Disusun oleh :
Kelas : XI- AKL3
Nama : RIRIN DWI NURHIDAYAH
NISN : 0051560854
Progam Keahlian : AKUNTANSI KEUANGAN DAN
LEMBAGA
Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini telah diteliti, disetujui dan disahkan
oleh Guru Pembimbing, Ketua Program Keahlian dan Kepala Sekolah SMK Negeri
JATIROGO pada :
Hari : ..................................................
Tanggal : ..................................................
Disahkan Oleh :
Mengetahui,
KEPALA SEKOLAH SMK Negeri JATIROGO
Drs. BASUKI,S.ST.M.pd
NIP. 19690115 199703 1 004
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdullilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan KaruniaNya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan
“Praktek Kerja Lapangan”
Penyusunan laporan kegiatan “Praktek Kerja Lapangan” ini adalah salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) serta
kelulusan, tahun pelajaran 2022/2023 dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa saya
(penulis) telah melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
serta sebagai syarat diterbitkannya “Sertifikat PKL”.
Laporan ini dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing,
baik materi maupun teknis. Oleh karena itu ucapan terima kasih kami disampaikan
kepada :
1. Sri Wahyuni Selaku Pembimbing dari kantor Perum Perhutani KPH Tuban
2. Dra. Basuki,S.ST.M.pd selaku Kepala SMK Negeri Jatirogo
3. Dra Heni Kusumaningsih Selaku Ketua Program Keahlian
4. H.Mashudi ,SE Selaku Pembimbing dari Pihak Sekolah
NAMA SISWA
NO. INDUK SISWA
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan 2
C. Manfaat Praktik Kerja Lapang 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4
A. Profil Perum Perhutani Kph Tuban 4
B. Sejarah Perum Perhutani 6
BAB III LAPORAN KEGIATAN PRAKERIN 8
A. Jumlah Pelaksanaan Prakerin 8
B. Hasil Pelaksanaan Prakerin 9
BAB IV PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Masukan dan Saran 11
LAMPIRAN 12
PORTOFOLIO/FOTO PELAKSANAAN PKL 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Kerja merupakan kurikulum pendidikan sekolah menengah kejuruan
yang mendukung kegiatan belajar mengajar siswa melalui kegiatan praktek
kerja secara langsung didunia kerja sesuai dengan program studi tertentu
untuk mencapai keahlian kerja sebagai bekal untuk bekerja secara maksimal
Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi nya, SMK Negeri Jatirogo
melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi siap
1
memasuki dunia kerja dan dunia industri (DU/DI), tentunya hal itu tidak dapat
diraih dengan mudah, tidak hanya dengan belajar berbagai teori yang berada
disekolah, namun seorang siswa atau siswi harus belajar mengenai bagaimana
lingkungan yang berada di dunia kerja dan tentunya bagaimana pekerjaan
yang akan dihadapinya nanti selepas lulus sekolah.
2
● Melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara
profesional di dunia kerja yang sebenarnya.
● Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh siswa siswi prakerin sesuai bidang masing-masing
3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Deskripsi/profil
Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban adalah salah satu
unit manajemen di wilayah Divisi Regional Jawa Timur. Luas wilayahnya
28.602,5 Ha meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Tuban
19.412,4 ha (67,9 %), Lamongan 8.177,7 ha (28,6 %), serta Kabupaten Gresik
1.012,4 ha (3,5 %). Kawasan hutan terdiri 3 (tiga) bagian hutan (BH).
Berdasarkan hasil evaluasi potensi sumber daya hutan tahun 2010, kawasan
hutan KPH Tuban adalah Hutan Produksi seluas 26.072,2 ha (91.15 %),
kawasan lindung 400,3 ha (1,4 %), Hutan lainnya 1.966,4 ha (6,87%) dan Alur
163,6 ha (0,57 %).
Berdasarkan BATB (Berita Acara Tata Batas) tahun 1930 – 1931 KPH Tuban
merupakan hutan produksi yang berdasarkan topografi terdiri dari 33 % lahan
landai, datar (56 %), dan bergelombang(11 %).
KPH Tuban berada di ketinggian 0 s/d 500 dpl. Letak Geografis 111.30° –
112.35° Bujur Timur dan 6.40° – 7.18° Lintang Selatan. Berdasarkan Geologi,
4
kondisinya terdiri dari batu liat, batu kapur, dan napal. Iklim di kawasan KPH
Tuban termasuk tipe D dengan curah hujan 220 mm per tahun.
Kawasan hutan KPH Tuban memiliki 3 (tiga) Bagian Hutan (BH) dengan
kelas hutan jati dan jenis tanah sebagai berikut :
Ketujuh BKPH tersebut adalah BKPH Kerek, BKPH Merakurak, BKPH Jadi,
BKPH Plumpang, BKPH Sundulan, BKPH Jompong dan BKPH Kranji. Luas
BKPH Kerek adalah 4.472,7 Ha, meliputi wilayah kerja RPH Gaji, RPH
Sugihan, RPH Nglonde, RPH Simbatan dan RPH Padasan. BKPH Merakurak
memiliki luas 3.882,1 Ha, meliputi RPH Senori, RPH Merakurak, RPH Becok
dan RPH Kebonagung. BKPH Jadi punya luas 4.331,7 Ha, meliputi RPH Jadi,
RPH Gesikan, RPH Kareyan, RPH Bogor dan RPH Sambongrejo. BKPH
Plumpang punya luas 2.990,0 Ha meliputi RPH Pakah, RPH Ngembes, RPH
Suruhan dan RPH Rengel.
5
Sementara BKPH Sundulan punya luas 4.526,4 Ha, meliputi RPH Ngimbang,
RPH Sigagak, RPH Kujung, RPH Wangun dan RPH Kepodang. Lalu BKPH
Jompong memiliki luas 5.787,7 Ha, membawahi RPH Siman, RPH Pambon,
RPH Lembor, RPH Gelap, RPH Gampang, dan RPH Dadapan . Dan BKPH
Kranji mempunyai luas 2.701,9 Ha, meliputi RPH Kranji, RPH Solokuro, dan
RPH Panceng. Selain itu, wilayah KPH Tuban juga meliputi alur seluas 157,3
Ha.
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1897 saat pemerintah Hindia
Belanda membentuk Jawatan Kehutanan untuk mengelola hutan. Pada tahun
1930, pengelolaan hutan diserahkan ke Djatibedrijf (perusahaan jati). Pada
tahun 1940, pengelolaan hutan jati di Jawa dan Madura dikembalikan ke
Jawatan Kehutanan. Pada tahun 1942, di masa pendudukan Jepang, nama
Jawatan Kehutanan diubah menjadi Ringyo Tyuoo Zimusyo (Jepang: 林業中
央 事 務 所 , ringyō chūō jimusho). Setelah Indonesia merdeka, seluruh hak,
kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan
Madura diserahkan ke Jawatan Kehutanan. Pada tahun 1961, pemerintah
Indonesia mendirikan sejumlah Perusahaan Kehutanan Negara, masing-
masing untuk mengelola hutan yang terletak di satu provinsi.[5] Pada tahun
1972, Perusahaan Kehutanan Negara Jawa Timur dan Perusahaan Kehutanan
Negara Jawa Tengah digabung untuk membentuk perusahaan ini dengan nama
"Perusahaan Umum Kehutanan Negara".[6] Pada tahun 1978, wilayah kerja
perusahaan ini diperluas, sehingga juga meliputi hutan yang terletak di Jawa
Barat.[7] Pada tahun 2001, status perusahaan ini diubah menjadi persero,[8]
namun pada tahun 2003, status perusahaan ini kembali diubah menjadi
perusahaan umum. Pada tahun 2014, perusahaan ini ditunjuk sebagai induk
holding BUMN kehutanan, yang beranggotakan Inhutani I, Inhutani II,
Inhutani III, Inhutani IV, dan Inhutani V.[3][4][9] Pada tahun 2022,
perusahaan ini menggabungkan Inhutani II dan Inhutani III ke dalam Inhutani
I, serta menggabungkan Inhutani IV dan Perhutani Anugerah Kimia ke dalam
Inhutani V. Melalui penggabungan tersebut, Inhutani I difokuskan pada
6
produksi kayu bulat, olahan kayu, dan biomassa, serta pengembangan proyek-
proyek berbasis alam atau perdagangan karbon. Sementara Inhutani V
difokuskan pada produksi gondorukem, terpentin, dan turunannya.[10]
7
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
NO KEGIATAN
1 MENOMORI/MENGARSIP KK
2 MENOMORI/MENGARSIP BK
3 MENOMORI/MENGARSIP KKUM
4 MENOMORI/MENGARSIP KMUM
5 MENOMORI/MENGARSIP BM
6 MENOMORI/MENGARSIP EDC
14 KOREKSI UK TPK
15 KOREKSI UK PENGUJI
8
18 MENYIAPKAN BLANKO
19 MENYETEMPEL BLANKO
20 MENGARBON
22 SENAM
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerin ini, sangat banyak pengalaman dan
ilmu pengetahuan yang kami dapatkan. Jika di sekolah kita diajarkan
bermacam-macam teori kejuruan, maka katika prakerin teori itu akan
digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan (Praktek) Pada
intinya, kegiatan Prakerin sangat berguna untuk mengembangkan apa yang
diajarkan di sekolah. Prakerin bisa disebut sebagai pelengkap dan proses
10
pematangan atau pemantapan kelak saat sudah berkecimpung dalam dunia
kerja.
11
12
13
14