Anda di halaman 1dari 2

Manajemen kanker serviks di Malaysia meliputi 3 pilar, diantaranya primary prevention, secondary

prevention dan treatment and supportive care.

Sedangkan di Indonesia pencegahan kanker serviks terdiri dari 4 pilar yaitu promosi
kesehatan,deteksi dini, perlindungan khusus, tatalaksanan kasus

Meskipun terdapat perbedaan namun pada dasarnya manajemen kanker serviks di Indonesia dan
Malaysia memiliki prinsip yang sama. Di Malaysia pilar 1 yaitu primary prevention meliputi program
vaksinasi HPV bagi usia <15 tahun sebagai program nasional sejak 2010. Diantara remaja yg
berusia 15 tahun pada 2020, 8 diantara 10 remaja putri menerima dosis terakhir vaksinasi
HPV.
Di Indonesia vaksin HPV menjadi pilar ketiga, yaitu termasuk dalam perlindungan khusus.
Program Introduksi Imunisasi HPV tahun 2022-2024 di Indonesia berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan No HK.01.07/MENKES/6779/2021 yang dilaksanakan terintegrasi dengan
Bulan Imunsiasi Nasional (BIAS) dengan sasaran anak perempuan usia sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dan yang sederajat.
Pilar kedua manajemen kanker serviks di Malaysia berupa secondary prevention merupakan
program skrining nasional dengan metode sitologi dengan target usia skrining 35 – 65 tahun.
Terdapat guideline deteksi dini kanker serviks bagi fasilitas kesehatan primer dan terdapat
sistem rujukan yang jelas dari faskes primer ke sekunder dan tersier. 4 dari 10 wanita telah
di skrining kanker serviks selama 5 tahun terakhir.
Deteksi dini kanker serviks di Indonesia termasuk dalam pilar kesatu dan kedua. Pilar 1
merupakan promosi kesehatan dimana targetnya ialah perempuan usia 30-50 tahun. Pilar
kedua yaitu deteksi dini yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan primer agar kasus kanker
serviks dapat didiagnosis sejak awal.
Pilar ketiga manajemen kanker serviks di Malaysia yaitu treatment and supportive care,
dimana sudah tersedia pedoman nasional tatalaksana kanker serviks. Unit diagnosis dan
terapi kanker juga sudah ada di Malaysia. Terdapat 13 Unit radioterapi per 10.000 pasien
kanker (2021). Berikut data ketersediaan fasilitas kesehatan kanker di Malaysia :
Unit diagnosis dan terapi (2021)
Pusat kanker pada fasilitas kesehatan tersier : ada
Laboratorium patologi : ada
Bedah onkologi : ada
Kemoterapi : ada
Radioterapi : ada
Jumlah staf medis (per 10.000 pasien kanker) :
Onkologi radiasi (2019) : 3
Fisikawan medis (2019) : 65
Bedah (2011) : 449
Radiologi (2019) : 114
Tenaga medis nuklir (2019) : 114

Terapi paliatif bagi pasien NCDs (Non Communicable Disease) / Penyakit tidak
menular
Pada fasilitas kesehatan primer : ada
Pada komunitas atau home-based care : tidak ada
Di Indonesia tatalaksana kasus termasuk dalam pilar keempat dimana target pasien
mendapatkan pengobatan setelah diagnosis kanker serviks adalah 90 hari. Sehingga
diperlukan unit-unit fasilitas kesehatan untuk tatalaksana kanker serviks yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai