Anda di halaman 1dari 3

Kesejahteraan sosial merupakan keseluruhan usaha yang terorganisir

dan mempunyai tujuan yang sama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat
pedesaan dapat dilihat berdasarkan konteks sosialnya. Menurut
Sulistiati(2004:25), “kesejahteraan sosial mencakup berbagai unsur kebijakan
dan pelayanan dalam kehidupan masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial,
pendidikan, kesehatan, perumahan, dan rekreasi budaya”. Sedangkan dalam
konteks Indonesia sendiri menurut Huda (2009: 73), “kesejahteraan sosial dapat
dimaknai dengan terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok, atau masyarakat
dalam hal material, spiritual maupun sosial”.

Masalah gizi buruk tentunya sangat disayangkan karena kita ketahui anak
merupakan calon generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, upaya
pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak.Berkaitan dengan hal tersebut maka
anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara bertanggung jawab
sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan
optimal. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas)
tahun. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak tersebut menjadi
tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah,dan pemerintah daerah.

Keadaan gizi sesorang yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah


sesorang tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah). Gizi salah adalah
gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan dan atau
keseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan atau
produktivitas (siswanto 2001).Status gizi juga dapat merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara makanan yang dimasukkan kedalam tubuh dengan
kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut (supariasa, dkk, 2002). Status gizi balita
merupakan indicator yang dapat digunakan untuk menunjukkan kualitas hidup
suatu masyarakat dan juga memberikan interfresi sehingga akibat lebih buruk
dapat dicegah dan perencanaan lebih baik dapat mencegah anak-anak yang lain
dari penderitaan yang sama (soekerman, 2000). Dalam Kecukupan gizi perlu di
perhatikannya yaitu

1. Pemberian Makanan Tambahan

Kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan


yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan
memperhatikan aspek mutu keamanan pangan. Serta mengandung nilai
gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian makanan tambahan
(PMT) ada dua macam yaitu : pembeian makanan pemulihan dan
pemberian makanan penyuluhan, memiliki tujuan yang sama untuk
memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian


bayi keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
mencukupi. Berbeda dengan kasus stanting maka gizi buruk dapat diperbaiki
dengan memberikan gizi yang baik maka pertumbuhan anak masih dapat
meningkat. Oleh sebab itu kegiatan ini dilakukan untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizi anak balita gizi buruk dengan program pemberian makanan
tambahan (PMT) pemulihan.Makanan tambahan pemulihan ditambahkan
berbasis makanan local. Karena bahan tersebut terbatas maka ditambah dengan
makanan pabrik yang tersedia diwilyah setempat dengan memperhatikan
kemasan, label, kemasan kadarluarsa untuk keamanan pangan. Undung-undang
nomer 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah yaitu pemerintah daerah yang
mengatur dan megurusi sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan untu terwujudnya kesejahteraan masyarakat, memalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, keadilan.
Agustina SA, Rahmadhena MP. Analisis determinan masalah gizi balita. J
Kesehat. 2020;7(2):353-360.

Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri


kesehatan republik indonesia nomor 2 tahun 2020 tentang standar
antropometri anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020:1-78. [sitasi 25 Maret2022].Dalam: (kemkes.go.id)

keputusan Menteri Kesehatan RI, No 920/Menkes/SK/VII/2002, Tentang


Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun. (uns.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai