, serta jurangnya manajemen sekolah swasta. Ketiga

permasalahan yang terkait dengan efektifitas penyelenggaraan progam pemerintah

di bidang pendidikan yakni Program BOS dan KIP yang belum efektif serta

Program Kerjar Paket A,B,C belum efektif. Kesimpulan dan rekomendasi dari

penelitian ini adalah pentingnya ada sinkronisasi program pemerintah dalam

pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan melakukan evaluasi terhadap

kebijakan pendidikan yang telah berjalan di kabupaten Tangerang.


34

Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu
Variabel
Variabel Yang
No Nama Peneliti Publikasi Judul Penelitian Hasil Penelitian
X Y Sama

1. Dwi Heriyanto ISSN 2549 Analisis Faktor-Faktor Yang indikator IPM X1 indikator Kesehatan
Journal of Mempengaruhi Indeks Kesehatan (X1) (Y) Signifikan terhadap (X1)
Regionaland Rural Pembangunan Manusia (IPM) Pendidikan (X2) Y Pendidikan (X2)
Development Kabupaten/Kota di Provinsi Pendapatan per X2 IPM
PlanningJuni 2017, Kalimantan Barat Tahun kapita (X3) Signifikan terhadap (Y)
1(2): 202-216 20062010 Y
X3
Signifikan terhadap
Y
2. Nyoman E-Jurnal EP Unud, 3 Pengaruh Komponen Indeks Indeks kesehatan IPM X2 dan X3 signifikan Indeks kesehatan
Lilya Santika [3] : 106 -ISSN: Pembangunan Manusia di (X1) (Y) terhadap Y (X1)
Dewi dan I 2303-0178 Provinsi Bali Indeks pendidikan X1 tidak signifikan Indeks pendidikan
Ketut (X2) terhadap Y (X2)
Indeks daya beli Indeks daya beli
(X3) (X3)
IPM
(Y)
3. Riyan Muda, Jurnal Berkala Ilmiah Pengaruh Angka Harapan Angka Harapan IPM X1 Signifikan Angka Harapan
Rosalina Efisiensi Hidup, Tingkat Pendidikan dan Hidup (X1) (Y) terhadap Y Hidup (X1)
Koleangan Volume 19 No. 01 Pengeluaran Perkapita Terhadap Tingkat Tingkat Pendidikan
dan Josep Tahun 2019 Indeks Pembangunan Manusia Pendidikan (X2) X2 signifikan (X2)
Bintang (IPM) di Sulawesi Utara Pada Pengeluaran terhadap Y Pengeluaran
Tahun 2003-2017 Perkapita Perkapita
(X3) X3 signifikan (X3)
terhadap Y
35

4. Endang Iryani Jurnal Inovasi Kajian Indeks Pembangunan Indeks Pendidikan IPM (Y) X Indeks Pendidikan
dan Akhmad Pendidikan MH Manusia (IPM); Analisa (X) Tidak Signifikan (X)
Subkhi Thamrin | Volume 3 Pengaruh Rendahnya Indeks terhadap Y
Ramdani nomor 2, Oktober Pendidikan di Kabupaten
IPM
2019 Tangerang
(Y)
36

2.3. Kerangka Konseptual

IPM dibentuk atasi tiga dimensi yaitu Indeks harapan hidup, Indeks

Pendidikan dan Indeks standar hidup layak. Ketiga indikator ini memiliki

pengaruh terhadap IPM, dimana jika Indeks harapan hidup meningkat maka IPM

juga akan meningkat begitu pula sebaliknya, jika Indeks harapan hidup turun

maka IPM juga akan menurun. Indikator selanjutnya dalam penelitian ini yaitu

indeks pendidikan, dimana jika Indeks pendidikan meningkat maka IPM juga

akan meningkat begitu pula sebaliknya, jika Indeks pendidikan turun maka IPM

juga akan menurun.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah data indeks

harapan hidup dan indeks pendidikan, sedangkan variabel dependen adalah IPM.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2021.

X1
Indeks Harapan
Hidup ( X1)
X1, X2
IPM (Y)

Indeks Pendidikan
(X2)
X2

Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Pengaruh Parsial
: Pengaruh Simultan.
37

2.4. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penulis

memberikan suatu hipotesis pada penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Ho : r = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara


indeks

harapan hidup dan indeks pendidikan terhadap indeks

pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020.

2. Ha : r ≠ 0 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara indeks harapan

hidup dan indeks pendidikan terhadap indeks pembangunan

manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020.


38

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausalitas. Menurut Sugiyono

(2016:37) penelitian kausalitas adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi,

disini ada variabel yaitu variabel independen (mempengaruhi) dan variabel

dependen (dipengaruhi). Penelitian ini menjelaskan tentang Pengaruh indeks

harapan hidup dan indeks pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia

(IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020. Variabel yang digunakan adalah variabel

X1 (indeks harapan hidup), X2 (indeks pendidikan) dan variabel Y (IPM).

Menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BPS Indonesia dalam bentuk

time series dari tahun 2016-2020, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda. Adapun lama waktu penelitian ini ± lima bulan

(April-Agustus 2021).

3.2. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut

Siagian dalam Sudaryadi (2007:32) data sekunder adalah data yang telah

diperoleh dan di olah dari laporan penelitian dan literatur-literatur, laporan yang

relevan dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini atau data yang

diperoleh dari pihak lain atau data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan

oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang umumnya disajikan dalam

bentuk tabel-tabel atau diagram. Dengan demikian pengumpulan data sekunder,

38
peneliti tidak meneliti secara langsung, tetapi didapatkan dari yang
39

dipublikasikan.

3.3. Sumber Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Badan Pusat

Statistik (BPS) Indonesia (website : www.indonesia.bps.go.id).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

Penelitian kepustakaan (library research), menurut Sugiono (2016:38) penelitian

kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari bukubuku atau

literatur, hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis) dan web site BPS

Indonesia.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari

masingmasing variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas), yaitu :

1. IPM (Y)

Indeks pembangunan manusia merupakan kualitas pembangunan manusia di

Indonesia dari tahun 2016-2020 yang dihitung dalam satuan persen.

2. Indeks Harapan Hidup (X1)

Merupakan umur rata-rata penduduk di Indonesia, tahun 2016-2020 yang

dihitung dalam satuan persen.

3. Indeks Pendidikan (X2)

Merupakan gabungan dari indeks rata-rata lama sekolah dan harapan lama

sekolah di Indonesia dari tahun 2016-2020 dihitung dalam satuan persen.


40

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yaitu :

1. Metode Deskriptif Kualitatif

Metode ini merupakan metode penelitian yang melakukan penuturan, analisis

dan mengklasifikasikan data dan informasi yang diperoleh dengan berbagai

metode yang digunakan, seperti wawancara (indept interview) dan observasi.

2. Metode Deskriptif Kuantitatif

Metode analisis data kuantitatif adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah

matematika terhadap data angka atau numerik. Angka dapat merupakan

representasi dari suatu kuantitatif maupun angka sebagai hasil dari konversi

dari suatu kualitatif, yakni data kualitatif yang di kuantifikasikan. Analisis data

digunakan untuk memahami apa yang terdapat dibalik data tersebut,

mengelompokkannya dan meringkaskannya.

Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis data kuantitatif yang berbentuk angka-angka.

3.7. Alat Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.7.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk melihat Pengaruh indeks harapan hidup dan indeks pendidikan terhadap

indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia Tahun 2016-2020, maka

menurut Abdurrahman (2011:43) untuk melihat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen dapat menggunakan analisis regresi linier berganda

..............................................................................(1)

Dimana :
41

Y = IPM (%)

X1 = Indeks Harapan Hidup

(%) X2 = Indeks Pendidikan

(%) a = Konstanta b =

Koefisien regresi variabel X e

= Error (tingkat kesalahan).

3.7.2. Koefisien Determinasi (KD)

1. Koefisien Determinasi Parsial

Menurut Imam Ghozali (2006:175) analisis koefisien determinasi parsial

digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh dari salah satu variabel

independen (X) terhadap variabel dependen secara parsial. Rumus untuk

menghitung koefisien determinasi parsial yaitu :

..........................................................(2)

Keterangan :

β= Nilai beta

Zero Order = Matriks korelasi variabel bebas.

2. Koefisien Determinasi Simultan

Menurut Sugiyono (2005:66) koefisien determinasi ini digunkan untuk

mengetahui besar kecilnya, sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan

dengan rumus sebagai berikut :

.................................................................................. (3)

Keterangan :
42

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi.

3.8. Uji Hipotesis

Adapun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.1. Uji t (Uji Secara Parsial)

Menurut Abdurrahman (2011:62) uji ini digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Y) secara parsial. Uji ini menggunakan rumus :

......................................................................................................... (4)

Dimana :

thit = nilai pengujian βi =

koefisien regresi variable i

Sβi = standar error koefisen regresi variable i.

Adapun kriteria hipotesis uji t adalah sebagai berikut :

- Jika thitung ≥ ttabel atau - thitung < - ttabel, maka H1 dan H2 diterima Ho ditolak,

artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikatnya.

- Jika thitung < ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka H1 dan H2 ditolak dan Ho diterima,

artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependennya.

3.8.2. Uji F (Uji Secara Simultan)

Menurut Abdurrahman (2011:61) uji ini digunakan untuk mengetahui

apakah variabel bebas (X1, X2,….Xn) secara bersama-sama (simultan)


43

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y), dengan rumus :

...........................................................................................(5)

Dimana :

Fhit = nilai pengujian R2 =

koefisien determinasi k =

jumlah variable bebas n =

banyak nilai observasi.

Dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan

sebesar (n-k-1), dengan ketentuan mengambil keputusan sebagai berikut :

- Apabila Fhitung< Ftabel maka hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif

(Ha) ditolak, berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh

signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

- Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif

(Ha) diterima, berarti variabel independen memiliki pengaruh signifikan

secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Alat analisis ini selanjutnya akan diolah dengan menggunakan Program

Statistikal Package for the Social Sciens (SPSS) versi 23.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografis Negara Indonesia

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau

sebanyak 17.504 baik pulau yang bernama maupun yang belum


44

bernama. Luas wilayah yang di miliki Indonesia seluruhnya adalah 5,2 juta km2 yang

terdiri dari 1,9 juta km2 darataan dan 3,3 juta km2 lautan. Adapun lima pulau besar

yang di miliki oleh Indonesia yakni meliputi Sumatera dengan luas wilayah

480.793,28 km2, Jawa dengan luas wilayah 129.438,28 km2, Kalimantan (pulau

terbesar ketiga di dinia) dengan luas wilayah 544.150,07 km2, Sulawesi dengan luas

wilayah 188.522,36 km2 dan Papua dengan luas wilayah 416.060,32 km2 . Letak

geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding

posisidaerah lain. Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia,

serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat setrategis

dan penting dalam kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada

persimpangan lalu lintas dunia. Letak geografis merupakan salah satu determinan

yang menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukanhubungan

internasional. Meski untuk sementara waktu diacuhkan, kondisi geografis suatu

negara sangat menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara

global.

Secara geografis, Indonesia berada di antara 6º LU-11º LS dan 95º BT141º BT.

Dan jika dibentangkan, wilayah Indonesia berada di sepanjang 3.977 mill antara

Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia terletak di

44
antara dua benua dan dua samudera yang tentunya ini memberi pengaruh besar

terhadap kebudayaan, sosial, dan ekonomi masyarakatnya.

Jika dilihat dari posisi astronomis Indonesia terletak di kawasan iklim tropis dan

berada di belahan timur bumi. Indonesia berada di kawasan tropis, hal ini

membuat Indonesia selalu disinari matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya


45

terjadi dua kali pergantian musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan.

Negara-negara yang memiliki iklim tropis pada umumnya dilimpahi alam yang

luar biasa. Curah hujan tinggi akan membuat tanah menjadi subur. Flora dan

fauna juga sangat beraneka ragam. Sedangkan pengaruh dari letak dilihat dari

garis bujur, maka Indonesia memiliki perbedaan waktu yang dibagi menjadi tida

daerah waktu yaitu Indonesia bagian timur (WIT), Indonesia bagian tengah

(WITA) dan Indonesia bagian barat (WIB).

4.1.2 Kondisi Geologis Negara Indonesia

Letak geologis adalah letak suatu wilayah melihat keadaan geologinya.

Berdasarkan keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia dapat dikategorika

menjadi 3 daerah, yaitu :

1. Daerah dangkalan Sunda

2. Daerah dangkalan Sahul

3. Daerah antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul

Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian

timur merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah

merupakan peralihan yang disebut daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur

pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia terletak di antara dua rangkaian

pegunungan muda. Pegunungan di Indonesia bagian barat merupakan bagian dari

rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia

bagian timur merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.

Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah :

1. Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.


46

2. Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia

tengah lautnya dalam.

3. Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral.

4. Wilayah Indonesta termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa

bumi tektonik dan vulkanik

5. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum

Mediterania dan Sirkum Pasifik.

4.1.2. Kondisi Administrasi Negara Indonesia

Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik atau bisa disebut

dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Negara Filipina, Malaysia, Singapura, India

dan Samudera Pasifik.

2. Sebelah selatan berbetasan dengan Negara Australia, Timor Leste dan

Samudera Hindia.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

4. Sebelah timur berbatasan dengan Negara Papua Nugini dan Samudera Pasifik.

Bentuk pemerintahan Negara Indonesia adalah Republik dengan Dewan

Perwakilan Rakyat dan presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyatnya.

Pada tiap-tiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur dan mewakili DPRD

Provinsi. Dan kabupaten atau kota dipimpin oleh bupati atau walikota dan DPRD

Kabupaten atau DPRD Kota. Negara Indonesia juga menghormati dan mengakui

satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa sebagaimana

diatur dalam undang-undang. Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari 34


47

provinsi (setelah ditetapkannya Provinsi Kalimantan Utara pada 2012 silam). Pada

tahun 2013, Indonesia terdiri dari 413 Kabupaten dan 98 kota yang di dalamnya

terdapat 6.982 kecamatan. Sementara satuan administrasi terkecil adalah desa

dengan jumlah sebanyak 80.714 desa.

4.1.4. Kondisi Demografi Negara Indonesia

Dari Sabang sampai dengan Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai macam

suku, bahasa dan agama. Sebagian besar penduduk Indonesia adalah bangsa

Melayu yang menempati hampir di seluruh wilayah Indonesia yakni di bagian

barat dan tengah. Ada juga kelompok suku-suku Melanesia, Polinesia dan

Mikronesia ini berada terutama di Indonesia bagian timur. Selain itu ada pula

penduduk pendatang seperti Tionghoa, India dan Arab yang masuk ke wilayah

nusantara melalui jalur perdagangan, yang kemudian menetap dan menjadi bagian

dari penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2021 adalah

sebanyak 272.248.500 jiwa (BPS Indonesia : 2021). Pada tabel berikut dapat

dilihat kepadatan penduduk Indonesia menurut provinsi tahun 2019.

Tabel 4.1.
Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi (Jiwa/km2) Tahun 2019
Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi
Provinsi
(Jiwa/km2) Tahun 2019
Aceh 93
Sumatera Utara 200
Sumatera Barat 130
Riau 80
Jambi 72
Sumatera Selatan 92
Bengkulu 100
Lampug 244
Kep. Bangka Belitung 91
Kep. Riau 267
DKI Jakarta 15.900
48

Jawa Barat 1.394


Jawa Tengah 1.058
DI Yogyakarta 1.227
Jawa Timur 831
Banten 1.338
Bali 750
Nusa Tenggara Barat 273
Nusa Tenggara Timur 112
Kalimantan Barat 34
Kalimantan Tengah 18
Kalimantan Selatan 110
Kalimantan Timur 29
Kalimantan Utara 10
Sulawesi Utara 181
Sulawesi Tengah 49
Sulawesi Selatan 189
Sulawesi Tenggara 71
Gorontalo 107
Sulawesi Barat 82
Maluku 38
Maluku Utara 39
Papua Barat 9
Papua 11
Indonesia 140
Dari tabel di atas terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Provinsi

DKI Jakarta dengan kepadatan 15.900 jiwa/km2, yang kemudian disusul oleh

Provinsi Jawa Barat dengan kepadatan jiwa/km2. Sedangkan penduduk dengan

kepadatan paling rendah berada di Provinsi Papua Barat 9 jiwa/km 2 dan untuk

Indonesia kepadatan penduduk yang mendiami suatu wilayah adalah sebesar 140

jiwa/km2.

4.1.5. Kondisi IPM Negara Indonesia

Menurut BPS (2021) kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat

Indonesia mengalami peningkatan, sedangkan dari sisi pengeluaran per kapita

yang disesuaikan mengalami penurunan. Pandemi COVID-19 membawa


49

pengaruh terhadap pembangunan manusia di Indonesia. Hal ini terlihat dari

perlambatan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020

dibanding tahun-tahun sebelumnya. IPM Indonesia tahun 2020 adalah sebesar

71,94 atau tumbuh 0,03 persen (meningkat 0,02 poin) dibandingkan capaian tahun

sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh

turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Indikator ini turun

dari 11,30 juta rupiah pada tahun 2019 menjadi 11,01 juta rupiah pada tahun

2020. Dari sisi pendidikan, pada tahun 2020 anak-anak berusia 7 tahun memiliki

harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,98 tahun atau hampir setara

dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma

I. Angka ini meningkat 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 12,95 tahun. Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun

ke atas juga masih meningkat 0,14 tahun, dari 8,34 tahun pada tahun 2019

menjadi 8,48 tahun pada tahun 2020. Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada

tahun 2020 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,47 tahun, lebih lama

0,13 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

4.2. Deskripsi Data Penelitian

4.2.1. Indeks Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup saat Lahir merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat

ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu

masyarakat. AHH dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan.

Tabel 4.2.
Indeks Harapan Hidup di Indonesia Tahun 2016-2020

Tahun Indeks Harapan Hidup

2016 70,90
50

2017 71,06
2018 71,20
2019 71,34
2020 71,47

Rata-rata 71,19
Sumber : BPS Indonesia 2021.

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur

panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode

2016 hingga 2020, UHH telah meningkat rata-rata sebesar 71,19 tahun per tahun.

Pada tahun 2016, Umur Harapan Hidup saat lahir di Indonesia adalah 70,90 tahun

dan pada tahun 2020 mencapai 71,47 tahun. Seiring dengan terjadinya pandemi

COVID-19, UHH Indonesia tahun 2020 mengalami perlambatan. Pada tahun

2020, UHH Indonesia tumbuh 0,18 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan

selama tahun 2017–2019 yang masing-masing mencapai 0,23

persen, 0,20 persen, dan 0,20 persen.

4.2.2. Indeks Pendidikan

Indeks pendidikan dibentuk dari Rata-rata Lama Sekolah sebagai jumlah tahun yang

digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan

bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan

turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama

sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas.

Selain Rata-rata Lama Sekolah, indeks pendidikan juga dibentuk oleh Angka Harapan

Lama Sekolah didenisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan

dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas.
51

Tabel 4.3.
Indeks Pendidikan di Indonesia Tahun 2016-2020

Tahun Indeks Pendidikan

2016 20,67
2017 20,95
2018 21,08
2019 21,29
2020 21,46

Rata-rata 21,09
Sumber : BPS Indonesia 2021.

Dimensi pendidikan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan

Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

penduduk usia 25 tahun ke atas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke

tahun. Selama periode 2016 hingga 2020, Indeks Pendidikan Indonesia telah

meningkat dari 20,67 pada tahun 2016 menjadi 21,46. Di tengah pandemi

COVID-19 yang masih berlangsung Indeks Pendidikan Indonesia tetap tumbuh,

dari tahun sebelumnya.

4.2.3. Indeks Pembangunan Manusia

Seiring dengan melambatnya IPM nasional, pada tahun 2020 terdapat 10 provinsi

yang mengalami penurunan IPM. Hal ini utamanya disebabkan oleh penurunan

pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Provinsi yang mengalami penurunan

IPM terbesar adalah Kalimantan Utara dan Papua, sebaliknya Papua Barat

mengalami peningkatan IPM yang tertinggi. Pada tahun 2019, IPM Papua Barat

mencapai 64,70 dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 65,09. Dari sisi

perbandingan antar provinsi, tidak terjadi perubahan yang signifikan dalam

kategori capaian dan peringkat di masing-masing provinsi. Urutan IPM terendah


52

masih ditempati oleh Provinsi Papua (60,44), sedangkan urutan teratas masih

ditempati oleh DKI Jakarta (80,77) yang sekaligus menjadikan DKI Jakarta

sebagai satu-satunya provinsi dengan status capaian pembangunan manusia yang

“sangat tinggi” (IPM ≥ 80). Jumlah provinsi dengan status capaian pembangunan

manusia yang “tinggi” (70 ≤ IPM < 80) pada tahun 2020 adalah sebanyak 22 dan

dengan status “sedang” (capaian 60 ≤ IPM < 70) adalah sebanyak 11. Sejak tahun

2018, tidak ada lagi provinsi dengan status pembangunan manusia “rendah”

setelah IPM Provinsi Papua meningkat statusnya dari “rendah” menjadi “sedang”.

Tabel 4.4.
Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2016-2020

Tahun IPM

2016 70,18
2017 70,81
2018 71,39
2019 71,92
2020 71,94

Rata-rata 71,25
Sumber : BPS Indonesia 2021.

Dalam satu dekade ini, pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami

kemajuan. IPM Indonesia meningkat dari 70,18 pada tahun 2016 menjadi 71,94

pada tahun 2020. Selama periode tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh

sebesar 0,87 persen per tahun dan meningkat dari level “sedang” menjadi “tinggi”

sejak tahun 2016. Pandemi COVID-19 telah membawa sedikit perubahan dalam

pencapaian pembangunan manusia Indonesia. IPM tahun 2020 tercatat sebesar


53

71,94 atau tumbuh 0,03 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan tahun

sebelumnya.

4.3. Analisa Data

4.3.1. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda

Persamaan Regresi Linear Berganda tentang Pengaruh Indeks Harapan

Hidup dan Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di

Indonesia Tahun 2016-2020, maka dapat dijelaskan pada tabel hasil perhitungan

program SPSS versi 23 di bawah ini.

Tabel 4.5.
Analisis Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations

Zeroorde
Model B Std. Error Beta t Sig. r Partial Part

1 (Constant) -122,241 348,624 -,351 ,759

indeks harapan hidup 2,560 6,254 ,761 ,409 ,722 ,976 ,278 ,063

indeks pendidikan ,533 4,601 ,215 ,116 ,918 ,974 ,082 ,018
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia

Dari tabel di atas 4.5 dapat di jelaskan persamaan regresi berganda sbb :

Y = -122,241 + 2,560X1 + 0,533X2

Penjelasan :

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda tersebut di atas maka dapat

di jelaskan sebagai berikut : Nilai konstanta sebesar -122,241 artinya jika semua

variabel independent (indeks harapan hidup dan indeks pendidikan) bernilai

konstan maka IPM Di Indonesia Tahun 2016-2020 (Variabel Dependen) sebesar


54

122,241. Nilai koefisien indeks harapan hidup (X1) sebesar 2,560, artinya setiap

peningkatan (indeks harapan hidup sebesar 1% maka IPM Di Indonesia Tahun

2016-2020 akan meningkat sebesar 2,560%. Nilai koefisien indeks pendidikan

(X2) sebesar 0,533, artinya setiap peningkatan indeks pendidikan sebesar 1%,

maka IPM Di Indonesia Tahun 2016-2020 akan meningkat sebesar 0,533%.

4.3.2. Besar Pengaruh Variabel Indeks Harapan Hidup (X1) dan Indeks

Pendidikan (X2) Terhadap IPM (Y)

Untuk melihat besarnya Pengaruh Indeks Harapan Hidup dan Indeks

Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia Tahun

2016-2020 maka dapat dijelaskan seperti berikut.

4.3.2.1. Besar Pengaruh Secara Simultan

Pengaruh secara simultan antara variabel Indeks Harapan Hidup dan Indeks Pendidikan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia Tahun 2016-2020

dapat dilihat dari koefisien determinasi R square pada tabel berikut.

Tabel 4.6
Besar Pengaruh Secara Simultan
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,976a ,953 ,906 ,23214 1,805


a. Predictors: (Constant), indeks pendidikan, indeks harapan hidup
b. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia

Nilai R-Square adalah persentase konstribusi variabel variabel Indeks Harapan

Hidup dan Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di


55

Indonesia Tahun 2016-2020 dengan angka 0,953, yang merupakan kuadratan dari

koefisien korelasi (0,976). Artinya konstribusi variabel variabel Indeks Harapan

Hidup dan Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di

Indonesia Tahun 2016-2020 adalah 95,3% sedangkan sisanya sebesar 4,7 % di

pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti di dalam penelitian ini.

4.3.2.2. Besar Pengaruh Secara Parsial

Pengaruh secara parsial antara variabel Indeks Harapan Hidup dan Indeks

Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia Tahun

2016-2020 dapat dilihat dari nilai zero order pada tabel berikut.

Tabel 4.7.
Besar Pengaruh Secara Parsial
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations

Zeroorde
Model B Std. Error Beta t Sig. r Partial Part

1 (Constant) -122,241 348,624 -,351 ,759

indeks harapan hidup 2,560 6,254 ,761 ,409 ,722 ,976 ,278 ,063

indeks pendidikan ,533 4,601 ,215 ,116 ,918 ,974 ,082 ,018
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia

Dari tabel 4.7. di atas dapat dilihat besarnya pengaruh parsial yaitu :

1. Nilai zero-order variabel indeks harapan hidup (X1) sebesar 0,976 maka KD =

(0,761 x 0,976) x 100% = 0,742736 x 100% = 74,2736%. Besarnya pengaruh

Indeks Harapan Hidup Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di

Indonesia Tahun 2016-2020 yaitu sebesar 74,27%.


56

2. Nilai zero-order variabel indeks pendidikan (X2) sebesar 0,974 maka KD =

(0,215 x 0,974) x 100% = 0,20941 x 100% = 20,941%. Besarnya pengaruh

Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di

Indonesia Tahun 2016-2020 yaitu sebesar 20,941%.

4.3.3. Pengujian Hipotesis

4.3.3.1. Hipotesis Uji-F

Untuk melihat uji Hipotesis secara simultan pengaruh Indeks Harapan

Hidup dan Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di

Indonesia Tahun 2016-2020 maka dapat di jelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8.
Hasil Analisis F Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

2,175 2 1,088 20,184 ,047b


1 Regression

Residual ,108 2 ,054

Total 2,283 4
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia
b. Predictors: (Constant), indeks pendidikan, indeks harapan hidup

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dari uji Anova atau F tes ternyata di

dapatkan hasil F-hitung adalah 20,1804. Berdasarkan analisis di atas dapat di

dilihat sebagai berikut : di mana F-hitung  F-tabel atau 20,1804  18,51 (Df 1 =

n-k=5-3=2, Df 2 = k-1=3-1=2) atau dapat dilihat dari uji signifikansi yaitu 0,047 <

0,050, maka H0 di tolak dan Ha di terima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan secara simutan antara Indeks Harapan Hidup dan Indeks Pendidikan
57

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Indonesia Tahun 2016-2020.

4.3.3.2. Hipotesis Uji-t

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh parsial dari masig-

masing variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat dilihat seperti

pada tabel berikut.

Tabel 4.9.
Pengaruh Secara Parsial
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations

Zeroorde
Model B Std. Error Beta t Sig. r Partial Part

1 (Constant) -122,241 348,624 -,351 ,759

indeks harapan hidup 2,560 6,254 ,761 ,409 ,722 ,976 ,278 ,063

indeks pendidikan ,533 4,601 ,215 ,116 ,918 ,974 ,082 ,018
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia

Dari tabel 4.9. di atas dapat dilihat besarnya pengaruh parsial yaitu :

a. Pengaruh Indeks Harapan Hidup Terhadap Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Di Indonesia Tahun 2016-2020

Berdasarkan tabel diatas untuk variabel indeks harapan hidup didapatkan t-hitung

sebesar 0,409 hal ini berarti bahwa t-hitung < t-tabel atau 0,409 < 4,30265, serta

dari uji signifikansi yaitu 0,722 > 0,050, maka H1 di tolak dan H0 di terima

dengan demikan dapat dikatakan bahwa indeks harapan hidup secara parsial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di

Indonesia tahun 2016-2020.

b. Pengaruh Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Di Indonesia Tahun 2016-2020


58

Berdasarkan tabel diatas untuk variabel indeks pendidikan didapatkan t-hitung

sebesar 0,116 hal ini berarti bahwa t-hitung < t-tabel atau 0,116 < 4,30265, serta

dari uji signifikansi yaitu 0,918 > 0,050, maka H2 di tolak dan H0 di terima

dengan demikan dapat dikatakan bahwa indeks pendidikan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun

2016-2020.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, secara simultan indeks harapan hidup dan indeks

pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan

manusia (IPM) di Indonesia tahun 2016-2020 karena F hitung > F tabel. Begitu

juga dengan besar pengaruh yang tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 95,3%.

Sedangkan parsial diperoleh hasil yaitu :

1. Indeks harapan hidup tidak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun 2016-2020 karena t hitung < t

tabel. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dengan judul

Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bali, oleh

Nyoman Lilya Santika Dewi dan I Ketut. Berdasarkan hasil olah data,

diperoleh bahwa indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli

masyarakat berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap IPM Provinsi

Bali sedangkan hasil uji parsial diperoleh bahwa indeks pendidikan dan indeks

daya beli masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM,

sedangkan indeks kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM

Provinsi Bali.
59

2. Indeks pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun 2016-2020 karena t hitung < t

tabel. Hasil penelitian sejalan ini dengan penelitian sebelumnya dengan judul

Kajian Indeks Pembangunan Manusia (IPM); Analisa Pengaruh Rendahnya Indeks

Pendidikan di Kabupaten Tangerang, oleh Endang Iryani dan Akhmad Subkhi Ramdani.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ada tiga permasalahan yang menjadikan rendahnya

pendidikan di kabupaten Tangerang. Pertama, permasalahan internal orang tua dan anak

sekolah. Dalam hal ini terdapat masalah: Terdapatnya anak yang putus sekolah dan

sebagian besar anak hanya mengikuti pendidikan sampai SMP/MTS ataupun

SMA/Madarasan

Aliyah. Kedua, permasalahan pemerataan pendidikan bagi semua masyarakat.

Terkait dengan pemerataan pendidikan: Kurangnya kuantitas dan kualitas guru

di pedesaan, Kurangnya sarana fasilitas sekolah di pelosok desa, kurangnya

mutu pendidikan di ekolah swasta, serta jurangnya manajemen sekolah swasta.

Ketiga permasalahan yang terkait dengan efektifitas penyelenggaraan progam

pemerintah di bidang pendidikan yakni Program BOS dan KIP yang belum

efektif serta Program Kerjar Paket A,B,C belum efektif. Kesimpulan dan

rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya ada sinkronisasi program

pemerintah dalam pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan melakukan

evaluasi terhadap kebijakan pendidikan yang telah berjalan di kabupaten

Tangerang.
60

BAB

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analsis dan pembahasan tentang pengaruh Indeks Harapan Hidup

dan Indeks Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di

Indonesia Tahun 2016-2020 maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Secara simultan indeks harapan hidup dan indeks pendidikan berpengaruh

secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia

tahun 2016-2020 dengan F hitung > F tabel. Sedangkan secara parsial bahwa

indeks harapan hidup dan indeks pendidikan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun

2016-2020 karena t hitung < t tabel.

2. Besar pengaruh secara simultan antara variabel variabel indeks harapan hidup

dan indeks pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di

Indonesia tahun 2016-2020 adalah 95,3% sedangkan sisanya sebesar 4,7 % di

pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti di dalam penelitian ini.

Sedangkan secara parsial besarnya pengaruh indeks harapan hidup terhadap

indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun 2016-2020 yaitu

sebesar 74,27% dan besarnya pengaruh indeks pendidikan terhadap indeks

pembangunan manusia (IPM) di Indonesia tahun 2016-2020 yaitu sebesar

20,941%.
61

61
5.2. Saran

Setelah penulis melakukan analisa dan menyimpulkan kajian ini penulis

memberi saran sebagai berikut :

1. Pemerintah perlu melakukan peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan

derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan akses pendidikan sampai ke

pelosok daerah. Meningkatkan angka partisipasi sekolah (APK) SD, SMP,

SMA dan Perguruan Tinggi agar tingkat kesejahteraan masyarakat dapat terus

meningkat

2. Pemerintah pusat harus dapat meningkatkan lapangan perkerjaan yang tersedia

bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang berdampak

kepada meningkatnya pendapatan masyarakat. Dengan pendapatan dan

kesejahteraan yang meningkat maka aka diikuti oleh peningkatan daya beli

masyarakat, akses pendidikan dan akses kesehatan sehingga akan berpengaruh

terhadap peningkatan IPM bagi seluruh masyarakat di Indonesia

3. Untuk peneliti selanjutnya penulis mengharapkan untuk menambah variabel

lain, agar peneliti berikutnya dapat meneliti dari berbagai variabel yang

berhubungan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan unit analisis di

Provinsi lain yang belum di teliti dalam skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA
62

Abdurrahman. 2011. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta :


Bumi Aksara.

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit Graha Ilmu.

Ahmadi, Abu. 2004. Psikologo Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
cipta.

Arsyad, Lincolin. 2002. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi


Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. 2006. Pendataan Sosial Ekonomi Tahun
2005. Jakarta : BPS.

Badan Pusat Statistik. 2012. Indikator Kemiskinan. Jakarta : BPS.

Badan Pusat Statistik. 2014. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2014.

Badan Pusat Statistik. 2015. Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru.


Jakarta. Jakarta : BPS.

Badan Pusat Statistik. 2016. Booklet Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru.
Jakarta. Jakarta : BPS.

Badan Pusat Statistik. 2021. Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2020.


Jakarta. Jakarta : BPS.

Bagolin, 2004. Human Depelopment Index (HDI). A Poor representation to


Human Depelopment Approach. Revista de Economia, 34 (2), 1-20.

Burhanuddin, Salam. 2012 . Etika Individu Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta:
Rineka Cipta.

Boediono. 2004. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Semarang:

Irwan. 2002. Tantangan Pembangunan Ekonomi dan Transformasi sosial : Suatu


Pendekatan Budaya. Jurnal Humaniora, Volume XIV, No. 3/2003.
Uiversitas Gadjah Mada: Jogjakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi,


Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta : Erlangga.
63

Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perpektif


Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ranis, Stewart. 2002. Economic Growth and Human Development in latine
Amerika. Cepal Review, (78): 7-3.

Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta :


Raja Grafindo Persada.

Sjafrizal. 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Jakarta


: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudaryadi. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta : Bumi Aksara

Soepono, Prasetyo. 2009. Teori Lokasi: Representsi Landasan Mikro Bagi Teori
Pembagunan Daerah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14,
No.4, 4-24 .

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D.


Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Suhandojo. 2002. Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dana alokasi umum
(DAU), dan dana alokasi khusus (DAK) fisik terhadap pembangunan
manusia di Provinsi Sumatra Utara (periode 2016-2018).
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi Pembangunan : Edisi Ketiga.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Todaro. M.P. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. (H.Munandar,
Trans. Edisi Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.

UNDP. 2010. Human Development Report 2010. New York: United Nations
Development Programme.

website : www.indonesia.bps.go.id.

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
64

/NOORIGIN
/DEPENDENT y
/METHOD=ENTER x1 x2.

Regression
Notes
03-SEP-2021 14:29:38
Output Created

DataSet0
Comments
Input <none>
Active Dataset
<none>
Filter
Weight

Split File <none>

N of Rows in Working Data


5
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Syntax Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT y
Resources /METHOD=ENTER x1 x2
/RESIDUALS DURBIN.
Processor Time 00:00:00,05

Elapsed Time 00:00:00,23

Memory Required 2944 bytes

Additional Memory Required


for Residual Plots 0 bytes

[DataSet0]
65

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 indeks pendidikan, indeks


harapan hidupb . Enter
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia
b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,976a ,953 ,906 ,23214 1,805


a. Predictors: (Constant), indeks pendidikan, indeks harapan hidup
b. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 ,047b
2,175 2 1,088 20,184

Regression
,108 2 ,054
Residual
Total 2,283 4
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia
b. Predictors: (Constant), indeks pendidikan, indeks harapan hidup

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations

Zeroorde
Model B Std. Error Beta t Sig. r Partial Part

-122,241 348,624 -,351 ,759


1 (Constant) indeks 2,560 6,254 ,761 ,409 ,722 ,976 ,278 ,063
harapan hidup
indeks pendidikan ,533 4,601 ,215 ,116 ,918 ,974 ,082 ,018
a. Dependent Variable: indeks pembangunan manusia

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 70,2716 72,1517 71,2480 ,73745 5
Residual -,21170 ,19168 ,00000 ,16415 5
Std. Predicted Value -1,324 1,225 ,000 1,000 5

Std. Residual -,912 ,826 ,000 ,707 5


66

Tabel Distribusi T

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326
67

Tabel Distribusi F

Df untuk Df untuk pembilang (N1)


penyebut
(N2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03
68

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01
69

Data Komponen IPM Indonesia Tahun 2010-2020

Anda mungkin juga menyukai