risiko respons kemoterapi yang buruk sebesar 8.3 kali (OR= 8.33; IK 95% = 2,038 –
34,070; p = 0,003) dibandingkan dengan ekspresi p53 yang rendah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amijaya dkk. (2020), dimana ekspresi p53
dengan ekspresi p53 wild type. Dari 35 subyek, 77,14% resisten terhadap kemoterapi,
17,41% dengan ekspresi p53 mutan positif. Namun, hasil analisis multivariat pada
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada kanker serviks stadium II, ekspresi p53
mutan tidak berhubungan dengan respons kemoterapi neoadjuvan yang lebih buruk (OR
berhubungan dengan respons kemoterapi neoadjuvan yang lebih buruk (OR 12,863; CI
Penelitian yang dilakukan oleh Muhartono (2021) juga menyatakan bahwa terdapat
korelasi yang bermakna antara tingkat imunoekspresi p53 dan tingkat respons kemoterapi
neoadjuvan (p=0,000). Semakin tinggi tingkat imunoekspresi p53, semakin buruk respons
terhadap kemoterapi neoadjuvan. Penelitian lain oleh Aminah dkk. (2011) melaporkan
bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara imunoekspresi p53 dengan respons klinis
pemberian kemoterapi cisplatin (p<0,05) nilai OR sebesar 2,8, CI 95% 1.387-5.654. Sel
kanker serviks dengan imunoekspresi p53 positif mempunyai risiko respons kemoterapi
cisplatin yang buruk sebesar 2,8 kali (Muhartono and Hanriko, 2012)
Dalam interpretasi hasil pengecatan imunohistokimia pada penelitian ini, p53 yang
terpulas diinterpretasikan sebagai p53 normal atau wildtype apabila terpulas secara lemah
sampai sedang pada nukleus sel tumor dan sebanding dengan intensitas pulasan pada
jaringan normal. Sedangkan p53 mutan atau abnormal adalah tipe pulasan yang
menunjukkan 2 jenis gambaran: 1) overekspresi kuat pada seluruh tumor, atau 2) tidak
adanya pulasan (complete absent staining) pada sel tumor dengan pembanding kontrol
internal menunjukkan pola wild type atau normal. Dengan demikian, p53 yang terpulas
menunjukkan overeskpresi pada penelitian ini adalah protein p53 mutan. Penelitian ini
menggunakan antibody p53 (DO-1) yang mampu mendeteksi baik protein p53 mutan atau
wild type. Pada fase awal karsinogenesis serviks, protein p53 mengalami inaktivasi oleh
mutasi gen p53 sehingga peristiwa ini merupakan late event. Lebih dari 75% mutasi pada
p53 menyebabkan gangguan fungsi dari p53 wild type yang bersifat mengurangi efektivitas
protein maupun meningkatkan fungsi protein p53 wild type. Mutan p53 biasanya memiliki
kemampuan bertahan dari degradasi protein, sehingga overekspresi p53 dapat menilai
Deregulasi fungsi p53 wild type maupun mutasi pada gen p53 itu sendiri akan
memberikan efek pada jalur apoptosis melalui mekanisme deregulasi ekspresi protein-
protein apoptosis seperti Bax, Bcl-2, Nova dan Puma. p53 mutan memicu peningkatan
ekspresi protein anti apoptosis seperti Bcl-2. Bcl-2 selanjutnya mencegah pelepasan
cytochrome c dari mitokondria sehingga terjadi hambatan pada proses apoptosis. Selain itu,
mitochondrial apoptosis induced channel (MAC) pada membran luar mitokondria. Selain
pensinyalan yang terlibat dalam kesintasan sel (cell survival) seperti jalur NF-kB dan
PI3/AKT (Chen dkk. 2018). Aktivasi jalur pensinyalan NF-kB berperan dalam proses
imunoregulasi, inflamasi, proliferasi sel, apoptosis dan karsinogenesis. (Chen dkk. 2018).
Jalur ini meregulasi ekspresi protein-protein penting untuk kesintasan sel seperti Survivin,
Bcl-2, Bcl-X dan XIAP yang selanjutnya memicu resistensi terhadap agen kemoterapi.
Hal ini terbukti pada studi in vivo dan in vitro yang dilakukan oleh Haiyan Zhu dkk., di
mana aktivasi jalur NF-kB menghambat efektivitas obat kemoterapi melalui mekanisme
hambatan pada jalur apoptosis sel (Zhu dkk, 2016). Jalur pensinyalan PI3K/AKt juga
mengatur kesintasan sel, progresi siklus sel, pertumbuhan serta metabolisme sel kanker.
Overekspresi Akt terlihat hampir di semua tumor padat dan terbukti dapat memicu
terjadinya resistensi kemoterapi paklitaksel pada tumor. Akt juga memicu fosforilasi
protein Bad pada residu Ser136/Ser112 yang selanjutnya memicu hambatan pada ekspresi
Penelitian yang dilakuan oleh Huang dkk. (2019), menyatakan ketika p53 wild type
berubah menjadi p53 mutan, hal ini dapat mempengaruhi apoptosis intrinsik melalui tiga
cara dengan mengatur ekspresi dan aktivitas BAX.Pertama, p53 akan kehilangan fungsi
regulasi transkripsi BAX, yang secara langsung menyebabkan penurunan kadar protein
BAX dan menghambat apoptosis. Kedua, p53 akan kehilangan fungsi pengaturan PUMA,
yang merupakan aktivator hulu penting BAX, sehingga menurunkan aktivitas BAX dan
apoptosis. p53 mutan tidak dapat mengikat promotor PUMA untuk memulai transkripsi
akibat perubahan konformasi, oleh karena itu, p53 akan kehilangan fungsinya sehingga
bahwa p53 wild type dapat langsung mengaktifkan BAX melalui interaksinya dan
aktivitas fungsi-fungsi di mana p53 tidak lagi berperilaku sebagai penekan tumor
melainkan sebagai onkogen. Misalnya, beberapa mutasi pada p53 membantu sel kanker
resistensi terhadap kemoterapi. p53 mutan dapat menginduksi ekspresi miRNA yang
mengakibatkan penghambatan gen yang terlibat dalam siklus sel. Ekspresi miR128-2
diinduksi oleh p53 mutan yang mengakibatkan penghambatan siklus sel yang melibatkan
resistensi kemoterapi. p53 mutan juga telah terbukti meningkatkan resistensi obat melalui
peningkatan transkripsi gen MDR1 meskipun tidak mengikat langsung terhadap promotor
MDR1, melainkan berinteraksi dan bekerja sama dengan faktor transkripsi ETS-1 untuk
mempromosikan ekspresi MDR1 dan meningkatkan kelangsungan hidup sel pada berbagai