Anda di halaman 1dari 19

TUGAS METODOLOGI KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi


Dengan Manajemen Hipertermia : Terapi Tepid Sponge Pada Anak Demam

Dosen Pengampu : Dr. Ibnu Rusdi, M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Sabilus Saadah (P032114401034)


2. Sandea Alif Aziza (P032114401035)
3. Silja Fatimah (P032114401036)
4. Sri Nuraini (P032114401037)
5. Syafa Nuha Syahida (P032114401038)
6. Ulva Yaumil Chaier (P032114401039)
7. Widya Ayu Lestari (P032114401040)
8. Yessi Padian Putri Adillah Hsb (P032114401041)
9. Yunisha Putri Amanda (P032114401042)

TINGKAT 2A
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
2022/2023
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Tanggal Pengkajian : 21 April 2021
Jam : 16.00

a. Identitas Klien

Nama Klien : An. F


Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 18 Juni 2016
Usia : 6 Tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : Sekolah Dasar
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Alamat : Jl. Padang Makmur I, Kelurahan
Betungan, Kecamatan Slebar, Kota
Bengkulu

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ibu Poppy
Hubungan : Ibu Kandung
Usia : 39
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Padang Makmur I, Kelurahan
Betungan, Kecamatan Selebar, Kota
Bengkulu

2. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan An. F Demam, dan ketika BAB sering encer
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 April 2021. Ibu klien
mengatakan anak saat BAB encer disertai demam, ibu klien
mengatakan An. F hari ini sudah BAB sebanyak > 3 kali/hari. Ibu klien
mengatakan An. F juga mengalami demam dengan suhu 37,8°C

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ibu klien mengatakan Anak Sebelumnya belum pernah dirawat dirumah
sakit, jika anak sakit dibawa ke pelayanan kesehatan (puskesmas) atau
hanya membeli obat ke apotek. Ibu klien juga mengatakan tidak ada
riwayat kejang saat anak demam

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit akut, kronis atau
menular seperti TB, Hepetitis, Asma, dll dalam keluarga

4. Pemeriksaan Fisik
Tabel Hasil Pemeriksaan Fisik pasien dengan gangguan Kebutuhan
Keamanan dan Proteksi : Hipertermi dengan Kasus Demam
No Observasi Hasil Observasi

1. Keadaan Umum Lemah

2. Tanda-Tanda Vital

Nadi 96x/mnt

Pernafasan 21x/mnt

Suhu 37, 8°C

Td 110/90 mmHg
3. Kepala Inspeksi :

1. Rambut hitam dan sedikit bermiyak

2. Pertumbuhan rambut merata pada kepala

3. Tidak terdapat luka/lesi pada kepala

Palpasi :

1. Teraba hangat dibagian dahi

2. Tidak terdapat pembengkakan pada kepala

3. Tidak ada tekan/lepas pada kepala

4. Rambut sedikit bermiyak

4. Mata Inspeksi :

1. Mata Simetris

2. Konjungtiva Ananemis

3. Sklera Anikterik

Palpasi :

1. Tidak terdapat nyeri tekan pada area sekitar


mata

5. Hidung Inspeksi :

1. Tidak terdapat sekret pada hidung

2. Letak simetris

3. Tidak terdapat pernapasan cuping hidung


4. Hidung bersih

Palpasi :

1. Tidak terdapat luka/lesi pada hidung

2. Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung

6. Mulut Inspeksi :

1. Mukosa bibir kering

2. Bibir nampak pucat

3. Gigi nampak berlubang

4. Kebersihan mulut bersih

7. Leher Inspeksi :

1. Tidak terdapat luka/lesi disekitar leher

Palpasi :

1. Tidak terdapat pembesaran Kelenjar teroid

8. Dada Inspeksi :

1. Bentuk dada simetris

2. Tidak terdapat luka/lesi pada dada

3. Tidak terlihat reteksi dinding dada

Palpasi :
1. Vermitus kiri kanan sama

Auskultasi :

1. Bunyi paru Vesikuler

9. Abdomen Inspeksi :

1. Tidak terdapat luka pada abdomen

Palpasi :

1. Tidak ada nyeri tekan

2. Tidak terdapat pembesaran Hepar

Perkusi :

1. Suara abdomen tympani

Auskultasi :

1. Bising usus 38x/Menit

10. Ektremitas Atas Inspeksi :

1. Tidak ada kelainan pada tulang

2. Tidak terdapat luka dan lesi

Palpasi :
1. Akral teraba dingin

11. Ektremitas Bawah Inspeksi :

1. Tidak terdapat kelaianan dan kecacatan tulang

2. Tidak terdapat lesi/luka pada kaki kiri dan


kanan

Palpasi :

1. Akral teraba dingin

Kekuatan Otot : 4 4 4 4

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pasien mengalami demam.

5. Riwayat Tumbuh Kembang


Tabel Riwayat Tumbuh kembang pasien dengan gangguan Kebutuhan Keamanan
dan Proteksi : Hipertermi dengan Kasus Demam
No Observasi Hasil Observasi

1. Pertumbuhan Fisik

BB 17,6 kg

Tinggi Badan 95 cm

Waktu Tumbuh Gigi 7 bulan

2. Perkembangan Tiap Tahap

Perkembangan Motorik Kasar Ibu klien mengatakan An. F dalam proses


tumbuh dan kembang tidak ada hambatan.
Pada umur 3 tahun An. F sudah mampu
melakukan gerakan sederhana seperti
melompat dan berjalan cepat, kemudian di
umur 4 tahun An. F sudah mampu berlari dan
menuruni anak tangga dengan cepat. Kemudian
pada umur yang sekarang An. F sudah mampu
bermain dengan teman-temannya seperti
bermain bola dan lomba lari

Perkembangan Motorik Halus Ibu klien mengatakan pada umur 3 tahun anak
sudah mulai bisa memegang dan menepatkan
benda sesuai dengan tempatnya, pada umur 4
tahun An. F sudah mampu bermain susunan

Perkembangan Sosial Ibu klien mengatakan teman di lingkungan


rumah banyak. Tidak ada hambatan dalam
perkembangan sosial An. F

Perkembangan Emosional Ibu klien mengatakan An. F mampu


mengeksperesikan ketika dia marah, senang
dan menangis dengan baik.

Perkembangan Kognitif Anak mampu menjawab soal hitungan


sederhana seperti 2+2 = 4 dengan baik dan
benar.

Dari hasil pengkajian pertumbuhan dan perkembangan didapatkan bahwa pasien


tidak mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan

6. Pola Aktivitas Sehari-hari


Tabel Pola aktifitas sehari-hari pasien dengan gangguan Kebutuhan Keamanan
dan Proteksi : Hipertermi dengan Kasus Demam
No Pola Sehari-hari Sebelum Sakit Setelah Sakit
1. Pola Nutrisi

Makan

Jenis Nasi Nasi Lunak

Jumlah Sedang Sedikit

Waktu 2-3 Sehari 1-2 Sehari dengan


porsi sedikit

2. Minum

Jenis Air Putih dan susu Air Putih

Jumlah 1-2 liter/hari 1 liter/hari

Waktu Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam

3. Istirahat

Siang ±4 jam < 4 jam, hanya 2 jam

Malam ±8 Jam < 8 Jam, hanya 5-6


Jam

4. BAK 4-5 kali 2-3 kali dalam sehari

5. BAB 3x/hari 3-5x/hari

Dari Hasil pengkajian pola aktivitas sehari-hari didapatkan bahwa pasien


mengalami penurunan perubahan jenis makanan, jumlah dan waktu makan,
kemudian perubahan juga terjadi pada aktivitas minum, jumlah asupan cairan
(minum) berkurang. Pada pola istirahat siang dan malam kedua 10 pasien juga
berubah. Pada pola BAB dan BAK juga terjadi perubahan.
7. Data Psikologis
Ibu klien mengatakan An. F gelisah dan sering menangis.

8. Pemeriksaan Penunjang
Tabel Pemeriksaan Penunjang pasien dengan gangguan Kebutuhan Keamanan dan
Proteksi : Hipertermi dengan Kasus Demam
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

1. Leukosit 15.400/uL 5000- 14.500/uL

2. Trombosit 510.000/uL 150.000-400.000/uL

9. Riwayat Pemberian Obat


1. Paracetamol Antiperetik 3x1
2. Ciprofloxacim Antibiotik 2x1
3. Oralit 1x1

B. Analisa Data
No Data Senjang Etiologi Masalah

A. 1. Ds : Agen Insfeksius Hipertermia


(Bakteri)
1. Ibu klien mengatakan
demam An. F sejak 2 hari
terakhir
Mediator
2. Ibu klien mengatakan Inflamasi
sering demam pada sore
dan malam hari.
Monosit/makrofag
3. Ibu klien mengatakan
suhu saat demam yaitu
37,8°C
Sitokin pirogen

Do :

1. Suhu tubuh 37,8°C Mempengaruhi


hipotalamus
2. Kulit teraba panas
arterior
3. Mukosa bibir kering

4. Nampak lelah
Demam
5. Akral teraba dingin

C. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh 37,8°C.
b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
ibu klien mengatakan anak Lemah dan lesu.

D. Intervensi Keperawatan
No Dx. Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil

1 Hipertemia Ekspetasi : Membaik Intervensi Utama :

Manajemen Hipertermia

Kriteria Hasil :

1. Menggigil menurun Observasi

2. Pucat menurun 1. Identifikasi penyebab


hipertermia (mis, dehidrasi,
3. Suhu tubuh menurun
terpapar lingkungan panas,
4. Suhu kulit menurun penggunaan inkubator)
5. Tekanan darah membaik 2. Monitor suhu tubuh

6. Ventilasi membaik 3. Monitor kadar elektrolit

4. Monitor haluaran urine

5. Monitor komplikasi akibat


hipertermia

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang


dingin

2. Longgarkan atau lepaskan


pakaian

3. Basahi dan kipasi


permukaan tubuh

4. ganti linen setiap hari atau


lebih sering jika mengelami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)

5. Lakukan pendinginan
eksternal (Terapi Tepid
Sponge)

6. Hindari pemeberian
antiperetik atau aspirin

7. Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemebrian
cairan elektrolit dan elektrolit
intravena, jika perlu Intervensi
Utama

2 Intoleransi Ekspektasi : Membaik Manajemen Energi


Aktivitas
Observasi

Kriteria Hasil : 1. Mengidentifikasi gangguan


fungsi tubuh yang
1. Frekuensi nadi
mengakibatkan kelelahan
meningkat
2. Monitor kelelahan fisik dan
2. Saturasi oksigen
emosional
meningkat
3. Monitor pola dan jam tidur
3. Kemudahan dalam
melakukan aktivitas - Hanya 5-6 Jam setelah sakit
seharihari meningkat
4. Monitor lokasi dan
4. Kecepatan berjalan ketidaknymanan selama
meningkat melakukan aktivitas

5. Jarak jalan meningkat

6. Kekuatan tubuh bagian Terapeutik


atas meningkat
1. Sediakan lingkungan
7. Kekuatan tubuh bagian nyaman dan rendah stimulus
bawah meningkat (mis, cahaya, suara, dan
kunjungan)
8. Keluhan lelah menurun
9. Perasaan lemah menurun 2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
10. Warna kulit membaik
3. Berikan aktivitas sistraksi
11. Tekanan darah
yang menenangkan
membaik
4. Fasilitasi duduk di sisi
12. Frekuensi napas
temat tidur, jika tidak dapat
membaik
berpindah dan berjalan

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring

2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap

3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang

4. Ajarkan strategi koping


untuk mengurangi kelelahan.

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan

E. Implementasi

NO DIAGNOSA HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM RESPON PASIEN
1. Rabu,21 April OBSERVASI:
2021 1.Mengukur TTV 1.Nadi : 96 x/menit
Pukul 2.Mengukur suhu Rr : 21 x/menit
16.00 wib tubuh sebelum Suhu : 37,8 c
melakukan tindakan 2.Suhu tubuh
sebelum dilakukan
tindakan 37,8 c

TERAPEUTIK:
1. Mempersiakan 1.Lingkungan
lingkungan nyaman,ibu klien
2. Melepaskan mendampingi selama
pakaian klien proses pengompresan
3. Melakukan 2. Klien bersedia
pendinginan membuka pakaian
eksternal, kompres dibantu dengan ibu
(melakukan tepid klien
spone pada anak) 3. klien tampak
- mengukur suhu nyaman dengan
sebelum melakukan waslap yang
tindakan tepid sponge diletakkan pada
- melepaskan pakaian bagian
klien dahi,aksila,dan
- tutup tubuh klien lipatan paha
dengan handuk 5. klien nyaman saat
-Basahi waslap dilakukan seka pada
kemudian etakkan bagian tangan,
waslap pada punggung , dada, dan
dahi,aksila dan lipatan kaki
pah klien 6. klien mengikuti
-Kemudian usap tindakan yang
bagian tangan kanan dilakukan dengan
dan kiri, baik
punggung,dada 7. Suhu tubuh setelah
-Kemudian lanjutkan dilakukan tiindakan
pada bagian kaki 37,4 c
kanan dan kiri
-Keringkan tubuh
klien dengan handuk
-Pakaikan kembali
pakaian klien
-Lakukan pengukuran
kembali suhu tubuh
klien 15 menit setelah
dilakukan tindakan
4. Mengukur suhu
tubuh setelah
dilakukan tindakan
Edukasi: 1.Ibu klien
1. Menganjurkan memahammi edukasi
untuk banyak istirahat untuk lebih banyak
memberikan istirahat
pada an. F

Kolaborasi: 1. An. F kooferatif


1. Pemberian obat saat dilakukan
paracetamol 3×1 pemberian
2. Pemberian obat,didampinngi
antibiotic dengan ibu
Ciprofloxacim 2 x 1
3. Oralit 1 x 1
2. 21 April 2021 OBSERVASI: 1. Kelelahan
Pukul 1. Melakukan fisik disebabkan anak
17.00 WIB monitor kelelahan mengalami diare, dan
fisik dan emosional demam.
2. Melakukan 2. Pola dan jam
monitor pola dan jam tidur pada anak
tidur berubah semenjak
anak sakit.

TERAPEUTIK: 1. Keluarga
1. Menyediakan menyediakan
lingkungan nyman, lingkungan yang
mengurani suara nyaman saat anak
bising yang akan istirahat/tidur dengan
menggangu istirahat tidak diperbolehkan
anak teman- temannya
2. Memfasilitasi mengajak bermain
istirahat 2. Keluarga
memfasilitasi
istirahat dan tidur an.
F
Edukasi: 1. Keluarga
1. Menganjurkan mengurangi aktivitas
keluarga untuk bermain an. F
mengistirahatkan an. 2. Aktivitas pada
F lebih banyak dari an. F dilakukan
basanya, mengurangi secara bertahap
aktivitas bermain.
2. Menganjurkan
keluarga untuk
melakukan aktivitas
secara bertahap pada
an. F
1. Keluarga
Kolaborasi: Meningkatkan
1. Meningkatkan asupan makanan
asupan gizi dengan yang tinggi protein
cara meningkatkan dan kalori, serta
asupan makan. asupan cairan pada
Mengajurkan makan an. F
sedikit tapi sering dan
menyarankan lebih
banyak minum.

Sumber

Ilham Apri Asyurra (2021). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan


Keamanan Dan Proteksi Dengan Manajemen Hipertermia : Terapi Tepid
Sponge Pada Anak Demam Di Puskesmas Wilayah Kerja Betungan Kota
Bengkulu
Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta:
Selemba Medika
Ardiansyah, M (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakrta : EGC
Astuti Puji, Astuti, W. T. (2018). Penerapan Water Tepid Sponge (Wts) Untuk
Mengatasi Demam Tipoid Abdominalis Pada An. Z. Jurnal Keperawatan
Karya Bhakti 4(2), 20-29. Retrieved from
http://ejournal.akperkbn.ac.id/index.php/jkkb/article/view/46
Indrayanti, D. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami Demam
Tifoid dengan Hipertermia Di Ruang Melati RSUD Karanganyar. Karya
Tulis Ilmiah. STIKES Kusuma Husada Surakarta.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=2221. Diakses
pada tanggal 4 Februari 2019.
Jannah, W. (2020). Pengaruh Terapi Tepid Sponge Batd Pada Penurunan Suhu
Tubuh Anak Penderita Thpoid Di Desa Batioh Kec. Banyuates Kab.
Sampang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).

Anda mungkin juga menyukai