Anda di halaman 1dari 7

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIFITAS PEMANFATAN

RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA MAKASSAR.


STUDI KASUS TAMAN MACAN

OLEH:
FACHRI MUHAMMAD
D042221023

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
ONTOLOGI : Hakikat Yang Dikaji

Taman Kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota adalah


bagian dari ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang
di isi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna
mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan
oleh RTH dalam kota tersebut yaitu: keamanan, kenyamanan,
kesejahtraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut (Sukawan,
2012). Seperti halnya taman taman kota besar lainnya, selain lapangan
hijau taman kota juga dilengkapi dengan jogging track, pedestrian,
tempat duduk, taman bermain anak-anak, taman air, dan stage, serta
parkir. Ruang publik adalah suatu ruang yang berfungsi untuk
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan interaksi masyarakat,
peningkatan pendapatan, pagelaran kesenian (Darmawan, 2009).
Ruang publik yang menarik akan selalu dikunjungi oleh masyarakat
luas dengan berbagai tingkat kehidupan sosial, ekonomi, etnik, tingkat
pendidikan, perbedaan umur, dan motivasi atau kepentingan yang
berlainan (Darmawan, 2009).
Ruang publik merupakan salah satu dari elemen perkotaan yang
memiliki peranan penting. peran ruang public perkotaan adalah
sebagai pusat interaksi dan komunikasi bagi masyarakat baik formal
maupun informal, individu maupun kelompok. Menurut Darmawan
(2007: 2) ruang publik adalah elemen perkotaan yang memiliki
karakter tersendiri dan memiliki fungsi interaksi sosial bagi
masyarakat, kegiatan ekonomi dan apresiasi budaya.
Secara umum ruang publik dapat didefinisikan dengan cara
membedakan arti katanya harafiah terlebih dahulu. Publik merupakan
sekumpulan orang-orang tidak terbatas siapa saja dan ruang
merupakan suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya
unsur-unsur yang membatasinya (Ching, Billing, and Gordon 1992).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa ruang publik
merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain sedemikian rupa
sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang
(publik) dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat publik
sesuai dengan fungsi ruang publik tersebut. Menurut Setiawan (1995),
“kegiatan selalu mengandung empat hal pokok yaitu pelaku, macam
kegiatan, tempat dan waktu berlangsungnya kegiatan”.
Taman Macan merupakan ruang terbuka publik yang dikelola
oleh pemerintah Kota Makassar. Taman ini berada di salah satu pusat
keramaian di kota Makassar.
Kondisi Taman Macam saat ini belum dilengkapi dengan fasilitas
modern, akan tetapi fasilitas-fasiltas pada Kawasan tersebut dianggap cukup
memenuhi kebutuhan para pengunjung, ditandai dengan adanya fasilitas
toilet, lampu taman, wastafel, dan Jogging track/ pedestrian way, sehingga
cukup banyak masyarakat yang berkunjung ke taman tersebut.
Sebagai ruang terbuka publik yang berada di pusat kota seharusnya
Taman Macan ini lebih banyak lagi fasilitas-fasilitas modern yang
disediakan agar dapat dinikmati oleh warga. Mengingat lokasi taman macan
ini sangat-sangat strategis dan dekat dengan perkantora, hotel, tempat wisata
dan lain sebagainya.

EPISTEMOLOGI : Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk


menganalisis persepsi masyarakat terhadap efektifitas pemanfatan ruang
terbuka publik kota makassar. Analisis kuantitatif merupakan penilaian
yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa-peristiwa, kejadian yang
terjadi di masa sekarang. Pelaksanaannya tidak hanya menyajikan,
mengumpul dan menyusun data, tetapi melalui survey (questioner dan
observasi). Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan
diinterpretasi untuk menjelaskan permasalahannya sehingga dapat
menggambarkan suatu kejadian ataupun keadaan objek yang di teliti.
Daerah penelitian sangat penting untuk memperoleh data dalam hal
penyusunan, oleh karena itu peneliti memilih lokasi penelitian . Penelitian
ini dilaksanakan di Taman Macan Kota Makassar.

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah


generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi tertentu (Sugiono, 2012:215). Purposive sampling merupakan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memilih
orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik
penelitian. Gay dan Diehl (1992) berpendapat ukuran sampel yang diterima
akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. Jika penelitiannya bersifat
deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi. Jika
penelitiannya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek. Penelitian
ini merupakan penelitian korelasional, sehingga sampel yang dibutuhkan
minimal 30 responden.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer
(responden), data sekunder (institusi terkait) dan studi pustaka yaitu dengan
cara mempelajari literatur - literatur yang berhubungan dengan topik
penelitian, antara lain buku, jurnal, laporan dari lembaga - lembaga yang
terkait dan bahan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode
pengumpulan data dibagi kedalam 2 tujuan
1) Pengumpulan data sekunder mengenai implementasi kebijakan
pengelolaan dan apabila perlu akan dilakukan wawancara dengan key
informan.
2) Pengumpulan data primer untuk mengetahui, pengaruh faktor sumber
daya dan pengaruh faktor lingkungan Kawasan terhadap masyarakat.
pengelolaan dilakukan melalui kuesioner.
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena (variabel penelitian) yang diamati yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Jumlah instrumen penelitian tergantung
pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Untuk memudahkan penyusunan maka perlu digunakan matrik
pengembangan instrumen (Sugiyono, 2012).

Tabel pengembangan instrument


NO variabel indikator
1 (y) pemanfaatan a. terlaksananya kegiatan system
ruang penyangga kehidupan
- peninjauan terhadap kondisi
Kawasan
- tersedianya sarana kegiatan
Terlaksananya kegiatan
b. terlaksananya kegiatan
pengawetan keaneka ragaman jenis
tumbuhan
- tersedianya cukup informasi
mengenai jenis tanaman
-terdapatnya kegiatan pembinaan
-terdapat kegiatan pengelolaan
jenis tumbuhan
c. terlaksananya kegiatan
pemnfaatansecara lestari
sumberdaya lahan
- bermanfaat untuk penelitian dan
pengembangan
- bermanfaat untuk tempat
Pendidikan dan peningkatan
kesadartahuan konservasi alam
- pemnfaatn kondisi dengan wisata
alam

2 (X) faktor a. zonasi Kawasan


karasteristik - terdapat penataan zonasi yang
sesuai dengan daya dukung
Kawasan
b. kualitas taman
- pedestrian
- jogging track
-area bermain
- plasa
- fasilitas bangunan Kawasan
- tersedianya sumber air

Analisis data kuisioner dilakukan dengan metode korelasi asimetris


melalui software SPSS untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
X terhadap Y. Korelasi Asimetris ialah korelasi antara dua variable dimana
variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel
bebas dan variabel terikat) dengan langkah-langkah analisis sebagai
berikut :
 Membuat skala likert terhadap jawaban setiap pertanyaan dari kuesioner,
diukur dari gradasi sangat positif sampai sangat negatif.
4 = Sangat baik, Sangat setuju, Selalu, Sangat sesuai 3 = Baik, Setuju,
Sering, Sesuai
2 = Kurang baik, Kurang setuju, Kadang-kadang, Kurang Sesuai 1 =
Tidak baik, Tidak setuju, Tidak pernah, Tidak Sesuai
 Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2013). Ketepatan validitas suatu instrumen penelitian
tergantung pada kemampuan intrumen tersebut mencapai tujuan
penelitian. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan
membandingkan r tabel dengan r hitung. Apabila r hasil>r tabel, maka
instrumen tersebut valid (dalam SPSS dapat dilihat pada kolom”Corrected
item-Total Correlation”).
Reliabilitas menjelaskan sejauh mana suatu proses pengukuran dapat
dipercaya (Azwar, 2013). Uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan
koefisien alpha, dikatakan memiliki reliabilitas tinggi. jika memiliki
koefisien alpha >0,60 (dalam SPSS dapat dilihat pada kolom”Cronbach's
alpha”) Apabila instrumen penelitian telah valid dan reliabel maka
instrumen tersebut bisa digunakan untuk pengumpulan data.
 Uji normalitas data
Uji normalitas data adalah uji untuk mengukur apakah data yang
didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai
dalam statistik. untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang
berlaku adalah sebagai berikut:
 Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α=5%
 Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh
 Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
 Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
AKSIOLOGI : Nilai Kegunaan Ilmu

Tujuan penelitian ini ialah menganalisis efektifitas pemanfaatan


ruang publik, kualitas, fasilitas penunjang Taman Macan sebagai ruang
terbuka publik dan mengidentifikasi faktor–faktor yang
mempengaruhi efektifitas pemanfaatan fasilitas Taman Macan
Makassar.
Yang diteliti dengan menggunakan metode yangbersifat
deskriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
merupakan penilaian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa-
peristiwa, kejadian yang terjadi di masa sekarang. Pelaksanaannya
tidak hanya menyajikan, mengumpul dan menyusun data, tetapi
melalui survey (questioner dan observasi). Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis dan diinterpretasi untuk menjelaskan
permasalahannya sehingga dapat menggambarkan suatu kejadian
ataupun keadaan objek yang di teliti.

Anda mungkin juga menyukai