Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(ON THE JOB TRAINING)


Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP)
JL. Raya STPI Curug-Legok. Tangerang. Banten.

DISUSUN OLEH :

1 FLORA IDA BADII 11 AP


.
2 ANISA 11 EA
.
3 FAISAL ABDILLA 11 EA
.
4 HIZKIA INDRANATA 12 EA
.
5 GIBRALL TRI PUTRA 12 EA
.

SMK PENERBANGAN DIRGHANTARA

1
JL.SENECA KOMPLEKS STPI

No Telp / Fax : 021-5985778

LEGOK – TANGERANG

2
LEMBAGA PENGESAHAN 

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(ON THE JOB TRAINING)

Balai Besar kalibrasi Fasilitas Penerbangan

Telah melaksanakan training on the job di Balai Besar Kalibrasi, selama 2 bulan. Laporan
Praktek Kerja Lapangan telah diteliti dan disetujui oleh :

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Yanuar M. Marda, ST. Destian F, Hasani.

3
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

( ON THE JOB TRAINING )

SMK PENERBANGAN DIRGHANTARA

LEGOK , BANTEN
Laporan ini disusun sebagai penanggung jawaban siswa/siswi SMK Penerbagan Dirghantara
yang sudah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (OJT) di BBKFP selama 2 bulan. Laporan
praktek kerja lapangan ini disetujui oleh 

Pembimbing 

SMK Penerbangan Dirghantara

DONA JATMIKO,B

Mengetahui

Kepala Sekolah oleh SMK Penerbangan Dirghantara

HAERUL SALEH, 

STNUPTK: 513875665820003

4
KATA PENGANTAR

   Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga kamibisa menyelesaikan laporan kerja praktek yang dilaksanakan di Balai Besar
Fasilitas Penerbangan (BBKFP).
   
   Laporan ini disusun berdasarkan apa yang telah kami lakukan pada saat kami berada di
Hanggar BBKFP yang berlangsung pada tanggal 1 Agustus - 30 September.

   Penyusunan Laporan Praktek Kerja lapangan ini adalah sebagai bukti dalam Penyelesaian
Praktek Kerja Lapangan dan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
di sekolah menengah kejuruan penerbangan dirghantara.

   Penyusunan laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan terima kasih kepada
1. Allah S. W. T  yang telah memberikan rahmat kepada penulis sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan doa ataupun dukungan berupa
materil sehingga saya dapat merasakan jenjang pendidikan hingga saat ini.
3. Pak Haerul Saleh, ST , Selaku kepala SMK Penerbangan Dirghantara Curug
4. Pak Uu Sutiawijaya, S.Pd , selaku wakasek kurikulum SMK Penerbangan Dirghantara
Curug
5. Pak Lomry Omby, SH ,selaku wakasek kesiswaan SMK Penerbangan Dirghantara
Curug
6. Pak Dona Jatmiko , Selaku pembimbing pelaksanaan OJT
7. Pak Yanuar M. Marda, ST. dan Pak Destian Fajri selaku pembimbing lapangan Kerja
Praktek di Balai Besar Fasilitas Penerbangan 
8. Seluruh Pemimpin, staff karyawan , dan para mekanik di Balai Besar Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan (BBKFP) yang telah memberikan Ilmu, Pengetahuan dan bantuan selama
Kerja Praktek berlangsung
9. Teman-teman dari SMK Penerbangan Dirgantara yang sudah bekerja sama dengan baik,
terlebih teman satu kelompok
10. Seluruh Pihak terkait membantu dalam proses penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

5
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………………………………………………………………………………...

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI 

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………


1.1  Latar Belakang Praktek ………………………………..............................................
1.2  Tujuan Pelaksanaan OJT ……………...…..………………………………………...
1.3  Tujuan Pembuatan Laporan ………………………………………………………...

BAB II    LATAR  BELAKANG PERUSAHAAN……………………………………………..


2.1  Sejarah Perusahaan ………………………………………………………………...
2.2  Visi Misi Perusahaan ………………………………………………………………
2.3  Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………………………………

BAB III   KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN……………………………………..


3.1 Tripod Jack ………………………………………………………………………….
3.2 Ground Power Unit …………………………………………………………………
3.3 Pushback ……………………………………………………………………………
3.4 Inspection Aircraft ………………………………………………………………….
3.5 Nitrogen …………………………………………………………………………….
3.6 Hand Tools ………………………………………………………………………….

GAMBAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………..
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………..
4.2 Saran …………………………………………………………………………………

6
BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG PRAKTEK

     PKL atau Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan untuk melatih dan memberikan pengajaran
kepada siswa dalam dunia kerja yang relevan terkait kompetensi keahlian masing masing.

       Selain itu pkl juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa
mendatang para siswa dapat bersaing dalam dunia kerja yang semakin ketat seperti saat ini,
untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis dengan wawasan yang luas dan
fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan mutu dalam Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan mengimplementasikan materi yang diperoleh
siswa dari sekolah masing masing terkait jurusannya.
     
      Kegiatan PKL merupakan salah satu bentuk kegiatan dari sekian banyak visi dan misi SMK
Penerbangan Dirghantara dalam mempersiapkan siswa dan siswinya untuk memasuki dunia
kerja. Dunia kerja tersebut tentunya tidak dapat diperoleh dengan mudah, maka dari itu para
siswa tidak hanya dibekali dengan teori belajar saja tetapi juga pemahaman tentang praktek di
lingkungan yang akan mereka hadapi setelah lulus sekolah. Kegiatan PKL dilaksanakan sesuai
dengan kemampuan atau kejuruan yang terdapat pada masing masing siswa.

1.2  TUJUAN PELAKSANAAN OJT

      PKL merupakan salah-satu kegiatan murid untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, yang tercermin dalam pendidikan nasional berbasis
Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan keterampilan agar dapat
menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara dalam peningkatan keterampilan dan keahlian dalam bidang
yang dipelajari.

7
Adapun tujuan diadakan pelaksanaan PKL antara lain:

1. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia kerja.


2. Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan siswa untuk
memasuki dunia kerja.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan terhadap siswa sebagai persiapan dalam
menghadapi atau memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
4. Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa pekerjaan pada tempat dimana Siswa
Melaksanakan PKL.

1.3  TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

       Laporan PKL adalah hasil penulisan Siswa setelah menyelesaikan PKL berdasarkan data
yang diperoleh dan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah.

Adapun tujuan pembuatan laporan ilmiah antara lain:

1. Mendorong siswa agar mampu mengembangkan atau mengemukakan pikiran dan


pendapatnya serta mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sistematis, logis,
dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Meningkatkan kreativitas Siswa dalam penulisan yang bersikap objektif dan ilmiah.
3. Sebagai pertanggungjawaban siswa yang telah melaksanakan tugas PKL yang berkaitan
dengan program keahliannya masing-masing.
4. Sebagai salah satu bukti bahwa siswa yang bersangkutan telah melakukan PKL dengan
baik.

8
BAB II

LATAR  BELAKANG PERUSAHAAN

2.1  Sejarah Perusahaan 

       Berdiri pada Tahun 1975, dengan nama Satuan Udara Kalibrasi yang bernaung dibawah
Direktorat Keselamatan Penerbangan (DITKESPEN), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Pada tanggal 17 SEPTEMBER 1991 BBKFP secara formal terbentuk melalui KM NO.68 tahun
1991 yang berisi tentang organisasi dan tata kerja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan sebagai
unit pelaksana teknis. Pada tanggal 28 FEBRUARI 2013 BKFP menjadi BBKFP berdasarkan
PM 16 TAHUN 2013 tentang organisasi dan tata kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan, balai ini merupakan penyempurnaan dari balai kalibrasi fasilitas penerbangan yang
dahulu dibentuk sesuai dengan keputusan menteri perhubungan nomor: KM 69 TAHUN 2022
tentang organisasi dan tata kerja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan.

       Dan sejak dikukuhkan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) oleh kementrian keuangan
dengan keputusan menteri keuangan nomor 13/KMK.05/2016 tanggal 26 Januari 2016 dan
kemudian dikuatkan oleh peraturan menteri perhubungan NO.PM 122/10 OKTOBER 2016
tentang organisasi dan tata kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BKFP), siap
menjalankan fungsi sebagai BLU jasa di kementerian perhubungan.

       BBKFP siap merubah pandangan dari sebelumnya menjalankan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan birokrasi menjadi entrepreneurship dengan demikian layanan BBKFP menjadi lebih
baik, efisien, profesional, dan akuntabel.

       Dengan menjadi BLU, artinya BBKFP bisa mengelola anggaran sendiri serta meningkatkan
pemanfaatan aset negara secara lebih ter-utilisasi. Aset yang dimaksud tidak hanya yang bersifat
peralatan, tapi juga sumber daya manusia. BBKFP mulai mengembangkan sayap. Kini BBKFP
telah siap untuk melayani kebutuhan kalibrasi dan inspeksi fasilitas udara serta menjamin
kualitas keselamatan penerbangan di ruang udara indonesia dan regional secara keseimbangan
dengan harga yang kompetitif Saat ini BBKFP menepati fasilitas di sebelah kompleks Bandara
Budiarto- Curug. 

BBKFP mempunyai 7 unit pesawat dan 2 unit helikopter untuk kalibrasi dan penerapan, yaitu:

1. 1 unit Pesawat Hawker Beechcraft 900 XP.


2. 4 unit Pesawat Beechcraft King Air 200.
3. 2 unit Pesawat Beechcraft King Air 350i.
4. 1 unit Helikopter Bell 429.               

9
Fungsi BBKFP berdasarkan PM 112 tahun 2016 pasal 3 sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana program.


2. Penyelenggaraan Teknik dan operasi Pesawat udara fasilitas penebangan.
3. Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan operasi penerbangan kalibrasi serta
pengujian alat bantu navigasi penerbangan.
4. Pelaksanaan pemeriksaan internal.
5. Pelaksanaan pengembangan usaha dan kerja sama.
6. Pelaksanaan urusan keuangan dan ketatausahaan.
7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

Alamat kantor: Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Jl raya PLP Curug Legok,
Tangerang – 15820, phone: + 6221 5472942, 5472943, 5473086 Fax:+62215473086.

2.2 VISI MISI PERUSAHAAN

 “Mewujudkan pelayanan penerbangan kalibrasi udara yaitu yang berstandar Internasional


untuk menjamin kualitas keselamatan penerbangan di ruang udara indonesia dan regional
secara berkesinambungan”. Dalam menjalankan visi misi Balai Besar Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan memiliki sebagai macam fasilitas yaitu:

1. Hanggar Pesawat C
2. Hanggar Pesawat D
3. Tools room
4. GSE (ground support equipment)
5. Warehouse
6. Appron
7. Gedung administrasi
8. Gedung simulator

Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan memiliki tugas-tugas penting, berikut


pesawat dan helikopter yang dimiliki oleh Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan.

10
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN 

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

11
BAB III

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (OJT)

3.1   TRIPOD JACK

       Tripod Jack atau yang lebih sering disebut dongkrak pesawat adalah bagian penting dari
pemeliharaan Pesawat Terbang, merupakan salah satu alat bantu yang digunakan untuk
mengangkat beban pada pesawat. Salah satu contoh penggunaannya adalah pada saat pergantian
ban atau rem pada pesawat terbang atau pada saat melaksanakan pemeriksaan landing gear

       Tripod Jack ini memiliki 3 bagian kaki utama karena itu dinamakan tripod dan ada Silinder
Hidrolik dan ada juga rakitan pompa ditengah. Dongkrak pesawat jenis ini tidak boleh digunakan
untuk mengangkat sebagian pesawat pada bidang miring gaya lateral dapat merusak silinder.
Bipod dan quadrupod dapat digunakan dengan cara ini sekama sudutnya tidak ekstrim -
umumnya 6• dan kurang.

Ga
mbar 3.1 Tripod Jack

       Tripod jack menggunakan sistem Hidrolik dalam proses pengangkatan beban, jadi sering
disebut dengan Dongkrak Hidrolik. Prinsip kerja Hidrolik adalah dengan memanfaatkan Hukum
Pascal, “Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruangan tertutup akan diteruskan ke
segala arah sama rata”.

12
3.2 GROUND POWER UNIT

       Ground Power Unit (GPU) adalah salah satu peralatan pendukung pesawat ketika di darat
yang berfungsi sebagai alat penyuplai kelistrikan ke pesawat udara di darat. Biasanya digunakan
ketika Auxiliary Power Unit (APU) dipesawat tersebut dalam keadaan unserviceable (U/S). 

       Pada dasarnya sebuah pembangkit daya yg ada di luar pesawat. Pembangkit daya atau
generator ini biasanya menghasilkan daya sebesar 28 V DC atau 115 V AC dengan frekuensi 400
hz berbeda dengan listrik rumah yang berfrekuensi 50-60 hz.

       Dalam dunia penerbangan peran Ground Power Unit (GPU) sangatlah penting karena alat
ini didesain khusus sebagai alat penyuplai kelistrikan sebuah pesawat ketika Auxiliary Power
Unit (APU) dipesawat tersebut dalam keadaan unserviceable (U/S). Ada beberapa perawatan
berkala yang harus dilakukan seperti penggantian oli, pengecekan komponen-komponen apakah
masih layak pakai atau tidak, dan lain sebagainya.

Gambar 3.2 Ground Power Unit

13
3.3 PUSHBACK

       Dalam dunia penerbangan ada istilah yang dikenal dengan pushback, artinya mendorong
mundur pesawat. Biasanya pesawat tidak dapat mundur dengan sendirinya karena arah tenaga
dari mesinnya biasanya ke arah belakang saja.

       Pesawat pun butuh dimundurkan karena kebanyakan tempat parkirnya menghadap ke


gedung terminal bandar udara atau menghadap ke daerah yang tidak bisa dilewati pesawat.
Untuk pushback sendiri dilakukan dengan menggunakan alat eksternal seperti traktor, atau pun
semacam mesin pendorong.

       Traktor pendorong ini dikenal dengan sebutan pushback tractor, pushback truck, pushback
tug dan lain sebagainya. Traktor pendorong biasanya berbentuk rendah agar tidak menyentuh
hidung pesawat.        

       Cara mendorongnya biasanya dilakukan dengan menyambungkan sebuah batang logam yang
disebut dengan tow bar di antara pesawat dan traktor. Batang tow bar  ini berbeda-beda untuk
jenis pesawat yang berbeda. Bagian yang didorong mundur yaitu nose wheel, dan roda depan
pesawat.

       Selain pengemudi traktor pendorong, ada seorang teknisi, mekanik atau grand handler,
awak darat yang berkomunikasi dengan penerbang melalui intercom dan headset. Ground
handler ini bisa meneruskan pesan dari penerbang ke pengemudi pushback truck.

       Agar dapat didorong dengan aman, maka roda depan pesawat harus bisa berbelok dengan
bebas. Caranya yaitu dengan memutus kendali roda depan dari kokpit atau sistem pesawat agar
tidak terjadi bentrokan arah antara kendali pesawat dan pushback tractor. Berikut akan
dijelaskan mengenai sistem kerja Aircraft towing/Pushback terhadap pesawat :

1. Pastikan bahwa kontak gigi tow bar ada pada lampiran


2. Dekatkan tow bar  perlahan-lahan ke arah hidung pesawat
3. Melepaskan lockpin
4. memindahkan pin ke arah kanan
5. Angkat kepala tow bar penarik gigi ke titik hidung pesawat
6. Masukkan konektor tow bar di sisi kiri dari titik penarik
7. Memindahkan  pin pengunci ke tempatnya untuk mencegah pemutusan konektor panduan
pin
8. Pastikan bahwa tow bar dalam keadaan aman dan terhubung ke hidung pesawat untuk
menarik/mundur
9. Angkat tow bar ke ketinggian konektor penarik
10. Tarik pesawat ke depan sampai mata tow bar menarik pelat atas dari konektor
11. Dilarang melakukan tarik ulur kendaraan dengan menggunakan tow bar

14
Sedangkan untuk prosedur pengoperasian peralatan dari pesawat saat pushback selesai,
diantaranya:

1. Lepas tow bar dari nose gear. Jangan melepaskan tow bar atau membiarkan jatuh bebas
2. Lepaskan towbar dari nose gear terlebih dahulu, kemudian dari tug.
3. Personil pushback harus bersih dari area pergerakan sebelum pesawat berangkat
4. Petugas pushback yang bertugas kemudian memberikan arahan atau tanda “end of
guidance” dan “clear to taxi”.

Crew pesawat akan memberikan tanda dengan tangan atau radio frequency untuk mengarahkan
apakah mereka ingin melakukan komunikasi kembali.

Selain itu, perlu diketahui juga persoalan parkir dan pergerakan aircraft towing/pushback.
Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:

1. Selama engine starting pada area camp, diperlukan kewaspadaan dari semua pihak yang
ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang dan barang, petugas dan
peralatan yang ada di sekitar pesawat.
2. Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang mempunyai
tanggung jawab dan pengetahuan yang lebih. Disamping bertugas mengawasi proses
engine starting, berkoordinasi juga dengan petugas di area ramp lainnya untuk
memastikan bahwa area bahaya dari engine baik itu engine intake ataupun engine exhaust
terbebas dari orang maupun benda.
3. Orang yang bertugas untuk mengontrol engine harus memastikan bahwa sebelum proses
engine starting dimulai dari seluruh pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup
dan terkunci.
4. Petugas di ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang memungkinkan
terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam mengendalikan proses
starting ataupun pergerakan pesawat.
5. Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting harus memiliki
pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan dengan proses
engine starting tersebut.
6. Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam api di dekat area
pesawat selama proses engine starting.

15
Gambar 3.3 KING AIR B200GT PK-CAN

Gambar 3.3 PUSHBACK TRACTOR

16
3.4 INSPECTION AIRCRAFT

Setiap pesawat membutuhkan inspeksi, dan setiap jenis pesawat memiliki persyaratan inspeksi
pesawat yang berbeda. Ketika tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua inspeksi, Anda
memerlukan teknisi perawatan pesawat yang andal untuk menjaga persyaratan, teknis, dan
jadwal tetap jelas. Jenis inspeksi pesawat yang berbeda berkisar dari terjadwal hingga tidak
terjadwal hingga inspeksi untuk kelaikan udara lanjutan, dan masing-masing diperlukan pada
waktu yang berbeda tergantung pada pesawat spesifik.

       Ada beberapa jenis inspeksi pada pesawat dan memiliki jadwal untuk masing-masing
pesawat untuk di cek yaitu

1. Inspeksi Terjadwal 

     Inspeksi terjadwal kemungkinan merupakan inspeksi pesawat wajib yang paling kita tau ini
adalah inspeksi yang diwajibkan oleh FAA dan harus dilakukan secara rutin dan konsisten.
Inspeksi pesawat terjadwal mengacu pada pemeliharaan preventif yang harus dilakukan oleh
awak cabin atau teknisi pemeliharaan secara berkala baik setiap tahun, inspeksi 50 dan 100 jam,
pemeriksaan atau inspeksi bertahap ini untuk memastikan pesawat layak terbang.

2. Inspeksi Tahunan 

     Inspeksi pesawat tahunan, seperti namanya, dilakukan setiap dua belas bulan sekali. Ini
adalah salah satu inspeksi pesawat yang diperlukan untuk semua pesawat, digunakan untuk
rekreasi, untuk instruksi penerbangan, atau untuk disewa.

     Inspeksi pesawat tahunan lebih mendalam daripada inspeksi preflight dan 100 jam. Inspeksi
tahunan mencakup semua inspeksi yang dilakukan dalam inspeksi pesawat seperti flight control
dan pemeriksaan avionics, pengujian dan inspeksi mesin, peninjauan aircraft logbooks,          

     Selama inspeksi tahunan, tim perawatan pesawat akan mencatat setiap masalah atau masalah
yang ditemukan di pesawat dan akan memperbaikinya untuk mengembalikan airworthiness
sebelum terbang lagi.

3. Inspeksi Bertahap

Inspeksi berkelanjutan, atau inspeksi bertahap, digunakan ketika pesawat dengan jadwal
penerbangan yang tidak fleksibel tidak dapat dilakukan untuk waktu yang lama di hanggar untuk
perawatan pesawat, atau ketika manual perawatan secara khusus menentukannya. Contoh yang
bagus untuk ini adalah Inspeksi Bertahap King Air.
Dan juga ada beberapa lagi inspeksi lainnya yang harus memenuhi syarat sampai 400 sampai
800 jam.

17
3.5 NITROGEN

       Nitrogen, tidak seperti udara, tidak mudah meresap melalui karet atau segel yang ditemukan
di komponen pesawat. Hal ini juga lembam dan karena itu ideal untuk mengembang ban pesawat
untuk mencegah degradasi oksidatif dari karet, dengan keuntungan tambahan dari sifat lembam
mencegah kebakaran karena perpindahan panas rem. Nitrogen digunakan dalam peredam kejut
berisi oli untuk mengoptimalkan efisiensi redaman dan untuk mencegah 'dieseling' oli selama
kompresi. Karena sifatnya yang tidak mudah terbakar, nitrogen digunakan untuk mengembang
rakit penyelamat. Nitrogen juga digunakan untuk inert tangki bahan bakar pesawat untuk
mengurangi risiko pembakaran.

       Inflasi ban pesawat meningkatkan efisiensi dalam pendaratan peredam kejut Inflasi rakit
kehidupan Inerting tangki bahan bakar

Gambar 3.5 Nitrogen 

18
3.6 HAND TOOLS

       Hand Tools adalah alat bantu kerja untuk memperbaiki kendaraan dan bisa dioperasikan
hanya dengan menggunakan tenaga manusia. Selain itu, ada juga yang mengartikan hand tools
sebagai alat bantu untuk service kendaraan.

       Tidak hanya berguna sebagai alat bantu service, alat ini juga digunakan sebagai alat bantu
pembongkaran sekaligus pemasangan alat-alat mesin. Menggunakan alat sejenis ini maka dapat
memperoleh banyak keuntungan.

       Pertama, selain lebih praktis juga lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
melakukan reparasi kendaraan. Kedua, alat ini selalu dapat digunakan karena tidak memerlukan
komponen mekanik dengan kegunaan yang rumit. Ada beberapa macam Hand Tools dan
fungsinya masing-masing antara lain 

No Tools Fungsi

1. OPEN END WRENCH Digunakan untuk memasang dan melepas baut /


nut / bolt, pada area bebas, karena open end
wrench ini fisiknya cukup panjang dan tebal.

Gambar 3.6 OPEN AND WRENCH

2. COMBINATION WRENCH Combination Wrenches digunakan di semua  area,


yang dimana  socket  dan  ratchet tidak bisa
digunakan.

Gambar 3.6 COMBINATION WRENCH

19
3. RATCHET Ratchet digunakan sebagai drive socket untuk
melepas dan memasang nut/bolt dengan lebih
cepat.

Gambar 3.6 RATCHET

4. SOCKET/DEEP SOCKET Untuk mengencangkan ataupun melonggarkan


baut serta mur yang terdapat dalam berbagai
komponen pesawat

Gambar 3.6 SOCKET/DEEP SOCKET

5. PHILIPS/FLAT SCREWDRIVER Fungsi Flat untuk mengencangkan dan


melonggarkan baut yang berbentuk minum
Fungsi Philips untuk mengencangkan dan
melonggarkan baut yang berbentuk kembang atau
plus

Gambar 3.6 PHILIPS/FLAT

6. VICE GRIP Digunakan untuk memegang berbagai macam nut,


bolt, pipe fitting atau plat baja yang membutuhkan
pegangan cukup kuat. Hanya digunakan untuk
menjepit, jangan dipakai untuk memuntir.

Gambar 3.6 VICE GRIP

20
7. TWISTER
Twister Tools dari adalah alat yang
mudah digunakan yang membuat
selimut Pinwheel lebih mudah. Alat
Twister memiliki kaki silikon untuk
mengangkatnya di atas kain secukupnya
sehingga alat Anda tidak bergoyang
atau tergelincir di atas

Gambar 3.6 TWISTER

8. DIAGONAL PLIERS
Umumnya mempunyai ukuran panjang
tujuh inch. Digunakan terutama untuk
memotong kawat baja.

Gambar 3.6 DIAGONAL PLIERS

9. BALL  PEEN HAMMER


Digunakan untuk memukul permukaan
plat, punch, chisel dan driving tool. Juga
bisa digunakan untuk memasang rivet.

Gambar 3.6 BALL PEEN HAMMER

21
10. WD 40
Melindungi logam dari karat dan,
menembus bagian yang tersangkut,
menghilangkan kelembaban dan
melumasi hampir semua hal. Bahkan
menghilangkan lemak, kotoran dan
banyak lagi berbagai permukaan
barang / alat.

Gambar 3.6 WD 40

GAMBAR LAMPIRAN

1. Hawker Beechcraft 900XP

22
Gambar Lampiran .Pesawat PK-CAR

       

2. Beechcraft King Air 350i

23
I

Gambar Lampiran 2. Pesawat PK-CAQ

1. Beechcraft King Air 350i

24
Gambar Lampiran 3. Pesawat PK-CAP

  

       

2. Beechcraft King Air B200GT 

25
Gambar Lampiran 4. Pesawat PK-CAC

3. Beechcraft King Air B200GT 

Gambar Lampiran 5. Pesawat PK-CAN

26
1. Helikopter bell 429

Gambar 6. Helikopter PK-CAY

2. Hanggar C BBKFP

27
Gambar 7. Hanggar C

3. Hanggar D BBKFP

Gambar 8. Hanggar D

PENUTUP

28
4.1 KESIMPULAN 

       Berdasarkan pelaksanaan kerja praktek di Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan


selama 2 bulan terhitung tanggal 1 Agustus 2022  sampai 30 September 2022, penulis
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kerja praktek dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, serta waktu yang
diberikan dapat digunakan secara maksimal.
2. Dari pelaksanaan kerja praktek ini, penulis mendapat banyak ilmu tentang sikap atau
attitude terutama mengenaik kedisiplinan dalam menghadapi dunia kerja yang
sesungguhnya.
3. Penulis dapat mengetahui situasi dan keadilan di lingkungan pekerjaan yang
sesungguhnya.
4. Penulis dapat ilmu pengetahuan tentang tata cara atau prosedur-prosedur dalam proses
maintenance pesawat terbang.
5. Penulis banyak belajar tentang cara bersosialisasi yang baik dengan banyak orang,
khususnya pada dunia pekerjaan.
6. Didapatnya pengetahuan mengenai dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan perawatam dan pemeliharaan pesawat terbang.

4.2 SARAN

       Dari beberapa hambatan yang penulis dapatkan. Selama pelaksanaan kerja praktek maka
penulis memiliki beberapa saran agar dalam pelaksanaan kerja praktek selanjutnya dapat berjalan
lebih baik lagi. Ada saran yang penulis berikan antara lain :

1. Penulis berharap untuk tahun ajaran berikutnya pihak sekolah dapat membicara dengan
tiap tiap instansi tempat pelaksanaan kerja praktek tentang jadwal, silabus, serta kegiatan
apa saja yang harus dipraktekkan dapatkan.
2. Penulis berharap waktu pelaksanaan kerja praktek dapat diperpanjang supaya para pelajar
praktek mendapat pembelajaran lebih dalam tentang permasalahan sebenarnya yang
berada di lapangan serta dapat lebih matang dalam mempersiapkan bahan untuk
penyusunan tugas akhir.

Gambar Penutupan OJT :

29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai