Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH PENGOBATAN SENDIRI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
NO. BORANG 01
NAMA BORANG PEMANTAUAN PENDEFINISIAN MASALAH
DOSEN PENYAJI apt. ADE SRI ROHANI, S.Farm., M.Farm.

BORANG PEMANTAUAN PENDEFINISIAN MASALAH


Kelompok : IV ( APOTEK) Paraf Dosen:
Mata Kuliah : PENGOBATAN SENDIRI
Tanggal : 02 JUNI 2022
Judul Pemicu/ Topik : Pengelolaan Perbekalan Farmasi di IFRS
Nama-nama anggota kelompok:
1. Nurul Fadhillah_191501040
2. Rossepfine Pandiangan_191501041
3. Nurul Fazia B.B_191501042
4. Muhammad Rivai_191501043
5. Maria Anggi Trianika Pelawi_191501044
6. Muhammad Wahyu_191501045
7. Manan Kumar_191501046
8. Miftahur Raihan Hasibuan_191501047
9. Berliana Romauli Tampubolon_191501048
10. Annisah Fadilah Ritonga_191501050
11. Putri Rahmadhani Margolang_191501052
12. Lila Hesarsila_191501053
Definisi Masalah
1. Pengadaan obat adalah
2. Penyimpanan obat adalah
3. Harga obat adalah …………. (kemenkes, 2021)

Isu pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan:


1. Pengadaan Obat
a. Perencanaan
b. Pemesanan
c. Penerimaan
2. Penyimpanan obat
a. Berbagai bentuk sediaan
b. Sistem penyimpanan
3. Harga Obat
a. Faktur Pembelian
b. Harga Netto Apotek (HNA)
c. PPN
d. Harga Jual Apotek (HJA)
MATA KULIAH PENGOBATAN SENDIRI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
NO. BORANG 01
NAMA BORANG PEMANTAUAN PENDEFINISIAN MASALAH
DOSEN PENYAJI apt. ADE SRI ROHANI, S.Farm., M.Farm.

Bahan ajar untuk sesi saling ajar dalam Dipersiapkan oleh:


kelompok

1. Perencanaan Muhammad Wahyu_191501045


Manan Kumar_191501046

2. Pemesanan
Rossepfine Pandiangan_191501041
Berliana Romauli Tampubolon_191501048

3. Penerimaan
Nurul Fazia B.B_191501042
Muhammad Rivai_191501043

4. Penyimpanan
Miftahur Raihan Hasibuan_191501047
Lila Hesarsila_191501053

5. Faktur Pembelian Annisah Fadilah Ritonga_191501050

6. HNA Nurul Fadhillah_191501040

Putri Rahmadhani Margolang_191501052


7. PPN

Maria Anggi Trianika Pelawi_191501044


8. HJA

Tunjukkan borang kepada fasilitator untuk diparaf pada akhir sesi pendefinisian masalah. Borang ini diperlukan
pada sesi ajar-mengajar dan pada diskusi kelompok. Simpan borang ini untuk dikumpulkan bersama laporan
MATA KULIAH PENGOBATAN SENDIRI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
NO. BORANG 01
NAMA BORANG PEMANTAUAN PENDEFINISIAN MASALAH
DOSEN PENYAJI apt. ADE SRI ROHANI, S.Farm., M.Farm.

kelompok.

Kelompok Fasilitas Pelayanan Kefarmasian


I Rumah sakit
II Puskesmas
III Klinik
IV Apotek
V Toko Obat
Perencanaan
PROSES PERENCANAAN
a. Persiapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun

rencana kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan

BMHP:
1) Perlu dipastikan kembali komoditas yang akan disusun

perencanaannya.
2) Perlu disusun daftar spesifik mengenai sediaan farmasi,

alat kesehatan dan BMHP yang akan direncanakan, termasuk

di dalamnya kombinasi antara obat generik dan bermerk.


3) Perencanaan perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan,
mengestimasi periode pengadaan, mengestimasi safety stock

dan memperhitungkan leadtime.

b. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan sediaan

farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien periode sebelumnya

(data konsumsi), sisa stok dan data morbiditas.

c. Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat


kesehatan dan BMHP yang direncanakan
menggunakan metode perhitungan kebutuhan

d. Evaluasi perencanaan

e. Revisi rencana kebutuhan obat (bila perlu)


PENERIMAAN
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

PEMERIKSAAN SEDIAAN FARMASI YANG


DILAKUKAN MELIPUTI:

1. KONDISI KEMASAN TERMASUK SEGEL, LABEL/PENANDAAN


DALAM KEADAAN BAIK.

2. KESESUAIAN NAMA, BENTUK, KEKUATAN SEDIAAN OBAT,


ISI KEMASAN ANTARA ARSIP SURAT PESANAN DENGAN OBAT
YANG DITERIMA.

3. KESESUAIAN ANTARA FISIK OBAT DENGAN FAKTUR


PEMBELIAN DAN/ATAU SURAT PENGIRIMAN BARANG (SPB)
YANG MELIPUTI:

A. KEBENARAN NAMA PRODUSEN, NAMA PEMASOK, NAMA


OBAT, JUMLAH, BENTUK,
KEKUATAN SEDIAAN OBAT DAN ISI KEMASAN; DAN
B. NOMOR BETS DAN TANGGAL KEDALUWARSA.

Apabila hasil pemeriksaan ditemukan sediaan farmasi yang


diterima tidak sesuai dengan pesanan seperti nama, kekuatan
sediaan sediaan farmasi, jumlah atau kondisi kemasan dan fisik
tidak baik, maka sediaan farmasi harus segera dikembalikan pada
saat penerimaan.
Jika pada hasil pemeriksaan dinyatakan sesuai dan kondisi
kemasan baik maka Apoteker atau Tenaga Kefarmasian yang
mendapat delegasi wajib menandatangani Faktur Pembelian
dan/atau Surat Pengiriman Barang dengan mencantumkan nama
lengkap, nomor SIPA/SIPTTK dan stempel sarana.
PENYIMPANAN

PENYIMPANAN SECARA UMUM


Penyimpanan adalah suatu kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang
diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang
dapat merusak mutu sediaan farmasi.
Tujuan penyimpanan adalah untuk
memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak
bertanggungjawab, menjaga ketersediaan,
serta memudahkan pencarian dan
pengawasan.

ASPEK UMUM DALAM PENYIMPANAN


1.Tersedia rak/lemari dalam jumlah cukup

untuk memuat sediaan farmasi, alat kesehatan

dan BMHP.
2.Jarak antara barang yang diletakkan di posisi

tertinggi dengan langit-langit minimal 50 cm.


3.Langit-langit tidak berpori dan tidak

bocor.
4.Ruangan harus bebas dari serangga dan

binatang pengganggu.
5.Tersedia sistem pendingin yang dapat

menjaga suhu ruangan dibawah 25ºC.

ASPEK UMUM DALAM PENYIMPANAN


6. Lokasi bebas banjir.
7. Tersedia lemari pendingin untuk

penyimpanan obat tertentu.


8. Tersedia alat pemantau suhu

ruangan dan lemari pendingin.


9. Kerapihan dan kebersihan ruang

penyimpanan

ASPEK KHUSUS DALAM PENYIMPANAN


1. Obat High Alert
adalah obat yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan

kesalahan serius (sentinel event), dan berisiko tinggi menyebabkan

dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome).

Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas:


a. obat risiko tinggi yaitu obat dapat mengakibatkan kematian atau

kecacatan seperti, insulin, antidiabetik oral


b. obat dengan nama, kemasan, label, penggunaan klinik

tampak/kelihatan sama
(look alike), atau disebut juga Nama Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM),
contohnya tetrasiklin dan tetrakain. Penyimpanan tidak saling

berdekatan
c. elektrolit konsentrat

ASPEK KHUSUS DALAM PENYIMPANAN


2. Obat Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor Farmasi.
Tempat penyimpanan Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor Farmasi

harus mampu menjaga keamanan,

khasiat dan mutu serta dilarang

digunakan untuk menyimpan

barang selain Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor Farmasi.


FAKTUR PEMBELIAN
OBAT DI APOTEK
Perbedaan dengan faktur
faktur ini merupakan Penjualan
dokumen yang dapat 1. Faktur pembelian merupakan
dokumen komersial untuk
membuktikan bahwa ada semua pemesanan oleh
suatu transaksi yang pembeli, sedangkan faktur
penjualan diberikan oleh
sudah terjadi serta bisa vendor,supplier,pembeli
digunakan saat seorang ketika barang dikirimkan
2. Faktur pembelian adalah
akuntan membuat laporan dokumen lengkap ketika
keuangan pengiriman barang dilakukan,
atau faktur pembelian
merupakan faktur penjualan
yang telah diterima oleh
pembeli
Faktur pembelian dan 3. Faktur pembelian merupakan
bukti ekstern sedangkan
penjualan faktur penjualan bukti
intern
Faktur pembelian merupakan
invoice yang diterima konsumen
maupun PKP atau pengusaha kena
pajak yang berasak dari penjual
dimana barang tersebut adalah Komponen:
BKP atau JKP (Barang Kena -Nama pembeli dan pedagang
Pajak/Jasa Kena Pajak) -Alamat pembeli dan pedagang
(lengkap)
-Jumlah barang
-Nama Order
Manfaat: -Nama barang
1. Faktur pembelian akan -Harga barang(satuan)
menjadi dokumen yang dapat total jumlah barang
menunjukan persediaan keseluruhan
-total harga per jenis
barang sesudah pembelian -Alamat pengiriman (lengkap)
dilakukan -Tanggal Pengiriman(lengkap)
2. Faktur pembelian juga

menjadi dokumen yang sah CONTOH


dalam hal pencatatan
dalam pembukuan

Apasih Harga Netto Apotek?


Harga Netto Apotek yang selanjutnya disingkat HNA
adalah harga jual termasuk pajak pertambahan nilai
(PPN) dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) kepada
apotek, toko obat dan instalasi farmasi rumah
sakit/klinik.

Bagaimana cara menghitung HNA ?

HNA = HJP (harga jual pabrik) +


biaya distribusi
Contoh :
HNA mucohexin : 25 x 4 tab Rp 37.000
HNA dekstrin : 30 x 10 tab Rp 319.000
HNA Tremenza : 10 x 10 tab Rp 81.500
HNA primodex : Rp 2.900 / btl Kertas
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PPN adalah Pajak Pertambahan


Nilai yang dikenakan untuk
setiap pertambahan nilai dari
proses transaksi dari produsen
sampai ke konsumen.

Pada awalnya pengenaan PPN obat didasarkan atas pengenaan terhadap


instalasi farmasi dan apotek. Pada instalasi farmasi tidak dikenakan PPN
sedangkan apotek dikenakan PPN. Oleh karena itu,beberapa apotek
mengambil keuntungan dengan mengubah nama apotek menjadi instalasi
farmasi. Karena permasalahan tersebut, dikeluarkanlah ketentuan yang
mengatur tentang PPN obat.

Pengenaan PPN obat kembali diubah seiring dengan berjalannya waktu,


yaitu pengenaan PPN obat atas rawat jalan dan pengenaan PPN obat atas
rawat inap. Penyerahan obat kepada pasien rawat jalan terutang PPN
sedangkan penyerahan obat kepada pasien rawat inap tidak terutang PPN
karena penyerahan obat kepada pasien rawat inapmerupakan bagian dari
jasa pelayanan Rumah Sakit.

PPN yang terutang dihitung dengan


cara mengalikan tarif dengan dasar
pengenaan pajak (DPP) yang
Untuk apotik kalau pasien rawat jalan meliputi harga jual, penggantian,
dikenakan PPN 10 % yang merupakan pajak nilai impor, nilai ekspor, atau nilai
keluaran sedang untuk pajak masukkan dapat lain. Penghitungan ini dapat
dikreditkan semuanya. sedang untuk rawat dirumuskan sebagai berikut:
inap kalau obat yang dibeli sudah masuk PPN=Tarif PPN X DPP
dalam biaya pengobatan yang berarti semua
biaya dijadikan satu saat penagihan maka Contoh:
pengambilan obat dari apotik yang ada diklinik PKP A menjual tunai barang kena
tidak terutang PPN. tetapi kalau penebusan pajak (BKP) seharga Rp25.000.000.
obat melalui resep yang langsung dibayar oleh Maka PPN yang terutang = 10% x
pasien maka terutang ppn 10% Rp25.000.000 = Rp2.500.000. PPN
sebesar Rp2.500.000 tersebut
merupakan pajak keluaran yang
dipungut oleh PKP A.
HARGA JUAL APOTEK (HJA)
Harga Jual Apotek (HJA) adalah harga jual
obat yang akan ditawarkan dari apotek
kepada konsumen. Ketika menjual obat
kepada konsumen, Anda bisa menggunakan
HJA ini. Sedangkan harga netto adalah harga
awal atau bisa disebut dengan modal yang HJA = harga netto x PPN 10% x Marjin
dikeluarkan oleh apotek untuk membeli obat Keuntungan
dari produsen atau distributor resmi.
HJA = Harga Netto X Marjin Keuntungan +
Jasa Per Resep

HJA = Harga Netto X Marjin Keuntungan

Marjin keuntungan adalah besar keuntungan yang diinginkan. Hal ini bisa ditentukan oleh pemilik apotek.
Untuk kisaran besar marjin adalah 25% atau 30%.Kemudian ada PPN 10% yang memang menjadi pajak wajib proses
transaksi dari produsen hingga ke konsumen. Tapi, untuk obat yang harus diracik terlebih dahulu oleh apoteker, HJA-
nya akan ditambah dengan jasa peracikan. Untuk menentukan harga jasa apoteker, besarannya tergantung tingkat
kerumitan peracikan obat dan apoteker.

Dari rumus tersebut diketahui bahwa terdapat juga ppn yang harus dijumlahkan. PPN merupakan kebijakan
dari pemerintah, untuk semua barang yang beredar dari produsen ke distributor harus ditambahkan nilainya. Pajak
yang tercantum atau digunakan biasanya ditentukan sebesar 10%.

Meski sebagai pemilik usaha apotek tidak ingin mengalami kerugian, namun mematok harga jual obat
melebihi marjin keuntungan 1.25 sampai 1.3 juga tidak dibenarkan. Ini karena apotek tidak hanya berfokus pada bisnis
tetapi juga pelayanan pengobatan kepada pasien. Terlebih adanya aturan tentang harga eceran tertinggi yang
diberlakukan di seluruh Indonesia.

Berikut contoh kasus:


PBF Ensefal membawa obat dari Gudang PBF ke apotek. Dimana
PBF Ensefal mengirim Lansoprazol sebanyak 10 box dengan harga
60.000/box @100 tab. Belum termasuk PPN. Profit yang akan diambil
oleh apotek adalah 20%. Berapa total harga jual yang harus diberikan
apotek??
Pembahasan :
Dik: HNA Lansoprazol = 60.000/box : 100 tab = 600/tab
Profit/ marjin keuntungan = 20%
Dit: HJA ?
Jawaban:
HJA = Harga netto apotek + PPN + marjin keuntungan
= 600 + 10% + 20%
= 600 + (600 x 10/100) + 20%
= 600 + 60 + 20%
= 660 + ( 660 x 20/100)
= 660 + 132
= 792 /tab
= 79.200 /box

Anda mungkin juga menyukai